Objek kajian yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan manusia.
Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk. Dengan
demikian obyek pembahasan ilmu Akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
2. Akhlak yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Pembahasan dan penjelasan mengenai perbuatan, prilaku, sifat, dan karakter yang
harus dimiliki dan atau dihindari dinukilkan/disarikan dari ajaran-ajaran al-Qur’an dan al-
Hadits Rasulullah SAW.
Hubungan manusia dengan Allah – sebagai Tuhannya—maka dapat di break down sebagai
berikut :
1. Keyakinan yang benar kepada Allah. Keyakinan kepada Allah adalah ajaran-ajaran di
ilmu akhlak yang berkaitan dengan bagaimana seorang mempunyai keyakinan/kepercayaan
yang benar sesuai dengan ajaran-ajaran al-Qur’an dan al-Hadits. Diantara ajaran-ajaran
tersebut diatas adalah :
c) Beribadah kepada Allah, yang terdiri dari ibadah yang telah diatur tata cara
pelaksanaannya (mahdah), dan ibadah yaang berkaitan kedudukan manusia sebagai khalifah
Allah (ghairu mahdah).
3. Keyakinan bahwa Allah mempunyai sifat yang baik (dalam al asmaul husna).
Selain itu, untuk menilai apakah perbuatan/akhlak itu baik atau buruk diperlukan
pula tolak ukur, yang baik atau buruk menurut siapa, dan apa ukurannya. Imam Al-Ghazali
membagi tingkatan keburukan akhlak menjadi empat macam, yaitu:
Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya
sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang dianggapnya baik. Maka pelakunya disebut
al-jahil al-dhollu al-fasiq.
Menurut Imam Al-Ghazali, tingkatan keburukan akhlak yang pertama, kedua dan
ketiga masih bisa dididik dengan baik, sedangkan tingkatan keempat sama sekali tidak bisa
dipulihkan kembali. Karena itu, agama Islam membolehkannya untuk memberikan hukuman
mati bagi pelakunya, agar tidak meresahkan masyarakat umum. Sebab kalu dibiarkan hidup,
besar kemungkinannya akan melakukan lagi hal-hal yang mengorbankan orang banyak.
Banyak sekali petunjuk dalam agama yang dapat dijadikan sarana untuk memperbaiki
akhlak manusia, antara lain anjuran untuk selalu bertobat, bersabar, bersyukur, bertawakal,
mencintai orang lain, mengasihani serta menolongnya. Anjuran-anjuran itu sering
didapatkan dalam ayat-ayat akhlak, sebagai nasihat bagi orang-orang yang sering melakukan
perbuatan buruk.