Anda di halaman 1dari 25

KARYA ILMIAH

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN


MENTAL SISWA

DISUSUN OLEH:

ANNISA NAILA SALSABILA


NIS: 12876

XI IPA 2

SMAN 1 REJANG LEBONG


Jl. Basuki Rahmat, Air Putih Lama, Curup, Kabupaten Rejang Lebong,
Bengkulu 39119
LEMBAR PENGESAHAN
DISAHKAN OLEH

Curup, Februari 2023

Menyetujui,

Guru Pembimbing

Sri Astuti, S.Pd


NIP: 19660616 200701 2 028

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 2


HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini penulis susun tidak hanya untuk memenuhi tugas mata pelajaran
bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental
Siswa Maka penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Penulis persembahkan proposal penelitian ini kepada ayah dan ibu yang selalu
memberikan ketenangan, kenyamanan, motivasi, doa terbaik, dan menyisihkan
finansialnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan masa proposal penelitian penulis.
2. Proposal penelitian ini penulis persembahkan untuk guru Pembimbing ibu Sri Astuti
S.Pd yang sudah membimbing serta memberi masukan dan saran selama ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Proposal penelitian ini saya persembahkan kepada sahabat terdekat penulis, yang
selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan proposal penelitian
ini.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 3


ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental
Siswa. Di mana bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengaruh-pengaruh lingkungan
yang dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa khususnya pengaruh pada proses
pembelajaran yang akan siswa jalani. Penelitian ini merupakan penelitian secara kualtatif dan
sedikit memakai penelitian kuantitatif yang berupa angka-angka dan berupa data ,secara
kualitatif menggunakan Triangulasasi Data, yang di mana Data dikumpulkan melalui
berbagai sumber analisis wawancara dan Observasi, dimana wawancara yang dilakukan
adalah Wawancara Semiterstruktur yang di mana analis ini melibatkan partisipan yang
memiliki permasalahan mental di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
Kemudian menggunakan pola partisipatoris yang di mana informan dilibatkan dalam
sebagian besar tak penelitian mulai dari perencanaan hingga kesimpulan titik kemudian
secara kuantitatif diambil dari data-data remaja di Indonesia yang memiliki masalah
kesehatan mental di Indonesia mulai dari stress, depresi, gangguan kecemasan, hingga rasa
ingin mengakhiri hidup.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan bagi kesehatan mental
seswa memiliki keterkaitan. Siswa yang tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung maka
akan rentan mengalami masalah kesehatan mental yang dimana akan mempengaruhi proses
belajarnya sebab ia kesulitan untuk menaruh fokus pada akademisnya. Maka dari itu, perlu
adanya perhatian dari orang tua, keluarga, guru, teman serta masyarakat sekitar untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk seorang anak bertumbuh kembang
agar ia bisa fokus dengan akademisnya.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 4


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul " Pengaruh Lingkungan
Terhadap Kesehatan Mental Siswa."
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Astuti selaku guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman XI MIPA dan XI IPS yang
telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini memberikan Informasi tentang Pengaruh Lingkungan Terhadap
Kesehatan Mental Siswa, yang dimana memberikan informasi mengenai keterkaitan antara
kondisi lingkungan dengan kesehatan mental siswa yang bisa memberikan pengaruh terhadap
proses akademisnya
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang Pengaruh Lingkungan Terhadap
Kesehatan Mental Siswa

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 5


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................................3
ABSTRAK.................................................................................................................................4
KATA PENGANTAR...............................................................................................................5
DAFTAR ISI..............................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................8
B. PEMBATASAN MASALAH.........................................................................................8
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................................8
D. TUJUAN.........................................................................................................................9
E. MANFAAT.....................................................................................................................9

BAB II KAJIAN TEORI

A. KESEHATAN MENTAL.............................................................................................10
B. PROSES BELAJAR......................................................................................................11
C. SISWA..........................................................................................................................11
D. LINGKUNGAN BELAJAR.........................................................................................12

a. Lingkungan Keluarga................................................................................................12
b. Lingkungan sekolah...................................................................................................13

c. Lingkungan masyarakat................................................................................................14
E. HIPOTESIS...................................................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................15

A. DESAIN PENELITIAN................................................................................................15
B. POPULASI DAN SAMPEL.........................................................................................15
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.............................................................................15
D. INSTRUMEN PENELITIAN.......................................................................................16
E. ANALISIS DATA........................................................................................................16
F. TAHAPAN ATAU PROSEDUR PENELITIAN.........................................................16

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................18

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 6


A. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MENTAL
SEORANG SISWA..............................................................................................................18
B. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA.......20
C. CARA MENGATASI MASALAH KESEHATAN MENTAL ANAK.......................22

BAB PENUTUP.......................................................................................................................24

A. KESIMPULAN.............................................................................................................24
B. SARAN.........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 7


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan yang kurang mendukung dapat menimbulkan masalah pada
kesehatan mental seorang anak. Lingkungan yang buruk dapat memberikan pengaruh
terhadap pembentukan mental hingga karakter seorang anak. Oleh karena itu,
dibutuhkan bimbingan yang penuh terhadap seorang anak mulai dari lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, hingga lingkungan sekolah.
Seorang anak dengan mental yang buruk akan merasa sulit dalam menjalani
kesehariannya, terutama pada proses pembelajarannya. Karena jika seorang anak
memiliki mental yang tidak stabil, maka ia akan kesulitan menghadapi lingkungan
sekolah, Ia akan kehilangan motivasi belajar dan merasa semua hal di sekolah terasa
berat untuk dijalani sehingga ia merasa tertekan.
Tidak menutup kemungkinan permasalahan mental tersebut dapat menjadi
semakin parah karena tidak segera ditangani. Gangguan kecemasan, trauma, stres
hingga depresi yang dialami oleh seorang anak dapat berakibat pada rasa ingin
mengakhiri hidup. Namun, masyarakat Indonesia masih tidak acuh terhadap isu
kesehatan mental ini, bahkan dianggap wajar terjadi sebagai bagian dari fase pubertas.
Padahal, bila dilihat lebih jeli lagi ada perbedaan yang cukup signifikan antara sikap
remaja sebagai ciri gangguan mental dan sikap yang memang bagian dari fase
pubertas.
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas dibidang studi Bahasa
Indonesia, dibawah bimbingan ibu Sri Astuti, S.Pd.

B. PEMBATASAN MASALAH
1. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja Indonesia.
2. Proses belajar seorang anak yang memiliki masalah kesehatan mental.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja?
2. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang siswa?

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 8


3. Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan mental siswa?

D. TUJUAN
1. Mengetahui hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan mental remaja Indonesia
2. Mengetahui bagaimana proses belajar seorang siswa yang memiliki masalah
kesehatan mental.

E. MANFAAT
1. BAGI PENELITI
Hasil dari penelitian ini akan dapat menambah wawasan peneliti, serta dapat
menjadi ilmu yang dapat dibagi kepada orang lain, dan dapat meningkatkan
kepedulian peneliti terhadap lingkungan sekitar

2. BAGI PEMBACA
Tidak hanya untuk peneliti, hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk
orang-orang yang membacanya. Hasil penelitian ini akan dapat menambah
wawasan pembaca, serta menambah kepedulian pembaca terhadap permasalahan
kesehatan mental yang terjadi di lingkungan sekitarnya maupun pada dirinya
sendiri.

3. BAGI SEKOLAH
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan baru untuk pihak sekolah,
terkhususnya kepada Guru Bimbingan Konseling (BK) agar dapat lebih
memperhatikan kesehatan mental murid-muridnya, dan dapat segera menangani
masalah kesehatan mental yang terjadi pada murid-muridnya.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 9


BAB II
KAJIAN TEORI
A. KESEHATAN MENTAL
Dalam buku Mental Hygiene, kesehatan mental berkaitan dengan beberapa
hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian
dalam kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang
lain; dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan
bagaimana mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi (Yusuf 2011).
Karakteristik atau ciri-ciri kesehatan mental, yakni orang yang sehat secara
mental, yaitu:
1. Terhindar dari gangguan jiwa, baik neurosa maupun psikosa.
2. Mampu menyesuaikan diri.
3. Mampu memanfaatkan potensi secara maksimal.
4. Mampu mencapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
Terdapat beberapa istilah dalam mengungkapkan kesehatan mental yaitu
mental hygiene dan psiko-hygiene. Kedua perbedaan istilah tersebut, sebenarnya tidak
ada perbedaan yang mendasar. Namun istilah yang sering dipakai saat ini adalah
kesehatan mental atau mental health.
Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan
mentalnya karena terhambat oleh masalah-masalahnya, seperti penyesuaian diri,
konflik dengan orang tua, keluarga atau teman, masalah pribadi, masalah akademis,
dan masalah lainnya yang dapat menghambat ekplorasi potensi siswa, bahkan dapat
menyebabkan stres.
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh
terhadap pembentukan mental seorang remaja atau siswa serta dapat mempengaruhi
proses belajarnya. Seorang siswa dengan lingkungan yang buruk dapat memiliki
masalah kesehatan mental dan akan berakibat pada proses pembelajarannya.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya permasalahan seorang individu dengan
individu lainnya dalam sebuah lingkungan maupun keadaan lingkungan setempat

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 10


yang kurang mendukung, sehingga menimbulkan kesulitan bagi seorang anak untuk
mengembangkan mentalnya lantaran tidak bisa menghadapi masalah yang ia miliki
dalam sebuah lingkungan tersebut.

B. PROSES BELAJAR
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.
Menurut Chaplin (1972), proses adalah: Any change in any object or
organism, particulary a behavioral or psychological change (Proses adalah suatu
perubahan, khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan
kejiwaan).
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-
hasil tertentu (Reber, 1988).
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif & arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan
sebelumnya. (Muhibbin Syah, 1999:24).
Hintzman dalam bukunya menyatakan, belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman
yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With dalam bukunya
menyatakan, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah suatu
aktifitas psikis ataupun mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan setumpuk perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Dalam proses belajarnya, seorang siswa harus memiliki lingkungan yang
mendukung agar dapat terbentuk mental dan kepercayaan diri yang matang sehingga
ia dapat memberikan seluruh fokusnya kepada proses pembelajaran yang sedang ia
jalani.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 11


C. SISWA
Menurut Sudirman (2003) pengertian siswa adalah orang yang datang ke
sekolah untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Pada masa ini
siswa mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu, siswa juga
berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada
periode ini para remaja akan melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam
rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
Bakrie (2010) menyampaikan bahwa pada masa transisi atau peralihan dari
remaja menuju dewasa ini, remaja mengalami keadaan yang disebut dengan periode
“storm & stress”. Berubahnya kondisi fisik dan perkembangan yang dicirikan dengan
kenaikan jumlah kadar hormon. Berakibat pada kondisi labil dalam menghadapi
permasalah dalam hidupnya. Sehingga mereka lebih condong nampak kurang
berpengalaman dalam menyelesaikan masalah, karena kekurang mampuaan tersebut
berakibat lebih mudah mengalami tekanan/stres.
Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan penuh dalam pengembangan mental
seorang remaja dalam proses menjadi seorang dewasa, khususnya dalam lingkungan
sekolah yang dimana menjadi tempat seorang siswa untuk berkembang. Lingkungan
keluarga juga harus memberikan dukungan dan kasih sayang yang penuh agar
kebutuhan batin seorang anak terpenuhi sehimgga ia bisa berkembang dengan baik.

D. LINGKUNGAN BELAJAR
Lingkungan belajar adalah tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan
berkembang menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan
dan perkembangan itu. Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar siswa
mampu melakukan control terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya, yang
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengambil pilihan-pilihan yang akan
mendorong siswa untuk melibat secara fisik, emosional dan mental dalam proses
belajar.
Ki Hajar Dewantoro, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, yang
dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu: Lingkungan Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 12


a. Lingkungan Keluarga
Istilah keluarga dalam sosiologi menjadi hal yang perlu mendapat perhatian
khusus. Keluarga tentunya dianggap sebagai salah satu bagian penting dalam
masyarakat secara umum. Individu terbentuk karena adanya keluarga, kemudian
dari keluarga yang akhirnya akan membentuk sebuah masyarakat.
Orang tua dalam sebuah keluarga adalah seorang guru yang pertama bagi
anaknya. Maka peran dan tanggung jawab orang tua memanglah besar dan harus
dilaksanakan untuk mengarahkan dan membimbing anaknya agar dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Dirumah, orang tua juga harus memantau dan
mendukung perkembangan anak khususnya dalam pendidikan.
Hal ini tentu harus disadari dan dimengerti oleh setiap keluarga, bahwa anak
dilahirkan dalam lingkungan keluarga dan tumbuh berkembang sampai anak
melepaskan diri dari ikatan keluarga. Suasana pendidikan keluarga ini sangat
penting untuk diperhatikan, agar dapat membentuk keseimbangan jiwa seorang
anak yang sedang berkembang
Dengan demikian, orang tua bertanggung jawab secara penuh untuk
memelihara, merawat, melindungi serta mendidik anak agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Lingkungan keluarga yang sehat akan memberikan
kenyamanan bagi seorang anak untuk bertumbuh kembang.

b. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah bangunan atau lembaga yang digunakan untuk melangsungkan
proses belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan formal, yang secara teratur dan
terencana melakukan pembinaan terhadap anak. Pada dasarnya, sekolah merupakan
bagian dari pendidikan keluarga yang sekaligus juga lanjutan dari pendidikan
keluarga. Selain itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan di masyarakat
kelak.
Lingkungan sekolah juga memegang peran penting dalam perkembangan para
siswanya. Lingkungan ini merupakan lingkungan fisik sekolah seperti sarana
prasarana, sumber-sumber belajar, media belajar dan lain sebagainya, lingkungan
sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan temannya, dengan guru-gurunya,

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 13


serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah ini juga menyangkut lingkungan
akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai
kegiatan kurikuler dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dibutuhkan lingkungan sekolah yang mendukung dan
sejalan dengan seorang peserta didik sebagai tempat untuknya bertumbuh kembang
dan memenuhi proses akademis nya. Lingkungan sekolah yang kurang memadai
akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi kesehatan mental seorang peserta didik.

c. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari banyak individu yang etrikat dengan satuan
adat atau hukum khas dan hidup bersama.
Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia yang merupakan
lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan antara dua
orang atau lebih tak terbatas. Masyarakat tentunya turut serta memikul tanggung
jawab pendidikan. Dalam lingkungan masyarakat, anak tidak dididik secara
langsung, melainkan dalam masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks pendidikan, lingkungan masyarakat merupakan lembaga
pendidikan selain keluarga dan sekolah yang dapat membentuk kebiasaan,
pengetahuan, minat dan sikap, kesusilaan, kemasyarakatan, dan keagamaan anak.

E. HIPOTESIS
Lingkungan belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap
perkembangannya, lingkungan juga dapat membentuk karakter dan mental seorang
individu. Seorang anak dengan pembentukan karakter yang tidak baik akan
mengalami kesulitan dalam berkembang dan dapat mengalami masalah kesehatan
mental. Khususnya pada proses pembelajaran, apabila seorang anak
tidak mendapatkan persiapan dan dukungan yang matang dari orang tua maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya, ia akan kesulitan menghadapi sebuah lingkungan
baru yaitu berupa lingkungan sekolah. Seorang anak akan sulit beradaptasi sehingga
sulit mendapatkan teman. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang anak
dalam memenuhi akademisnya

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 14


BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, penulis mencari penyelesaian masalah
mengenai Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Seorang Siswa.

B. POPULASI DAN SAMPEL


1. POPULASI
Menurut Darmawan (2013.137), Populasi adalah sumber data dalam penelitian
tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Rejang Lebong yang terkait dengan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Seorang Siswa..

2. SAMPEL
Menurut Darmawan (2013:138), Sampel adalah subjek penelitian yang
menjadi sumber data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampaian
Adapun peneliti dalam mengambil sampel untuk penelitiannya menggunakan
teknik sampel berfungsi dalam penelitian kualitatif karena mereka cocok dengan
tujuan-tujuan tertentu peneliti (Agustina, 2016: 3) . Sampel ini tidak terbatas pada
kondisi atau situasi yang menguntungkan yaitu siswa di SMAN 1 Rejang Lebong
termasuk siswa kelas 11 IPA dan 11 IPS.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Wawancara Semiterstruktur
Wawancara Semiterstruktur diperlukan untuk memperoleh gambaran atau
jawaban yang spesifik dari sampel atau partisipan. Biasanya analisis ini

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 15


melibatkan perhitungan data yang dapat sifatnya statistik dalam perhitungan
datanya

2. Observasi
Dilakukan untuk memperoleh gambaran real terhadap fenomena atau kejadian
yang diteliti. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai observer non-partisipan
yang dimana peneliti terlibat penuh sebagai pengamat yang melakukan
pengumpulan data tanpa terlibat

D. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Agustina (2016 : 6) Instrumen merupakan alat bantu meneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan skala likert.
Skala likert bertujuan mengukur sikap dan emosi subjek penelitian guna mencari
kebenaran yang bersifat objektif

E. ANALISIS DATA
1. Secara Kualitatif
a. Triangulasasi data
Data dikumpulkan melalui berbagai sumber analisis, wawancara ,observasi.
b. Pola partisipatoris
Informan dilibatkan dalam sebagian besar tahap penelitian mulai dari
perencanaan hingga kesimpulan

F. TAHAPAN ATAU PROSEDUR PENELITIAN


1. Pertanyaan Penelitian (Study Questions)
Peneliti memulai penelitian dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data dengan melakukan wawancara
seperti menggunakan pertanyaan:
"Bagaimana kondisi lingkunganmi?"
"Bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan mentalmu? "
"Apakah kesehatan mentalmu baik-baik saja dengan berada disana? "

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 16


2. Fokus Kajian Penelitian (Study prepositions)
Pada tahap ini, peneliti mencari dan mengkaji teori yang berkaitan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu tentang Pengaruh Lingkungan
Terhadap Kesehatan Mental Seorang Siswa. Seperti dari buku, jurnal, artikel,
maupun hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Analisis Data
Di tahap ini peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dari sumber-
sumber yang ada di ruang lingkup penelitian, pada penelitian ini dilakukan dengan
cara interpretasi kualitatif untuk menganalisis data dan hasil wawancara dan
observasi.

4. Menghubungkan Proporsi Data


Setelah melakukan analisis data selanjutnya menghubungkan proporsi data
dengan strategi-strategi itu melalui triangulasi data dan pola partisipatoris sesuai
dengan metode yang diambil yaitu secara kualitatif dan juga menghubungkan
proporsi data dengan cara memaparkan perolehan data berupa angka-angka yang
terjamin kebenarannya.

5. Menafsirkan Temuan
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran temuan yang disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan data yang disesuaikan dengan hasil penganalisaan data pada
tahap sebelumnya atau penganalisisan data.
.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 17


BAB IV
PEMBAHASAN
Kesehatan mental bukanlah hal yang bisa dianggap sepele dan bisa diabaikan
begitu saja. Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak hal-hal yang dapat
memicu masalah kesehatan mental seorang anak terlebih lagi pada seorang remaja
yang sedang mengalami masa transisi menuju dewasa. Kebanyakan dari mereka
adalah remaja berusia 10-17 tahun yang sedang berada dalam jenjang pendidikan.
Remaja dengan rentang umur tersebut sering mengalami labil atau bimbang dalam
menentukan hidupnya, sehingga mereka perlu dibimbing dan diarahkan oleh para
orang tua termasuk guru di sekolah.
Permasalahan mental yang lainnya juga, seperti rasa tidak percaya diri, sulit
beradaptasi, gangguan kecemasan, stres hingga depresi yang berkelanjutan pada rasa
ingin mengakhiri hidup, terbilang cukup banyak dialami oleh para remaja. Tahun
2020, Environmental Geography Student Association dari Universitas Gadjah Mada,
mempublikasikan data mengenai tingkat bunuh diri di Indonesia. Mereka menemukan
bahwa setiap satu jamnya ada satu orang di Indonesia yang melakukan bunuh diri.
Sebanyak 4,2% pelajar di Indonesia pun pernah berpikir untuk bunuh diri, sedangkan
3% siswa pernah melakukan percobaan bunuh diri. Hampir 90% kasus bunuh diri di
Indonesia diakibatkan oleh depresi dan kecemasan.
Lingkungan disini memiliki andil yang besar dalam perkembangan mental
seorang anak. Apabila lingkungan disekitarnya buruk, maka seorang anak akan
memiliki mental yang buruk dan dapat pula berpengaruh terhadap karakternya.

A. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


MENTAL SEORANG SISWA
Ki Hajar Dewantoro, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, yang
dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu: Lingkungan Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat. Ketiga faktor lingkungan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat
dilepaskan satu sama lain.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 18


1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi seorang anak. Dalam
lingkungan keluarga ini, orang tua memegang peran yang sangat besar dalam
membentuk mental seorang anak. .
Apabila seorang anak gagal mendapatkan pendidikan dan persiapan mental
yang kurang matang dari lingkungan keluarga, maka hal ini akan mempengaruhi
perilaku anak tersebut di lingkungan-lingkungan lainnya.
Oleh karena itu, orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam
membangun mental seorang individu yang juga berpengaruh terhadap
pembentukan karakternya. Lingkungan keluarga yang sehat akan memberikan
kenyamanan bagi seorang anak untuk bertumbuh kembang.

2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah juga berperan besar dalam pembentukan mental seorang
anak. Istilah “Sekolah adalah rumah kedua bagi anak” memang benar adanya.
Seorang anak berada di sekolah selama bertahun-tahun untuk menuntut ilmu dan
mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu anak diisi dengan beraktivitas di
sekolah. Di lingkungan sekolah, guru memiliki peran yang besar dalam
membimbing dan mengarahkan murid-murid selayaknya orang tua ketika
dirumah.
Karena itu, penting untuk menciptakan sekolah sebagai lingkungan yang
menyenangkan bagi anak, dimulai dari sejak masa pengenalan lingkungan
sekolah (MPLS) hingga anak-anak lulus dari satuan pendidikan.
Seorang anak yang memiliki lingkungan sekolah yang kurang mendukung
akan mengalami kesulitan dalam berkembang. Seperti kesulitan dalam
berinteraksi dengan sesama hingga dalam berteman, ia akan merasa sekolah berat
untuk dijalani dan dapat mempengaruhi proses belajarnya.
Oleh karena itu, para guru hendaklah membimbing dan mengarahkan murid-
muridnya dalam berkembang.

3. Lingkungan masyarakat

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 19


Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia yang merupakan
lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan antara dua
orang atau lebih tak terbatas. Masyarakat tentunya turut serta memikul tanggung
jawab pendidikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam setiap kegiatan manusia selalu
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Dalam lingkungan masyarakat, anak tidak
dididik secara langsung, melainkan dalam masyarakat itu sendiri
Karakteristik lingkungan masyarakat sekitar anak juga memberikan dampak
yang besar. Dengan hidup di lingkungan masyarakat yang kurang mendukung,
maka anak akan memiliki mental yang buruk.

B. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA


Lingkungan yang terlihat baik dan nyaman belum tentu baik pula untuk
beberapa remaja dan anak-anak. Kadang bukan hanya lingkungan sosial saja yang
mempengaruhi kesehatan mental pada anak dan remaja. Lingkungan keluarga pun
sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak dan remaja.
Untuk menciptakan mental yang baik untuk seorang anak, dibutuhkan
dukungan dan kasih sayang penuh untuknya, hubungan harmonis antar anggota
keluarga juga dibutuhkan.
Banyak remaja yang menyatakan bahwa “Rumah bukanlah tempatku untuk
kembali pulang.” Banyak dari remaja dan anak yang mengalami depresi takut untuk
kembali pulang ke rumah, karena di rumah pun tidak ada yang menanti kehadiran
mereka. Tak jarang mereka merasakan rumah adalah “penjara” bagi mereka.
Hal tersebut dapat timbul karena adanya hubungan yang tidak harmonis antara
anggota keluarga. Pertengkaran yang terjadi di dalam keluarga akan menimbulkan
luka yang hebat bagi seorang anak. Seperti pertengkaran antara kedua orang tua,
pertengkaran dengan saudara, hingga pertengkaran antara anak dengan orang tua.
Anak-anak yang sering menyaksikan pertengkaran dirumah cenderung tumbuh
menjadi sosok yang temperamental. Tidak hanya itu, ia pun akan merasa tidak
nyaman berada di rumah, ia juga akan kehilangan fokus pada proses pembelajaran
sebab seluruh fokusnya sudah ia tuangkan untuk memikirkan permasalahan yang ada
di rumahnnya. Hal tersebut juga dapat menyebabkan seorang anak depresi lantaran
putus asa terhadap permasalahan di rumahnya.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 20


Keharmonisan keluarga memanglah tujuan utama di setiap bahtera rumah
tangga. Tapi terkadang keluarga yang harmonis belum tentu menjamin kesehatan
mental anak dan remaja sehat. Bahkan ada yang keluarga nya sangat harmonis, tetapi
anaknya mengalami depresi. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi di antara
orang tua dan anak, serta kurangnya perhatian dari orang tua anak. Seorang anak yang
terus-terusan memendam masalah sendiri akan merasa putus asa hingga berujung
mengalami depresi
Para orang tua juga hendaknya menyiapkan mental seorang anak dalam
menghadapi lingkungan baru. Banyak dari remaja mengalami gangguan kecemasan
karena memiliki rasa takut yang berlebihan, seperti takut untuk berinteraksi dengan
sesama sehingga tak menutup kemungkinan ia akan menjadi anak yang anti sosial.
Seorang anak yang bersifat anti sosial akan merasa lebih nyaman untuk menyendiri
dan dapat menimbulkan rasa kesepian pada diri anak tersebut. Rasa kesepian yang
terus terjadi dapat menyebabkan depresi sehingga terjadilah masalah kesehatan
mental yang kompleks.
Depresi pada anak menyebabkan anak susah berkonsentrasi dan mengalami
kesulitan dalam pencapaian akademisnya. Depresi yang serius dan berat akan
membuat anak merasa putus asa, terisolasi, dan tidak berharga. Rasa yang
ditimbulkan ini menyebabkan anak memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya.
Dan jika seorang anak memiliki permasalahan seperti itu pada lingkungan
keluarganya, tak menutup kemungkinan hal-hal tersebut bisa mempengaruhi
kehidupannya di lingkungan sekolah. Kebanyakan anak dengan masalah kesehatan
mental akan cenderung menyendiri karena ia merasa susah untuk menyatakan apa
yang ia rasa, sehingga depresi yang ia rasakan dapat berdampak lebih besar pada
kesehariannya, terutama pada proses akademisnya. Anak yang depresi akan sulit
fokus kepada pelajaran sebab seluruh fokusnya sudah ia alihkan untuk memikirkan
masalah yang ia miliki, seorang anak yang depresi juga, maka ia pun akan sulit
memenuhi tuntutan akademisnya.
Lingkungan sekolah yang kurang mendukung juga akan membuat seorang
anak merasa tidak nyaman untuk berada di sekolah, buruknya lingkungan sekolah
dapat dipengaruhi oleh karakter murid-murid di sekolah tersebut. Seorang anak akan
merasa sekolah berat untuk dijalani sehingga tidak dapat fokus dalam proses

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 21


pembelajaran yang akan ia terima. Tentu lah hal ini akan mempengaruhi proses
akademisnya dan dapat memberikan hasil yang buruk di akhir proses pembelajaran.
Lingkungan masyarakat setempat juga memiliki pengaruh. Masyarakat secara
langsung maupun tidak langsung juga menjadi pendidikan bagi seorang anak. Hal-hal
yang terjadi pada lingkungan masyarakat bisa menjadi contoh untuk seorang anak
bahkan bisa ia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Masyarakat yang kurang
mendukung juga akan membuat seorang anak merasa sulit untuk berinteraksi,
sehingga ia akan menjadi anti sosial dan merasa malas bergaul dengan lingkungan
sekitarnya sebab rasa takut tidak di terima di lingkungan tersebut.
Kualitas masyarakat yang kurang baik akan mempengaruhi pembentukan
mental hingga karakter seorang anak, hal ini juga akan mempengaruhi sikap anak
pada lingkungan-lingkungan lainnya.
Oleh karena itu, seorang anak haruslah tumbuh pada lingkungan yang baik,
sebab setiap lingkungan belajar anak (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat)
saling berkaitan dan dapat memengaruhi mental seorang anak.

C. CARA MENGATASI MASALAH KESEHATAN MENTAL ANAK


Kesehatan mental anak memegang kendali besar pada kehidupan sehari-
harinya, terutama pada proses pemenuhan akademisnya. Untuk membantu anak-anak
yang mengalami gangguan mental, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan:
1. Menjadi Pendengar yang Baik:
Seringkali, anak-anak yang mengalami gangguan mental membutuhkan seseorang
yang dapat mereka percayai dan membicarakan masalah mereka. Jadi, jadilah
pendengar yang baik dan empati terhadap anak-anak yang mengalami gangguan
mental.

2. Memberikan Pendidikan:
Memberikan pendidikan tentang gangguan mental kepada anak-anak dapat
membantu mereka memahami masalah yang dialami dan bagaimana cara
mengatasinya.

3. Mencari Bantuan Profesional:

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 22


Jika anak-anak Anda mengalami gangguan mental yang parah, sebaiknya
carilah bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
Mereka akan dapat memberikan terapi yang tepat untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh anak-anak.

4. Menciptakan Lingkungan yang Aman:


Lingkungan yang aman dan stabil dapat membantu anak-anak yang
mengalami gangguan mental untuk merasa lebih nyaman dan tenang. Buatlah
lingkungan yang tidak terlalu bising atau penuh tekanan bagi anak-anak tersebut.

5. Berikan Dukungan Emosional


Dukungan emosional yang tulus dari orang tua, keluarga, teman hingga guru
dapat membantu anak-anak yang mengalami gangguan mental untuk merasa lebih
nyaman dan terlindungi.

6. Sediakan Waktu untuk Beristirahat yang Cukup


Anak-anak yang mengalami gangguan mental mungkin membutuhkan waktu
istirahat yang lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Pastikan
anak-anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup setiap hari.

Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu seorang anak
dalam menangani permasalahan mentalnya. Hal tersebut dapat dilakukan di semua
lingkungan, lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Dukungan dan kasih
saying yang penuh akan membuat anak merasa nyaman untuk bertumbuh kembang,
seorang anak akan merasa aman karena tidak ada permasalahan yang menghantuinya
dan ia dapat memberikan seluruh fokusnya pada proses pemenuhan akademisnya.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 23


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap mental seorang anak.
Apabila seorang anak tumbuh di lingkungan yang kurang memadai, maka ia akan
merasa tidak nyaman untuk bertumbuh kembang, ia juga akan kesulitan dalam
memenuhi proses akademisnya. Oleh karena itu, para orang tua hendaklah
menyiapkan mental anak-anaknya sedari dini agar seorang anak siap untuk menjalani
kehidupan yang ia miliki. Orang tua, guru, teman, serta masyarakat juga harus saling
bekerja sama agar dapat tercipta lingkungan yang nyaman untuk setiap anak dapat
bertumbuh kembang.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantuk anak yang memiliki
permasalahan mental adalah:
1. Menjadi Pendengar yang Baik
2. Memberikan Pendidikan
3. Mencari Bantuan Profesional
4. Menciptakan Lingkungan yang Aman
5. Berikan Dukungan Emosional
6. Sediakan Waktu untuk Beristirahat yang Cukup

B. SARAN
Dengan adanya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan mental siswa ini,
maka marilah kita saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
dan nyaman untuk kesehatan mental anak-anak kita. Kita juga harus senantiasa
membimbing dan mengarahkan anak-anak kita dalam menjalani hidupnya. Perhatian
dan dukungan yang penuh juga harus selalu kita berikan agar mental seorang anak
tetap sehat sehingga ia bisa menjalani kesehariannya, juga memenuhi proses akademis
yang ia jalani dengan rasa aman dan fokus yang penuh.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 24


DAFTAR PUSTAKA
Abdi Latif, Pendidikan Berbasis Ilmu Kemasyarakatan, (Bandung: PT Revika Aditama,
2007), h.19

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.

Ameliola, S, Nugraha. 2013. Perkembangan Media Informasi dan Teknologi

TerhadapAnak dalam Era Globalisasi. Malang : Universitas Brawijaya.


http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-0229.pdf. Diakses 26 Februari 2023

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara

S. Pakasi, Anak dan Perkembangannya, Pendekatan Psiko-Pedagogis terhadap Generasi


Muda. (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.24

JP. Chaplin. 1992. Psikologi Pengajaran, Jakarta : Pustaka Jaya

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.39

Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Difa Bublisher), h.741

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Mental Siswa 25

Anda mungkin juga menyukai