DISUSUN OLEH:
XI IPA 2
Menyetujui,
Guru Pembimbing
Karya Ilmiah ini penulis susun tidak hanya untuk memenuhi tugas mata pelajaran
bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental
Siswa Maka penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Penulis persembahkan proposal penelitian ini kepada ayah dan ibu yang selalu
memberikan ketenangan, kenyamanan, motivasi, doa terbaik, dan menyisihkan
finansialnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan masa proposal penelitian penulis.
2. Proposal penelitian ini penulis persembahkan untuk guru Pembimbing ibu Sri Astuti
S.Pd yang sudah membimbing serta memberi masukan dan saran selama ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Proposal penelitian ini saya persembahkan kepada sahabat terdekat penulis, yang
selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan proposal penelitian
ini.
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................8
B. PEMBATASAN MASALAH.........................................................................................8
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................................8
D. TUJUAN.........................................................................................................................9
E. MANFAAT.....................................................................................................................9
A. KESEHATAN MENTAL.............................................................................................10
B. PROSES BELAJAR......................................................................................................11
C. SISWA..........................................................................................................................11
D. LINGKUNGAN BELAJAR.........................................................................................12
a. Lingkungan Keluarga................................................................................................12
b. Lingkungan sekolah...................................................................................................13
c. Lingkungan masyarakat................................................................................................14
E. HIPOTESIS...................................................................................................................14
A. DESAIN PENELITIAN................................................................................................15
B. POPULASI DAN SAMPEL.........................................................................................15
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.............................................................................15
D. INSTRUMEN PENELITIAN.......................................................................................16
E. ANALISIS DATA........................................................................................................16
F. TAHAPAN ATAU PROSEDUR PENELITIAN.........................................................16
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................18
BAB PENUTUP.......................................................................................................................24
A. KESIMPULAN.............................................................................................................24
B. SARAN.........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
B. PEMBATASAN MASALAH
1. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja Indonesia.
2. Proses belajar seorang anak yang memiliki masalah kesehatan mental.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja?
2. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang siswa?
D. TUJUAN
1. Mengetahui hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan mental remaja Indonesia
2. Mengetahui bagaimana proses belajar seorang siswa yang memiliki masalah
kesehatan mental.
E. MANFAAT
1. BAGI PENELITI
Hasil dari penelitian ini akan dapat menambah wawasan peneliti, serta dapat
menjadi ilmu yang dapat dibagi kepada orang lain, dan dapat meningkatkan
kepedulian peneliti terhadap lingkungan sekitar
2. BAGI PEMBACA
Tidak hanya untuk peneliti, hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk
orang-orang yang membacanya. Hasil penelitian ini akan dapat menambah
wawasan pembaca, serta menambah kepedulian pembaca terhadap permasalahan
kesehatan mental yang terjadi di lingkungan sekitarnya maupun pada dirinya
sendiri.
3. BAGI SEKOLAH
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan baru untuk pihak sekolah,
terkhususnya kepada Guru Bimbingan Konseling (BK) agar dapat lebih
memperhatikan kesehatan mental murid-muridnya, dan dapat segera menangani
masalah kesehatan mental yang terjadi pada murid-muridnya.
B. PROSES BELAJAR
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.
Menurut Chaplin (1972), proses adalah: Any change in any object or
organism, particulary a behavioral or psychological change (Proses adalah suatu
perubahan, khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan
kejiwaan).
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-
hasil tertentu (Reber, 1988).
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif & arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan
sebelumnya. (Muhibbin Syah, 1999:24).
Hintzman dalam bukunya menyatakan, belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman
yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With dalam bukunya
menyatakan, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah suatu
aktifitas psikis ataupun mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan setumpuk perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Dalam proses belajarnya, seorang siswa harus memiliki lingkungan yang
mendukung agar dapat terbentuk mental dan kepercayaan diri yang matang sehingga
ia dapat memberikan seluruh fokusnya kepada proses pembelajaran yang sedang ia
jalani.
D. LINGKUNGAN BELAJAR
Lingkungan belajar adalah tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan
berkembang menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan
dan perkembangan itu. Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar siswa
mampu melakukan control terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya, yang
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengambil pilihan-pilihan yang akan
mendorong siswa untuk melibat secara fisik, emosional dan mental dalam proses
belajar.
Ki Hajar Dewantoro, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, yang
dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu: Lingkungan Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat.
b. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah bangunan atau lembaga yang digunakan untuk melangsungkan
proses belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan formal, yang secara teratur dan
terencana melakukan pembinaan terhadap anak. Pada dasarnya, sekolah merupakan
bagian dari pendidikan keluarga yang sekaligus juga lanjutan dari pendidikan
keluarga. Selain itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan di masyarakat
kelak.
Lingkungan sekolah juga memegang peran penting dalam perkembangan para
siswanya. Lingkungan ini merupakan lingkungan fisik sekolah seperti sarana
prasarana, sumber-sumber belajar, media belajar dan lain sebagainya, lingkungan
sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan temannya, dengan guru-gurunya,
c. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari banyak individu yang etrikat dengan satuan
adat atau hukum khas dan hidup bersama.
Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia yang merupakan
lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan antara dua
orang atau lebih tak terbatas. Masyarakat tentunya turut serta memikul tanggung
jawab pendidikan. Dalam lingkungan masyarakat, anak tidak dididik secara
langsung, melainkan dalam masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks pendidikan, lingkungan masyarakat merupakan lembaga
pendidikan selain keluarga dan sekolah yang dapat membentuk kebiasaan,
pengetahuan, minat dan sikap, kesusilaan, kemasyarakatan, dan keagamaan anak.
E. HIPOTESIS
Lingkungan belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap
perkembangannya, lingkungan juga dapat membentuk karakter dan mental seorang
individu. Seorang anak dengan pembentukan karakter yang tidak baik akan
mengalami kesulitan dalam berkembang dan dapat mengalami masalah kesehatan
mental. Khususnya pada proses pembelajaran, apabila seorang anak
tidak mendapatkan persiapan dan dukungan yang matang dari orang tua maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya, ia akan kesulitan menghadapi sebuah lingkungan
baru yaitu berupa lingkungan sekolah. Seorang anak akan sulit beradaptasi sehingga
sulit mendapatkan teman. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang anak
dalam memenuhi akademisnya
2. SAMPEL
Menurut Darmawan (2013:138), Sampel adalah subjek penelitian yang
menjadi sumber data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampaian
Adapun peneliti dalam mengambil sampel untuk penelitiannya menggunakan
teknik sampel berfungsi dalam penelitian kualitatif karena mereka cocok dengan
tujuan-tujuan tertentu peneliti (Agustina, 2016: 3) . Sampel ini tidak terbatas pada
kondisi atau situasi yang menguntungkan yaitu siswa di SMAN 1 Rejang Lebong
termasuk siswa kelas 11 IPA dan 11 IPS.
2. Observasi
Dilakukan untuk memperoleh gambaran real terhadap fenomena atau kejadian
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai observer non-partisipan
yang dimana peneliti terlibat penuh sebagai pengamat yang melakukan
pengumpulan data tanpa terlibat
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Agustina (2016 : 6) Instrumen merupakan alat bantu meneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan skala likert.
Skala likert bertujuan mengukur sikap dan emosi subjek penelitian guna mencari
kebenaran yang bersifat objektif
E. ANALISIS DATA
1. Secara Kualitatif
a. Triangulasasi data
Data dikumpulkan melalui berbagai sumber analisis, wawancara ,observasi.
b. Pola partisipatoris
Informan dilibatkan dalam sebagian besar tahap penelitian mulai dari
perencanaan hingga kesimpulan
3. Analisis Data
Di tahap ini peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dari sumber-
sumber yang ada di ruang lingkup penelitian, pada penelitian ini dilakukan dengan
cara interpretasi kualitatif untuk menganalisis data dan hasil wawancara dan
observasi.
5. Menafsirkan Temuan
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran temuan yang disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan data yang disesuaikan dengan hasil penganalisaan data pada
tahap sebelumnya atau penganalisisan data.
.
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah juga berperan besar dalam pembentukan mental seorang
anak. Istilah “Sekolah adalah rumah kedua bagi anak” memang benar adanya.
Seorang anak berada di sekolah selama bertahun-tahun untuk menuntut ilmu dan
mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu anak diisi dengan beraktivitas di
sekolah. Di lingkungan sekolah, guru memiliki peran yang besar dalam
membimbing dan mengarahkan murid-murid selayaknya orang tua ketika
dirumah.
Karena itu, penting untuk menciptakan sekolah sebagai lingkungan yang
menyenangkan bagi anak, dimulai dari sejak masa pengenalan lingkungan
sekolah (MPLS) hingga anak-anak lulus dari satuan pendidikan.
Seorang anak yang memiliki lingkungan sekolah yang kurang mendukung
akan mengalami kesulitan dalam berkembang. Seperti kesulitan dalam
berinteraksi dengan sesama hingga dalam berteman, ia akan merasa sekolah berat
untuk dijalani dan dapat mempengaruhi proses belajarnya.
Oleh karena itu, para guru hendaklah membimbing dan mengarahkan murid-
muridnya dalam berkembang.
3. Lingkungan masyarakat
2. Memberikan Pendidikan:
Memberikan pendidikan tentang gangguan mental kepada anak-anak dapat
membantu mereka memahami masalah yang dialami dan bagaimana cara
mengatasinya.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu seorang anak
dalam menangani permasalahan mentalnya. Hal tersebut dapat dilakukan di semua
lingkungan, lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Dukungan dan kasih
saying yang penuh akan membuat anak merasa nyaman untuk bertumbuh kembang,
seorang anak akan merasa aman karena tidak ada permasalahan yang menghantuinya
dan ia dapat memberikan seluruh fokusnya pada proses pemenuhan akademisnya.
B. SARAN
Dengan adanya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan mental siswa ini,
maka marilah kita saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
dan nyaman untuk kesehatan mental anak-anak kita. Kita juga harus senantiasa
membimbing dan mengarahkan anak-anak kita dalam menjalani hidupnya. Perhatian
dan dukungan yang penuh juga harus selalu kita berikan agar mental seorang anak
tetap sehat sehingga ia bisa menjalani kesehariannya, juga memenuhi proses akademis
yang ia jalani dengan rasa aman dan fokus yang penuh.
A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.39
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Difa Bublisher), h.741