Anda di halaman 1dari 5

“PERTANYAAN DAN JAWABAN KELOMPOK 6

BACILLUS THURINGIENSIS”

(Pertanyaan Hasyim)
1.) Apa saja dampak positif dan negatif bakteri bacilus Thuringiensis ?
Jawab :
 Dampak positif dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) adalah:
1. Meningkatkan ketahanan pangan di indonesia, Hasil produksi meningkat sehingga
akan mengatasi kelaparan.
2. Dapat menekan penggunaan pestisida, sehingga menurunkan biaya produksi. Serta
mengurangi dampak pencemaran akibat penggunaan pestisida.
3. Ketahanan tanaman terhadap hama dan jamur toksin dari Fusarium penyebab
pembusukan, dibandingkan dengan tanaman non-Bt yang mengalami kerusakan berat.
 Dampak negatif dari bakteri bacillus thurigiensis (Bt) adalah:
1. Bakteri baciluus thurigiensis dapat merusak keseimbangan ekosistem.

2. Bakteri bacillus thurigiensis membunuh jenis serangga yang membantu proses Penyerbukan
bunga

3. Bakteri bacillus thurigiensis menyebabkan gulma menjadi resisten Sehingga populasinya


bertambah.

4. Bakteri bacillus thurigiensis yang digunakan pada jagung, dapat menimbulkan alergi dan gatal-
gatal pada konsumen yang tidak tahan terhadap gen bakteri ini.

5. Penggunaan bakteri bacillus thurigiensis pada jagung transgenik dapat menimbulkan


kesenjangan atau persaingan harga dengan tanaman jagung biasa.

(Pertanyaan Alvin)
2.) bagaimana cara memperbanyak bakteri bacilus Thuringiensis?
Jawab :

Dipel adalah bakteri Bacillus thuringiensis yang secara alami mampu membunuh ulat serangga
pengganggu dan pemakan daun namun aman bagi serangga lain, burung, ikan atau hewan berdarah
panas.

Metode perbanyakan atau pembiakan secara sederhana (Bacillus thuringiensis) yaitu


dikembangkan menggunakan media dengan bahan baku limbah cair tahu dan onggok tapioka (2:1),
serta kapur. Sebagai starter digunakan produk komersial dipel (bt) yang dilarutkan dalam air steril
dengan kosentrasi 1 gram dipel (bt) per 1 liter air steril. Setelah itu didiamkan selama 3 hari dan
dipanaskan pada suhu 50°C.

Keunggulan Inovasi:

 Secara alami mampu mengontrol ulat dan serangga penggangu


 Daya toksisitas terhadap serangga sasaran lebih tinggi 27 kali dari produk komersial
 Bahan baku mudah dan murah
 Proses sederhana
 Ramah lingkungan
 Tidak mengandung unsur kimiawi

(Pertanyaan Mira)
3.) Bagaimana cara bakteri BT mematikan serangga inang?
Jawab :

B. thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat


Membunuh serangga (insektisida) sewaktu mengalami proses sporulasinya. Kristal Protein yang
bersifat insektisida ini sering disebut dengan δ-endotoksin. Kristal ini Merupakan pro toksin yang
jika larut dalam usus serangga akan berubah menjadi Polipeptida yang lebih pendek (27-149 kd)
dan bersifat insektisida. Pada umumnya kristal Bt di alam bersifat protoksin, karena aktivitas
proteolisis dalam sistem pencernaan serangga, mengubah Bt protoksin menjadi polipeptida yang
lebih pendek dan bersifat toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di
midgut serangga. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt ini menyebabkan
terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membran di sa-luran pencernaan dan
mengganggu keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut. Karena keseimbangan osmotik
terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah. Hal ini menyebabkan matinya serangga

(Pertanyaan Ravi)
4.) hama apa yang dapat dibunuh bakteri BT?
Jawab :

Bacillus thuringiensis dapat menyerang hama kumbang (Coleoptera), ngengat


(Lepidoptera) dan lalat/ nyamuk (Diptera). Produk komersial yang ada di pasaran misalnya Thuricide,
Biobit, Dipel, Bactimos, Bactospeine, dll.

(Pertanyaan Kanda)
5.) mengapa Jagung bt ditambahkan bakteri BT?
Jawab :
Jagung Bt adalah jagung hasil rekayasa genetika yang telah disisipi gen dari bakteri
Bacillus thuringiensis. Gen yang diambil dari bakteri tersebut adalah gen penyandi protein Bt
(delta endotoksin) yang dapat membunuh larva hama lepidoptera. Hama tersebut dapat
mengurangi hasil panen jagung hingga 30%. Protein toksin Bt mampu berikatan pada dinding
usus dan menyebabkan hama berhenti makan. Selanjutnya, toksin akan menyebabkan dinding
usus pecah dan bakteri usus berpindah ke rongga tubuh dan berkembangbiak dalam darah.
Akibatnya, hama lepidoptera akan mati karena keracunan darah (septicaemia).

(Pertanyaan Fikri)
6.) Coba jelaskan tujuan penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis bagi rekayasa
tumbuhan dan tempat strategis bakteri Bacillus thuringiensis? Serta berikan
contohnya?
Jawab :
Jadi, penggunaan bakteri Bacillus thuringensis (Bt) dalam rekayasa tumbuhan bertujuan
untuk memperoleh tumbuhan yang menghasilkan pestisida pembunuh hama. Dan tempat
strategis bacillus thiringiensis Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditemukan pada
tanaman Eceng gondok (Eichornia crassipes).

(Pertanyaan Irfan)
7.) Apakah Bacillus thuringiensis termasuk bakteri gram positif? Jelaskan?
Jawab :
Bacillus thuringiensis merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, panjang 3-5
µm dan lebar 1-1,2 µm, memiliki flagela, bersifat aerob, ciri khas dari bakteri ini yang
membedakan dengan spesies Bacillus lainnya adalah kemampuan membentuk kristal paraspora
yang berdekatan dengan endospora selama fase sporulasi ke III dan IV. Bakteri ini termasuk
patogen fakultatif dan penyebaran bakteri ini sangat luas didapatkan ditanah, pada makanan
ternak, pada batang, daun pepohonan dan lingkungan perairan. Bangkai serangga merupakan
sumber Nutrisi yang memenuhi dalam kelangsungan Hidup Bakteri ini, dimana pada saat nutrisi
akan habis maka Bacillus thuringiensis akan membentuk spora dan mensintensis protein kristal
toksik terhadap jenis serangga tertentu.

(Pertanyaan Hadi Ade Rian)


8. Bagaimana bentuk Bacillus thuringiensis?
Jawab :
Bacillus thutingiensis adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan
anggota dari divisi Firmicutes. Bakteri B. thuringiensis dapat membentuk suatu rantai yang terdiri
dari 5-6 sel. Bacillus thuringiensis merupakan bakteri anaerob fakultatif yang secara alami ditemukan
di dalam tanah, di permukaan tanaman dan di dalam saluran pencernaan Insekta. Sedangkan Bentuk
Kristal protein pada B. Thuringiensis ini pun bermacam-macam yaitu kuboid, Bipiramid dan pyramid
dan ovaid atau amorphous tergantung dari strainnya.

(Pertanyaan Alvin Akhyar)


9. Apakah hidup Bacillus thuringiensis berkoloni atau tidak? Jelaskan?
Jawab :
Ya, hidup Bacillus thuringiensis berkoloni, dilihat dari hasil penelitian Identifikasi/pemeriksaan
sampel secara makroskopik dan mikroskopik di dapatkan hasil B.thuringiensis terdapat pada sampel
larva. Hasil dari identifikasi ini memiliki ciri-ciri yang sama dengan B.thuringiensis yaitu bentuk koloni
bulat, pinggiran yang rata, warna koloni putih krim, permukaan koloni datar dan halus serta sifat
Gram yaitu basil Gram positif dengan endospora terletak di terminal/subterminal, Dengan adanya
kristal pada bakteri ini yang menandakan bahwa bakteri B.thuringiensis ini bersifat toksin terhadap
larva Anopheles sp. Beedasarkan penelitian yang telah dilakukan inventarisasi Bacillus thuringiensis
terdapat pada sampel Larva Anopheles sp pada tanaman Eceng gondok (Eichornia crassipes). Namun
tidak terdapat Bacillus thuringiensis pada sampel tanah.

(Pertanyaan Rival)
10. Jelaskan manfaat dari toksik/toksin yang dihasilkan dari Bacillus
Thuringiensis?
Jawab :
Toksin bt bermanfaat dalam pembuatan Bioinsektisida. Bacillus thuringiensis (Bt), yang secara
alami menghasilkan toksin (racun) yang mematikan bagi serangga herbivora tertentu. Toksin yang
dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis (Bt) telah digunakan sebagai semprotan insektisida sejak tahun
1920-an dan umum digunakan dalam pertanian organik . Bt juga merupakan sumber gen yang
digunakan memodifikasi secara genetik sejumlah tanaman pangan sehingga menghasilkan racun
sendiri untuk menangkal berbagai serangga hama. Racun ini mematikan beberapa serangga ordo,
termasuk Lepidoptera ( kupu -kupu , ngengat , dan nakhoda ), Diptera ( lalat ), dan Coleoptera
(kumbang), meskipun sejumlah strain Bt tersedia untuk membuat penggunaannya lebih spesifik
untuk target. Serangga yang rentan harus menelan kristal toksin Bt agar terpengaruh. Berbeda
dengan insektisida beracun yang menargetkan sistem saraf , Bt bertindak dengan memproduksi
protein yang menghambat sistem pencernaan serangga, membuatnya kelaparan secara efektif. Bt
adalah insektisida yang bekerja cepat: serangga yang terinfeksi akan berhenti makan dalam
beberapa jam setelah tertelan dan akan mati, umumnya karena kelaparan atau pecahnya sistem
pencernaan dalam beberapa hari.

(Pertanyaan Husin)
11. Bagaimana mengetahui tanaman atau tumbuhan diserang oleh bakteri
Bacillus thuringiensis?
Jawab :
Ciri cirinya yaitu Tanaman akan menjadi lebih kuat dari serangan hama. Hal ini tentu memberikan
keuntungan kepada para petani karena bisa mendapatkan hasil panen yang optimal. Seperti yang
diketahui, bahwa hama adalah salah satu ancaman terburuk untuk tanaman. Sebenarnya bakteri
Bacillus thuringiensis tidak berdampak negatif terhadap tanaman atau tumbuhan, melainkan
berdampak positif terhadap tanaman dan tumbuhan karena meningkatkan hasil produktifitas pada
tanaman, dan terhindar dari serangan hama yang dapat merusak pertumbuhan pada tanaman.

(Pertanyaan Aziz)
12. Apa yang terjadi jika lingkungan hidup Bacillus thuringiensis tidak mendukung?
Jelaskan?
Jawab :
Bacillus thuringiensis termasuk patogen fakultatif dan dapat hidup di daun tanaman konifer
maupun pada tanah. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan maka bakteri ini akan
membentuk fase sporulasi. Saat sporulasi terjadi, tubuhnya akan terdiri dari protein Cry yang
termasuk ke dalam protein kristal kelas endotoksin delta. Apabila serangga memakan toksin
tersebut maka serangga tersebut dapat mati. Oleh karena itu, protein atau toksin Cry dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida alami.

(Pertanyaan Joetio)
13. Coba jelaskan morfologi Bacillus thuringiensis?
Jawab :
Secara morfologi, Bacillus thuringiensis mirip dengan Bacillus cereus. Antara keduanya
dibedakan dengan adanya badan kristal protein (endotoksin) ataupun badan kristal paraspora pada
Bacillus thuringensis. Kristal protein yang dibentuk selama sporulasi, terletak terpisah dari spora.
Bentuk kristal protein pada Bacillus thuringiensis ini pun bermacam-macam yaitu kuboid, bipiramid
dan pyramid dan ovaid atau amorphous. tergantung dari strainnya. Ciri-ciri morfologi bacillus
thuringiensis antara lain: sel vegetatif berbentuk batang dengan ukuran panjang 3-5 mm dan lebar 1-
1,2 mm, mempunyai flagela, spora berbentuk oval, letaknya di subterminal, berwana hijau kebiruan
dan berukuran 1,0-1,3 mm. Spora relatif tahan terhadap pengaruh fisik dan kimia.

(Pertanyaan Kris Diansyah)


14. Bagaimana cara penyebaran bakteri Bacillus thuringiensis?
Jawab :
Penyebaran bakteri ini sangat luas didapatkan ditanah, pada makanan ternak, pada batang, daun
pepohonan dan lingkungan perairan. Bangkai serangga merupakan sumber Nutrisi yang memenuhi
dalam kelangsungan Hidup Bakteri ini, dimana pada saat nutrisi akan habis maka Bacillus
thuringiensis akan membentuk spora dan mensintensis protein kristal toksik terhadap jenis serangga
tertentu.

(Pertanyaan Hasyim)
15. Siapakah penemu Bacillus thuringiensis dan latar belakangnya? Jelaskan?
Jawab :
Bacillus thuringiensis pertama kali diisolasi oleh Ishiwata pada tahun 1901 dari ulat sutera dan
kemudian diberi nama Sotto disease bacillus, namun Adanya inclusion body pada bakteri berspora
ini baru bisa dikemukakan oleh Berliner pada tahun 1909, ketika mempelajari penyebab sakit
Ephestia Kunhniella Zell. Berliner kemudian menamakan mikrobia tersebut dengan B. Thuringiensis,
meminjam nama propinsi Thuringia di Jerman (Ishawata, 1901).

Anda mungkin juga menyukai