Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ANAK
RSIA YASMIN PALANGKA RAYA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF: ANAK
RSIA YASMIN PALANGKA RAYA
TAHUN 2022
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ASFIKSIA PERINATAL DAN


ENSEFALOPATI ISKEMIK HIPOKSIA
Lihat: PNPK ASFIKSI KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
PENGERTIAN Hipoksia: Kekurangan oksigen parsial atau lengkap dalam
jaringan Iskemia: Penurunan atau penghentian aliran darah ke
jaringan
Asfiksia perinatal: Keadaan pertukaran gas terganggu dalam
plasenta atau paru yang mengarah ke hipoksemia progresif,
hiperkarbia dan asidosis
Ensefalopati iskemik hipoksik: Keadaan ensefalopati
neonatal berupa keadaan klinis yang mendiskripsikan
abnormalitas dari tingkat neurobehavioral yang terdiri dari
penurunan tingkat kesadaran dan gejala lain dari gangguan
batang otak dan atau disfungsi motorik
ANAMNESIS Faktor risiko meliputi:
 Kondisi antepartum (faktor maternal)
 Toksemia (preeklampsia/eklampsia)
 Diabetes
 Hipertensi dalam kehamilan atau hipertensi kronis
 Penyakit jantung
 Penyakit vaskuler kolagen
 Infeksi
 Isoimunisasi
 Ketergantungan terhadap obat
 Kondisi obstetrik
 Solusio placenta
 Plasenta previa
 Tali pusat menumbung/prolaps tali pusat
 Ketuban pecah dini (KPD)
 Tidak memadainya plasenta
 Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
 Polihidramnion
 Kehamilan kembar/gemeli
 Kondisi intrapartum
 Presentasi abnormal/malpresentasi
 Partus presipitatus atau memanjang
 Distosia atau persalinan sulit
 Kehamilan lewat waktu/postmatur - Kondisi postpartum
 Kelahiran kurang bulan
 Respiratory Distress Syndrome (RDS)
 Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
 Sepsis
 Pneumonia
 Penyakit hemolitik
 Kelainan jantung atau paru
PEMERIKSAAN FISIS  HIE Tingkat I (ringan)
 Periode letargi dan iritabilitas, kewaspadaan
berlebihan dan jitteriness berselang seling
 Kemampuan minum yang buruk
 Tonus otot meningkat, refleks tendon dalam
berlebihan, refleks Moro berlebihan dan/atau spontan
 Eksitasi simpatik terbukti oleh peningkatan denyut
jantung dan pupil mengalami dilatasi
 Tidak ada aktivitas kejang
 Gejala hilang dalam 24 jam

 HIE Tingkat II (sedang)


 Letargi
 Pemberian minum buruk, refleks gag tertekan
 Hipotonia
 Denyut jantung menurun dan konstriksi pupil yang
menunjukkan stimulasi parasimpatik
 50-70% bayi memperlihatkan kejang, biasanya dalam
waktu 24 jam setelah kelahiran

 HIE Tingkat III (berat)


 Abnormalitas neurologis yang terus berlanjut
 Koma
 Flasiditas
 Tidak ada refleks
 Pupil diam, sedikit reaktif
 Apnea, bradikardia, hipotensi
 Kejang tidak umum tetapi jika ada sulit ditangani
 Disfungsi sistem multi-organ termasuk:
 Nekrosis tubular akut
 Oliguria
 Hematuria
 Poliuria
 Kardiomiopati
 Hipotensi
 Hipertensi paru menetap pada saat lahir/
Persistent Pulmonary hypertension of the
Newborn (PPHN)
 Takipnea
 Hipoksemia
 Nekrosis hepatik
 ↑Ammonia
 ↑ AST/ALT
 Ikterus
 Necrotizing enterocolitis (NEC)
 Kembung
 Feses berdarah
 Kemampuan kelenjar adrenal yang tidak memadai
 ↓ Glukosa
 ↓ Natrium
 ↓ TD
 Sekresi ADH yang tidak memadai
PEMERIKSAAN  Hitung darah lengkap
PENUNJANG  Glukosa darah
 BUN dan kreatinin
 Elektrolit darah, kalsium, fosforis, dan magnesium
 Enzim hati (AST/ALT)
 Analisis gas darah
 Analisis urin dan jumlah urin
 Pungsi lumbal mungkin perlu dipertimbangkan
 USG kepala
 EEG, CT-Scan, dan MRI jika ada indikasi dan tersedia
KRITERIA DIAGNOSIS Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan
penunjang
DIAGNOSIS KERJA Asfiksia Perinatal dan Ensefalopati Iskemik Hipoksik
DIAGNOSIS BANDING  Fetus and newborn affected by maternal anaesthesia
and analgesia in pregnancy, labour and delivery
 Bacterial sepsis of newborn
 Meningitis
 Encepalitis virus
 Congenital malformations of the nervous system
 Myoneural disorder, unspecified
 Birth trauma
TERAPI Pencegahan merupakan tata laksana terbaik Tindakan
pendukung primer mencakup
 Mempertahankan oksigenasi dan keseimbangan asam-
basa, mulai ventilasi mekanik jika perlu
 Memantau dan mempertahankan suhu tubuh
 Mengkoreksi dan mempertahankan elektrolit, cairan dan
glukosa
 Mengoreksi hipovolemia
 Menghindari kelebihan cairan, hipertensi dan
hiperviskositas
 Mengobati kejang
 Fenobarbital loading dose 20 mg/kgBB. naikkan 5-10
mg/kgBB atau langsung 10-20 mg/kgBB sampai kejang
terkontrol atau dosis maksimal 40 mg/kgBB tercapai. Jika
kejang berhenti, pertahankan pada dosis rumatan 3-5
mg/kg/hari dibagi 1-2 dosis, 24 jam setelah loading dose
 Jika kejang tidak dikontrol oleh dosis fenobarbital
maksimal yang diperbolehkan, tambahkan fenitoin 20
mg/kgBB diberikan dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit.
Dilanjutkan dengan pemberian dosis rumatan 24 jam
kemudian dengan dosis 5-10 mg/kg/hari, diberikan setiap 8
jam dalam dosis terbagi rata.
 Jika kejang masih tidak teratasi dapat dilanjutkan dengan
pemberian midazolam 0,15 mg/kgBB dilanjutkan dosis
rumatan 1 mikrogram/kgBB/menit dan dinaikkan 0,5-1
mikrogram/kgBB/menit sampai dosis maksimal 18
mikrogram/kgbb/menit - Alternatif lain jika anda berada di
RS dengan fasilitas lengkap dapat menggunakan algoritma
tahun 2013.

Terapi hipotermia
 Dilaksanakan pada neonatus aterm (36- 37 minggu) sebelum
usia 6 jam dan memenuhi kriteria HIE
 Saat merujuk dipertahankan suhu 34°C–35°C (bila suhu di
atas 35°C dipertimbangkan membuka pintu transport
inkubator atau menurunkan suhu inkubator transport)

Tidak ada intervensi terapi lain, termasuk kortikosteroid,


fenobarbital profilaksis, furosemida, manitol, dll., karena
belum terbukti bermanfaat dalam ranah klinik.
EDUKASI  Kenali tanda dan gejala awal
 Segera atasi kejang dan kondisi akut
PROGNOSIS Ad vitam : Dubia Malam
Ad sanationam: Dubia Malam
Ad fungsionam: Dubia Malam

Indikator prognosis buruk mencakup:


 Terdapat peningkatan mortalitas dan morbiditas dengan
riwayat yang buruk
 Asidosis metabolik tali pusat parah (pH < 7,0)
 Skor Apgar < 3 untuk 20 menit
 Waktu neonatus untuk mencapai respirasi spontan terlalu
panjang
 Pemeriksaan neurologis abnormal ³ 5 hari
 USG kranial dengan leukomalasia periventrikuler atau
perdarahan serius berkait dengan kekurangan motorik dan
kognitif pada saat tindak lanjut
DAFTAR RUJUKAN Cloherty JP, Eichenwald EC, Hansen AR, Stark AR. 45

Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG.46

Queensland Clinical Guidelines. 47

Martinello K, Hart AR, Yap S, Mitra S, Robertson NJ. 48


Chalak L, Kaiser J. 49

Slaughter LA, Patel AD, Slaughter JL.50


Kepala Bidang Pelayanan Palangka Raya, 21 Juni 2022
Medis, Keperawatan dan Ketua Komite Medik Kepala SMF Anak
Penunjang Medis

dr. Andar Juan Rivai P.


Apt. Ika Endah Prasetiyo dr. Restu Hijriah Sitanggang, M.Sc., Sp.A
Rini MD, S.Far NIK. 1808146 NIK. 2003178
NIK. 100336

Anda mungkin juga menyukai