Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
DOI: https://doi.org/10.15294/pls.v4i1.34292
DOI: 10.15294/pls.v3i2.34913
Alamat korespondensi:
E-mail: anggra97eni@gmail.com
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
24
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
25
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
kesehatan masyarakat merupakan suatu ilmu dan pembangunan kesehatan pada tingkat kelurahan.
seni, karena dalam ilmu kesehatan dapat Keaktifan FKKS merupakan salah satu indicator
mencegah tibulnya penyakit, memperpanjang pencapaian kelurahan sehat. Menurut Keputusan
masa hidup serta dapat mempertinggi nilai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
kesehatan. Berbagai pendapat yang ada dapat 564/MENKES/SKVI II/ 2006, tentang
diambil kesimpulan bahwa kesehatan pedoman pelaksanaan pengembangan kelurahan
masyarakat merupakan usaha menyeleraskan siaga merupakan kelurahan yang penduduknya
pikiran dengan keadaan baik jasmani, rohani dan memiliki kesiapan sumberdaya, kemauan serta
sosial agar dapat hidup seimbang, dengan kemampuan untuk mencegah dan menangani
menerapkan pola hidup yang sehat, dengan tetap masalah – masalah kesehatan, bencana dan
menjaga kesehatan pribadi dan dingkungan kegawat daruratan secara mandiri. Kegiatan
karena keduanya mempunyai hubungan yang FKKS dikelurahan Plalangan meliputi kegiatan
terkait. Pendapat lain juga datang dari Geumala rutin setiap hari jumat ataupun sering disebut
et all (2018: 1) bahwa kesehatan masyarakat juga dengan kegiatan JUMANTIK, kemudian
merupakan semua aspek dari alam dan kegiatan kelas BUMIL (Ibu Hamil), BUFAS (Ibu
lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan Nifas), Senam Lansia, serta kegiatan tindak
manusia. Berdasarkan beberapa pengertian lanjut MMK.
mengenai hubungan kesehatan pribadi dengan Konsep pembangunan kelurahan siaga
lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa adalah dengan membangun sistem kelurahan
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh yang mempunyai tanggung jawab memelihara
kesehatan pribadi. Pribadi yang sehat akan kesehatan masyarakat, dibawah bimbingan dan
mempengaruhi kehatan lingkungan yang interaksi antara bidang, kader desa serta
ditempati, dan sebaliknya jika dari pribadinya pengurus desa untuk mewujudkan kesehatan
yang kurang sehat akan berpotensi juga dalam masyarakat melalui program kesehatan yang
penularan penyakit juga kemasyarakat. telah direncanakan. Hal ini didukung pendapat
Keberadaan Individu merupakan unit terkecil Maqfiraah et all (2018: 722) bahwa program
dari bagian kemasyarakatan. kelurahan siaga diharapkan dapat membangun
Menurut Entjang (1993: 20) ada tiga faktor masyarakat yang mempunyai kesadaran tinggi,
yang mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang aktif serta mandiri dalam memecahkan
diantaranya dapat dilihat dari penyebab pemasalahan kedaruratan kesehatan yang ada di
penyakit, manusia sebagai tuan rumah serta kelurahan. Sedangakan Menurut Sahli (2014)
lingkungan hidup tempat sesorang tinggal. Dari bahwa Peran FKKS, yaitu mendeteksi dengan
penyebab diatas memungkinkan timbulnya sediri mungkin adanya resiko masalah – masalah
penyakit yang disebabkan dari faktor luar dari kesehatan yang ada di masyarakat, melakukan
tubuh (exogen) dan faktor dari dalam tubuh pelaporan adanya permasalahan yang timbul di
(endogen) dari diri sesorang itu sendiri. Upaya masyarakat khususnya pada bidang kesehatan,
menjaga kesehatan pribadi perlu adanya memberikan upaya penanggulangan faktor
hubungan sinergi dengan lingkungan sekitar, resiko, penyiapan dana untuk upaya pencegahan
karena melakukan upaya kesehatan baik pribadi dan penanggulangan, penemuan masalah
dan lingkungan akan lebih efektif jika sesorang kesehatan di UKBM (Posyandu, UKS,
menerapkan filosofi “Manusia Merupakan Tuan Poskestren, PKD dll) serta mengkoordinasi
Rumah” jadi manusia berhak atas dirinya sendiri penanganan masalah kesehatan di kelurahan.
menerima atau menolak datangnya suatu Maraknya permasalahan yang ada dimasyarakat
penyakit di sekitarnya. Forum Kesehatan akan pentingnya kesadaran akan kesehatan baik
Kelurahan Siaga (FKKS) yaitu suatu wadah kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan,
partisipasi masyarakat unatuk merencanakan, pemerintah berupaya membangun program
menetapkan, mengkoordinasi, memonitoring, kesehatan yang berawal dari ruang lingkup
menggerakkan serta meng evaluasi penerapan terkecil dari kehidupan kita. Pelaksanaan
26
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
program ini dapat dimulai dari dirikita sendiri, diharapkan temuan – temuan dapat
keluarga, masyarakat, wilayah, sehingga menjadi didiskripsikan secara lebih rinci, jelas, dan akurat.
kesehatan nasional dalam suatu Negara Penelitian tentang pengelolaan program
nantinya. Upaya pelaksaan program tersebut kesehatan masyarakat, dilaksanakan di Forum
tidaklah mungkin kalau tidak adanya suatu Kesehatan Kelurahan Siaga (FKKS) Kelurahan
pengelolaan yang baik dalam melaksanakan Plalangan, Kecamatan Gunung Pati, Kota
program – program yang ada. Pengelolaan Semarang.
program yang dimaksudkan meliputi Pada penelitian ini yang dijadikan subjek
perencanaan, pengorganisasian, pelaksaan, penelitian adalah satu orang pengelola, dua orang
pengawasan serta evaluasi, dalam melaksanakan instruktur / kader FKKS di Kelurahan
proses pengelolaan, akan dipengaruhi beberapa Plalangan. Dan Informan adalah orang yang
faktor diantaranya, faktor pendorong ataupun dapat mendukung diperolehnya data dalam
faktor penghambat tercapainya tujuan yang telah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi
di rencanakan. informan yaitu dua orang dari warga masyarakat
yang berpartisipasi mewujudkan Kelurahan
METODE Sehat, Pemilihan Informan dipilih dengan
Berdasarkan pada pokok permasalahan mempertimbangkan keterlibatan mereka dalam
yang dikaji, yaitu mengenai pengelolaan program melaksanakan program – program yang ada.
kesehatan masyarakat melalui forum kesehatan Fokus penelitian merupakan batasan masalah
kelurahan siaga di Kelurahan Plalangan, yang menjadi pokok persoalan dalam penelitian.
Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, maka Adapun yang menjadi focus penelitian ini adalah
penelitian ini menggunakan pendekatan 1). Proses pengelolaan program forum kesehatan
kualitatif diskriptif. Pendekatan ini bertujuan kelurahan siaga dalam mewujudkan kesehatan
untuk mendiskripsikan dan atau masyarakat; 2). Faktor – faktor yang
menggambarkan karakteristik fenomena di mempengaruhi proses pengelolaan program
masyarakat yang kemudian dibuat dalam bentuk forum kesehatan kelurahan siaga dalam
tulisan bersifat narasi. Adapun menurut Djam’an mewujudkan kesehatan masyarakat. Pada
dan Khomariah (2011: 23) bahwa peneliti ingin penelitian ini menggunakan sumber data secara
mengeksplorasi fenomena – fenomena yang tidak primer dan sekunder dengan penggunaan sumber
dapat dikuantifikasikan yang bersifat diskriptif, data primer diperoleh dari hasil wawancara
dalam hal ini misalnya proses suatu langkah langsung dan pengematan lapangan sedangkan
kerja, formula suatu resep, pengertian – pengumpulan sumber data sekunder diperoleh
pengertian suatu konsep yang beragam, melalui mengkaji dokumen dan foto dari
karakteristik barang dan jasa, gambar – gambar, lapangan.
gaya – gaya, tata cara suatu budaya, model fisik Peneliti melakukan pengumpulan data
suatu artefak dan sebagaianya. Peneliti dalam dengan triangulasi maka secara tidak langsung
penelitian ini megunakan pendekatan penelitian peneliti juga telah menguji kredibilas data
kualitatif. dikarenakan permasalahan yang akan tersebut dari bergai teknik pengumpulan data dan
dibahas untuk memperoleh data berupa kata – berbagai sumber data, dimana penelitian ini
kata baik lisan, tulisan, maupun berupa menggunakan terknik triangulasi sumber, teknik
gambaran yang ada pada kelurahan pelalangan triangulasi metode, dan teknik triangulasi teori.
dalam membangun kelurahan sehat. Hal – hal Penggunaan tringulasi teknik, dimana dalam
yang akan diteliti terdiri dari proses pengelolaan teknik ini pengumpulan data menggunakan
program kesehatan masyarakat melalui forum teknik yang bermacam – macam yairu observasi,
kesehatan kelurahan siaga, dan apa saja faktor wawancara, dan dokumentasi tapi penerapannya
pendukung dan faktor penghambat yang pada sumber data yang sama. Alasan peneliti
mempengaruhi proses pengelolaan program di menggunakan teknik ini adalah untuk
kelurahan palalangan. Dengan pendektan ini tercapainya pemahaman subjek terhadap
27
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
lingkungan sekitarnya dan tidak semata – mata menjaga lingkungan. Salah satu usaha yang
bertumpu pada kebenaran saja. Dalam penelitian dapat dilakukan adalah dengan menambah
ini, peneliti akan mendapatkan kekuatan data pengetahuan mengetahui gejala – gejala penyakit
dibandingkan menggunakan satu pendekatan yang ada, ajakan bersama – sama membagun
sehingga data yang dihasilkan akan lebih lingkungan berdasarkan pola hidup bersih dan
konsisten, tuntas dan pasti. Kemudian sehat mewujudkan Kelurahan Palalangan
penggunaan teknik triangulasi sumber juga sebagai kelurahan sehat.
dilakukan dengan mengambil subjek penelitian Menurut pengelola FKKS Plalangan, IB
dari satu orang pengelola, dua orang kader serta mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya
dua orang warga masyarakat sebagai informan program FKKS di Kelurahan Plalangan, yaitu:
untuk mendapatkan data yang konsisten melalui “Melihat banyak dimasyarakat timbul
kegiatan wawancara. Penggunaan triangulasi penyakit – penyakit yang pada dasarnya dapat
teori juga dilakukan agar dalam pengambailan membahayakan jiwa, misalnya penyakit demam
data ataupun pengolahan data disesuaikan berdarah, TBC, TB- paru, dst. Tetapi penyakit
dengan teori yang bersangkuta untuk mendukung tersebut tidak terdeteksi sehingga, tiba – tiba
hasil data yang didapat. Penelitian ini dilakukan penyakit tersebut meledak yang akhirnya dari
dengan pengumpulan data, reduksi data, pemerintah kota semarang membuat Forum
penyajian data, dan penarikan kesimpulan data. Kesehatan Kelurahan Siaga, tujuannya untuk
melihat secara langsung dimasyarakat tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN apa yang terjadi, sehingga tidak langsung
Pengelolaan Program FKKS meledak tetapi dapat diatasi di tahapan awal.
Berdasarkan data observasi, wawancara FKKS ini ada sejak tahun 2011, Cuma saya baru
dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh berkecimpung pada tahun 2017”.
penelitian, diperoleh hasil bahwa pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui forum Warga masyarakat yang berpartisispasi
kesehatan kelurahan di Kelurahan Plalangan dalam kegiatan FKKS Kelurahan Plalangan juga
meliputi lima proses yaitu perencanaan, memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasaan, yaitu mendapat pengetahuan, bertambah relasi
dan evaluasi. Perencanaan Program, kegiatan dengan cara ikut berpartisipasi mewujudkan
perencanan akan menjadi dasar kegiatan lingkungan yang bersih dan sehat mewujudkan
merancang dalam menyusun sebuah program, kelurahan yang sehat dengan menanamkan
karena perencanaan yang baik akan menentukan kesadaran setiap masyarakatnya. Tujuan dari
arah suatu program akan dijalankan. Sebelum pengelolaan program FKKS Kelurahan
menentukan program yang dijalankan nantinya Plalangan adalah untuk memberikan
seorang pengelolan terlebih dahulu menyusun pengetahuan dan menanamkan kesadaran
tujuan program yang akan dicapai. Dengan kepada masyarakat plalangan secara bersama –
harapan pada pelaksanaan program nantinya sama menjadikan Kelurahan Plalangan menjadi
mendapat gambaran arah dan pembagian tugas kelurahan sehat, dan dapat menerapkan pola
yang jelas tentang apa saja yang harus dicapai. hidup sehat yang diharapkan dapat menurunkan
Proses penyusunan tujuan ini berdasarkan jumlah angka warga sakit dalam masyarakatnya.
identifikasi kebutuhan masyarakat saat ini. Setelah menentukan tujuan program, pengelola
Proses identifikasi berdasarkan kegiatan MMK akan merencanakan dan merancang tapa saja
yang saat ini berfokus pada pemberantasan jentik sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
nyamuk, karena Maraknya penyakit DB pelaksanaan program nantinya. Ketersediaan
dimasyarakat saat ini, menjadikan masyarakat sarana dan prasarana yang baik akan
khawatir dan membutuhkan usaha untuk mempengaruhi tercapainya tujuan program dari
meningkatkan kesadaran masyarakat akan sebuah lembaga. Peneliti mengamati bahwa
kesehatan dan berusaha bersama - sama untuk sarana prasarana yang tersedia memadai,
28
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
sehingga akan mendukung terwujudnya tujuan untuk tahun ini 2019 ya, kalu kemarin 24 juta
program. Sarana yang dibutuhkan dalam untuk tahun ini meningkat menjadi 50 juta, dan
kegiatan diantaranya adalah senter, alat tulis, itu digunakan untuk penambahan sarana
kertas ceklis pantau jentik, timbangan berat prasarana, 50 juta digunakan untuk kegiatan baik
badan, alat pengukur tensi, kamera / handpone, itu sosialisasi, honor pantau jentik dan
LCD Proyektor, Leptop. Kemudian prasarana sebagainya, juga penambahan fasilitas – fasilitas
yang medukung adalah Kantor FKKS, ruang yang diperlukan contohnya seperti alat tensi
tamu, ruang pengelola, ruang administrasi, darah, timbang, kemudian senter untuk kegiatan
tempat ibadah, ruang pertemuan, kipas angin, pantau jentik sementara itu. Dan juga untuk
denah kesehatan, mading, jam dinding, foto membuat map kesehatan, peta kesehatan jadi
presiden dan wakil presiden, soundsystem, setiap kelurahan dibuat peta kesehatan untuk
Komputer, printer, tempat sampah, tempat dipetakan ini daerah ini rawan ini tahun ini, di
parkir, toilet, taman depan kantor. Menurut daerah ini rawan ini tahun ini, kemudian peta
pengelola FKKS Plalangan, IB mengungkapkan tersebut di pajang agar mudah di bibaca”.
bahwa Sarana dan prasarana yang disediakan
untuk program FKKS di Kelurahan Plalangan, Kemudian, MJ juga menambahkan terkait
yaitu: pembiayaan, FKKS di Kelurahan Plalangan
“Alhamdulilah sudah baik dan terpenuhi, yaitu :
jika nanti ada yang dibutuhkan lagi dapat di “Ada dari APBD setahun sekali anggaran
usulkan”. sebesar 50 juta untuk tahun ini”.
Warga masyarakat ST mengungkapkan
Kemudian, NS menyatakan bahwa sarana bahwa pembiayaan kegiatan sedangkan menurut
prasarana yang diperlukan pada program FKKS NS kader FKKS Kelurahan Plalangan
adalah sebagai berikut : mengungkapkan pembiayaan seperti :
“Kalau jumantik hanya senter sudah “Mungkin ada ya, mbak iyakan jika ada
terpenuhi, dan ini kan merupakan agenda rutin lomba – lomba itu juga ada hadiahnya, terus jika
tiap minggu, untuk sarana dan prasarana yang ada perkumpulan itu ada snack dan makanannya
lain sudah ada mbak misal kalau pertemuan – kok mbak”.
pertemuan gedung juga sudah ada”.
Berdasarkan beberapa keterangan terkait
Sarana dan prasarana akan berjalan pembiayaan, dapat digambarankan perencanaan
dengan baik apabila sesuai dengan adanya biaya dalam program kegiatan FKKS Kelurahan
sumber pendanaan di suatu lembaga. Upaya Plalangan berasal dari pemerintah, dari dana
lembaga dalam melaksanakan suatu program APBD sebesar Rp. 50.000.000 untuk satu tahun
kegiatan, memerlukan dana untuk mendukung anggaran di tahun 2019 ini. Kegunaan dana
kelacaran pelaksanaan kegiatan FKKS tersbut diperuntukan sebagai pengadaan sarana
Kelurahan Plalangan. Kemudian perencanaan prasarana, untuk honor pantau jentik, untuk
selanjutnya adalah mengenai biaya, pihak kegiatan sosialisasi, untuk kegiatan pelatihan
lembaga membutuhkan biaya untuk mendukung serta untuk membuat peta kesehatan di
kelancaran khususnya untuk biaya operasional Kelurahan Plalangan. Istilah Kader sering di
kegiatan, biaya pengadaan barang dan jumpai didalam masyarakat, sebagai seseorang
sebagainya. yang berkerja dengan sukarela dan termasuk
Pengelola FKKS Kelurahan Plalangan IB pekerja sosial. Kinerja Kader yang aktif akan
menyatakan sumber pembiayaan ini berasal dari mempengaruhi pula kesadaran masyarakat untuk
: ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan – kegiatan
“Kalau FKKS itu yang dibutuhkan hanya yang ada, karena pada dasarya kader merupakan
senter, itu udah ada semua. Dan kita kan setiap fasilitator dalam membagun kesadaran kesehatan
tahun juga dialokasikan dana sekitar 50 juta dimasyarakat. Oleh karenanya seorang kader
29
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
mempunyai tanggung jawab untuk mengajak dan menular, soleh karenanya perlu kerja sama
memotivasi anggota masyarakat untuk antara kedua belah pihak dalam mewujudkan
berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan – kegiatan kesehatan itu sendiri. Pelaku kesehatan berawal
yang ada di FKKS Kelurahan Plalangan. dari kesehatan pribadi, kemudian kesehatan
Pengelola FKKS Kelurahan Plalangan IB keluarga, kemudian kesehatan antar lingkungan,
menjelaskan persyaratan untuk menjadi kader, kemudian menjadi luas lagi menjadi kesehatan di
yaitu: lingkungan kelurahan sehat. Pelaksanaan
“Iklas, yang penting dia bersedia dan iklas program FKKS ada untuk meningkatkan
jadi relawan, dan kita tidak ada labanya dan kesehatan masyarakat, dan penggeraknya juga
seperti apa.. tidak ada. Yang peting warga sini”. dari masyarakat itu sendiri tanpa terkecuali.
Kegiatan pengorganisasian merupakan
Kemudian, Kader NS juga menambahkan upaya pengelompokan sumber daya sesuai
terkait persyaratan untuk menjadi kader FKKS di dengan potensi yang ada, sehingga diharapkan
Kelurahan Plalangan yaitu : dalam pelaksaan program – program organisasi
“Tidak ada mbak yang penting mau dan nantinya dapat berjalan secara efesien dan efektif.
bersdia, biasanya pinterlah nek ora bersedia ya Kegiatan pengorganisasian ini mencakup sumber
mengko jarang mangkat”. – sumber manusiawi yang nantinya akan
Hal serupa juga di dukung MJ FKKS bertugas mendayagunakan sumber dari potensi
Kelurahan Plalangan bahwa persyaratan menjadi yang ada, sehingga diharapkan dapat bersinergi
kader yaitu: memwujudkan tujuan FKKS secara bersama –
“ Tidak ada mb, ya hanya iklas dan mau sama. Proses kegiatan pengorganisasian dari
jadi relawan gitu aja mbak,. Tapi kalu pengurus Forum Kesehatan Kelurahan Siaga Kelurahan
di tunjuk dari kelurahan tapi kalau kader Plalangan diawali dengan pembentukan
mungkin diajak diajak bu Rt dan bu Rw, karena pengurus inti untuk dibentuk sturktur organisasi.
terbentuknya fkk dibentuk dulu pengeurus Pengurus inti dipulih secara langsung dari
intinya mbak baru kader – kader nanti, pas saya kelurahan, sedangkan kader dipilih atas dasar
dulu yang nunjuk bu carik mbak”. kesukarelaan dari masyarakat untuk mejadi
kader. Hal ini sesuai denga pernyataan pengelola
Berdasarkan keterangan para subjek IB, FKKS Kelurahan Gunung Pati yaitu:
menerangkan bahwa perekrutan kader dipilih “Struktur organisasi kelurahan plalangan
berdasarkan warga masayarakat Plalangan yang tersusun sesuai yang ada di papan itu mb.. di
diberi kebebasan untuk mencalonkan diri, ruang depan. Ya misal dari ketua bu nanik, wakil
ataupun merupakan perwakilan wilayah Rw dan guritno, sekretaris 1 dan 2 musfiyati dan imam
Rt dan mempunyai kemauan menjadi relawan bahtiar dan bendara 1 dan 2 ibu munjiah dan
kader di FKKS Kelurahan Plalangan. Warga prasetyo utama dan pengelompokan ke 4 sie yang
masyarakat merupakan potensi dasar dalam berbeda –beda, yaitu sie gotong royong, sie upaya
mewujudkan Kesehatan Masyarakat. Kepadatan kesehatan, sie surveilans, dan sie pembiayaan
penduduk akan memberikan banyak potensi kesehatan dan tak lupa pelibatan lerah untuk
penyakit pada kehidupan kita, karena semakin sebagai pelidung”.
tinggi pertumbuhan penduduk maka semakin
banyak pula makluk yang berkembang disana, Sedangkan menurut MJ, FKKS Kelurahan
misalanya (bertambahnya kegiatan memelihara Plalangan bahwa pembentukan struktur
hewan, perilaku membuang sampah sembarang, kepengurusan berdasarkan:
dst), sehingga semakin tinggi pertumbuhan “tidak ada mb, ya hanya iklas dan mau jadi
penyakit yang tinggi pula. Timbulnya suatu relawan gitu aja mbak,. Tapi kalau pengurus di
penyakit dipengaruhi dari dua hal yaitu dari tunjuk dari kelurahan tapi kalau kader mungkin
faktor pribadi (internal) yang kurang sehat atau diajak diajak bu Rt dan bu Rw, karena
dari faktor lingkungan (eksternal) misal penyakit terbentuknya fkks dibentuk dulu pengurus
30
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
intinya mbak baru kader – kader nanti, pas saya Sedangkan menurut pendapat NS tugas
dulu yang nunjuk bu carik mbak”. kader diantaranya yaitu:
“Mboten mbak, ya Cuma ya itu nanti pas
Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan waktunya pengumpulan laporan jika sudah
masing – masing disesuaikan dengan pembagian mendekati sebulan sekali ketua mengoyak –
tugas pada struktur organisasi. Pembagian tugas oyak, mengingatkan untuk membuat laporan
ini dimaksudkan agar proses pengelolaan tiapp bulannya, dan intinya tidak di batasi
program pada FKKS dapat berjalan efektif dan waktunya ya secepatnya buatlah misal kayak
efisien. Tugas seorang pengelola diantaranya pelaporan ibu hamil SRJ itu intinya tiap bulan
yaitu mengkoordinasikan kegiatan yang akan rutinlah mbak dah tau tugasnya sendiri – sendiri
dilaksanakan dengan mempertimbangkan apa sebagai kader”.
saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan,
termasuk jalinan kerjasama, sasarannya untuk Hal senada juga di ungkapan oleh MJ
siapa, bagaimna prosesnya, dan apa saja kegiatan FKKS, yang menerangkan tugas tugas kader
administrasi yang dibutuhkan, sedangkan tugas yaitu :
seorang kader yaitu menerima arahan dari “Kalau itu nganu, kan masing – masing sie
seorang pengelola untuk menggerakan kan sudah membuat program kerja, misalnya sie
masyarakat, membuat laopran tiap bulannya, gotong royongkan dia punya program, dan sie
dan berpartisipasi aktif dalam pendampingan kesehatan juga ada.. ya tergantung sie –sie sih
pelaksanaan program. Hal ini sesuai dengan mbak waktunya kapan pelaksanaannya, Cuma
pendapat pengelola IB, menjelaskan tugas kalau pas progam pantau jentik itu dilaksanakan
seorang kader diantarnya adalah: setiap seminggu sekali, dan program SRJ yaitu
“Kalau pengelola kalau yang pengelola satu rumah satu jumantik itu ada dua rw yang
utama, kan sekarangkan sudah ada sie gotong sudah, ya tergantung sie lah mbak. Kalau
royong, sie upaya kesehatan, sie surveylen, jadi bendahara kan seriap bulan harus membuat spj,
perbidang – bidang ada semua. Orangnya ? kalau membuat anggaran dana masuk dan keluar dan
jumlah orangnya ya sekitar 15 – 20 dan sudah pas rapat juga menyampaikan. Tapi semua punya
dibidangkan menjadi 4 itu terus ada sekretaris rencana kegiatan masing masing mbak dan jalan.
bendahara wakil ketua, ketua yaa seperti Pas rakor juga ditanya yang sudah dilaksanakan
organisasi – organisasi pada umumnya. apa saja dan belum juga apa saja,. Ya kayak
kemudian tugasnya untuk memantau masyarakat kemarin kelas bumil njenengan datang mb,.. iya
dilapangan, terutama di wilayah masing – kayak gitu – gitu njenengan bisa lihat sendiri,
masing, kayak misalnya dia mengadakan terus mengunjungi ibu nifas dan ibu hamil itukan
posyandu anak, posyandu remaja, posyandu juga program sie upaya kesehatan kayak gitu –
lansia lha itu dia sebagai kader penggeraknya dan gitu mbak”.
mendampingi seandainya ada petugas gaslukes,
petugas survaylen kesehatan yaitu petugas yang TUPOKSI Kader menerangkan bahwa
dibentuk dari dinas kesehatan kota yaitu nanti tugas seorang kader dan seorang pengelola
tugasnya akan di damping oleh kader, dan nanti terjalin dengan baik dan saling berkoordinasi
kader jga mendampingi untuk memantau satu untuk kelancaran suatu program. Tugas dan
rumah satu jentik, kana da kegiatan SRSJ yaitu fungsi dalam pelaksanaan kegiatan di
satu rumah satu jumantik, jadi dalam satu rumah selenggarkan sesuai dengan program kerja yang
si punya rumah menjadi pemantau jumantiknya telah tersusun sebelumnya. Keberhasilan
itu sendiri lha nanti datanya kader yang akan pelaksanaan program tidak bersal dari
mencatat”. pengelolaan secara internal saja, namun juga
dapat di pengruhi adanya kerjasama dengan
pihak lain. Keterlibatan pihak luar lembaga
dilakukan dengan menjalin kerjasama yang dapat
31
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
32
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
kegiatan berlangsung, biasanya di tempat kepala dan menilai kegiatan yang sedang berlangsung,
Rt / Rw untuk kegiatan pantau jentik, bumil, tentang apakah kegiatan sudah sesuai atau terjadi
posyandu, sedangkan untuk kegiatan – kegiatan penyimpangan – penyimpangan, yang kemudian
sosialisasi di tepatkan di gedung petemuan segara diambil tindakan penyelesaian masalah.
kelurahan. Setelah menentukan waktu dan Melalui proses pengawasan tersebut, segala
tempat pelaksanaan biasanya pengelola juga kesalahan yang ditemukan dalam proses
merancang, tentang siapa yang mengisi materi pelaksanaan segera diperbaiki, dan permasalahan
dan bagaimana pelaksanaan kegiatan nantinya. kendala yang terjadi nantinya dilaporkan untuk
Dalam hal ini pemateri kegiatan di sesuaikan data dasar kegitan evaluasi nantinya. Proses
dengan jenis kegiatannya misalnya kegiatan pengawasan FKKS Plalangan dilaksanakan dari
sosialisasi bahaya merokok, berarti pengelola pihak luar ataupun dari lembaga itu sendiri.
akan melibatkan pihak kerjasama yang telah Pengawasan dari pihak luar dilakukan oleh Dinas
terjalin yaitu pihak petugas kesehatan dari Kesehatan dan FKK Kecamatan untuk
puskesmas. Sedangkan untuk kegitan kelas bumil memberikan laporan rutin sebulan sekali, dan
pengarahan dan pengisian materi dilakukan oleh untuk pengawasan dari dalam dilakukan oleh
bidan petugas puskesmas setempat. Pada proses pihak FKKS kepada semua aggotanya. Hal ini
pelaksanaan kegiatan FKKS, warga masyarakat sejalan dengan keterangan yang diberikan
telah diberitahu terlebih dahulu yang pengelola IB, sebagai berikut:
disampaikan oleh ketua Rt ataupun Rw “Kita mengirim laporan, dari mereka
setempat, sedangkan untuk materi yang mengrim laporan, laporannya bagaimana,.. kan
disampaikan tergantung pada pihak kerja sama kita setiap bulan juga dituntut membuat
yang terlibatkan, misalnya kalau dari puskesmas pertanggung jawaban ke kecamatan dan itukan
berarti materi sudah di siapkan oleh pihak termasuk pelaporan dari bawah juga.
puskesmas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pengawasan dilakukan sebulan sekali karena
pengelola IB, tentang penyusunan materi mereka harus mengumpulkan laporan itu,
pengarahan ataupun sosialisasi, yaitu: kemudian jika seandainya ada pengelola kurang
“Tegantung kita mengambil pemateri aktif dan sebagainya kita langsung melakukan
tentang apa, kalau semisal dari dinas terkait pergantian misalnya tahun ini kok didapati
kemudian dibyat mereka tetntang materi yang pengurus si A dan si B kurang aktif maka di tahap
akan di sampaikan nantinya”. selanjutnya kita carikan pergantian untuk tahun
Sedangkan menurut pendapat NS, berikutnya yang aktif dan mempunyai waktu
penggunaan metode dalam pelaksanaan adalah: longgar sehingga supervisi dan monitoring sudah
“Kadang ya ceramah kadang ya diskusi, berjalan”.
nek acarani kayak kanggo bapa – bapak biasane
sing takok siji loro liyane dungokke kayak Sedangakan menurut NS, juga
ceramah, tapi kalau kanggo ibuk – ibuk karena menambahkan bahwa:
membunyai keingintahuan sangat tinggi “Melalui pelaporan biasanya kayak setor
biasanya ibuk – ibuk ini legih aktif bertanya nama ibu hamil 2 dan ibu nifas 2 resiko tinggi,
sehingga dadi diskusi bareng mbak”. setiap sebelum tanggal 25 ke puskesmas, jadi kita
Kesesuaian materi dalam pengelolaan selalu mendampingi ibu hamil dan ibu nifas jika
program kesehatan masayarakat melaui forum ada di wilayah Rw kita lah mbak jadi kader jga
kesehatan masyarakat sudah sejalan dengan harus aktif mendampingi juga, dengan waktunya
tujuan yang telah direncanakan, dimana warga seluanya kita pas mendampingi ibu – ibu
masyarakat diberikan perngertian, pengetahuan, tersebut, tetapi kalu pas di FFK tiap satu bulan
partisipasi, pendampingan, pemberlajaran, lah mbak. Pelaporan dilakukan setiap setiap
keterampilan serta motivasi untuk selalui minggu dan setiap bulan dan jika pas ada rapat
menerapkan pola hidup bersih dan sehat. kerja”
Pengawasan program adalah kegiatan memantau
33
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
34
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
dengan ikut serta dalam perencanaan tujuan yang mencakup seluruh sumber daya atau
program, hal ini sejalan dengan teori Menurut potensi milik organisasi sehingga dapat
Robbins dan Coulter (2002) dalam (Darmawan dimanfaatkan secara efisien dalam mencapai
dan Sjaaf, 2016: 73) bahwa perncanaan tujuan bersama. Penempatan sumber daya yang
merupakan suatu proses yang diawali dari tepat akan memudahkan sesorang dalam
penetapan tujuan organisasi serta merumuskan menyelesaikan tugas dalam menjalankan target,
sistem perencanan secara menyeluruh untuk karena dalam pengorganisasian ini pengelola
mengintegrasi dan mengordinasi semua dapat memanfaatkan sumberdaya baik manusia
pekerjaan organisasi agar dapat mewujudkan maupun manusia dengan penempatan sesuai
tercapainya tujuan organisasi. Pada proses ini dengan bidang, tempat dan kemampuannya
organisasi merencanakan program – program masing – masing. Hal ini didukung oleh
yang akan diadakan dan menyiapkan rancangan pernyataan Worobeia dan Flamiga (2014: 879)
cara untuk mewujudkan tujuan tersebut, bahwa: “The organic management system
besamaan dengan perumusan tujuan, seorang comprises a nerwork structure of control”, hal
pengelola juga harus memilih cara – cara yang tersebut menggambarkan bahwa sistem
efektif dan seefisien mungkin. Sedangkan manajemen yang baik terdapat struktur jaringan
pendapat Fedora et all (2018: 798) bahwa kontrol, otoritas dan komunikasi yang terbagun
perencanaan sebagai landasan dasar kegiatan juga.
yang mengarahkan tentang siapa saja yang akan
menjalankan program, bagaimna dan kapan
perkerjaan tersebut dilaksanakan, sehingga
diharapkan kegiatan tersebut dapat berjalan Pada tahapan pelaksanaan, program
secara efektif dan efisien. Kegiatan dilaksanaan sesuai dengan jadwal program kerja
pengorganisasian dilakukan berdasarkan pada yang telah dibuat oleh masing – masing sie,
ptensi dan minat dari masyarakat untuk menjadi kemudian dalam pelaksanaan dilapangan
kader dan masuk ke dalam sie tertentu atas dasar dilaksanakan secara bersama – sama,
kesukarelaan dan iklas, karena dalam diantaranya semua anggota dan pengurus FKKS,
keanggotaan FKKS Kelurahan Plalangan perwakilan dari LPMK, Rt, Rw, Kepala
merupakan pekerja relawan dengan tidak ada nya Kelurahan, TNI dan POLRI, serta petugas dari
upah dalam menjalankan tugas pekerjaan puskesmas setempat. Pada bagian sesuai fungsi
tersebut. Pengelola FKKS terdapat pengelola inti Pelaksanaan yaitu sebagai penggerak kegiatan
dimana pengelola ini dibentuk dan dilantik secara yang telah disusun sebelumnya pada fungsi
langsung oleh Kepala Kelurahan, pengelola inti pengorganisasian dan dalam mencapainya cara
ini meliputi ketua, wakil ketua, bendahara 1 dan menjalankan kegiatan melihat dari fungsi
2, serta sekretaris 1 dan 2.kemudian pengurus perencanaan, sehingga dapat direalisasikan
dalam FKKS Kelurahan Plalangan memilki 4 sie dengan baik sehingga dapat mewujudkan
diantaranya yaitu sie gotong royong, sie tercapainya tujuan organisasi (Darmawan dan
pembiayaan kesehatan, sie survailand, sie upaya Sjaaf, 2016: 97). Dalam hal ini pelaku penggerak
kesehatan dan tak lupa pelibatan pak lurah mempunyai peran sangat besar karena pelaku
sebagai pelindung sekaligus fungsi control dalam akan menggerakan masyarakat agar mendorong
pelaksanaan proram. Kemudian Ke – empat sie ikut partisipasi pada kegiatan serta mendorong
ini memiliki program kerja sendiri - sendiri kesadaran akan pentingnya kesehatan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat masyarakat. Sedangkan menurut Rositadesiati
Plalangan. (2003: 261) kegiatan pengerakkan dilaksanakan
Hal ini sejalan dengan pendapat sesuai pada proses perencanaan sebelumnya.
Darmawan dan Sjaaf (2016: 87) bahwa Kegiatan pelaksanaan program disesuaikan
pengorganisasian (Organizing) adalah dengan waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan
serangkaian kegiatan dalam fungsi pengelolaan
35
Dewi Anggraeni, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 4 (1), Juni 2020
sasaran kegiatan, kesiapan program dalam pendapat Shofwan et all (2019: 61) Evaluasi
melaksanakan kegiatan tersebut. merupakan upaya untuk mengetahui keadaan
Pada tahapan pengawasan kegiatan FKKS yang sebenarnya dilapangan, sehingga akhir dari
dilakukan secara internal dan eksternal dimana kegiatan ini dapat memberikan kesimpulan
kegiatan internal dilakukan oleh pemimpin dan apakah program yang telah di laksanakan dapat
pengelola sebagai agen pengendali kegiatan, ditindak lanjuti dengan perbaikan atau
sedangkan secara eksternal dilakukan oleh pihak sebaliknya harus dihentikan. Hal ini juga
dinas kesehatan dan FKK Kecamatan. Kegiatan didukung oleh Sucipto dan Sutarto (2015: 137)
pengawasan dilakukan pada sejak awal kegiatan bahwa dalam kegiatan evaluasi memberikan
hingga akhir, agar apabila terjadi penyimpangan pengetahuan tentang kekurangan – kekurangan
segera dilakukan penyelesaian. Untuk yang ada, sehingga kita dapat melakukan
pengawasan biasanya seorang pemimpin tindakan perbaikan supaya terjadi peningkatan.
memberikan pendekatan apabila terjadi
penyimbangan yang dilakukan anggotanya, hal Faktor Pendukung dan Faktor
ini dibuktikan jika ada kader yang belum Penghambat Pengelolaan program FKKS
mengumpulkan laporan kegiatan, dan keinerja Proses pelaksanaan pengelolaan program
yang kurang aktif pengelola dan pempin yang telah dilaksanakan dari proses perencanaan
melakukan pendekatan untuk dicarikan hingga evaluasi ditemukan faktor pendukung dan
penyelesaian. Hal ini di dukung pendapat faktor penghambat. Faktor pendukung kegiatan
Handoko dan Rifa’i (2014: 62) tujuan adanya FKKS Kelurahan Plalangan diantaranya yaitu
fungsi pengawasan adalah untuk mengetahui keadaan masyarakat yang terbuka dengan
kelemahan – kelemahan program yang keingintahuan akan kesehatan tinggi, serta
direncanakan sehingga dapat ditindak lanjuti kesadaran masyarakat akan hidup sehat sudah
segera pelanggaran – pelanggaran yang terjadi. bagus dengan dapat dilihatnya partisipasi dalam
Pendapat lain datang dari Widiasih dan Suminar setiap mrngikuti kegiatan. Sedangkan faktor
(2015: 42) bahwa kegiatan pengawasan penghambat pengelolaan FKKS meliputi, ada
merupakan serangkaian upaya untuk beberapa masyarakat yang kurang menyadari arti
memperoleh implementasi rencana yang sesuai penting kesehatan, jumlah kader dan pengelola
dengan apa yang direncanakan oleh seorang masih sedikit yang menguasai dan
pengelola untuk memperoleh fakta, data dan mengaplikasikan computer sehingga terkendala
informasi tentang penerapan program. Dengan dalam pelaporan, ada beberapa masyarakat yang
kata lain kegiatan pengawasan menyediakan data tidak bisa mengikuti kegiatan pantau jentik
dasar untuk menjawab permasalahan. dikarenakan kesibukan dari masyarakat dan
Kegiatan evaluasi dilaksanakan pada akhir kurang diberlakukan sanksi yang tegas setiap
kegiatan tepatnya saat kegiatan rapat koordinasi, pelanggaran yang terjadi.
RAKOR Kecamatan, atau pada MMK. Evaluasi
akan menilai apakah pelaksanaan program SIMPULAN
tercapai ataukah belum bejalan akan dibahas saat Berdasarkan hasil penelitan dan
rapat ini, dan ketua sie biasanya harus pembahasan, maka dapat ditarik simpulan
memaparkan masing pasing prokja yang teah bahwa pengelolan progam kesehatan masyarakat
dilaksanaan. setelah mengetahui kekurangan dan melalui forum kesehatan kelurahan siaga (FKKS)
kelebihan dari program akhirnya pengelola dapat di Kelurahan Plalangan Kecamatan Gunung Pati
memutuskan apakah program tesebut masih Kota Semarang berjalan dengan baik dan
diperlukan tidak lajut ataupun tidak. Dalam hal terstruktur, sesuai dengan teori pengelolaan
ini keputusan yang diambil dalam evaluasi program yang dimulai dari kegiatan perencanaan
berdasarkan pertimbangan dari pengawasan dan yang meliputi identifikasi kebutuhan,
musyawarah besama anggota dan pengelola penyusunan tujuan program, pengedaan sarana
FKKS Kelurahan Plalangan. Hal ini sejalan prasarana, perencanaan biaya, perekrutan kader,
36
Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat Melalui Forum Kesehatan Kelurahan Siaga di Kelurahan Plalangan
39