Anda di halaman 1dari 57

MODUL 05

ADMINISTRASI DAN PENGENDALIAN KONTRAK


PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN PELAKSANAAN
KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI
RANCANG DAN BANGUN

2018
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Modul Administrasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun sebagai Materi Substansi dalam
Pelatihan Peningkatan Keahlian Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Kontrak
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
Manajemen Konstruksi Tingkatan kompetensi yang ditargetkan adalah pada
tingkat lanjutan, dimana diharapkan peserta, setelah mengikuti pelatihan mampu
menerapkan menjelaskan prinsip-prinsip Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Kontrak
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan pada penyelenggaraan jasa konstruksi dengan
efektif dan efisien.
Modul Administrasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun disusun dalam 5 (lima) bab
yang terbagi atas 2 bab Pendahuluan dan Penutup, 3 bab Pokok pembahasan.
Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta
pelatihan dalam praktek lapangan (on the job training) dibidang peraturan
perundangan jasa konstruksi. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, dan
juga kepada staf pendukung, khususnya Tim Teknis dan Narasumber, sehingga
modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Tentunya, kami harapkan bahwa
penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka, dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Manajemen Konstruksi.

Bandung, September 2018

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.............................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat.............................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran......................................................................1
1.3.1 Kompetensi Dasar.................................................................1
1.3.2 Indikator Keberhasilan...........................................................2
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok...............................................2

BAB II ADMINISTRASI TEKNIS KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI


TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN.....................................4
2.1 Laporan Hasil Pekerjaan..............................................................4
2.2 Korenpondensi dan Pemerintah...................................................7
2.3 Kepemilikan Dokumen..................................................................7
2.4 Dokumen Penyedia Jasa..............................................................8
2.5 Standar Teknis dan Peraturan......................................................9
2.6 Rangkuman..................................................................................9
2.7 Latihan..........................................................................................10

BAB III ADMINISTRASI KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI


TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN.....................................11
3.1 Wakil Syah Para Pihak.................................................................11
3.2 Pengalihan/Sub Kontrak...............................................................11
3.3 Bentuk Pembiayaan Kontrak........................................................11
3.4 Penyesuaian Harga......................................................................14
3.5 Perubahan Jadwal Pekerjaan.......................................................14
3.6 Addendum Perubahan Kontrak....................................................15

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

3.7 Pembayaran Penyedia Jasa.........................................................18


3.8 Administrasi Jaminan...................................................................22
3.9 Rangkuman..................................................................................27
3.10 Latihan........................................................................................27

BAB IV PENGENDALIAN PELAKSANAAN SIMTEM KONTRAK


PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN
BANGUN

4.1 Pengawasan Penyelenggaraan....................................................28


4.2 Pengendalian Waktu.....................................................................35
4.3 Jaminan Mutu (Quality Assurance)..............................................37
4.4 Uji Fungsi (Test on completion)....................................................38
4.5 Rangkuman..................................................................................39
4.6 Latihan..........................................................................................40

BAB V PENUTUP............................................................................................41
5.1 Simpulan.......................................................................................41
5.2 Tindak Lanjut................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................43
GLOSARIUM....................................................................................................44
KUNCI JAWABAN...........................................................................................46

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi
Modul Administrasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak pada
penyelenggaraan Pekerjaan Sistem Kontrak Konstruksi Terintegrasi Rancang
dan Bangun terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama adalah membahas administrasi teknis dan
pengendalian kontrak pelaksanaan pekerjaan konstruksi terintegrasi Rancang
dan Bangun. Kegiatan belajar kedua membahas administrasi kontrak
pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang dan bangun, kegiatan belajar
mengajar ke tiga adalah aspek permasalahan yang ditemukan pada
administrasi teknis pelaksanaan maupun pada administrasi kontraknya
termasuk pada pengendaliannya.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk dapat
memahami Administrasi keseluruhan proyek dan untuk itu setiap kegiatan
belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat
penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini

Persyaratan
Sifat pembelajaran dalam pelatihan ini adalah andragogy. (belajar orang
dewasa) dan Widyaiswara/pengajar bertindak sebagai fasilitator/coaching.
Untuk itu peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak dengan seksama
penjelasan dari pengajar dan melakukan diskusi ataupun sharing secara
interaktif dengan pengajar maupun dengan peserta lainnya, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang meguraikan persiapan pelaksanaan dan
kegiatan pelaksanaan secara rinci pekerjaan Sistem Kontrak Konstruksi
Terintegrasi Rancang dan Bangun

Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, diskusi dan visualisasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/proyektor, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Modul Administrasi dan Pengendalian Kontrak Pekerjaan Konstruksi
Terintegrasi Rancang dan Bangun ini merupakan bagian yang perlu
diketahui oleh para peserta pelatihan, untuk memberikan wawasan dalam
memahami modul-modul yang terkait lainnya.
Dalam modul ini diuraikan istilah-istilah,prinsip sebagai dasar hukum
semua ketentuan-ketentuan sesuai dengan Peraturan-Peraturan dan
pedoman-pedoman serta metoda-metoda dan juga praktek-praktek
dilapangan untuk adminitrasi teknis ,kontrak dan pengengendaliannya
sehingga para peserta pelatihan mampu melaksanakan sistem
administrasi project pada penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
terintegrasi rancang dan bangun dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Uraian dalam modul ini akan terkait dengan diklat modul yang lain, yaitu
a. Modul pelatihan Persiapan Pengadaan Pekerjaan Sistem Kontrak
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
b. Modul pelatihan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan
Sistem Kontrak Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
c. Modul pelatihan Persiapan dan Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Kontrak
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
d. Modul pelatihan Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Kontrak
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
e. Modul pelatihan Studi Kasus Pekerjaan Sistem Kontrak Konstruksi
Terintegrasi Rancang dan Bangun

1.2 Deskripsi Singkat


Mata Pelatihan ini menjelaskan Administrasi Teknis,Administrasi kontrak
dan Pengendalian pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Rancang dan Bangun

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini, para peserta
pelatihan diharapkan mampu; menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi serta berbagai aspek yang ditemukan pada tahap
Administrasi dan Pengendalian Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Rancang dan Bangun

1.3.2 Indikator Keberhasilan


Setelah mengikuti mata pelatihan Administrasi dan Pengendalian
Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang
dan Bangun ini
a. Mampu melaksanakan dan mengendalikan Administrasi Teknis
Pekerjaan Kontrak Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
b. Mampu melaksanakan Administrasi Kontrak Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
c. Mampu menyelesaikan berbagai Aspek permasalahan yang
ditemukan pada Administrasi Peker-jaan Konstruksi Terin-
tegrasi Rancang dan Bangun

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1.4.1. Administrasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang
dan Bangun
a. Laporan Hasil Pekerjaan
b. Korespondensi dan perintah
c. Kepemilikan Dokumen
d. Dokumen Penyedia
e. Standar Teknis dan Peraturan

1.4.2. Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang


dan Bangun
a. Wakil Syah Para Pihak
b. Pengalihan /Sub Kontrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

c. Bentuk Pembiayaan Kontrak


d. Penyesuaian Harga
e. Perubahan Jadwal
f. Addendum
g. Pembayaran penyedia
h. Jaminan

1.4.3. Pengendalian Pelaksanaan Sistem Kontrak Pekerjaan Konstruksi


Terintegrasi Rancang dan Bangun
a. Pengawasan Pekerjaan
b. Pengendalian waktu
c. Jaminan Mutu
d. Uji Fungsi/Pengujian .

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi viii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

BAB 2
ADMINISTRASI TEKNIS SISTEM KONTRAK PEKERJAAN
KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN

2.1 Laporan Hasil Pekerjaan


Fungsi pelaporan proyek adalah sebagai berikut:
 Melaporkan kepada owner kondisi dan kemajuan proyek dari waktu ke
waktu.
 Syarat administrasi untuk pengajuan termin kepada owner
 Untuk internal bisa sebagai evaluasi progres yang telah dicapai tiap
minggu atau tiap bulannya. 

Ada beberapa jenis laporan proyek yang umum digunakan antara lain
Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan.
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
melaksanakan rekaman pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan

Untuk kepentingan penjaminan mutu (quality assurance) pelaksanaan


pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat
dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi
rencana dan realisasi pekerjaan harian.

Salah satu perbedaan antara proyek swakelola dengan kontraktor adalah


laporan keuangan. Di kontraktor tidak ada laporan keuangan kepada
owner karena merupakan privasi dari kontraktor. Berbeda dengan sistem
swakelola yang dilaporkan selain progres adalah penggunaan dana. 
Jenis-jenis laporan yang umum digunakan pada proyek selalu berisi
tentang progres lapangan sehingga owner bisa memantau pekerjaan yang
dikerjakan oleh kontraktor. Hal yang terpenting dalam pembuatan laporan
proyek adalah adanya sinkronisasi antara laporan harian, mingguan dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ix


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

bulanan. Yang dimaksud adalah volume pekerjaan pada laporan harian


harus sama dengan laporan mingguan dan bulanan. Di sini lah peran
teknik sangat dibutuhkan untuk mengolah semua laporan proyek agar
diterima dengan baik oleh owner.

Di dalam kontrak terintegrasi rancang dan bangun, pelaporan dalam


penyelesaian proyek bertitik tolak pada pencapaian output dari pekerjaan
itu sendiri, sehingga pelaporan biaya dan volume pekerjaan secara rinci
hanya berupa perhitungan biaya berdasarkan item yang ada pada as built
drawing dan bukan berupa RAB aktual seperti pada kontrak konvensional.

1) Laporan Harian (Daily Report)


Laporan harian dibuat oleh Penyedia
Laporan harian adalah laporan yang dibuat oleh pelaksana lapangan
yang kemudian diolah oleh bagian teknik. Laporan harian ini simpel
karena biasanya hanya 1 lembar kertas saja. Laporan ini memuat
beberapa informasi penting yang harus ditulis antara lain:
 Pekerjaan yang sedang dikerjakan termasuk lokasi pekerjaan.
 Cuaca pada hari tersebut, Berapa jam hujan dan berapa jam
cerah. 
 Alat-alat yang digunakan termasuk jumlah alat (alat berat, alat
pendukung, dan alat bantu)
 Bahan-bahan material yang digunakan
 Tanda tangan dari pelaksana dan konsultan pengawas.
Laporan diisi dengan tulisan tangan bukan diketik sehingga
diharapkan pelaksana selalu tertib mengumpulkan laporan harian ke
bagian teknik.

2) Laporan mingguan(Weekly Report)


terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi x


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Laporan mingguan berbeda dengan laporan harian karena isi yang


dilaporkan lebih lengkap. Laporan mingguan ini dibuat oleh teknik
berdasarkan kondisi lapangan saat itu. Pada proyek dengan sistem
kontraktor yang dilaporkan hanya progres saja kepada owner. Format
laporan mingguan ini biasanya mengikuti format RAB untuk item-item
pekerjaan. Isi dari laporan ini antara lain
 Volume RAB dan bobot dimasing-masing pekerjaan
 Volume yang sudah dikerjakan (Minggu lalu, minggu ini dan total)
 Bobot dalam persen di masing-masing item pekerjaan (Minggu
lalu, minggu ini dan total)
 Nilai kumulatif progress pada minggu ini (dalam persen)

3) Laporan Bulanan (Monthly Report)


Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan
Jenis laporan proyek yang paling lengkap adalah laporan bulanan
karena terdiri dari beberapa informasi penting yang dirangkum dalam
satu buku). Berikut isi dari laporan bulanan pada proyek dengan
sistem kontraktor. 
 Data proyek, meliputi nama proyek, nama paket, lokasi proyek,
nomor kontrak, tanggal kontrak, tanggal SPMK, waktu
pelaksanaan, Waktu serah terima pekerjaan, nama kontraktor,
nama konsultan pengawas dan sebagainya. 
 Lokasi proyek, berisi peta lokasi dan sket lokasi proyek
 Laporan progres akhir bulan
 Daftar staf di proyek tersebut
 Daftar alat yang digunakan dan jumlah alat.
 Foto dokumentasi pekerjaan 

4) Foto-foto dokumentasi Hasil Pekerjaan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xi


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PPK dan


Penyedia membuat foto-foto dokumentasi dan video dan/atau drone
pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan
Semua Dokumen Penyedia yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban
untuk menyerahkan semua Dokumen Penyedia beserta daftar
rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan dilengkapi dengan piranti lunak
(softcopy)nya. Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan
dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK

2.2 Korespondensi dan Perintah


Korespondensi - Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail
dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam
Sarat-Syarat Khusu Kontrak (SSKK).
Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan
Kontrak harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada Wakil Sah Para Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui
surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum dalam
SSKK.

Perintah - PPK dapat mengeluarkan perintah yang mungkin diperlukan


oleh Penyedia untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Kontrak.
Setiap perintah harus diberikan secara tertulis dan sesuai Kontrak. Apabila
perintah mengakibatkan perubahan kontrak, ketentuan tentang perubahan
kontrak harus diberlakukan.
Penyedia harus melaksanakan perintah PPK atau Direksi Lapangan atau
Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai dengan kewenangan yang
didelegasikan oleh PPK.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

2.3 Kepemilikan Dokumen


Semua Dokumen Penyedia sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua Dokumen Penyedia beserta
daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan dilengkapi dengan piranti lunak (softcopy)nya.

2.4 Dokumen Penyedia


Dokumen Penyedia terdiri dari dokumen teknis yang disebutkan dalam
ketentuan pengguna jasa, dokumen yang diperlukan untuk memenuhi
semua peraturan, dan dokumen terlaksana (as built document) dan/atau
manual pengoperasian dan pemeliharaan.
Dokumen Teknis sbb:
- Jangka waktu pelaksanaan
- Proposal Rancangan - pra rancangan mengacu pada basic design
- jenis pekerjaan pada pra rancangan
- tanggapan pada Employers Requirement
- Uraian pelaksanaan pekerjaan - tahapan pelaksanaan
- construction method
- sumber daya dan teknologi
- Organisasi pelaksanaan
- Manajemen pelaksanaan
- Cash flow
- Daftar personil
- Daftar peralatan utama
- Rencana K3K
- Rencana Kendali Mutu

Setiap bagian pekerjaan, kecuali sampai sebatas yang disepakati :


a. pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut tidak dapat dimulai sebelum
berakhirnya masa pemeriksaan semua dokumen penyedia yang
terkait dengan rancangan dan pelaksanaan;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xiii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

b. pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut harus sesuai dengan dokumen


penyedia, seperti yang diajukan untuk diperiksa; dan
c. apabila Penyedia ingin mengubah rancangan atau dokumen
sebelumnya, telah diajukan untuk diperiksa, Penyedia harus segera
menyampaikan pemberitahuan kepada PPK. Kemudian Penyedia
harus mengajukan kepada PPK perbaikan dokumen sesuai dengan
prosedur.

2.5 Standar Teknis dan Peraturan


Rancangan, dokumen penyedia, pelaksanaan pekerjaan, dan pekerjaan
yang diselesaikan harus memenuhi standar teknis, standar bangunan,
standar konstruksi dan undang-undang lingkungan.
Ketentuan Hukum yang berlaku untuk hasil Pekerjaan dan standar lain
yang ditetapkan dalam Ketentuan Pengguna Jasa, dapat digunakan untuk
Pekerjaan, atau ditentukan oleh ketentuan hukum yang berlaku. Semua
Ketentuan Hukum ini, yang berhubungan dengan pekerjaan dan setiap
bagian pekerjaan, haruslah yang berlaku pada saat pekerjaan atau bagian
pekerjaan diserahterimakan kepada PPK.
Rujukan dalam Kontrak terhadap standar yang dipublikasikan haruslah
dipahami sebagai rujukan edisi terakhir yang berlaku, kecuall apabila
dinyatakan lain.
Apabila perubahan atau standar baru diberlakukan, Penyedia harus
menyampaikan pemberitahuan kepada PPK dan (apabila memungkinkan)
mengajukan usulan sebagai pemenuhan ketentuan. Dalam hal:
a. PPK menentukan bahwa pemenuhan ketentuan tersebut diperlukan, dan
b. Usulan untuk pemenuhan ketentuan tersebut merupakan perintah
perubahan, selanjutnya PPK harus memprakarsai suatu perintah
perubahan

2.6 Rangkuman
Pada pelaksanaan konstruksi terkandung aspek teknis dan aspek
administrasi. Asspek teknis dapat dicermati dari aspek administrasi
karena kedua aspek ini saling mempengaruhi dan ikut menentukan baik

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xiv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

buruknya suatu pelaksanaan kontrak, atau dengan kata lain sukses


tidaknya sesuatu pekerjaan/proyek sangat tergantung dari penanganan
aspek aspek ini. Tidak diragukan lagi bahwa aspek teknis merupakan
paling dominan dalam suatu kontrak konstruksi. Aspek inilah yang menjadi
pusat perhatian para para pelaku pada pekerjaan konstruksi terintegrasi
rancang dan banguni, seolah olah apabila aspek ini berhasil dilaksanakan
proyek tersebut diangap berhasil dan sukses.
Aspek administrasi dapat menjadi alat pengendali apakah aspek teknis
dikelola dengan baik dan mencermati seluruh isi kontrak dapat dijalankan
dan dipatuhi sebagaimana mestinya.

2.7 Latihan
1. Apa fungsi sistem pelaporan dilihat dari penjaminan mutu pekerjan
(quality assurance).
2. Apa alasan Penyedia Jasa dapat meminta kompensasi pada pekerjaan
yang jadwalnya terlambat.
3. Jelaskan tentang kontrak kritis dan tindakan apa yang dapat dilakukan
oleh PPK.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xv


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

BAB III
ADMINISTRASI KONTRAK PEKERJAAN
KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN

3.1. Wakil Syah para pihak


Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh pejabat yang ditunjuk sebagai Wakil Sah Para Pihak.
Pejabat yang dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK/Penyedia adalah
Direksi Lapangan/setara Manajer Proyek dan dicantumkan dalam SSKK.

3.2. Pengalihan/Sub Kontrak


Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak
Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian
nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat
lainnya.
Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
Kontrak dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali
sebagian pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh penyedia jasa
spesialis yang telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Penawaran setelah mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.

3.3. Bentuk pembiayaan Kontrak


Pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi bentuk pembiayaan, yaitu :
1) Lump Sum;
2) harga satuan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xvi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

3) biaya tambah imbalan jasa;


4) gabungan Lump Sum dan harga satuan; atau
5) Aliansi.
Pada Peraturan Presiden (Perpres) no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah pasal 27, Ada 5 (lima) macam bentuk kontrak
konstruksi berdasarkan cara perhitungan biaya pekerjaan atau harga
borongan, yaitu:
Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya terdiri
atas :
a. Lump Sum;
b. harga satuan
c. gabungan Lump Sum dan harga satuan; atau
d. Terima Jadi (Turn Key)
e. Kontrak Payung.

Kontrak Lump Sum, merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan


dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan Kontrak

Kontrak Harga Satuan, merupakan kontrak Pengadaan Barang/ Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk setiap
satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi
volume pekerjaan; dan
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xvii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, merupakan Kontrak


Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan
Kontrak Terima Jadi (Turnkey), merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai kesepakatan
dalam Kontrak.

Kontrak Payung , berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu


tertentu untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau
waktu pengirimannya pada saat Kontrak ditandatangani

Ada 3 (tiga) macam cara perhitungan biaya pekerjaan atau harga borongan,
yaitu :
 harga pasti (fixed lump sum price)
 harga satuan (unit price)
 harga gabungan (fixed lump sum price dan unit price)

Bentuk pembiayaan Kontrak Konstruksi Terintegrasi Rancang dan


Bangun
Pada Permen PUPR No 12/PRT/M/2017 tentang Standard dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun pada
pasal 13 ayat (5) disebutkan PPK menetapkan jenis Kontrak dalam
rencangan Kontrak yang berbentuk Kontrak Lump Sum dan pada ayat(6)
disebutkan Kuantitas dan harga satuan pada analisa harga (breakdown
analysis) dalam dokumen penawaran tidak mengikat.
Pada Peraturan Pemerintah (PP) no 29 tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi memberikan batasan / definisi
mengenai bentuk kontrak kerja konstruksi dngan bentuk imbalan Lump
Sum ,pada pasal 21 :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xviii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

ayat(1) disebutkan Kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan Lump


Sum merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta
semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
yang sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan
spesifikasi tidak berubah.
Selanjutnya dalam penjelasan disebutkan :
Dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran
dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, maka harga penawaran total
tidak boleh diubah.
Perubahan hanya boleh dilakukan pada salah satu atau volume pekerjaan
atau harga satuan, dan semua risiko akibat perubahan karena adanya ko-
reksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia jasa, selan-
jutnya harga penawaran menjadi harga kontrak (nilai pekerjaan).

3.4. Penyesuaian Harga


Dalam pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang
dan Bangun (Design and Build) tidak diberlakukan penyesuaian harga
kecuali terdapat penetapan kebijakan lebih lanjut oleh Pemerintah.

3.5. Perubahan Jadwal Pekerjaan


Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat diberikan oleh PPK atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. adanya perintah perubahan pekerjaan dari PPK;
b. perubahan Ketentuan Pengguna Jasa;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali Penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar

PPK dapat menyetujui Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan atas


kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh penyedia dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xix
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

ditugaskan PPK untuk meneliti kelayakan usulan Perubahan Jadwal


Pelaksanaan Pekerjaan.
Persetujuan Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dituangkan dalam
adendum kontrak
3.6. Addendum/Perubahan Kontrak
Perubahan Kontrak dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dalam hal terjadi:
a. perubahan Ketentuan Pengguna Jasa;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan/atau
c. perubahan terkait administrasi.
a) Perubahan Ketentuan Pengguna Jasa.
Perubahan Ketentuan Pengguna Jasa dapat dilakukan atas perintah
perubahan dari PPK setelah mendapat rekomendasi teknis Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
Apabila terjadi perubahan ketentuan pengguna jasa, maka PPK
bersama Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain:
1. Menambah atau mengurangi lingkup pekerjaan;
2. Menambah atau mengurangi waktu pelaksanaan pekerjaan;dan/
atau
3. Menambah atau mengurangi harga kontrak.
Perubahan harga kontrak harus mempertimbangkan tersedianya
anggaran dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari harga
kontrak awal.
Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis
kepada Penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai
dasar penyusunan adendum kontrak.

b) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xx


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan atas


perintah perubahan dari PPK setelah mendapat rekomendasi teknis
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat diberikan oleh
PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Adanya perintah perubahan pekerjaan dari PPK;
2. Perubahan Ketentuan Pengguna Jasa;
3. Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
4. Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia; dan/atau
5. Keadaan kahar.
PPK dapat menyetujui Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis
yang diajukan oleh penyedia. PPK menugaskan Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan usulan Perubahan
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
Persetujuan Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dituangkan
dalam adendum kontrak.

c) Perubahan terkait administrasi


Perubahan administrasi dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak dikarenakan adanya pergantian pihak yang
menandatangani Kontrak, perubahan personil, perubahan alamat
korespondesi, perubahan rekening penerima, perubahan nama
Penyedia, dan sebagainya.
Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK meminta Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

d) Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia; dan/atau keadaan


kahar.
Contoh Keadaan Kahar antara lain namun tidak terbatas pada:
bencana alam, bencana non alam, bencana sosial, pemogokan,
kebakaran, gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis


terkait.
Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan
kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan
Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang.
Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar.
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.
Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan,
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara
tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum Kontrak.

Perubahan Ketentuan Pengguna Jasa dan perubahan jadwal pekerjaan


sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dapat dilakukan atas
perintah perubahan dari PPK setelah mendapat rekomendasi teknis panitia
peneliti pelaksanaan kontrak.
Perubahan administrasi sebagaimana dimaksud pada huruf c dilakukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dikarenakan adanya
pergantian pihak yang menandatangani Kontrak, perubahan personil,

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

perubahan alamat korespondensi, perubahan rekening penerima,


perubahan nama Penyedia, dan sebagainya.
Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK meminta Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak

Apabila terjadi perubahan ketentuan pengguna jasa, maka PPK bersama


Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain:
a. Menambah atau mengurangi lingkup pekerjaan;
b. Menambah atau mengurangi waktu pelaksanaan pekerjaan; dan/atau
c. Menambah atau mengurangi harga kontrak.
Perubahan harga kontrak harus mempertimbangkan tersedianya anggaran
dan paling tinggi 10% (sepuluhperseratus) dari harga kontrak awal
Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
Penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal
Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak

3.7. Pembayaran Penyedia


1) Uang muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan
persiapan teknis lain;
b. Untuk Kontrak Tahun Tunggal, uang muka dapat diberikan paling
tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari harga Kontrak;
c. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan: 1) 20%
(dua puluh perseratus) dari ketersediaan anggaran tahun pertama;
atau 2) 15% (lima belas perseratus) dari harga Kontrak.
d. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxiii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

e. Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka


secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan
uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
f. PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf e, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima; dan
g. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus perseratus).

2) Pembayaran Prestasi pekerjaan


Harga Kontrak terdiri atas harga untuk pelaksanaan pekerjaan
perancangan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Harga Kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak, biaya
umum (overhead) termasuk penyelenggaraan Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4), semua perizinan,
bea, retribusi, tenaga kerja praktek/magang, pungutan lain dan biaya
asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi.
Pembayaran pekerjaan dilakukan berdasarkan tahapan penyelesaian
keluaran pekerjaan (termin) sesuai dengan dokumen Kontrak.

a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh


PPK, dengan ketentuan:
1. penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
2. pembayaran dilakukan berdasarkan tahapan penyelesaian
keluaran pekerjaan (termin) , sesuai ketentuan dalam SSKK;
3. pembayaran harus memperhitungkan angsuran uang muka,
denda (apabila ada), pajak dan/atau uang retensi; dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxiv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

4. kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran


harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia
sesuai dengan prestasi pekerjaan.
1) pembayaran kepada sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh subpenyedia tanpa
harus menunggu pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
2) pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara Serah
Terima Pertama Pekerjaan diterbitkan;
3) PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari Penyedia harus
sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
4) apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan
angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta
Penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.

b. Pekerjaan perancangan tidak dibayar terpisah dari pekerjaan


Pelaksanaan konstruksi.
Tahapan pembayaran yaitu sebagai berikut:
a. ..... % dari harga kontrak, untuk keluaran (output) yang diterima
berupa : .........
b. ..... % dari harga kontrak, untuk keluaran (output) yang diterima
berupa : .........
c. ........dst.
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan: [sebutkan dokumennya ]
a. …………
b. …………
c. dst

c. Denda dan ganti rugi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

1. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada


Penyedia;
2. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
PPK karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
3. besarnya denda yang dikenakan kepada Penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak
(sebelum PPN);
4. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi;
5. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
6. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam
adendum kontrak; pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data.

e. Perhitungan Akhir
1. Tahapan Pembayaran Pekerjaan terakhir dilakukan berdasarkan
setelah pekerjaan selesai dan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak
berdasarkan Berita Acara Pekerjaan Selesai dari PPHP.
2. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, Penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan kepada PPK rincian perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berkewajiban untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir.

f. Penangguhan Pembayaran

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxvi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

1. PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi


pekerjaan jika Penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. PPK secara tertulis memberitahukan kepada Penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang
jelas mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
3. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan
proporsi kegagalan atau kelalaian Penyedia.
4. Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran
akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda kepada Penyedia

3.8. Administrasi Jaminan


Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut
jaminan, yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang diterbitkan oleh bank umum perusahaan asuransi,
perusahaan penjaminan, atau konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/ perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship) dimana konsorsium tersebut
telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia;
1. Jaminan Penawaran
Penggunaan jaminan penawaran:
a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp. 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) tidak diperlukan surat jaminan
penawaran;
b. Surat jaminan penawaran untuk paket pekerjaan di atas Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
xxvii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

diterbitkan oleh bank umum, perusahaan asuransi, perusahaan


penjaminan, atau konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/ perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK); atau
c. Surat jaminan penawaran untuk paket pekerjaan di atas
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) diterbitkan oleh
bank umum atau konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/ perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
Jaminan Penawaran asli wajib diterima Pokja ULP sebelum batas
akhir pemasukan penawaran. Peserta menyerahkan Jaminan
Penawaran dalam mata uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Diterbitkan sesuai dengan nilai peruntukannya pada pasal 21.1.
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
d. Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
f. Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
g. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
xxviii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan


wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan KSO (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan KSO.

Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan pemenang


cadangan akan dikembalikan setelah pemenang lelang
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai
pemenang pelelangan dan pemenang cadangan akan dikembalikan
setelah penandatanganan kontrak.
Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan apabila:
a. Peserta terlibat KKN;
b. Peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
c. Tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan
2 harga penawarannya di bawah 80% HPS; d. tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan
alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. Mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
Jaminan Penawaran asli diterbitkan oleh pihak yang berwenang,
Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP.
Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran dan besaran nilai Jaminan Penawaran tidak
kurang dari nilai sebagaimana tercantum dalam LDP, besaran
nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf,
nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxix
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan


yang dilelangkan, Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit
Jaminan;
Jaminan Penawaran untuk perusahaan yang ber-KSO harus
ditulis atas nama KSO;
Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
a. peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan usaha non
kecil);
b. peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam
hal harga penawarannya di bawah 80% HPS dan diusulkan
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2;
d. mengundurkan diri dalam hal telah ditetapkan sebagai calon
pemenang, calon pemenang cadangan 1 atau calon
pemenang cadangan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima atau gagal tanda tangan kontrak.
Substansi dan keabsahan/ keaslian Jaminan Penawaran
telah diklarifikasi dan dikonfirmasi secara tertulis oleh Pokja
ULP kepada penerbit jaminan.

2) Surat Jaminan Pelaksanaan


a. Jaminan Pelaksanaan disampaikan oleh Penyedia kepada PPK
sebelum penandatanganan Kontrak.
b. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:
1. penyerahan seluruh pekerjaan;
2. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari Harga Kontrak; atau

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxx
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

3. pembayaran termin terakhir/ bulan terakhir/sekaligus telah


dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari
Harga Kontrak.
c. Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Diterbitkan oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) yang diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban Penyedia;
2. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima
pertama Pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana
tercantum dalam LDP;
3. Nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam
surat Jaminan Pelaksanaan;
4. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan, dengan ketentuan:
1) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran antara
80% (delapan puluh perseratus) sampai dengan 100%
(seratus perseratus) HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari harga Kontrak;
2) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari HPS.
5. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam
angka dan huruf;
6. Nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama
dengan nama PPK yang menandatangani kontrak;
7. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang tercantum dalam SPPBJ;
8. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xxxi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit


Jaminan;
9. Jaminan Pelaksanaan atas nama KSO harus ditulis atas nama
KSO; dan
10. Jaminan Pelaksanaan memuat nama, alamat dan tanda
tangan pihak penjamin. PPK mengkonfirmasi dan
mengklarifikasi secara tertulis substansi dan keabsahan/
keaslian Jaminan Pelaksanaan kepada penerbit jaminan.
Kegagalan Penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat
Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan menolak untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima keputusan
penunjukan sebagai Penyedia, maka Jaminan Penawaran
dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP
dan dikenakan sanksi Daftar Hitam. Ketentuan lebih lanjut
mengenai pencairan Surat Jaminan Pelaksanaan diatur
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

3.9. Rangkuman
Administrasi kontrak adalah tentang mengelola detail pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan organisasi pelaksana. Setiap statement dan
klausul di kontrak dibuat berdasarkan aturan, regulasi, dan prosedur yang
berlaku. Proses konstruksi tidak bisa berlanjut tanpa adanya hitam di atas
putih (permintaan/perjanjian tertulis).
Proses administrasi kontrak dimulai saat meeting awal-awal antara
pengguna, konsultan manajemen konstruksi, dan penyedia. Agenda
utamanya adalah membahas kondisi, persyaratan, dan spesifikasi dari
pekerjaan proyek yang dilakukan.
 Korespondensi dan perintah-perintah
 Wakil syah para pihak
 Direksi lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi
 Administrasi Jaminan
 Administrasi dan Pengendalian Pembayaran
 Administrasi dan Pengendalian Perubahan Kontrak
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
xxxii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

 Gambar terlaksana
 Kegagalan Bangunan
 Penyelesaian Perselisihan
Seluruh isu dan pembahasan haruslah jelas dan tertulis di atas kontrak,
serta sudah disesuaikan dengan hukum yang berlaku.

3.10. Latihan
1. Jelaskan tentang korespondensi dan perintah dari PPK ataupun Direksi
lapangan kepada Penyedia.
2. Jelaskan tentang pembagian tugas dari Direksi lapangan dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3. Jika terjadi perselisihan ,prosedur yang ditempuh kedua belah pihak
jelaskan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxiii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

BAB IV
PENGENDALIAN PELAKSANAAN SISTEM KONTRAK
PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI
RANCANG DAN BANGUN

4.1 Pengawasan Penyelenggaraan


1) Metoda Pengawasan
Pengawasan adalah suatu tindakan mengawasi, mendeteksi,
membimbing dan mengarahkan kepada diri sendiri, orang lain, maupun
kelompok lain dengan effisien dan memenuhi kualitas, kuantitas serta
ketepatan waktu guna menunjang kepentingan instansi, para pelaksana
serta pengawas itu sendiri
Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah
pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi
terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan
prasarana pekerjaan umum baik fisik maupun non fisik dengan
penekanan terhadap tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan
konstruksi yang meliputi aspek perencanaan pekerjaan konstruksi,
pengadaan, manajemen pengendalian, pelaksanaan kontrak (Lamp.I
Permen PU No 6/2008 tentang Pedoman Pengawasan)

Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau


badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxiv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

pengawasan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.


(Permen PU no 08/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Usaha Jasa
Konstruksi)

Penyediaan infrastruktur bidang pekerjaan umum harus melalui


proses penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap
perencanaan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan beserta pengawasan
pekerjaan konstruksi, dan operasi serta pemeliharaan.
Pengawasan penyelenggaraan dan pelaksanaan pemeriksaan
terhadap :
a. Pemenuhan persyaratan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
terhadap tingkat risiko;
b. Perencanaan;
c. Pengadaan sampai dengan tahap pra kontrak;
d. Pengendalian pelaksanaan kontrak;
e. Pelaksanaan fisik konstruksi;
f. Administrasi keuangan dan umum;
g. Manfaat;
h. Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan.

Tujuan pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi adalah


untuk menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan
konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek perencanaan
konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan pengendalian
kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum

Sasaran pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk


memastikan bahwa:
1. Proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara
taat, lengkap dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dengan
analisis yang menghasilkan perencanaan yang tepat (proper
design);

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

2. Proses pemilihan penyedia jasa sudah dilakukan secara taat,


lengkap dan benar sehingga menghasilkan penyedia jasa yang
berkualifikasi sesuai kebutuhan paket yang diadakan;
3. Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara
taat, lengkap dan benar sehingga menghasilkan produk pekerjaan
konstruksi yang berkualitas, hemat/ekonomis dan bermanfaat.

Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi


meliputi :
1. Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat
risiko;
2. Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi
berdasarkan atas SNI, standar keteknikan yang ada dan value
engineering serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat
sesuai dengan perencanaan kelayakannya;
3. Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang
berkualifikasi, dengan harga terendah, terevaluasi dan tanpa
penyimpangan yang penting dan pokok;
4. Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
5. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak;
6. Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;
7. Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan
analisis terhadap fungsi konstruksi setelah penyerahan kedua
(FHO) serta keterpaduan program dengan sektor lainnya;
8. Pengawasan terhadap risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan
bangunan.

Aspek Pengawasan:
1. Pengawasan Waktu
2. Pengawasan Dimensi/Ukuran
3. Pengawasan Mutu/Kualitas
4. Pengawasan Metoda Kerja
5. Pengawasan Biaya

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxvi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

6. Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


7. Pengawasan Lingkungan

2) Prosedur Pengawasan
h. Tahap Proses Pengawasan Proyek Penetapan Standar
Tahap ini dilakukan ketika proyek konstruksi masih dalam tahap
perencanaan. Di tahap ini, proyek akan diawasi sedemikan rupa
untuk kuota dari proyek konstruksi, sasaran, serta target
pelaksanaan. Di tahap ini proyek konstruksi dibagi menjadi:
1. Pengawasan moneter, yaitu pengawasan rencana awal untuk
nilai proyek. Bila dinilai tidak masuk akal atau berlebihan, atau
bahkan kurang maka diperlukan tinjauan kembali.
2. Pengawasan standar fisik, di mana standar fisik bangunan akan
dipertimbangkan. Mulai dari aspek lingkungan, pembuangan
limbah, dan banyak aspek lain dari standarisasi proyek ini
sendiri.
3. Pengawasan standar waktu, yang akan dihabiskan dari proyek
tersebut sesuai dengan perencanaan bangunan, rencana
moneter, dan unsur-unsur lain.

i. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Proyek


Pengawasan ini berlangsung selama kegiatan proyek berlangsung.
Pengawasan ini termasuk pengukuran kinerja pekerja proyek,
standarisasi berikutnya dari proses berlangsungnya proyek, hingga
pengukuran berlangsungnya pekerjaan proyek dari awal hingga
akhir, dan juga untuk memastikan kerja proyek yang benar-benar
sesuai dengan prosedur dan proses standarisasi yang diberikan.
Waktu, biaya, dan kualitas dari realisasi proyek pun berada dalam
kancah pengawasan yang sama di tahap ini.

Setiap saat PPK, Direksi Lapangan, Konsultan Manajemen


Konstruksi dan personil PPK lainnya, harus:

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxvii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

a. Mmemiliki akses penuh ke seluruh bagian Lapangan dan seluruh


tempat di mana Bahan-bahan alami diperoleh, dan
b. Pada saat produksi, pembuatan dan konstruksi (di lapangan atau
di tempat lainnya), berhak untuk memeriksa, menginspeksi,
mengukur dan menguji bahan dan tata cara pengerjaan, serta
memeriksa kemajuan pelaksanaan pekerjaan termasuk Instalasi,
dan produksi serta pembuatan Material yang merupakan bagian
dari Pekerjaan.

Penyedia harus memberi kesempatan secara penuh kepada pihak


PPK untuk melakukan aktivitas tersebut, termasuk pemberian
akses, fasilitas, izin dan perlengkapan keselamatan. Tidak satu pun
dan kegiatan tersebut yang membebaskan Penyedia dan kewajiban
atau tanggungjawabnya

Dalam kaitan dengan pekerjaan di mana pihak PPK berhak untuk


memeriksa, menginspeksi, mengukur dan/atau menguji, Penyedia
harus memberitahukan kepada PPK ketika pekerjaan sudah slap
atau sebelum ditutup, tidak tampak, atau dibungkus untuk disimpan
atau dikirim

PPK selanjutnya harus melakukan pemeriksaan, inspeksi,


pengukuran, atau pengujian tanpa penundaan yang tidak beralasan,
atau segera memberitihukan kepada Penyedia bahwa PPK tidak
merasa perlu melakukannya. Apabila Penyedia gagal,
menyampaikan pemberitahuan, maka Penyedia harus, jika dan
ketika diminta oleh PPK, untuk membongkar pekerjaan dan
selanjutnya mengembalikan dan memperbaikinya, semuanya atas
biaya Penyedia

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


xxxviii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

j. Tahap Pengawasan Kualitas Proyek dan Laporan Pengawasan


Akhir
Di tahap ini akan dilihat kualitas. Pengawasan berfokus pada kualitas
dan juga memastikan konsultan manajemen konstruksi melalui
serangkaian pengujian untuk proyek tersebut, serta pengawasan untuk
pelaporan akhir proyek.

Pengetesan (Testing)
Pengujian(Testing) yang ditetapkan dalam Kontrak, selain Pengujian
setelah Penyelesaian (bila ada)

Penyedia harus menyediakan semua peralatan, dukungan, dokumen


dan informasi lain, listrik, pelengkapan, bahan baku, bahan yang habis
terpakai, instrumen, tenaga kerja, bahan dan staf yang memiliki
kualifikasi dan pengalaman yang sesuai, sebagaimana diperlukan untuk
melaksanakan pengujian secara efisien.
Penyedia harus mencapai kesepakatan, dengan PPK, mengenai waktu
dan tempat pengujian yang ditetapkan untuk bagian lain dari Pekerjaan
termasuk setiap Instalasi yang merupakan bagian dari Pekerjaan dan
Bahan

PPK dapat, berdasarkan Perintah Perubahan mengubah lokasi dan


detail pengujian yang ditetapkan, atau menginstruksikan Penyedia
untuk melakukan pengujian tarnbahan. Apabila, perubahan atau
pengujian tambahan itu menunjukkan bahwa hasil pengujian pekerjaan
termasuk setiap Instalasi yang merupakan bagian dari pekerjaan dan
bahan atau cara pengerjaan tidak sesuai dengan Kontrak, biaya
pelaksanaan perubahan ini menjadi tanggungan Penyedia, meskipun
ada ketentuan lain dalam Kontrak

PPK harus memberitahukan kepada Penyedia dalam waktu tidak


kurang dari 24 jam tentang keinginan PPK untuk menghadiri pengujian.
Apabila PPK tidak hadir pada waktu dan tempat yang disepakati,
Penyedia dapat melanjutkan pengujian, kecuali apabila diperintahkan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
xxxix
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

lain oleh PPK, dan selanjutnya pengujian dianggap dilaksanakan


dengan kehadiran

Apabila Penyedia mengalami keterlambatan dan/atau mengeluarkan


biaya akibat mengikuti instruksi atau sebagai akibat dari suatu
keterlambatan yang merupakan tanggungjawab PPK, Penyedia harus
menyampaikan pemberitahuan kepada PPK dan mendapatkan hak
berdasarkan ketentuan tentang Peristiwa Kompensasi:
a. perpanjangan waktu untuk setiap keterlambatan, apabila
penyelesaian terlambat atau akan terlambat, dan
b. pembayaran atas setiap Biaya ditambah dengan keuntungan yang
wajar, yang akan ditambahkan dalam Harga Kontrak.

Setelah menerima pemberitahuan ini,


PPK akan menindaklanjutinya untuk menyetujui atau menetapkan
kompensasi tersebut

Penyedia harus dengan segera menyampaikan kepada PPK, berita


acara pengujian yang telah disahkan. Apabila pengujian telah sesuai
dengan Ketentuan Pengguna Jasa, PPK harus mengesahkan berita
acara pengujian atau mengeluarkan berita acara bagi Penyedia untuk
tujuan tersebut. Apabila PPK tidak menghadiri pengujian, PPK
dianggap telah menerima hasil pengujian sebagai benar adanya.
Apabila, sebagai hasil dari suatu pengujian, pemeriksaan, pengukuran
atau pengetesan, setiap Pekerjaan termasuk setiap Instalasi yang
merupakan bagian dari pekerjaan dan bahan atau cara pengerjaan
ditemukan cacat atau ketidaksesuaian dengah Kontrak, PPK dapat
menolak pekerjaan termasuk setiap Instalasi yang merupakan bagian
dari pekerjaan dan bahan, rancangan atau cara pengerjaan dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada Penyedia, disertai dengan
alasan-alasannya. Penyedia selanjutnya harus segera memperbaiki
cacat rnutu dan memastikan bahwa barang yang ditolak tersebut telah
memenuhi ketentuan Kontrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xl


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Apabila PPK meminta agar Pekerjaan termasuk setiap Instalasi yang


merupakan bagian dari Pekerjaan, Bahan atau Cara Pengerjaan diuji
ulang, pengujian harus diulangi sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang sama. Apabila penolakan dan pengujian kembali ini menyebabkan
PPK engguna Jasa mengeluarkan biaya, maka Penyedia harus
membayar biaya tersebut kepada PPK

Perbaikan Pekerjaan
Terlepas dari pengujian dan berita acara terdahulu, PPK dapat
memerintahkan Penyedia untuk
a. Menyingkirkan dari Lapangan dan mengganti bagian Pekerjaan
termasuk setiap Instalasi yang merupakan bagian dari Pekerjaan
atau Bahan yang tidak sesuai dengan Kontrak,
b. Membongkar dan mengerjakan kembali setiap pekerjaan yang tidak
sesuai dengan Kontrak, dan
c. Melaksanakan pekerjaan yang sangat diperlukan untuk keamanan
Pekerjaan, apakah itu disebabkan oleh suatu kecelakaan, peristiwa
tak terduga atau lainnya

Apabila Penyedia gagal melaksanakan perintah, PPK berhak


menugaskan dan membayar orang lain untuk melakukan pekerjaan
dimaksud. Kecuali sampai sebatas mana Penyedia berhak atas
pembayaran untuk pekerjaan tersebut, Penyedia harus membayar
kepada PPK semua biaya yang timbul akibat kegagalan itu

4.2. Pengendalian Waktu


1) Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Penyedia berkewajiban untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan pada tanggal mulai kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana Mutu Kontrak
(RMK), serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada
tanggal penyelesaian pekerjaan yang ditetapkan dalam SPMK.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xli
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian pekerjaan


bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena
kesalahan atau kelalaian Penyedia maka Penyedia dikenakan denda
Jika keterlambatan tersebut semata-
mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK dikenakan
kewajiban pembayaran ganti rugi. Tanggal Penyelesaian yang
dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal penyelesaian seluruh
pekerjaan.

2) Perpanjangan Waktu
Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
akan melampaui tanggal penyelesaian pekerjaan maka penyedia
berhak untuk meminta perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Manajemen Konstruksi memperpanjang
waktu penyelesaian pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
PPK berdasarkan pertimbangan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan
Manajemen Konstruksi harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan waktu dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21
(dua puluh satu) hari kalender setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini
atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu penyelesaian
pekerjaan.

3) Penundaan Pekerjaan
PPK dapat setiap saat memerintahkan Penyedia untuk menghentikan
kemajuan suatu bagian Pekerjaan atau seluruh Pekerjaan. Pada masa
penghentian tersebut, Penyedia harus melindungi, menyimpan dan
mengamankan bagian Pekerjaan, atau seluruh Pekerjaan dari
penurunan mutu, kehilangan atau kerusakan. PPK juga dapat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xlii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

memberitahukan alasan penghentian. Apabila dan sampai sebatas


penyebab yang diberitahukan dan yang merupakan tanggungjawab
Penyedia, maka ketentuan mengenai Peristiwa Kompensasi tidak
berlaku.

4) Rapat pementauan
PPK, Direksi Lapangan, Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Penyedia dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta
satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk menindaklanjuti
peringatan dini.
Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Manajemen Konstruksi dalam berita acara rapat,
dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak yang
menghadiri rapat.
Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, PPK, Direksi
Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi dapat memutuskan
baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada
semua pihak yang menghadiri rapat.

5) Peringatan Dini
Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin PPK
atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu
pekerjaan, menaikkan Harga Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menyampaikan
secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas
terhadap Harga Kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh
penyedia.
Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan PPK untuk
mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xliii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

4.3. Jaminan Mutu (Quality Assurance)


1) Jaminan Mutu - Konsultan Manajemen Konstruksi berkewajiban untuk
melaksanakan penjaminan mutu (quality assurance) pelaksanaan
pekerjaan
2) Penyedia harus memiliki suatu sistem jaminan mutu (Quality
Assurance) dengan adanya unit pengendali mutu yang independen
dalam organisasi pelaksanaan penyedia untuk menjamin kesesuaian
dengan persyaratan Kontrak. Sistem ini harus sesuai dengan rincian
sebagaimana dinyatakan dalam Kontrak.
Uraian mengenai seluruh prosedur dan dokumen tentang kesesuaian
harus disampaikan kepada PPK sebagai inforrnasi sebelum setiap tahap
perencanaan dan pelaksanaan dimulai.
PPK berhak memeriksa setiap aspek dari sistem tersebut. Uraian
mengenai seluruh prosedur dan dokumen tentang kesesuaian harus
disampaikan kepada PPK sebagai inforrnasi sebelum setiap tahap
perencanaan dan pelaksanaan dimulai.
Setiap dokumen teknis yang disampaikan kepada PPK, harus disertai bukti
persetujuan awal oleh Penyedia sendiri pada dokumen tersebut
Pemenuhan sistem jaminan mutu tidak akan membebaskan Penyedia dari
segala tugas, kewajiban atau tanggungjawab berdasarkan Kontrak

4.4. Uji Fungsi (Test on completion)


Pengujian pada penyelesaian dilakukan dengan membandingkan
kesesuaian fungsi terhadap hasil pekerjaan atau per bagian pekerjaan
setelah pekerjaan selesai dan sebelum dilakukan Serah Terima Pekerjaan.
Penyedia harus menyampaikan pemberitahuan kepada PPK tidak kurang
dari 21 hari terhadap tanggal setelah mana Penyedia siap untuk
melaksanakan setiap pengujian pada penyelesaian.

Pengujian pada Penyelesaian harus dilaksanakan dengan tahapan


sebagai berikut:
a. Pengujian sebelum penggunaan (pre-commissioning), yang harus
meliputi inspeksi yang memadai dan pengujian fungsi untuk

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xliv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

menunjukkan bahwa setiap bagian dari Instalasi yang merupakan


bagian dari Pekerjaan aman untuk dilakukan pengujian berikutnya,
b. Pengujian penggunaan (commissioning test), yang harus meliputi
pengujian cara kerja untuk menunjukkan bahwa pekerjaan atau bagian
pekerjaan dapat dioperasikan secara aman dan sebagaimana
ditentukan, dalam segala kondisi pengoperasian yang ada; dan
c. Operasi percobaan, yang harus menunjukkan bahwa pekerjaan atau
bagian pekerjaan, berkinerja baik. Selama operasi percobaan, apabila
pekerjaan beroperasi dengan kondisi stabil. Penyedia harus
menyampaikan pemberitahuan kepada PPK bahwa pekerjaan telah
siap untuk setiap pengujian pada penyelesaian lainnya, termasuk
pengujian kinerja untuk menunjukkan apakah pekerjaan telah sesuai
dengan kriteria yang ditentukan.

Dalam mempertimbangkan hasil pengujian pada penyelesaian, toleransi


sewajarnya akan diberikan PPK terhadap dampak dari penggunaan
pekerjaan atau karakteristik lain dari pekerjaan. Segera setelah pekerjaan
atau suatu bagian pekerjaan lolos pengujian pada penyelesaian.

4.5. Rangkuman
Pengendalian terdiri dari kegiatan ;
Monitoring/Pemantauan,Pengawasan, ,Tindakan korektif ,Koordinasi dan
Evaluas.
Pengawasan adalah suatu tindakan mengawasi, mendeteksi, membimbing
dan mengarahkan kepada diri sendiri, orang lain, maupun kelompok lain
dengan effisien dan memenuhi kualitas, kuantitas serta ketepatan waktu
guna menunjang kepentingan instansi, para pelaksana serta pengawas itu
sendiri.

Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah pengawasan


melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi terhadap
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan prasarana
pekerjaan umum baik fisik maupun non fisik dengan penekanan terhadap

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xlv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek


perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan, manajemen pengendalian,
pelaksanaan kontrak (Lamp.I Permen PU No 6/2008 tentang Pedoman
Pengawasan)

Tujuan pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi adalah untuk


menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan
konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek perencanaan
konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan pengendalian
kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
Prosedur Pengawasan:
1. Tahap Proses Pengawasan Proyek Penetapan Standar
2. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Proyek
3. Tahap Pengawasan Kualitas Proyek dan Laporan Pengawasan Akhir

Fungsi pelaporan proyek adalah sebagai berikut:


1. Melaporkan kepada owner kondisi dan kemajuan proyek dari waktu ke
waktu.
2. Syarat administrasi untuk pengajuan termin kepada owner
3. Untuk internal bisa sebagai evaluasi progres yang telah dicapai tiap
minggu atau tiap bulannya.
Di dalam kontrak terintegrasi rancang dan bangun, pelaporan dalam
penyelesaian proyek bertitik tolak pada pencapaian output dari pekerjaan
itu sendiri, sehingga pelaporan biaya dan volume pekerjaan secara rinci
hanya berupa perhitungan biaya berdasarkan item yang ada pada as built
drawing dan bukan berupa RAB aktual seperti pada kontrak konvensional.

4.6. Latihan
1. Jelaskan tentang pengawasan pada penyelenggaraan jasa konstruksi
2. Aspek-aspek apa saja yang diperhatikan pada pengawasan konstruksi?
3. Apa fungsi dari laporan,dan sebutkan laporan apa saja yang digunakan
dalam pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang bangun.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xlvi
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Administrasi Pelaksanaan Kontrak merupakan upaya pengelolaan atas
kontrak dalam periode pelaksanaannya sehingga 
kewajiban dan hak dari masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak tersebut.
Dengan demikian administrasi kontrak diperlukan dalam setiap
pelaksanaan kontrak.
Bagi Penyedia ,Administrasi Kontrak diperlukan dalam mengelola kontrak
selama pelaksanaan proyek agar tercapai target pelaksanaan dalam aspek
biaya, mutu, an waktu untuk memperoleh laba, citra yang baik dari
perusahaan serta profesionalisme dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dan bagi pengguna jasa, Administrasi kontrak diperlukan dalam mengelola
kontrak selama pelaksanaan proyek agar diperoleh hasil pelaksanaan
berupa bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xlvii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

 Ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak tidak dibenarkan


bertentangan     dengan Peraturan Perundangan
-    Bila terdapat yang bertentangan: ketentuan tersebut batal demi hukum
-     Bila terdapat hak satu pihak (kewajiban pihak lain) tidak tercantum
tetapi dibenarkan peraturan per-undangan, maka hak tersebut
memenuhi syarat untuk dituntut.

Kontrak konstruksi berakhir bila :


a.   Pelaksanaan   kontrak   selesai  s/d   penyerahan  terakhir, dan
semua kewajiban dan  hak  masing-masing telah diselesaikan,atau
b.   Dilakukan  pemutusan  kontrak oleh salah  satu  pihak   oleh  suatu 
sebab  sesuai   kontrak,  dan  semua  kewajiban  dan  hak  yang 
timbul   pada masing-masing pihak telah diselesaikan, atau
c.  Dilakukan pemutusan kontrak atas kesepakatan para pihak sesuai
kontrak, dan semua kewajiban dan hak yang timbul    pada   
masing - masing pihak telah diselesaikan

5.2 Tindak Lanjut


Pengadaan konstruksi dengan Design & Build memiliki banyak
keuntungan, selain waktunya yang lebih singkat dan efisien, juga mampu
mengoptimalkan kemampuan kontraktor dan penerapan value
engineering yang memungkinkan delivery proyek menjadi lebih baik.
Namun dari sisi kelemahan yang sering dialami dalam pelaksanaan
pengadaan Design&Build adalah belum mengoptimalkan peran konsultan
untuk membantu proses pengadaan. Padahal dalam tahapan penyusunan
dokumen pengadaan, evaluasi pengadaan dan monitoring kontrak, Pokja
UKPBJ dan PPK bisa memaksimalkan peran dan kemampuan konsultan.

Dalam seleksi konsultannya sebenarnya mudah, tinggal syaratkan


konsultan yang punya pengalaman mengelola pekerjaan Design&Build.
PPK dan Pokja UKPBJ semestinya bertindak sebagai "employee atau
owner" jangan bertindak seperti pelaksana proyek, sehingga jelas resiko
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
xlviii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

teknis sebenarnya ada di konsultan dan kontraktor. Namun dari beberapa


pengalaman yang menggunakan metoda kontrak konstruksi terintegrasi
rancang dan bangun sekarang beban yang seharusnya adalah pada
Penyedia dan Konsultan MK dipikul oleh PPK dan Pokja UKPBJ hanya
menjalankan tugas pemilihan dari porto folio yang secara sertifikasi
penyedia sudah tersertifikat untuk melaksanakan pekerjaan Konstruksi
rancang bangun.
Unuk tindak lanjut kedepan adalah penguatan dari penyedia dan
peningkatan profesi dari Konsultan MK harus dikedepankan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undan-Undang Nomor 2 Tahun 2017, tentang Jasa Konstruksi


2. Undan-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi dan Peraturan Pemerintah.
5. Nomor 54 tahun 2016 tentang perobahan ketiga Peraturan Pemerintah Nomor
29 tahun 2000.
6. Negara/Lembaga Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 tentang
Barang/Jasa Pemerintah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 tentang Barang/Jasa
Pemerintah.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi xlix
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2017 tentang Standard


dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan
Bangun.
10. Administrasi Proyek Konstruksi – Ir. H. Nazarkhan Yasin – PT Mediatama
Saptakarya 2009
11. Kontrak Konstruksi di Idonesia – Ir. H. Nazarkhan Yasin – PT Gramedia 2014.

GLOSARIUM

1. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and


Build) Adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan
suatu bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya, dimana pekerjaan
perancangan terintegrasi dengan pelaksanaan konstruksi.

2. Kerja Sama Operasi untuk Pekerjaan Konstruksi Rancang dan Bangun


(Design and Build)
adalah Yang selanjutnya disingkat KSO adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih badan usaha penyedia layanan pekerjaan konstruksi dengan
penyedia layanan jasa konsultansi perencanaan konstruksi dimana masing-
masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan
menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama
menanggung risiko usaha tersebut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi l


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

3. Pakta Integritas adalah Surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah
dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/
Jasa

4. Lembar Data Kualifikasi disingkat LDK adalah data yang memuat ketentuan
dan informasi yang spesifik sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan
Penyedia antara lain dalam menyiapkan, mengisi data kualifikasi, dan
melengkapi pakta integritas.

5. Kelompok Kerja ULP adalah disingkat Pokja ULP adalah perangkat dari ULP
yang berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia.

6. Pejabat Pembuat Komitmen disingkat PPK adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

7. Penyedia Jasa adalah Badan Usaha yang yang secara sendiri atau bersama-
sama menyediakan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
8. Harga Perkiraan Sendiri Pekerjaan Terintegrasi Rancang dan Bangun
(Design and Build) disingkat HPS adalah harga perkiraan total nilai pekerjaan
yang berdasarkan pagu anggaran yang tersedia.

9. Layanan Pengadaan Secara Elektronik disingkat LPSE adalah unit kerja


K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan
barang/jasa secara elektronik

10. Aplikasi SPSE Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara


Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat di
akses melalui website LPSE;

12. Form Isian Elektronik adalah Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis


berisi komponen isian yang dapat diisi oleh pengguna aplikasi;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi li


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

13. Form Isian Elektronik Data Kualifikasi adalah Form isian elektronik pada
aplikasi SPSE yang digunakan penyedia barang/jasa untuk mengisi dan
mengirimkan data kualifikasi

KUNCI JAWABAN
Bab 2. Administrasi Teknis Sistem Kontrak Pekerjaan Konstruksi
Terintegrasi Rancang dan Bangun

2.7 Jawaban :
1. Fungsi pelaporan proyek adalah sebagai berikut:
a) Melaporkan kepada owner kondisi dan kemajuan proyek dari waktu
ke waktu.
b) Syarat administrasi untuk pengajuan termin kepada owner
c) Untuk internal bisa sebagai evaluasi progres yang telah dicapai tiap
minggu atau tiap bulannya
2. Alasan Penyedia Jasa meminta kompensasi pada pekerjaan yang
terlambat sebagai akibat-akibat dari :
a) PPK mengubahjadwal yang dapat mempengaruhi  pelaksanaan 
pekerjaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi lii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

b) keterlambatan pembayaran kepada penyedia.


c) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi, dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan.
d) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan.
e) PPK memerintahkan penundaaan pelaksanaan pekerjaan.
f) ketentuan lain dalam SSKK.

3) Penanganan Kontrak Kritis;


a) dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari Harga Kontrak atau bagian
Kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial
untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat melampaui
tahun anggaran berjalan.
b) dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan, diterbitkan adendum untuk mencantumkan
sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang
akan diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku jaminan
pelaksanaan.
c) PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:
1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan
mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi liii
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk


menyelesaikan pekerjaan; dan/atau
3) Telah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan berakhirnya kontrak.

Bab 3. Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang


dan Bangun

3.9. Jawaban :
1. Semua korespondensi dari PPK atau Direksi lapangan ke penyedia
dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK
PPK dapat mengeluarkan perintah yang mungkin diperlukan oleh
Penyedia untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Kontrak.
Setiap perintah harus diberikan secara tertulis dan sesuai Kontrak.
Apabila perintah mengakibatkan perubahan kontrak, ketentuan tentang
perubahan kontrak harus diberlakukan

2. Direksi Lapangan yang diangkat oleh PPK adalah orang-orang yang


dianggap PPK memiliki kompetensi untuk melakukan penugasan dan
melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh PPK
Konsultan Manajemen Konstruksi yang ditempatkan berkewajiban
untuk melakukan penjaminan mutu (quality assurance) pelaksanaan
pekerjaan.

3. Bila timbul perselisihan prosedsdur yang ditempuh kedua belah


pihak sbb:
- Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini. - Penyelesaian perselisihan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi liv
Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan


melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Bab 4. Pengendalian Pelaksanaan Sistem Kontrak Pekerjaan Konstruksi


Terintegrasi Rancand dan Bangun

4.6 Jawaban :
1. Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah
pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi
terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana
dan prasarana pekerjaan umum baik fisik maupun non fisik.

2. Aspek-aspek apa saja yang diperhatikan pada pengawasan konstruksi?


1) Aspek Pengawasan Waktu
2) Aspek Pengawasan Dimensi/Ukuran
3) Aspek Pengawasan Mutu/Kualitas
4) Aspek Pengawasan Metoda Kerja
5) Aspek Pengawasan Biaya
6) Aspek Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
7) Aspek Pengawasan Lingkungan
3. Fungsi Laporan adalah Untuk kepentingan penjaminan mutu (quality
assurance) pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di
lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian
pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi lv


Modul 05 Aministrasi dan Pengendalian Kontrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi lvi

Anda mungkin juga menyukai