Anda di halaman 1dari 1

MENGAPA INJIL DALAM MISA DICIUM

Dalam Liturgi awal Gereja, penghormatan khusus terhadap Injil dilakukan oleh semua orang yang
hadir. Saat ini, sesuai dengan instruksi bapa Paus, praktik itu hanya dikenakan kapada para imam atau
diakon setelah membacanya.
Tradisi mencium Injil adalah sebuah tradisi kuno yang sarat akan makna. Dalam buku “The Sacrifice
of the Mass”, Nikolaus Gihr menjelaskan, “Kitab Injil, atau lebih tepatnya, teks suci Injil secara umum,
mewakili Juruselamat kita sendiri dan, karenanya, sama (seperti gambar-gambar zaman itu). Setelah
mencicipi dan berpengalaman dengan Injil betapa manisnya Tuhan, betapa sempurnanya ajaran-Nya,
betapa baik dan menyegarkan penghiburan dan janji-janji-Nya, yang jantung imam meluap dengan
kebahagiaan dan sukacita, dan dia mengecup kata-kata dari kehidupan abadi, untuk bersaksi tentang
penghormatannya yang mendalam, cintanya yang besar dan bersemangat untuk mereka. ”
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Yesus hadir dalam cara yang khusus ketika Firman-Nya
diberitakan dalam perayaan Ekaristi, “Ia hadir dalam firman-Nya, karena Ia sendiri yang berbicara saat
Kitab Suci dibaca dalam Gereja.” Tentu saja, hal Ini tidak menggantikan kehadiran nyata Yesus dalam
perayaan Ekaristi (konsekrasi), tetapi dimaksudkan untuk mengingatkan kita akan kekuatan khusus dari
Firman Allah.
Maka tidak mengherankan, bagaimana orang-orang Kristen mula-mula ingin mencium Injil ketika
dinyatakan dalam perayaan Ekaristi. Hal itu dilakukan untuk menyatakan kasih mereka kepada Allah dan
pengakuan akan kehadiran-Nya dalam Firman. Di gereja-gereja Yunani aturan yang sama juga
dilaksanakan. Pria, wanita, dan anak-anak dari jemaat masuk ke dalam gereja dan kemudian mencium
Injil. Mengutip aturan dari liturgi Koptik, bahwa orang harus mengikuti contoh dari para imam dan
mencium Injil ketika dibawa kepada mereka, setelah dibaca. Praktek ini lazim di berbagai daerah hingga
abad ke-13. Saat itu secara tegas, aturan ini diperuntukkan bagi para rohaniwan di tempat kudus.
Umat Katolik masih didorong untuk mencium Alkitab, namun tidak dalam konteks liturgi. Sangat
masuk akal mengapa tradisi lama yang mengizinkan setiap orang untuk mencium Injil bukan lagi bagian
dari liturgi, karena pada dasarnya akan memperpanjang durasi Ekaristi. Meskipun demikian, itu adalah
tradisi yang indah, tradisi yang mengakui kekuatan kata-kata Yesus dalam Injil.
Sumber : Aleteia

Anda mungkin juga menyukai