Pada kesempatan yang mulia ini, melalui mimbar khotbah ini, saya berwasiat kepada hadirin sekalian
dan terlebih kepada diri saya sendiri untuk sama-sama meningkatkan takwa kita kepada Allah Swt.
dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Marilah kita syukuri
segala nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah kepada kita, dengan harapan semoga kita termasuk
golongan hamba yang diberi kebaikan di dunia dan akhirat, amin.
Memberi makan orang fakir dan miskin adalah anjuran yang sangat ditekankan dalam Islam. Rasulullah
Saw. pernah bersabda:
"Barangsiapa yang dalam hidupnya memberi makan orang miskin untuk mencari rida Allah, maka ia
akan masuk surga." (HR. Ahmad)
Akan tetapi, memberi makan orang miskin tidak selalu soal memberi makanan saja, namun juga pakaian,
tempat tinggal yang layak, pendidikan, dan lain sebagainya. Persoalan “memberi makanan” ini hanyalah
sebatas kelaziman karena masalah makanan memang selalu menjadi hal penting di antara keperluan-
keperluan lain yang dibutuhkan oleh orang miskin. Di dalam QS. Al-Muddassir ayat 38-47 dijelaskan
bahwa penyebab seseorang masuk neraka ada 3, yaitu meninggalkan salat, mendustakan atau tidak
beriman terhadap hari kiamat, serta tidak memberi makan atau mengabaikan orang miskin.
Maka jelas bahwa seseorang akan masuk neraka ketika ia tidak mau memperhatikan nasib orang miskin.
Karena pada dasarnya mengabaikan problem orang miskin sama halnya dengan mendustakan agama.
Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt. sebagai berikut:
َواَل يَحُضُّ ع َٰلي طَ َع ِام ْال ِم ْس ِك ْي ِن،ك الَّ ِذيْ يَ ُد ُّع ْاليَتِ ْي َم
َ ِ فَ ٰذل،اَ َر َءيْتَ الَّ ِذيْ يُ َك ِّذبُ بِال ِّد ْي ِن.
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan
tidak mendorong memberi makan orang miskin" (QS. Al-Ma’un: 1-3)
Mengabaikan nasib orang miskin tidak hanya mengakibatkan kehancuran di akhirat. Di dunia pun ia akan
ditimpa kehancuran. Mereka para fakir miskin adalah manusia yang emosional, mudah tersinggung, dan
gampang dipengaruhi. Mereka akan mengabdi menjadi masyarakat yang baik apabila nasib mereka
diperhatikan, diurus, dan diperbaiki. Tetapi sebaliknya, ia bisa menjadi perusak masyarakat manakala
keadaan mereka ditelantarkan.
ْ َوقُلْ َربِّ ا ْغفِر، َوتَقَب ََّل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم، َونَفَ َعنِ ْي َواِيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه ِمنَ ال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم،آن ْال َع ِظي ِْم
ِ ْبَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي ْالقُر
ِ وارْ َح ْم َواَ ْنتَ َخ ْي ُر الر.
ََّاح ِم ْين َ