Anda di halaman 1dari 38

INDENTIFIKASI ASAM AMINO,DAN PROTEIN

LINDA WENI
TEORI UMUM :
I. ASAM AMINO
 Merupakan unit terkecil/monomer penyusun
peptida dan protein
 Strukturnya terdiri atas :

- atom C asimetris
- gugus samping ( R )
- gugus NH2
- gugus karboksil COOH
KLASIFIKASI ASAM AMINO
 Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping)
 Biasanya berdasar sifat-sifat kimia, seperti:
hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya gugus
terionisasi ,atau berdasar jenis gugus samping
 Berikut gambar asam amino standar penyusun protein
berdasar klasifikasinya :
BERDASAR SIFAT GUGUS SAMPING (R)

 Sifat kimia gugus R Contoh asam amino


 Alifatik Gly, Ala, Val, Leu
 Aromatik Phe, Tyr, Trp
 Hidroksilik Ser, Thr
 Karboksilik Asp, Glu
 Mengandung Sulfur Cys, Met
 Imino Pro, Hyp
 Amino Lys, Arg
 Amida Asn, Gln
SIFAT UTAMA ASAM AMINO :

 1. Sifat amfoter: sifat zat yang bisa bertindak


sebagai asam atau basa.
 2. Sifat Zwitter Ion
 Ion yang terdiri atas dua gugus yang bermuatan berlawanan dengan sifat asam dan basa.
Dalam keadaan netral zwitter bermuatan positif (kation) dan negatif (anion). Zwitter ion dapat
bersifat sebagai buffer.

 3. Titik iso elektrik : pH pada saat muatan total asam amino = o.

 Contoh : Glisin bila ditirasi dengan NaOH didapat pKa1 = 2,34 dan pKa2 = 9,6

p I = pKa1 + pKa2
2
 4. Sifat isomerisasi : asam amino mempunyai isomer optik karena punya
atom C asimetrik asam amino L- α.
Contoh : isomerisasi asam amino alanin
II.PROTEIN

 Merupakan polipetida ( dibentuk lebih dari 50


asam amino) yang dibangun dari 4 tingkatan
struktur pembentuknya.
 Perubahan pada masing-masing tingkatan
struktur mempengaruhi sifat dan fungsi protein
 Pengklasifikasiannya dilakukan berdasar
banyak cara, spt berdasar kelarutan, bentuk,
fungsi biologis, atau struktur 3 dimensinya.
STRUKTUR PROTEIN :

 Ada 4 tingkatan struktur yang membentuk


protein :
 1. Struktur primer , merupakan urutan asam
amino yang menyusun protein yang disebutkan
dari kiri ke kanan ( dari N terminal ke C
terminal )
 Ikatan yang menstabilkan struktur ini adalah
ikatan peptida
GAMBAR STRUKTUR PRIMER
2. STRUKTUR SEKUNDER PROTEIN

 Struktur ini biasanya terjadi akibat


terbentuknya ikatan hidrogen antara asam
amino dengan asam amino lainnya,sehingga
membentuk konformasi α helix dan β sheet
 Pada konformasi α helix juga terjadi gaya Van
der Walls
GAMBAR STRUKTUR SEKUNDER
3. STRUKTUR TERSIER

 Struktur tersier adalah menjelaskan


bagaimana seluruh rantai polipeptida melipat
sendiri sehingga membentuk struktur 3
dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi oleh
interaksi antar gugus samping (R) satu sama
lain. Ada beberapa interaksi yang terlibat
STRUKTUR TERSIER
INTERAKSI IONIK

 Terjadi antara gugus samping yang bermuatan


positif (memiliki gugus –NH2 tambahan) dan
gugus negatif (–COOH tambahan).
IKATAN HIDROGEN

 Jika pada struktur sekunder ikatan hidrogen


terjadi pada ‘backbone‘, maka ikatan hidrogen
yang terjadi antar gugus samping akan
membentuk struktur tersier. Karena pada
gugus samping bisa banyak terdapat gugus
seperti –OH, –COOH, –CONH2 atau –NH2 yang
bisa membentuk ikatan hidrogen.
GAMBAR IKATAN HIDROGEN PADA STRUKTUR
TERSIER
GAYA DISPERSI VAN DER WAALS

 Beberapa asam amino memiliki gugus samping


(R) dengan rantai karbon yang cukup panjang.
Nilai dipol yang berfluktuatif dari satu gugus
samping dapat membentuk ikatan dengan
dipol berlawanan pada gugus samping lain.
GAYA VAN DER WALLS
JEMBATAN SULFIDA

 Cysteine memiliki gugus samping –SH dimana


dapat membentuk ikatan sulfida dengan –SH
pada cystein lainnya, ikatan ini berupa ikatan
kovalen sehingga lebih kuat dibanding ikatan-
ikatan lain yang sudah disebutkan di atas.
GAMBAR JEMBATAN SULFIDA
4.STRUKTUR QUARTENER
 Protein atau polipeptida yang sudah memiliki
struktur tersier dapat saling berinteraksi dan
bergabung menjadi suatu multimer. Protein
pembentuk multimer dinamakan subunit. Suatu
multimer dinamakan dimer jika terdiri atas 2
subunit, trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk
4 subunit. Multimer yang terbentuk dari subunit-
subunit identik disebut dengan awalan homo–,
sedangkan jika subunitnya berbeda-beda
dinamakan hetero–. Misalnya hemoglobin yang
terdiri atas 2 subunit alfa dan 2 subunit beta
dinamakan heterotetramer.
GAMBAR STRUKTUR QUARTENER
HAEMOGLOBIN
KLASIFIKASI PROTEIN
 Klasifikasi protein ada berbagai macam, berdasar
bentuk,fungsi, kelarutan dsb;
 Klasifikasi berdasar kelarutan :
- albumin, larut dalam air dan garam
- globulin, sedikit larut dalam air dan larut dalam
garam
- protamin, larut dalam 70-80% etanol,tidak larut
dalam air dan etanol absolut
- histon , larut dalam larutan garam, dsb
KLASIFIKASI BERDASAR FUNGSI:

 1. Protein katalitik, berupa enzim


 2. Protein transport,spt haemoglobin (pengangkut O2
dalam eritrosit, mioglobin pengangkut Fe dalam plasma
ke hati, lipoprotein dalam plasma darah berfungsi
membawa lipid membawa lipid dari hati ke organ lain
 3. Protein struktur (penyusun jaringan) spt :
keratin,kolagen utama pembentuk otot
 4. Protein pengatur, spt : hormon insulin
 5. Protein pelindung,spt : imunoglobulin
 6. Protein kontraktil , spt : aktin
 7. Protein penyimpanan , spt feritin, mioglobin
KLASIFIKASI BERDASAR BENTUK:

 1. Protein globular, mempunyai rantai


polipeptida yg berpilin serta terlipat secara
padat dengan rasio aksial( rasio panjang
terhadap lebar) kurang dari 10 , umumnya
antar 3-4, contoh : enzim
 2. Protein fibrosa : memiliki rasio aksial lebih
dari 10 , spt , banyak berfungsi dalam jaringan
ikat,kulit dsb
III. IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN :

1. Uji Ninhidrin (2,2- dihidroxyindon-1,3-dione)


 *adalah merupakan uji yang berdasarkan pada
adanya amonia, amina primer dan sekunder .
 *Uji ini dilakukan juga pada uji asam amino
dan protein. Uji dinyatakan positif bila
menghasilkan larutan berwarna ungu atau biru
tua.
 * Pada uji yang dilakukan dalam praktikum ini
uji dinyatakan positif untuk triptopan, tirosin,
bubuk tanduk dan albumin
REAKSI NINHIDRIN
2.UJI XANTOPROTEIN
 Uji ini adalah uji untuk menunjukkan adanya gugus
benzen pada asam amino atau protein
 Terjadi reaksi nitrasi pada cicin benzen
 Uji ini positif untuk tirosin,fenil alanin dan triptopan
 Warna putih setelah penambahan H2SO4 pekat akan
berubah jadi kuning bila dipanaskan dan akan
berubah jadi orange dalam suasana basa
 Uji positif untuk tryptopan, tirosin, bubuk tanduk dan
albumin.
REAKSI XANTOPROTEIN
3. UJI FOHL

 Uji ini adalah uji untuk identifikasi adanya


Sulfur (S) pada asam amino/protein
 Uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan hitam dari PbS
 Hasil uji positif didapatkan pada sistein,bubuk
tanduk dan albumin.
REAKSI FOHL

 R-C=O + Pb(CH3COO)2 NaOH PbS


 NH2

 Catatan: R (rantai samping mengandung gugus


Sufida (S))
4. UJI HOPKIN COLE

 Uji spesifik untuk asam amino dan protein yang


mengandung triptopan/yang mengandung
cincin indol
 Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
cincin ungu
 Hasil positif diberikan oleh triptopan, bubuk
tanduk dan albumin
REAKSI HOPKIN COLE
5. UJI BIURET

 Merupakan uji reaksi umum untuk


mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada
peptida/ protein
 Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
kompleks Cu dan gugus –CO dan NH dalam
suasana basa
 Hasil positif ditunjukkan oleh bubuk tanduk

 dan albumin
REAKSI BIURET

Catatan: Untuk kolagen tidak dilakukan, namun secara teori kologen


hanya positif ubtuk uji Biuret
LINK VIDEO PRAKTIKUM PBM2

 https://drive.google.com/folderview?id=1-
3Z2mZG7NxCEvUt8ZM58CQU834at5wzx
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai