Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA
BAB 3
UJI PROTEIN

NAMA : SHAFA QAULAN SYADIDA


NIM : 215100501111041
KELAS :Q
KELOMPOK : Q4
ASISTEN : RIZKY FAHMI NUGRAHA

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


DEPARTEMEN ILMU PANGAN DAN BIOTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

BAB IV
UJI PROTEIN
A. Pre-lab
1. Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode Bradford?
Metode bradford ialah metode analisis protein secara kuantitatif. Prinsip analisis
protein jenis ini digunakan dalam analisis protein pada suatu bahan yang jumlah atau kadar
proteinnya rendah. Metode bradford menggabungkan prinsip pengikatan zat warna (dye
binding) dengan prinsip absorbansi atau penyerapan zat warna pada panjang gelombang
fleksibel dengan menggunakan spektrofotometer. Prinsip analisis protein dengan metode
bradford yaitu dengan menentukan kadar protein berdasarkan pengikatan zat warna secara
langsung pada kondisi pH asam (Atma, 2018).

2. Bagamana mekanisme reaksi yang terjadi pada metode Bradford!


Reagen berupa zat warna yaitu CBB G-250 digunakan dalam metode bradford ini.
Mekanisme reaksi yang terjadi pada metode bradford adalah pada saat kondisi netral, CBB
G-250 akan berinteraksi dengan asam amino hidrofobik. Sedangkan gugus sulfonate anion
pada CBB G-250 berikatan dengan bagian kation milik asam amino arginin, histidin, dan
leusin. Kemudian pada kondisi basa (anion), tidak ada interaksi antara CBB G-250 dengan
asam amino hidrofobik, sedangkan gugus sulfonate anion pada CBB G-250 berikatan
dengan bagian kation milik asam amino arginin, histidin, dan leusin. Terakhir pada kondisi
asam (kation), tidak ada interaksi antara CBB G-250 dengan asam amino (Hadinoto &
Syukroni, 2019).

3. Jelaskan alasan penggunaan BSA sebagai kurva standar?


BSA atau Bovine Serum Albumine merupakan protein dengan kandungan protein
yang berlimpah dalam plasma. BSA mengandung 20 macam asam amino. BSA digunakan
sebagai kurva standar BSA karena menjadi dasar penentuan konsentrasi kadar protein yang
ada dalam larutan. BSA memberikan keakuratan tinggi dalam menentukan kadar protein
sehingga digunakan sebagai larutan pembanding atau larutan standar (Ma et al., 2020).
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

Diagram Alir Revisi


1. Pembuatan Kurva Standar BSA Kurva Standar BSA
0,1 gram BSA

10 ml aquades
Dilarutkan

Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi

0 ml 0,2 ml 0,4 ml 0,6 ml 0,8 ml 1 ml 1,2 ml 1,4 ml


(blanco) + + + + + + +
+ 9,8 ml 9,6 ml 9,4 ml 9,2 ml 9 ml 8,8 ml 8,6 ml
10 ml aquades aquades aquades aquades aquades aquades aquades
aquades

Divortex

Diambil masing-masing 0,05 ml larutan


dan dipindahkan ke tabung reaksi baru

2,5 ml reagen Bradford

0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml


aquades + + + + + + +
(blanko) 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml
+
2,5 ml

Divortex

Disimpan pada suhu ruang selama 2-10 menit

Diukur masing-masing absorbansi


pada panjang gelombang 595 nm

Hasil
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

2. Penetapan Kadar Protein Sampel Metode Bradford


a. Pembuatan blanko

2,5 ml reagen Bradford

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

0,2 ml aquades

divortex

Hasil

b. Penetapan Kadar Protein Sampel

2,5 ml ekstrak enzim kasar

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


0,2 ml reagen
bradford
divortex

Disimpan pada suhu ruang selama 2-10 menit

Diukur absorbansi pada panjang gelombang 595 nm

Diplotkan pada persamaan kurva standar BSA

Hasil
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

B. Diagram Alir C. Analisa Prosedur


1. Pembuatan Kurva Standar BSA Kurva Standar BSA 1. Menyiapkan BSA (Bovine Serum Albumin) dengan berat 0,1
gram yang akan digunakan sebagai larutan standar dalam
0,1 gram BSA
pengujian protein.
10 ml aquades 2. Lalu ditambahkan 10 ml aquades dimana aquades ini
Dilarutkan nantinya akan berperan sebagai pelarut BSA.
3. Dimasukkan larutan BSA ke 8 tabung reaksi dengan masing-
masing sebanyak 0 ml (blanko); 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8
Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi ml; 1 ml; 1,2 ml; dan 1,4 ml. Lalu didalam tabung yang telah
ditambahkan BSA tersebut ditambahkan dengan aquades
sebanyak volume total dari masing-masing larutannya
menjadi 10 ml. Perlakuan ini bertujuan untuk mencari nilai
0 ml 0,2 ml 0,4 ml 0,6 ml 0,8 ml 1 ml 1,2 ml 1,4 ml
absorbansi pada volume BSA dengan konsentrasi yang
(blanco) + + + + + + +
variatif sehingga nantinya dapat digunakan sebagai
+ 9,8 ml 9,6 ml 9,4 ml 9,2 ml 9 ml 8,8 ml 8,6 ml pembanding.
10 ml aquades aquades aquades aquades aquades aquades aquades 4. Diampuran larutan dari kedelapan tabung reaksi akan
aquades divortex dengan tujuan menghomogenkan larutan agar
tercampur secara merata
5. Diambil masing-masing 0,05 ml larutan yang terdapat
didalam tabung reaksi dan memindahkan kedalam tabung
Divortex reaksi baru.
6. ditambahkan reagen barfoed pada setiap tabung reaksi
sebanyak 2,5 ml reagen barfoed yang akan berperan sebagai
Diambil masing-masing 0,05 ml larutan reagen dalam pengujian kadar protein.
dan dipindahkan ke tabung reaksi baru 7. Disiapkan 8 tabung reaksi dan mengisi tabung reaksi yang
lertama dengan larutan blanko berisi aquades
2,5 ml. Kemudian campuran larutan tersebut dimasukkan
2,5 ml reagen Bradford kedalam 7 tabung reaksi masing-masing 0,05 ml dan
ditambahkan aquades sebanyak 2,5 ml.
8. Dicampurkan larutan pada tabung reaksi divortex agar
0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml 0,05 ml tercampur secara merata.
aquades + + + + + + + 9. Setelah itu simpan larutan pada suhu ruang selama 2-10 menit
(blanko) 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml hingga reagen bereaksi.
+ 10. Diukur masing-masing nilai absorbansi pada panjang
2,5 ml gelombang 595 nm agar dapat diketahui nilai absorbansi
masing-masing larutan.
11. Didapatkan hasil berupa nilai absorbansi masing-masing
larutan standar BSA untuk dilanjutkan dengan membuat
Divortex kurva standar

Disimpan pada suhu ruang selama 2-10 menit

Diukur masing-masing absorbansi


pada panjang gelombang 595 nm

Hasil
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

2. Penetapan Kadar Protein Sampel Metode Bradford


a) Pembuatan Blanko a) Pembuatan Blanko
1. Diapkan yaitu 2,5 ml reagen Bradford. Reagen Bradford berisi
2,5 ml reagen Bradford pewarna Commassie Brilliant Blue (CBB) yang akan berikatan
dengan protein didalam larutan yang bersifat asam sehingga

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi menghasilkan warna kebiruan.


2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
0,2 ml aquades
3. Ditambahkan 0,2 ml aquades yang berfungsi sebagai pelarut.
divortex 4. Divortex hingga larutan homogen
5. Didapatkan hasil
Hasil
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

b) Penetapan Kadar Protein Sampel


b) Penetapan Kadar Protein Sampel
2,5 ml ekstrak enzim kasar
1. Disiapkan yaitu 2,5 ml esktrak enzim kasar.
2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3. Ditambahkan 0,2 ml reagen Bradford. Reagen Bradford berisi
pewarna Commassie Brilliant Blue (CBB) yang akan berikatan
0,2 ml reagen
bradford dengan protein didalam larutan yang bersifat asam sehingga
menghasilkan warna kebiruan.
divortex 4. Divortex hingga larutan homogen.
5. Disimpan pada suhu ruang selama 2-10 menit.
Disimpan pada suhu ruang selama 2-10 menit 6. Diukur absorbansi pada panjang gelombang 595 nm yang
merupakan panjang gelombang maksimum.
Diukur absorbansi pada panjang gelombang 595 nm 7. Diplotkan pada persamaan kurva standar BSA agar mengetahui
kurva dari sampel yang telah diketahui absorbansinya.
8. Ddidapatkan hasil
Diplotkan pada persamaan kurva standar BSA

Hasil
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

D. Pertanyaan
1. Bagaimana reagen Bradford dapat digunakan untuk menentukan kadar protein pada
sampel?
Reagen bradford dapat digunakan untuk menentukan kadar protein pada
sampel karena mengandung Coomassie Brilliant Blue (CBB). Coomassie Brilliant
Blue atau CBB ini akan berikatan dengan protein pada suasana asam sehingga dapat
membentuk kompleks kebiruan. Karena menghasilkan warna, maka dapat diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometri (Lambert-Beer) dengan panjang
gelombang 465-595 nm atau cahaya tampak (Utami dkk, 2016).

2. Senyawa apa yang terukur pada metode Bradford?

Senyawa yang terukur pada metode bradford ini adalah konsentrasi protein.
Metode ini menggunakan coomassie brilliant blue atau CBB untuk mengikat protein
dan mengubah warna pada larutan yang mengandung protein tersebut menjadi
berwarna biru. Setelah dihasilkan warna tersebut barulah dapat diukur
absorbansinya secara kalorimetri. Setelah itu didapatkan persamaan kurva standar.
Dari kurva standar tersebut didapatkan persamaan kurva standar yang digunakan
untuk mengitung kadar protein yang ada pada sampel (Sari & Fadhilah, 2021).

3. Sebutkan kelebihan metode Bradford dibandingkan metode lainnya dalam uji protein!

Metode bradford merupakan metode yang paling banyak digunakan karena


lebih cepat dan akurat dalam menentukan kadar protein. Jika dibandingkan dengan
metode lain, metode bradford ini dapat dikatakan lebih baik. Kelebihan yang
dimiliki oleh metode bradford ini yaitu metode ini 4x lebih sensitif dibandingkan
dengan metode lowry. Selain itu metode bradford juga lebih stabil dan selektif untuk
menentukan kadar protein pada suatu sampel (Hadinoto & Ikbal, 2019).

4. Jelaskan hubungan aktivitas protease dengan kadar protein pada suatu sampel!
Hubungan aktivitas protease dengan kadar protein pada suatu sampel
berbanding terbalik. Semakin tinggi aktivitas enzim maka kadar proteinnya semakin
rendah dan sebaliknya semakin rendah aktivitas enzim maka kadar proteinnya
semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena jika aktivitas enzim rendah maka
mengindikasikan bahwa masih banyak protein yang belum terhidrolisis oleh enzim
protease sehingga kadar proteinnya juga akan semakin banyak (Faizah, 2017).
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

E. Hasil dan Pembahasan


1. Metode Bradford
Tabel 1. Absorbansi Standar BSA
(X) STD BSA (Y) Absorbansi
S1 0,030
S2 0,053
S3 0,084
S4 0,115
S5 0,123
S6 0,154
S7 0,164

Kurva Standar BSA :


Kurva Standar BSA
0.2
0.18 y = 0.023x + 0.0114
0.16 R² = 0.9808
0.14
Axis Title

0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Axis Title

(Y) Absorbansi Linear ((Y) Absorbansi)

Persamaan Kurva Standar :


y = 0.023x + 0.0114
R2 = 0.9808

Tabel 2. Kadar protein metode biuret


Konsentrasi
Sampel Absorbansi
(mg/ml)
Sampel 1 0,623 27.037
Sampel 2 0,196 8.473
Sampel 3 0,644 27.95
Sampel 4 0,182 7.863
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

Perhitungan

Persamaan kurva standar:


y = 0.023x + 0.0114
x = konsentrasi protein pada sampel

1. Diketahui: y = 0.623
Ditanya : x?
Jawab :
y = 0.023x + 0.0114
𝑦−0.0114
x= 0.023
0.623−0.0114
x= 0.023
x = 27.037 mg/ml

2. Diketahui : y = 0.196
Ditanya : x?
Jawab :
y = 0.023x + 0.0114
𝑦−0.0114
x= 0.023
0.196−0.0114
x=
0.023
x = 8.473 mg/ml

3. Diketahui : y = 0.644
Ditanya : x?
Jawab :
y = 0.023x + 0.0114
𝑦−0.0114
x= 0.023
0.644−0.0114
x= 0.023
x = 27.95 mg/ml

4. Diketahui : y = 0.182
Ditanya : x?
Jawab :
y = 0.023x + 0.0114
𝑦−0.0114
x= 0.023
0.182−0.0114
x= 0.023
x = 7.863 mg/ml
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

Bahas dan bandingkan data-data dalam uji protein menggunakan metode Bradford!

Pada praktikum ini digunakan 4 sampel yaitu sampe 1, sampel 2, sampel 3 dan
sampel 4. Diketahui nilai absorbansi keempat sampel tersebut yaitu sampel 1 sebesar
0.623, sampel 2 sebesar 0.196, sampel 3 yaitu 0.644, dan sampel 4 yaitu 0.182. Langkah
pertama yaitu membuat kurva standar dari nilai absorbansi keempat sampel yang sudah
diketahui. Dari kurva standar tersebut didapatkan persamaan kurva standar yaitu y =
0.023x + 0.0114. rumus tersebut digunakan untuk mencari konsentrasi protein pada
setiap sampel. Pada sampel 1 didapatkan konsentrasi proteinnya sebesar 27.037 mg/ml,
pada sampel 2 nilai konsentrasi proteinnya sebesar 8.473 mg/ml, pada sampel 3
didapatkan nilai konsentrasi proteinnya sebesar 27.95 mg/ml, dan pada sampel 4
didapatkan konsentrasi proteinnya sebesar 7.863 mg/ml.
Konsentrasi kadar protein dengan aktivitas enzim protease memiliki hubungan
berbanding terbalik. Semakin tinggi aktivitas enzim maka akan semakin tinggi rendah
kadar proteinnya karena protein sudah terhidrolisis menjadi asam amino oleh enzim
protease. Namun sebaliknya semakin rendah aktivitas enzim maka kadar proteinnya
semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena jika aktivitas enzim rendah maka
mengindikasikan bahwa masih banyak protein yang belum terhidrolisis oleh enzim
protease sehingga kadar proteinnya juga akan semakin banyak (Yuniati dkk, 2015).
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

F. KESIMPULAN

Praktikum uji protein ini memiliki prinsip yaitu melibatkan pewarna Coomassie
Brilliant Blue atau CBB. CBB ini akan berikatan dengan protein pada suasana asam
sehingga dapat membentuk kompleks kebiruan. Karena menghasilkan warna, maka dapat
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri (Lambert-Beer) dengan panjang
gelombang 465-595 nm atau cahaya tampak. Adapun tujuan umum dari praktikum ini yaitu
mahasiswa diharapkan akan mampu melakukan uji protein dengan benar. Sedangkan
tujuan khususnya yaitu mengetahui prinsip kerja analisis kadar protein dengan metode
Bradford dan mengukur kadar protein dengan metode Bradford.
Percobaan ini digunakan 4 sampel yaitu sampe 1, sampel 2, sampel 3 dan sampel
4. Diketahui nilai absorbansi keempat sampel tersebut yaitu sampel 1 sebesar 0.623,
sampel 2 sebesar 0.196, sampel 3 yaitu 0.644, dan sampel 4 yaitu 0.182. Langkah pertama
yaitu membuat kurva standar dari nilai absorbansi keempat sampel yang sudah diketahui.
Dari kurva standar tersebut didapatkan persamaan kurva standar yaitu y = 0.023x + 0.0114.
rumus tersebut digunakan untuk mencari konsentrasi protein pada setiap sampel. Pada
sampel 1 didapatkan konsentrasi proteinnya sebesar 27.037 mg/ml, pada sampel 2 nilai
konsentrasi proteinnya sebesar 8.473 mg/ml, pada sampel 3 didapatkan nilai konsentrasi
proteinnya sebesar 27.95 mg/ml, dan pada sampel 4 didapatkan konsentrasi proteinnya
sebesar 7.863 mg/ml.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kadar protein dengan
aktivitas enzim protease memiliki hubungan berbanding terbalik. Semakin tinggi aktivitas
enzim maka akan semakin tinggi rendah kadar proteinnya karena protein sudah
terhidrolisis menjadi asam amino oleh enzim protease. Namun sebaliknya semakin rendah
aktivitas enzim maka kadar proteinnya semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena jika
aktivitas enzim rendah maka mengindikasikan bahwa masih banyak protein yang belum
terhidrolisis oleh enzim protease sehingga kadar proteinnya juga akan semakin banyak
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

DAFTAR PUSTAKA

Atma, Yoni. 2018. Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro & Mikro Nutrien. Penerbit
Deepublish.
Hadinoto, Sugeng dan Ikbal S. 2019. “Pengukuran Protein Terlarut Air Cucian Gelembung
Renang Dan Kulit Ikan Tuna Menggunakan Metode Bradford”. Majalah BIAM 15(1):
15-20.
Ma, Gamaliel Junren, Abdul R. F., et al., 2020. “Elucidating How Different Amphipathic
Stabilizers Affect BSA Protein Conformational Properties and Adsorption Behavior”.
LANGMUIR 36(35): 10606-10614.
Nama Shafa Qaulan Syadida
NIM 215100501111041
Kelas Q
Kelompok Q4

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Faizah, M. 2017. The effect of temperature and ph on the activity protease enzyme Bacillus
subtilis from kenikir leaves (cosmos sulphureus) grown in mixed media of tofu and
bran liquid waste. [Doctoral dissertation]. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Hadinoto, S. dan Syukroni, I. 2019. Pengukuran protein terlarut air cucian gelembung renang
dan kulit ikan tuna menggunakan metode Bradford. Jurnal Majalah Biam. 15(1). 15-
20.
Sari, E. M., & Fadhilah, T. M. 2021. Determination of albumin protein levels in brownie
samples given to tuberculosis patiens. Chimica et Natura Acta. 9(2): 45-49.
Utami, P., Lestari, S., dan Lestari, S. D. 2016. Pengaruh metode pemasakan terhadap
komposisi kimia dan asam amino ikan seluang (Rasbora argyrotaenia). Jurnal
Fishtech. 5(1): 73-84.
Yuniati, R., Nugroho, T. T., dan Puspita, F. 2015. Uji aktivitas enzim protease dari isolat
Bacillus sp. galur lokal Riau. [Doctoral dissertation] Riau: Riau University.

Anda mungkin juga menyukai