Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ MENGENAL MUHKAM DAN MUTSYAHBIH”


Dosen Pembimbing: Dr.Suci Ramadhona Lc.,M.H.I

Disusun Oleh:
AMANDA SYAHPUTRI
ENJEL APRILA SARI
DEWI SENTIANA
LIZA SUHADA
LIWA CHANDRA LUBIS

Prodi: Ekonomi Syariah


Semester: 1-A Eksklusif

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH H. HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas ijin dan

karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.Tak lupa pula kami lanturkan

shalawat beserta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.Semoga safaatnya

mengalir kepada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “ AL MUHKAM dan AL MUTASYABIH ’’ bertujuan

untuk memenuhi tugas mata kuliah ULUMUL QUR’AN.Sehubungan dengan keterbatasan

yang kami miliki,maka bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan

mohon kiranya dapat memberikan kritik dan saran yang mampu membawa kami pada

kebaikan. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Binjai, 16 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN MUHKAM DAN MUTASYABIHA...........................................................5
B. CONTOH-CONTOH AYAT AL-MUHKAM DAN AL-MUTASYABIH............................7
C. Pandangan Ulama Terhadap Ayat Mutasyabih.......................................................................8
D. Rahasia Keberadaan Ayat Mutsyabih

BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................................9
1.1 Kesimpulan.............................................................................................................................9
1.2 Saran........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengenai ayat muhkamat dan mutasyabihat, dalam Al Qur’an telah diterangkan bahwa Allah
SWt berfirman, “Sebagian Al-Qur’an ini terdapat ayat-ayat muhkamat dan sebagian lagi
mutasyabihat”. (QS. Ali Imran [3]: 7). Ayat muhkamat dipahami sebagai yang jelas dan nyata, tanpa
memerlukan tak wil, sementara ayat mutasyabihat dipahami sebagai ayat yang samar sehingga masih
membutuhkan takwil. Berbeda dengan tafsir, takwil menurut alQatthan adalah menerjemahkan ayat
sesuai dengan keasliannya, sementara tafsir menerangkan kembali ayatayat yang sudah jelas aturan
hukumnya. Dengan demikian, dapat simpulkn bahwa ayat mutasyabihat tidak boleh ditakwilkan
kecuali berdasarkan dalil yang jelas.1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Al-Muhkam dan Al-Mutasyabih.


2. Memberikan contoh-contoh ayat Al-Muhkam dan Al-Mutasyabih.
3. Menjelaskan tujuan mempelajari Al-Muhkam dan Al-Mutasyabih.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AL-MUHKAMAT DAN AL-MUTASYABIHAT

Secara etimologi kata al-muhkamat berasal dari “ihkam” dan memiliki banyak makna.

namun dari sekian banyak makna yang disepakati menurut azZarqani bermakna “al- man’u”

yang berarti “tercegah”.2 Dalam Buhuts al-Mutanawwi- ah fi Ululm Al-Qur’an, al-Muhkam

berasal dari al-ihkam yang berarti kemampuan atau kemahiran. Adapun menurut istilah

terdapat khilafiyah sesama ahli ushul mengenai artinya, yaitu:

1. Yang dinamakan muhkam adalah yang diketahui apa yang dimaksud dengannya.

Adakalanya secara zahir atau nyata dan adakalanya dengan takwil atau pengalihan

arti nya.

2. Yang dinamakan muhkam adalah apa yang tidak mung kin ditakwilkan, tapi ia hanya

satu arah.

3. Yang dinamakan muhkam adalah yang jelas atau terang yang dimaksud dengannya,

sehingga ia tidak mungkin dihapuskan.

4. Yang dinamakan muhkam adalah apa yang berdiri sen diri dan tidak membutuhkan

penjelasan.

5. Yang dinamakan muhkam ialah sesuatu yang kukuh dan bundar sehingga tidak ada

seginya.3

Sementara mutasyabih berasal dari kata “syabaha”, yang berarti penyerupaan dalam

makna,4 karena adanya keserupa an dan bentuk tersebut mengakibatkan terjadinya kesamaran

makna. Adapun menurut istilah ialah:5

5
1. Apa yang bertalian dengan pengaruh ilmu Allah, seperti: assaa’ah atau kehancuran

total, keluar binatangbinatang besar dan dajal.

2. Apa yang tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan keterangan yang lainnya.

3. Apa yang memungkinkan pengertian yang tidak satu saja.

4. Apa yang tidak terang, apa yang dimaksud dengan mem butuhkan nasakh atau

penghapusan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2
Muhammad Abd Alazhim azZarqani, Manahilul Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar alKutub al‘Ilmiyah,

1988), Juz II, Cet. Ke3, h. 355.

3
Liht Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an, (Maktabah asySyamilah), Juz 7, h. 1.

4
Manna’ alQathan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an, Op. cit., h. 219.

5
Lihat Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an., Op. cit., h. 3.

Secara terminologi, banyak pendapat para ulama yang memberikan pengertian tentang

ayat al-muhkamat dan al- mutasyabihat sebagaimana yang dikatakan oleh azZarqani sebagai

berikut: 6

1) Muhkam ialah ayatayat yang jelas maksudnya lagi nyata yang tidak mengandung

kemungkinan nasakh. Muta- syabih ialah ayat yang tersembunyi (maknanya), tidak diketahui

maknanya baik secara aqli maupun naqli, dan inilah ayatayat yang hanya Allah

mengetahuinya, seperti datangnya hari kiamat, hurufhuruf yang terputusputus di awal surah

6
(fawatih al-suwar). Pendapat ini dibangsa kan alLusi kepada pemimpinpemimpin mazhab

Hanafi.

2) Muhkam ialah ayatayat yang diketahui maksudnya, baik secara nyata maupun melalui

takwil. Mutasyabih ialah ayatayat yang hanya Allah yang mengetahui maksud nya, seperti

datang hari kiamat, keluarnya dajal, huruf huruf yang terputusputus di awalawal surah

(fawatih al-suwar) pendapat ini dibangsakan kepada ahli Sunnah sebagai pendapat yang

terpilih di kalangan mereka.

3) Muhkam ialah ayatayat yang tidak mengandung kecuali satu kemungkinan makna

takwil. Mutasyabih ialah ayatayat yang mengandung banyak kemungkinan makna takwil.

Pendapat ini dibangsakan kepada Ibnu Abbas dan kebanyakan ahli ushul fiqh mengikutinya.

4) Muhkam ialah ayat yang berdiri sendiri dan tidak me merlukan keterangan.

Mutasyabih ialah ayat yang tidak berdiri sendiri, tetapi memerlukan keterangan tertentu dan

kali yang lain diterangkan dengan ayat atau keterang an yang lain pula karena terjadinya

perbedaan dalam me nakwilnya. Pendapat ini diceritakan dari Imam Ahmad r.a.

5) Muhkam ialah ayat yang saksama susunan dan urutannya yang membawa kepada

kebangkitan makna yang tepat tanpa pertentangan. Mutasyabih ialah ayat yang makna

seharusnya tidak terjangkau dari segi bahasa kecuali bila ada bersamanya indikasi atau

melalui konteksnya. Lafal musytarak masuk ke dalam mutasyabih menurut penger tian ini.

Pendapat ini dibangsakan kepada Imam alHara main.

6) Muhkam ialah ayat yang jelas maknanya dan tidak masuk kepadanya isykal

(kepelikan). Mutasyabih ialah lawannya muhkam atas isimisim (katakata benda) musytarak

dan lafallafalnya mubhamah (samarsamar). Ini adalah pen dapat althibi.

7) Muhkam ialah ayat yang ditunjukkan makna kuat, yai tu lafal nash dan lafal zahir.

Mutasyabih ialah ayat yang ditunjukkan maknanya tidak kuat, yaitu lafal mujmal, muawwal,

7
dan musykil. Pendapat ini dibangsakan kepada Imam alrazi dan banyak peneliti yang

memilihnya.

6
Muhammad Abd alAzhim azZarqani, Op. cit., h. 272275.

B. CONTOH-CONTOH AYAT AL-MUHKAM DAN AL-MUTASYABIH


1. Firman Allah SWT:

‫ب َج ِم ْيعًا‬ ُّ ‫اِنَّ هّٰللا َ َي ْغفِ ُر‬


َ ‫الذ ُن ْو‬ ‫ا‬

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. (QS. az-Zumar [39]: 53) Ayat ini termasuk
mutasyabih, karena mengandung dua pengertian, yaitu: (a) Allah mengampuni dosa semuanya,
bagi yang bertobat; (b) Pengampun dosa, secara keseluruhan. Bagi siapa yang tidak bertobat,
maka dikembalikan pada muhkamah.

Adapun yang dikembalikan dari mutasyabihah kepada al-muhkamah ialah firman Allah SWT:

ٰ ‫صلِحً ا ُث َّم ٱهْ َت‬


‫دَى‬ َ ٰ ‫اب َو َءا َم َن َو َع ِم َل‬
َ ‫َوِإ ِّنى َل َغ َّفا ٌر لِّ َمن َت‬
Sesungguhnya Aku (Allah) benar-benar suka mengampuni bagi siapa yang bertobat, beriman,
dan beramal saleh. (QS. Taha [20]: 82) Dari ayat Muhkamah ini terlihat, bahwa Allah telah
mengampuni dosa-dosa semua, bagi siapa yang telah bertobat kepada-Nya, beriman dan
mengikuti jalan hidayahnya.

2. Ayat Mutasyabih a. Firman Allah SWT:


‫ون‬
َ ‫ِظ‬ ِّ ‫ِإ َّنا َنحْ نُ َن َّز ْل َنا‬
ُ ‫ٱلذ ْك َر َوِإ َّنا َلهُۥ َل ٰ َحف‬

Sesungguhnya kami-lah yang telah menurunkan AlQur’an dan sesungguhnya kami ialah
penjaganya yang benar-benar. (QS. al-Hijr [15]:9) Ayat ini mengandung dua pengertian, yaitu: (a)
kalimat Inna (kami) mengandung pengertian satu yang diagungkan, dan adalah kebenaran; (b)
Inna itu untuk jemaah atau sekumpulan atau banyak. Pengertian seperti ini adalah batil. Oleh
sebab itu, maka kita harus kembalikan ia kepada ayat muhkamah. Ia memungkinkan pula
menunjukkan, bahwa Dia (Allah) yang diagungkan satu dan di samping-Nya ada yang lain. Ayat ini
dijadikan dalil oleh orang-orang Nasrani yang berarti tunggal atau bertrinitas, yaitu bertuhan
kepada: (1) Allah, (2) Yesus, dan (3) Roh Kudus. b. Adapun ayat mutasyabih yang kita kembalikan
kepada muhkamah, antara lain: Firman Allah SWT:

‫ۚ ِإ ٰ َل ُه ُك ْم ِإ ٰ َل ٌه ٰ َو ِح ٌد‬

8
Tuhanmu (kamu banyak) ialah Tuhan yang satu. (QS. an-Nahl (16): 22) Tidak ada Allah
mengangkat anak. (QS. al-Mu’minun [23]: 9

ُ 3‫ ِف‬3‫ ا‬3‫ح‬3َ 3‫ ُي‬3‫ ْم‬3‫ ِه‬3‫ ِت‬3‫ ا‬3‫و‬3َ 3‫ َل‬3‫ص‬


3‫ن‬3َ 3‫ و‬3‫ظ‬ 3َ 3‫ ٰى‬3‫ َل‬3‫ َع‬3‫ ْم‬3‫ ُه‬3‫ن‬3َ 3‫ ي‬3‫ ِذ‬3َّ‫ل‬3‫ ا‬3‫و‬3َ

Katakanlah, Allah ialah Esa. Allah ash-Shamad. Ayat-ayat ini termasuk muhkamat, yang dimaksud
dengan Inna itu hanyalah Allah Yang Esa yang mengagungkan dirinya.

C. TUJUAN MEMPELAJARI AYAT AL-MUHKAM DAN AL-MUTASYABIH

Tujuan mempelajari ayat al-muhkam dan al-mutasyabih adalah :


1. Agar kita dapat mengetahui ayat Al-Mutasyabih yang arti dan maknanya secara
global atau umum.
2. Agar kita dapat mengetahui ayat-ayat Al-Muhkam sebagai penjelas yang lebih
detail atau rinci dari ayat Al-Mutasyabih.
Adapun hikmah diturunkannya ayat Al-Mutasyabih yaitu :
1. Mengharuskan upaya yang lebih banyak untuk mengungkap maksudnya sehingga
dengan demikian, menambah pahala.
2. Seandainya AlQur’an seluruhnya muhkam, niscaya hanya ada satu mazhab, sebab
kejelasannya itu akan membatalkan semuat mazhab selainnya, selanjutnya hal ini
akan mengakibatkan para penganut mazhab tidak mau menerima dan
memanfaatkannya.
3. Apabila Al-Qur’an mengandung ayat-ayat Mutasyabih, maka untuk
memahaminya diperlukan cara penafsiran dan tarjih antara satu dan yang lainnya,
selanjutnya hal ini memerlukan kepada berbagai ilmu seperti ilmu bahasa,
gramatikal, ma’any, bayan, ushul fiqh, dan lain sebagainya.

Adanya ayat-ayat muhkamat dalam Al-Qur’an jelas banyak hikmahnya bagi umat
manusia, diantaranya sebagai berikut:
1. Memudahkan manusia mengetahui arti dan maksud ayat Al-Qur’an.
2. Memperlancar usaha penafsiran atau penjelasan maksud kandungan ayat-ayat Al-
Qur’an.
3. Membantu para guru, dosen, muballigh, dan juru dakwah dalam usaha
menerangkan isi ajaran kitab Al-Qur’an dan tafsiran ayat-ayatnya kepada
masyrakat.

9
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwasannya ayat – ayat
Al-Qur’an baik yang muhkam maupun yang mutasyabih semuanya bersumber dari Allah SWT. Jika
yang muhkam maknanya jelas dan mudah di pahami, sementara yang mutasyabih maknanya samar
dan tidak semua orang dapat menangkapnya, mengapa tidak sekalian saja diturunkan muhkam
sehingga semua orang dengan mudah memahaminya.

Adanya ayat-ayat mutasyabih dalam Al-Qur’an merupakan sebuah bukti kemukjizatannya.


Mempermudah orang menghafal dan memeliharanya. Sebab, setiap lafal yang mengandung banyak
penafsiran yang berakibat pada ketidakjelasan akan menunjuk pada banyak makna. Hal ini tentunya
menyulitkan untuk menghafal dan memeliharanya.

Ayat al-muhkam dalam Al-Qur’an dapat menjadi rahmat bagi manusia, khusunya orang yang
kemampuan Bahasa arabnya lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas arti dan
maksudnya, sangat besr arti dan faedahnya bagi mereka.

1.2 Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan
detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

10
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan kami
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Ayat Muhkam dan Ayat Mutasyabih.Institut Agama Islam Darussalam.04 Maret


2013.https://iai-darussalam.ac.id/news-detail.cfm?NewsID=12.

Hamid, A. 2016. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana.

Liht Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an, (Maktabah asySyamilah), Juz 7, h. 1.


Lihat Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an., Op. cit., h. 3.
Manna’ alQathan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an, Op. cit., h. 219.
Muhammad Abd Alazhim azZarqani, Manahilul Irfan fi Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-
Kutub al‘Ilmiyah, 1988), Juz II, Cet. Ke3, h. 355.
Muhammad Abd alAzhim azZarqani, Op. cit., h. 272275.

11

Anda mungkin juga menyukai