Anda di halaman 1dari 2

Konflik Aceh Dengan Jawa

Sebuah fakta bahwa beberapa orang mengatakan orang Jawa mudah diterima di mana
pun mereka berada. Bukti nyatanya yaitu ialah keberadaan mereka yang “meng-
Indonesia”.

Hal tersebut dapat dilihat dari kebiasaan/adat, perangai yang lembut, dan etos kerja
yang tinggi menjadikan masyarakat Jawa mudah diterima di semua wilayah di mana
mereka tinggal.

Kenyataannya, sebenarnya orang Jawa tidak mutlak disenangi oleh semua orang
Indonesia. Salah satunya Aceh, daerah yang bisa dikatakan kurang bisa untuk
menerima orang Jawa.

Sama seperti adanya selentingan yang mengatakan wanita Sunda “terlarang” untuk
menikahi orang Jawa. Nah, ada pula yang bilang kalau orang Aceh tidak senang atau
tidak suka dengan orang-orang Jawa dari dulu.

Alasan terjadinya konflik antara kedua suku ini juga karena adanya perbedaan budaya
antara keduanya. Terkait dengan penyebab lainnya yakni sebagai berikut:

Belanda dan Jawa menyerang Aceh Janji orang Jawa kepada orang Aceh ditolak kish
daud menyesal, yang juga membenarkan Aceh diangkat sebagai presiden DOM oleh
Presiden Soeharto.

 Orang Jawa pernah menyerang Aceh;


 Adanya janji orang Jawa kepada masyarakat Aceh, namun di ingkari;
 Kisah daud bereud yang sangat mengenaskan; dan
 Aceh pernah dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM) oleh presiden Soeharto.
KONFLIK POSO
Berbeda dengan perselisihan agama di Aceh, konflik di Poso pada tahun 2000
tidak berhasil dibendung.
Permasalahan antara dua agama ini terjadi selama bertahun-tahun.
Perselisihan politik itu awalnya terjadi karena masalah agama.
Pada tahun 1990-an, Poso dipenuhi oleh penduduk beragama Islam.
Namun, seiring berjalannya tahun, banyak orang luar yang datang ke Poso
sehingga agama Kristen menjadi dominan.
Kurangnya peran pemerintah membuat konflik ini berlangsung selama puluhan
tahun dengan jumlah korban jiwa sangat tinggi.
Perselisihan agama ini berakhir di tahun 2001 setelah adanya mediasi oleh
mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

Anda mungkin juga menyukai