Anda di halaman 1dari 6

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA Dokumen : KERJASAMA PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS

Menjing RT 002/RW 005 Kayu Apak, No : 1480/PKS-2/PGA/AEI-YGY/XI/2020


Polokarto - Sukoharjo - Jawa Tengah Nama Pelanggan : UPTD PUSKESMAS PENGADEGAN
Indonesia - 57555 Kode Pelanggan : 1480.27.5.05
Tanggal : 02/11/2020
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Limbah B3 Medis (“Perjanjian”) ini dibuat pada tanggal tertera diatas oleh dan antara Para Pihak yang
tercantum dalam Perjanjian ini. Syarat dan Ketentuan dalam Lampiran 1 Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Para Pihak A. UPTD PUSKESMAS PENGADEGAN, yang beralamat domisili di Jl Raya Pengadegan Rembang,
Pengadegan, Pengadegan, Purbalingga, Jawa Tengah 53393 yang dalam hal ini diwakili oleh Istomo Puji,
SKM selaku Kepala Puskesmas selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”.

B. PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA, yang beralamat Menjing RT 002/RW 005 Kayu Apak
Polokarto - Sukoharjo - Jawa Tengah - Indonesia – 57555 yang dalam hal ini diwakili oleh Julianti Puji
Astuti selaku Regional Sales Manager PT Arah Environmental Indonesia, selanjutnya disebut sebagai
“Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak”, dan masing-masing
disebut “Pihak”.

Pasal 1 Pihak Pertama menunjuk Pihak kedua untuk mengelola Limbah B3 Medis yang dihasilkan Pihak Pertama.
Ruang Lingkup Dan Pihak Kedua menerima penunjukan Pihak Pertama sesuai dengan Syarat dan Ketentuan yang
tercantum dalam Perjanjian ini.

Pasal 2 Perjanjian ini berlaku 1 tahun atau mulai 2-Nov-20 hingga 31-Oct-21
Periode Perjanjian

Pasal 3 Wadah Suplai Penampung, 2 unit safetybox 12.5 liter per pelayanan
Fasilitas Layanan

Pasal 4 (1) Jl Raya Pengadegan Rembang, Pengadegan, Pengadegan, Purbalingga, Jawa Tengah 53393
Lokasi Layanan (2) Apabila lokasi layanan tidak sesuai dengan Ayat (1) diatas, maka Pihak Kedua berhak melakukan
penyesuaian biaya kepada Pihak Pertama.

Pasal 5 1 (satu) kali Layanan per bulan


Frekuensi dan Kuota Maksimal kuota limbah 25 kg/pelayanan
Layanan

Pasal 6 (1) Rp 1.075.000,-per layanan


Biaya Jasa dan Cara (2) Pihak Kedua akan melakukan penagihan kepada Pihak Pertama setiap bulannya.
Pembayaran (3) Pihak Pertama membayar biaya jasa paling lambat 7 (tujuh) hari setelah tagihan diterima sesuai
dengan nominal tagihan yang dikirimkan oleh Pihak Kedua melalui Virtual Rekening BANK BNI
(4) Apabila Pihak Pertama menghendaki Perjanjian ini dibuat secara manual (tidak secara elektronik),
maka Pihak Pertama akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu
rupiah).
(5) Bilamana ada permintaan Layanan tambahan dari Pihak Pertama maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar Rp 725.000,-per kedatangan, tidak termasuk biaya pemusnahan Limbah B3Medis
sebesar Rp 22.000,-per kg.
(6) Biaya kelebihan atas kuota berat maksimal per pelayanan Rp 22.000,- per kg
(7) Semua Biaya yang disebutkan dalam Perjanjian ini belum termasuk PPN 10%(PPN).

Pasal 7 (1) Membayar Biaya Jasa kepada Pihak Kedua tepat waktu.
Kewajiban Pihak (2) Menyediakan 1 (satu) tempat penyimpanan sementara (“TPS”) Limbah B3 Medis yang dapat dilalui
Pertama oleh armada pengangkut milik Pihak Kedua.
(3) Melakukan semua tindakan pencegahan dan keamanan berkaitan dengan penanganan, pemilahan,
dan penyimpanan/pengumpulan Limbah B3 Medis sebelum dan hingga waktu pengangkutan oleh
Pihak Kedua
(4) Menjamin bahwa Limbah B3 Medis harus terpilah dengan baik dan tersimpan dalam wadah/kantong
berkode warna dan semua benda tajam tersimpan terpisah dan dimasukkan ke dalam wadah untuk
benda tajam (safety box atau sharp container)sesuai prinsip dasar pengemasan limbah B3 medis
(PERMEN.56/MENLHK-SETJEN/2015). Pihak Pertama harus memisahkan Limbah B3 Medis dengan
bahan-bahan limbah lainnya yang tidak sesuai dengan spesifikasi pemilahan dan kategori Limbah B3
Medis dalam kondisi siap angkut.
(5) Pihak Pertama wajib memberikan label dan simbol beserta karakteristik dari limbah B3, dan dikemas
rapi dan aman
(6) Pihak Pertama wajib memastikan bahwa limbah yang ada didalamnya sesuai dengan label dan jenis
limbah yang akan dikirim
(7) Apabila limbah di dalam kemasan tidak sesuai dengan label dan jenis karakteristiknya, maka segala
biaya pengembalian limbah dari Pihak Pengumpul dan atau Pengolah menjadi tanggung jawab Pihak
Pertama.
(8) Menunjuk wakilnya yang akan mendampingi Pihak Kedua pada saat pengangkutan berlangsung
sesuai jadwal yang telah ditentukan

FM.AEI.03.B.v1118
(9) Membuat akun Festronik dan mengisi atau memperbaiki data Dokumen Limbah B3 melalui akun
festronik sesuai dengan berat actual yang telah dilakukan penimbangan.
Pasal 8 (1) Melaksanakan setiap pekerjaan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini
Kewajiban Pihak (2) Menentukan jadwal pengangkutan Limbah B3 Medis sesuai dengan frekuensi layanan.
Kedua (3) Melakukan pengambilan Limbah B3 Medis hanya di TPS yang disediakan oleh Pihak Pertama.
(4) Sesuai dengan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pihak Kedua tidak akan pernah
membuka kemasan Limbah B3 Medis yang diserahterimakan dari Pihak Pertama.
(5) Menimbang Limbah B3 Medis menggunakan timbangan Pihak Kedua dengan didampingi oleh Pihak
Pertama, kemudian Pihak Kedua mengisi Dokumen Limbah b3 melalui akun Festronik
(6) Melakukan pengangkutan dari TPS ke tempat Pengolahan Limbah B3 Medis.
(7) Menyerahkan Dokumen Limbah B3 Medis dari Pengolah Limbah B3 kepada Pihak Pertama.

Pasal 9 Setiap pemberitahuan dalam Perjanjian ini wajib dibuat secara tertulis dan dikirimkan kepada Para Pihak
Pemberitahuan/ sebagai berikut :
Korespodensi a. Pihak Pertama
Nama :Hermawan Adi Nugroho Alamat:Jl Raya Pengadegan Rembang, Pengadegan,
Jabatan : Sanitarian Pengadegan, Purbalingga, Jawa Tengah 53393
Telp : 0281 6591070 Fax : Hp : 0822 2402 6666
email : puskesmaspengadegan@yahoo.co.id

b. Pihak Kedua
Nama : Ayu Dwi Lestari Alamat: Jl Kabupaten Km 4,5 Kronggahan, Trihanggo,
Jabatan : Customer Relation Officer Gamping, Sleman Yogyakarta
Telp : (0274) 4530330/ 4530530
Email :ayu.dwi@arahenvironmental.com;
jogja@arahenvironmental.com

Disetujui oleh,

Pihak Pertama Pihak Kedua


UPTD PUSKESMAS PENGADEGAN PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA

Nama : Istomo Puji, SKM Nama : Julianti Puji Astuti


Jabatan : Kepala Puskesmas Jabatan : Regional Sales Manager

FM.AEI.03.B.v1118
LAMPIRAN 1- SYARAT DAN KETENTUAN

PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS NO. 1480/PKS-2/PGA/AEI-YGY/XI/2020

A. ISTILAH 5. “Berita Acara Ketiadaan Limbah B3” adalah bukti tertulis


Dalam Perjanjian ini, kecuali konteksnya menentukan lain, kata- mengenai ketidakadaan timbulan Limbah B3 Medis atau
kata dan pengertian-pengertian berikut ini memiliki arti sebagai LIMBAH NIHIL pada saat dilakukan pengangkutan oleh Pihak
berikut:
Kedua.
1. “Jasa” adalah semua pelayanan yang meliputi Pengangkutan, 6. “Prinsip dasar pengemasan limbah B3 medis” adalah tata
Penimbangan, Pencatatan, cara pengemasan limbah B3 medis sebagaimana diatur dalam
Pengolahan/Pemusnahan/Pemanfaatan, dan Administrasi peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor
Dokumen Limbah B3 yang diberikan oleh Pihak Kedua kepada P.56/MENLHK-SETJEN/2015.
Pihak Pertamaselama masa berlaku Perjanjian. 7. “Dokumen Limbah B3” adalah adalah bukti tertulis yang
2. “Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun” yang disetujui Para Pihak baik berupa dokumen hasil cetakan maupun
selanjutnya disebut Limbah B3adalah sisa suatu usaha elektronik yang memuat pernyataan serah terima dan informasi
dan/atau kegiatan yang mengandung B3. mengenai Limbah B3 dalam bentuk Manifest maupun nota
3. “Limbah B3 Medis” adalah limbah B3 yang berasal dari pekerjaan
kegiatan operasional sarana medis sebagaimana tercakup di
bawah ini: B. BIAYA JASA DAN PAJAK
a.  Jaringan tubuh manusia dan hewan 1. Pihak Kedua dapat melakukan penyesuaian Biaya Jasa dengan
 Organ-organ tubuh, anggota gerak, bagian tubuh yang lain pemberitahuan tertulis paling lambat 30 (tiga puluh) hari
 Plasenta, janin manusia, jaringan tubuh hewan, carcasses sebelum berlakunya biaya tersebut sehubungan dengan
terjadinya perubahan-perubahan biaya yang terjadi sebagai
 Darah (steril maupun yang terinfeksi), cairan tubuh, hasil
akibat dari kenaikan biaya pengolahan limbah B3, tekanan
ekskresi
inflasi, perubahan kebijakan upah minimum regional, dan bahan
 Isi/hasil dari mesin penyedot portabel (succion machine)
bakar minyak.
 Sisa/bekas plester/pembalut operasi, cotton wool, sarung 2. Pihak Kedua dapat menghentikan pelayanan sementara,
tangan, apusan/swabs, kertas peresap untuk pembersihan apabila Pihak Pertama terlambat dalam pembayaran jasa
darah atau cairan tubuh melebihi 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal
 Material lain seperti duk steril yang bisa dipakai lagi untuk tagihan diterbitkan.
kasus-kasus penyakit infeksi (misal: biopsi jaringan, darah, 3. Bila Pihak Pertama belum melakukan pembayaran Biaya Jasa
urin, kotoran) hingga melebihi 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
 Limbah sitotoksik tagihan, maka Pihak Kedua berhak mengakhiri Perjanjian dan
b.  Alat suntik bekas pakai, jarum, benda-benda tajam yang Pihak Pertama wajib menyelesaikan biaya jasa yang tertunda.
dapat menyebabkan luka atau tusukan, pecahan gelas, 4. Para Pihak sepakat bahwa pajak yang timbul akibat dari
botol obat suntik (vials) pelaksanaan Perjanjian akan ditanggung oleh masing-masing
 Ampul obat suntik, guide wire (sisa diagnostik) Pihak sesuai dengan peraturan berlaku.
c.  Sisa pemeriksaan patologi dan pemeriksaan laboratorium
darah C. PROSEDUR TANGGAP DARURAT
 Transfusi darah, lab mikrobiologi, lab histologi /jaringan 1. Bilamana terjadi sesuatu di fasilitas Pengolah Limbah B3
 Sisa kegiatan ruang jenazah berupa malfungsi, kerusakan, perbaikan alat, dan segala hal
d.  Jaringan, barang2 laboratorium yang mengandung kuman yang menyebabkan terhentinya proses pengolahan dan/atau
infeksius pemusnahan Limbah B3 Medis, maka Para Pihak setuju dan
 Obat kedaluwarsa/yang dimuntahkan/yang terkontaminasi sepakat bahwa Limbah B3 Medis tersebut untuk jangka waktu
 Sisa obat yang tidak dipakai lagi, limbah bahan kimia tertentu dapat diolah di fasilitas Pengolah Limbah B3 berijin
e.  Alas tempat tidur bekas pakai lainnya.
 Kantong urine, incontinence pads, pembalut wanita, 2. Apabila prosedur tanggap darurat sebagaimana ayat (1) di atas
kantong stoma tidak dapat dilaksanakan, maka Pihak Kedua berhak
f.  Limbah cair sisa kegiatan laboratorium dan rontgen melakukan penghentian pelayanan sementara pengangkutan
Limbah B3 Medis dengan pemberitahuan tertulis paling lambat
4. “Pengolah Limbah B3”adalah satu atau lebih badan usaha 7(tujuh) hari setelah prosedur tanggap darurat sebagaimana
yang diizinkan mengoperasikan fasilitas pengolahan atau ayat (1) tidak dapat dilakukan.
pemusnahan Limbah B3 oleh Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, sebagai berikut: D. BERITA ACARA KETIADAAN LIMBAH B3 (“BAKL”)
a. PT Arah Environmental Indonesia sesuai SK MENLHK No. Bilamana tidak terdapat timbulan Limbah B3 Medis yang karena
SK.248/Menlhk/Setjen/PLB.3/5/2018 dan hal berikut: (1) fasilitas TPS Limbah B3 Pihak Pertama tutup atau
S.668/Menlhk/Setjen/PLB.3/9/2019. Lokasi kegiatannya pindah lokasi atau belum beroperasi; (2) tidak ada petugas
berada di Dusun Menjing RT. 002, RW. 005, Desa mewakili Pihak Pertamaatau (3) Pihak Pertama tidak menghasilkan
Kayuapak, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Limbah B3 Medis (nihil), maka suatu BAKL akan diterbitkan oleh
Provinsi Jawa Tengah. Pihak Kedua dan dinyatakan berlaku oleh Para Pihak dengan
b. PT Wastec International sesuai SK MENLH dan Kehutanan dengan atau tanpa tanda tangan dari wakil Pihak Pertama. BAKL
Republik Indonesia No. akan menjadi bukti bahwa Pihak Kedua telah melakukan
S.1090/Menlhk/Setjen/PLB.3/12/2019, beralamat kantor di pelayanan yang sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Jalan Majapahit, Komplek Majapahit Permai Blok C No.
109, Jakarta dan lokasi kegiatannya di Jalan Australia II E.PRINSIP DASAR PENGEMASAN LIMBAH B3 MEDIS
Kav. H 1/2, Kawasan Industrial Estate Cilegon, Banten. (PERMEN.56/MENLHK-SETJEN/2015)
Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Kedua No. 1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai
064/WI/SPKLB3T/X/2019 tertanggal 01 Oktober 2019. kategori Limbah.
c. Pengolah limbah B3 lain yang telah memiliki izin dari 2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang atau kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari
bekerja sama dengan Pihak Kedua saat perjanjian volume, sebelum ditutup secara aman dan dilakukan
kerjasama ini telah berjalan. pengelolaan selanjutnya.

FM.AEI.03.B.v1118
3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati- akanefektif berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
hati untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah pemberitahuan tertulis diterima.
benda tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong Limbah 2. Dalam melakukan pembatalan dan/atau pengakhiran
sesuai kelompok Limbah. Perjanjian yang dilakukan oleh salah satu Pihak tidak
4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau menghilangkan kewajiban pembayaran biaya jasa atas
kantong Limbah dengan tangan atau kaki harus dihindari layanan
secara mutlak. 3. Para Pihak sepakat mengesampingkan ketentuan Pasal 1266
5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang
hal tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong Limbah mengenai diperlukannya putusan pengadilan untuk
harus tertutup dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh. pembatalan atau pengakhiran Perjanjian.
6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus
dilakukan, apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek I. KERAHASIAAN
atau tidak tertutup sempurna. Para Pihak wajib menjaga dan dilarang menyebarkan dokumentasi
seperti foto, gambar, tulisan, rekaman dan dokumen-dokumen
F. PERNYATAAN DAN JAMINAN lainnya milik masing-masing tanpa persetujuan tertulis dari
1. Pihak Pertama menjamin bahwa Limbah B3 Medis yang Pihallain,baik saat berjalan maupun setelah berakhirnya Perjanjian
diserahterimakan kepada Pihak Kedua sesuai dengan ini yang dapat berakibat pada tuntutan hukum di kemudian hari.
Peraturan Pemerintah R.I No. 101 Tahun 2014tentang
Pengelolaan Limbah B3, Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 J. HUKUM YANG BERLAKU
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Perjanjianberlaku dan tunduk pada Hukum Negara Republik
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Keputusan Indonesia.
Menteri Kesehatan R.I. No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. K. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
2. Pihak Pertama menjamin bahwa Limbah B3 Medis yang 1. Para Pihak sepakat bahwa segala bentuk permasalahan yang
diserahterimakan ke Pihak Kedua tidak tersangkut timbul atas pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan
permasalahan hukum dan/atau tuntutan dari pihak manapun. dengan cara musyawarah.
3. Pihak Kedua adalah perusahan yang telah memiliki
2. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah musyawarah
Rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor S.1128/VPLB3/PPLB3/PLB.3/10/2018 tidak tercapai kesepakatan damai, maka Para Pihak sepakat
tertanggal 31 Oktober 2018, Rekomendasi Kementerian untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Indonesia (BANI).
S.551/VPLB3/PPLB3/PLB.3/6/2017 tertanggal 13 Juni 2017
dan Rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup Republik L. LAIN-LAIN
Indonesia Nomor S.894/VPLB3/PPLB3/PLB.3/9/2017 tertanggal 1. Apabila satu atau lebih dari ketentuan yang tercantum dalam
19 September 2017 dan Ijin Pengangkutan Barang Berbahaya Perjanjian dan/atau Syarat dan Ketentuan ini tidak berlaku,
dari Kementerian Perhubungan, untuk mengangkut Limbah B3 tidak sah, atau tidak dapat dilaksanakan, maka keberlakuan,
Medis. keabsahan, atau penerapan ketentuan lain dari Perjanjian
dan/atau Syarat dan Ketentuan ini tidak akan terpengaruh
G. FORCE MAJEURE atau berkurang maknanya.
1. Yang dimaksud Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah 2. Tanpa adanya meterai di dalam Perjanjian ini tidak
keadaan diluar kemampuan dari Para Pihak atau salah satu mengurangi dan/atau mempengaruhi keabsahandari
Pihak yang mengakibatkan Para Pihak atau salah satu Pihak Perjanjian ini karena syarat sah suatu Perjanjian berdasarkan
tidak dapat menjalankan dan/atau melaksanakan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terpenuhi.
kewajibannya sebagaimana dalam Perjanjian ini antara lain 3. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan
sebagai berikut: Para Pihak dan menggantikan seluruh perjanjian secara
a. Keadaan yang terjadi karena bencana alam, seperti verbal maupun tertulis, janji-janji atau kesepakatan-
gempa bumi, banjir besar, gunung meletus, kebakaran kesepakatan lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur
besar, dan tanah longsor. dalam Perjanjian ini. Tidak ada Pihak yang dapat menyatakan
b. Perang, terorisme, pemberontakan, huru-hara, suatu perjanjian atau kesepakatan berlaku, yang tidak
pemogokan, wabah penyakit, blockade, dan sabotase. dinyatakan dalam Perjanjian ini.
c. Tindakan, kebijakan, dan peraturan Pemerintah Republik 4. Segala bentuk perubahan, penambahan dan pergantian yang
Indonesia. diajukan oleh salah satu Pihak secara tertulis paling lambat
2. Pihak yang tidak dapat menjalankan dan/atau melaksanakan 30 (tiga puluh) hari kalender dan wajib disepakati oleh Para
kewajibannya dikarenakan kondisi dan/atau keadaan Pihak.
sebagaimana ayat (1) di atas, wajib memberitahukan secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja M. KHUSUS
sejak terjadinya hal tersebut. Perjanjian ini bukan merupakan Bukti Ketaatan Pengelolaan
3. Segala kerugian yang timbul sehubungan dengan force Limbah B3 (compliance). Bukti ketaatan harus menggunakan
majeure menjadi tanggung jawab masing-masing Pihak. Dokumen Limbah B3 (festronik) sesuai dengan jumlah Limbah B3
Medis yang dihasilkan menurut hukum yang berlaku.
H. PEMBATALAN DAN/ATAU PENGAKHIRAN
1. Perjanjian tidak dapat dibatalkan dan diakhiri oleh salah satu Paraf

Pihak tanpa adanya pemberitahuan tertulis kepada Pihak Pihak Pertama Pihak Kedua
lainnya. Pembatalan dan pengakhiran Perjanjian hanya

FM.AEI.03.B.v1118
LAMPIRAN
PRINSIP DASAR PENGEMASAN LIMBAH B3 MEDIS (PERMEN.56/MENLHK-SETJEN/2015)

1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori Limbah.
2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah
dari volume, sebelum ditutup secara aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya.
3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah
benda tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong Limbah sesuai kelompok Limbah.
4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong Limbah dengan tangan atau kaki harus dihindari secara
mutlak.
5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong Limbah
harus tertutup dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh.
6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau
tidak tertutup sempurna.

Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah medis dalam plastik kuning yang benar

1 Hanya Limbah infeksius 4 Gunakan kepang plastik


yang boleh dimasukkan ke untuk membentuk ikatan
dalam wadah ini – Limbah tunggal. Dilarang
terkena darah atau mengikat dengan model
cairan tubuh – Limbah “telinga kelinci”.
benda tajam ditempatkan
pada wadah Limbah benda
tajam

2 Limbah harus 5 Letakkan penutup wadah


ditempatkan dalam dan tempat pada tempat
wadah sesuai dengan penyimpanan sementara
jenis dan karakteristik (atau pada lokasi
Limbah. Tarik plastik pengumpulan internal).
secara perlahan sehingga
udara dalam kantong
berkurang. Jangan
mendorong kantong ke
bawah atau
melobanginya untuk
mengeluarkan udara

3 Putar ujung atas plastik


untuk membentuk kepang
tunggal.

FM.AEI.03.B.v1118
CONTOH PENGEMASAN YANG BAIK

UNTUK LIMBAH MEDIS DAN MEDIS TAJAM

 Limbah medis harus dikemas dalam plastik kuning dengan diikat tunggal, aman, rapi, dan tidak ada bocor.
 Safetybox harus kering, tidak rembes/bocor dan dapat ditutup rapat, apabila kondisi safetybox sudah tidak baik maka harus
dikemas ulang dengan plastik kuning.

CONTOH PENGEMASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK LIMBAH MEDIS DAN MEDIS TAJAM

 Kondisi kemasan plastik sudah sobek;


 Limbah medis dikemas dalam plastik selain warna kuning;
 Limbah medis tajam tidak dikemas dalam safety box;
 Safetybox rusak, basah dan bocor ;

FM.AEI.03.B.v1118

Anda mungkin juga menyukai