Anda di halaman 1dari 37

PENUNTUN PRAKTIKUM

PATOLOGI ANATOMI
SEMESTER GENAP
TA. 2022-2023

BAGIAN PATOLOGI ANATOMI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
Penyusun:
Dr. dr. Humairah M. Liza Lubis, M.Ked.(PA)., Sp.PA
Dr. Siti Mirhalina Hasibuan, Sp.PA
dr. Ren Astrid A. Siregar, M.Ked.(PA)., Sp.PA
dr. Rita Juliana Pohan, M.Ked.(PA)., Sp.PA

Penyunting:
Prodi Pendidikan Dokter

BAGIAN PATOLOGI ANATOMI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat


Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga Buku Penuntun Praktikum Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2021 telah dapat
diselesaikan. Buku penuntun ini adalah suatu
penyempurnaan dari buku sebelumnya, yang dapat
membantu para mahasiswa dalam mempelajari konsep-
konsep kelainan penyakit serta mempermudah
mempelajari materi penyakit terutama ditinjau dari
gambaran makroskopis dan mikroskopis yang
sebelumnya telah didapatkan pada mata kuliah didalam
kelas, serta memberikan petunjuk praktis agar
mahasiswa mendapatkan gambaran dengan secara jelas
dalam penyelesaian tugas praktikum.
Kami sampaikan terimakasih kepada dr. Siti
Masliana Siregar, Sp.THT-KL(K), Dr. dr. Nurfadly,
M.KT dan dr. M. Edy Syahputra Nasution,
M.Ked.(ORL-HNS), Sp.THT-KL selaku Dekan, Wakil
Dekan I dan Wakil Dekan III serta para ketua dan
sekretaris program studi. Terimakasih juga kami
sampaikan kepada Prof. dr. H.M. Nadjib Dahlan Lubis,
Sp.PA(K) dan Dr. dr. Delyuzar, M.Ked.(PA).,
Sp.PA(K) atas segala kontribusi didalam
penyempurnaan buku ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam buku ini. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun demi penyempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Dan semoga buku ini dapat memberikan
maanfaat bagi mahasiswa FK UMSU khususnya dan
bagi semua pihak dari segala lapisan yang
membutuhkan.

Medan, Maret 2023


Kepala Bagian Patologi Anatomi

Dr. dr. Humairah M. Liza Lubis, M.Ked.(PA)., Sp.PA

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................ 3
VISI, MISI DAN TUJUAN.......................................... 4
PERATURAN PRAKTIKUM ..................................... 6
SISTEM PENILAIAN PRAKTIKUM ....................... 11

PATOGENESIS PENYAKIT SISTEM


CARDIOVASCULAR ............................................... 12
1. Tujuan Praktikum ............................................. 12
2. Landasan Teori ................................................. 12
2.1. Coronary Atherosclerosis .......................... 12
2.2. Cavernous Haemangioma ......................... 14
2.3. Haemangiosarcoma ................................... 15
2.4. Atherosclerosis of aorta ............................ 16
2.5. Myocard Infarc / MI.................................. 21
2.6. Viral Myocarditis ...................................... 25
2.7. Chronic Pericarditis................................... 27
3. Prosedur Praktikum ............................................ 30
3.1. Alat dan bahan .......................................... 30
3.2. Cara kerja .................................................. 30
3.3. Hasil praktikum ......................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................. 34

3
Visi, Misi dan Tujuan
Prodi Pendidikan Dokter FK UMSU

Visi
Menjadi pusat unggulan bagi pendidikan kedokteran
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber
daya manusia yang profesional dan berorientasi
komunitas berdasarkan nilai-nilai al-Islam dan
kemuhammadiyahan di Indonesia pada tahun 2030.

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
ilmu kedokteran yang berbasis kompetensi dan
berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang ilmu kedokteran
berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada
masyarakat berkelanjutan di bidang ilmu
kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan

4
Tujuan
1. Membentuk mahasiswa yang cerdas, kreatif,
inovatif, beretika dan memiliki kemampuan
belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
2. Menghasilkan lulusan yang profesional,
kompeten, berdedikasi, berwawasan islami sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) dan Standar Kompetensi dan
Karakteristik Dokter Muhammadiyah (SKKDM).
3. Meningkatkan jumah penelitian berbasis hibah
dan kompetisi.
4. Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal
nasional dan internasional yang bereputasi.
5. Meningkatkan jumlah pengabdian kepada
masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang
sehat dan berpengetahuan.
6. Mewujudkan tata kelola yang transparan dan
akuntabel.
7. Meningkatkan kinerja dosen dan pegawai.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana penunjang kegiatan akademik.
10.Membangun atmosfer akademik.

5
PERATURAN PRAKTIKUM

Tahapan kegiatan praktikum:


1. Mahasiswa mengikuti pre test di elearning sesuai
jadwal yang sudah ditentukan. Mahasiswa yang
tidak mengikuti pre test akan mempengaruhi nilai
akhir praktikum.
2. Mahasiswa mengikuti seluruh praktikum secara
online via zoom meeting atau offline sesuai jadwal
yang sudah ditentukan. Mahasiswa yang tidak
hadir dengan alasan sesuai Panduan Akademik
yang dibenarkan dapat mengikuti inhal/susulan
praktikum.
3. Mahasiswa mengerjakan tugas/laporan
penyusunan praktikum dan mengumpulkannya
sesuai ketentuan masing-masing bagian
laboratorium terkait.
4. Mahasiswa mengikuti post test sesuai jadwal blok
yang sudah ditentukan. Prasyarat ikut ujian post
test adalah mahasiswa mengikuti seluruh
praktikum (online dan offline). Jika mahasiswa
tidak hadir post test dengan alasan sesuai dengan
panduan akademik maka mahasiswa dapat
mengikuti post test susulan (Inhal).

Tata tertib praktikum luring/offline


1. Peserta praktikum adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMSU sesuai dengan blok yang dijalani.
6
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan
praktikum Fakultas Kedokteran UMSU.
3. Mahasiswa wajib mengunduh bahan ajar/video
praktikum di elearning FK UMSU dan belajar
mandiri untuk persiapan kegiatan praktikum.
4. Mahasiswa hadir minimal 10 menit sebelum
kegiatan dimulai.
5. Mahasiswa yang terlambat lebih dari 10 menit tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
Keterlambatan kehadiran praktikum < 10 menit,
tidak ada kompensasi waktu tambahan untuk
kegiatan yang telah berlangsung.
6. Mahasiswa harus menandatangani daftar hadir
sebagai bukti kehadiran.
7. Mahasiswa wajib membawa alat dan kelengkapan
yang ditetapkan oleh masing-masing bagian
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membawa buku penuntun
praktikum atau buku-buku lainnya yang ditentukan
oleh bagian untuk kelancaran praktikum.
9. Mahasiswa yang tidak mengenakan busana sesuai
dengan peraturan busana kegiatan praktikum
Fakultas Kedokteran UMSU tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan.
10.Tidak diperkenankan mengaktifkan telepon
genggam dan tidak boleh makan dan tidur, serta
harus menjaga sopan santun dan etika selama
kegiatan praktikum.
11.Perwakilan dari grup kecil bertugas mengambil alat
dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum
dari petugas laboratorium dan mengembalikan alat
dan bahan tersebut seperti sediakala setelah kegiatan
selesai dilaksanakan. Apabila terjadi
7
kerusakan/kehilangan, maka grup tersebut wajib
mengganti dengan alat/bahan yang sama.
12.Selama jam praktikum, tidak dibenarkan
meninggalkan laboratorium tanpa seizin pengawas.
13.Melakukan prosedur dengan lege artis termasuk
terhadap kadaver, binatang percobaan dll
14.Mahasiswa harus berhati-hati pada
percobaan/praktikum yang memakai bahan kimia
dan atau obat-obatan.
15.Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang
dapat dibenarkan sesuai Panduan Akademik dapat
mengikuti kegiatan susulan (inhal) sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
16. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan
praktikum secara lengkap tidak diperkenankan
untuk ujian praktikum (post test) dan selanjutnya
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti ujian blok.
17. Hal-hal lain yang belum tercantum di dalam tata
tertib ini akan ditentukan kemudian oleh bagian
sejauh tidak bertentangan dengan peraturan umum
yang ada.

Tata tertib praktikum daring/online


1. Mahasiswa wajib mengunduh bahan ajar/video
praktikum di elearning FK UMSU dan belajar
mandiri untuk persiapan kegiatan praktikum.
2. Mahasiswa wajib hadir minimal 10 menit
sebelum kegiatan dimulai pada zoom meeting
atau pada laboratorium. Mahasiswa yang

8
terlambat lebih dari 10 menit tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan praktikum.
3. Pada praktikum online (zoom meeting):
- Mahasiswa wajib mengaktifkan kamera
(terlihat jelas seluruh wajah) dan tidak
melakukan aktifitas lain saat kegiatan
berlangsung, seperti berkendara, makan dan
lain-lain.
- Mahasiswa wajib mengenakan busana yang
sopan dan sesuai dengan peraturan busana
kegiatan praktikum Fakultas Kedokteran
UMSU
- Mahasiswa wajib mempersiapkan perangkat
dan jaringan internet sebelum mengikuti
kegiatan praktikum. Mahasiswa yang keluar
zoom karena masalah jaringan, maka wajib
segera masuk kembali ke link zoom dan
melapor kepada petugas laboran laboratorium
(Sdri. Kiki Anisa, No HP 082168614741),
dan petugas laboran laboratorium wajib
mencatat di berita acara praktikum di hari
yang sama praktikum berlangsung.
- Kehadiran mahasiswa dihitung berdasarkan
durasi mengikuti kegiatan praktikum zoom
meeting. Durasi kehadiran mahasiswa yang
kurang dari 75 menit dianggap tidak hadir.
4. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang
dapat dibenarkan sesuai panduan akademik dapat

9
mengikuti kegiatan susulan (inhal) sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan
praktikum secara lengkap tidak diperkenankan
untuk ujian praktikum (post test) dan selanjutnya
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti ujian
blok.

10
SISTEM PENILAIAN PRAKTIKUM

Penilaian praktikum dibagi berdasarkan nilai:


1. Pre test (20%)
2. Tugas (20%)
3. Post Test (50%)
4. Attitude (10%)

11
PATOGENESIS PENYAKIT
SISTEM CARDIOVASCULAR

1. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Memahami secara komprehensif konsep penyakit
yang melibatkan sistem cardiovascular.
2. Mampu menjelaskan penyakit/kelainan pada
sistem cardiovascular.
3. Mampu menjelaskan perubahan makroskopis dan
mikroskopis yang terjadi pada kasus-kasus klinis
sistem cardiovascular.

2. Landasan Teori
2.1. Coronary Atherosclerosis
Merupakan suatu keadaan dimana arteri coroner
menjadi sempit dan rigid ditandai oleh adanya
akumulasi abnormal substansi lipid dan jaringan ikat
fibrous pada dinding dalam arteri koroner.
Pada pemeriksaan makroskopis plaque berwarna kuning
pada dinding dalam arteri.
Pada pemeriksaan mikroskopis dijumpai lumen arteri
coroner mengecil ditutupi oleh thrombus pada lapisan
intima.

12
13
2.2. Cavernous Haemangioma
Haemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah
yg sangat sering dijumpai (7 % dari seluruh tumor jinak
pada bayi dan anak).
Pada tumor ini dijumpai peninggian jumlah normal atau
abnormal dari pembuluh darah berisi darah.
Secara histologis ada beberapa tipe yakni:
1. Capillary haemangioma
Merupakan tipe yang paling sering dijumpai,
terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, membrane
mukosa dari oral cavity dan pada bibir.
Gambaran mikroskopis terdiri dari kapiler kapiler
berdinding tipis dengan stroma sedikit.
Makroskopis terlihat seperti raspberry
2. Juvenile haemangima
Sangat sering dijumpai pada neonates (1:200
kelahiran).
Bisa membesar kemudian menghilang spontan.
Disebut juga strawbery haemangioma.
3. Cavernous Haemangioma
Merupakan tumor jinak yang terdiri dari vascular
chanel yang besar dan dilatasi. Yang lebih
infiltrative, dan sering melibatkan struktur dalam.
Pada pemeriksaan mikroskopis tampak massa yang
mempunyai pinggir infiltrative, rongga-rongga
vascular berisi darah yg dipisahkan oleh stroma
jaringan ikat
Sering terjadi intravasccular thrombosis dan
distrophic calcification stoma.
4. Cavernous haemagioma merupakan komponen dari
von Hippel Lindau disease, yang sering dijumpai
pada cerebellum, brain stem, retina, pancreas dan
liver.
14
2.3. Haemangiosarcoma
Merupakan tumor ganas pembuluh darah yang jarang
ditemui, pertama sekali dijumpai pada older adult
dengan predileksi gender yg sama.
Terdapat pada seluruh tubuh tapi paling sering pada
kulit, soft tissue, breast dan liver.
Makroskopis berupa multiple small and asymptomatic
red papule/nodul, bisa membesar berwarna merah
sampai abu-abu putih dengan pinggir membiru dan pada
bagian sentral bisa terjadi necrosis dan hemorrhage.
Mikroskopis tampak kelompokan sel-sel endothel
dengan derajat differensiasi yang bermacam-macam
berbentuk plump sampai spindle yang solid sehingga
mirip dengan karsinoma. Untuk memastikan berasal
dari endothel dilakukan pemeriksaan immunochemical
staining CD31 atau von Wiikebrand factor.
15
2.4. Atherosclerosis of aorta
Atherosclerosis adalah tipe dari arteriosclerosis,
dan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian
di United States. Terjadi penebalan dan pengerasan
arteri, biasanya pada arteri berukuran besar dan
medium, yang berkembang secara progresif melalui
evolusi secara terus menerus dan berkelanjutan dari lesi
di bagian tengah dinding pembuluh darah, dimana
terjadi akumulasi lemak yang kaya dengan kolesterol
dan respon inflamasi. Perubahan ini tampak pada
sediaan histopatologi berupa human plaques. Prosesnya
dimulai saat masa kanak – kanak / remaja awal, dan
biasanya berkembang ketika seseorang tumbuh semakin
tua. Penyebab munculnya proses ini adalah retensi,
oksidasi dan modifikasi lipid, yang memicu inflamasi
kronik di area dinding arteri – arteri utama. Kerusakan
dimulai pada lapisan arteri atau endotel paling dalam.
16
Peningkatan level plasma cholesterol dan triglyceride,
tekanan darah, diabetes, dan perokok tobacco
merupakan factor – factor resiko rusaknya dinding
arterial. Plak – plak (fats, cholesterol, platelets, cellular
waste products, calcium dan lain - lain) tersimpan pada
endothelium yang rusak kemudian sel – sel pada dinding
arteri menghasilkan faktor – faktor yang merangsang
proliferasi sel – sel otot polas / smooth muscle dan
penumpukan lemak. Akibatnya diameter arteri
menyusut / mengkerut, menyebabkan gangguan aliran
darah dan penghantaran oksigen ke jaringan.

Makroskopik
Mild atherosclerosis terdiri dari fibrous plaques.
Penyakit yang berat dengan lesi yang complicated dan
difus. Fatty spots merupakan lesi paling awal dari
atherosclerosis, tampak berupa massa multiple yellow,
flat spots, diameter kurang dari 1 mm. Terdiri dari sel
– sel fomy / foam cells yang berisi lemak. Kemudian
Fatty streaks: fatty spots bergabung ke dalam bentuk
elongated streaks, dengan panjang 1 cm atau lebuh,
yang mengandung T lymphocytes dan extracellular
lipid dalam jumlah lebih sedikit dibanding dalam
plaques. Hal tersebut tidak secara signifikan terjadi
dan tidak menyebabkan gangguan aliran darah.

17
Gambar 6. Makroskopik Atherosclerosis aorta.
Referensi : https://librepathology.org

Mikroskopik
Pada lesi aortic dijumpai penciutan dinding pembuluh /
striking, dengan perdarahan intraplak, berupa sel – sel
darah merah didalam fatty streaks yang baru terbentuk
maupun kapiler yang baru terbentuk. Pada area
perdarahan tampak foam cells. Plak yang rapuh /
vulnerable dengan perdarahan, dijumpai akumulasi
makrofag

18
19
Gambar 7. A. Tipe berbeda dari advanced lesions pada
hypertensi : beragam fibrous plaques yang
mengandung lipid dan necrotic core yang diselimuti
fibrous cap dan calcified lesions yang tersebar :
calcium vesicle deposition, ossification, dan
chondrification. B. Banyak intraplaque hemorrhage
pada fatty streaks diatas dari fibrotic lesions (top left
and middle left), (bottom left panel). C. Capillary
lumens ditunjukkan oleh tanda bintang. Referensi :
https://www.amjmed.com

20
Gambar 8. Mikroskopik Atherosklerosis.
Referensi : https://www.amjmed.com

2.5. Myocard Infarc / MI

Myocardial infarction adalah kematian otot jantung


oleh karena severe ischemia yang lama. Tahap
pathophysiologic meliputi coronary artery occlusion
/ hambatan yang menyebabkan myocardial ischemia
oleh karena kontraksi myocardial terhenti.

21
Makroskopik
Urutannya:

 18-24 hours - myocardial pallor.


 1-3 days – pallor / pucat, moderate hyperemia
(redness due to congestion with blood).
 3-7 days - yellow lesion with hyperemic border.
 10-21 days - maximally yellow.
 6 weeks - white (fibrosis).

Tampak myocardial pallor / pucat, hiperemis, lesi


kuning dengan batas hiperemik, fibrosis / putih.

Gambar 9. Makroskopis : Myocard Infarction.Lesi


melibatkan myocardium dan papillary muscles. Panah
hijau : dark mottling / bintik, dan panah hitam : daerah
kuning, softened lesion with red-tan borders,
berhubungan dengan myocardial infarction ( 12 to 24
hours da, 10 to 14 days )
Referensi : https://librepathology.org

Mikroskopik
Gambaran morfologi dari MI adalah beragam,
sesuai dengan lamanya kejadian infark. Berapa lama
pasien bertahan setelah terjadi MI, menetukan gambaran
22
makroskopis dan mikroskopis yang akan dijumpai
setelahnya. Coagulative necrosis adalah kematian sel
yang terjadi karena ischemia, yang menimbulkan
denaturasi struktur protein, merupakan perubahan
pertama yang terjadi pada sel setelah terjadi MI. Setelah
necrosis, neutrophilic influx dijumpai sekitar 12 - 24
hours, diikuti dengan hilangnya nuclei dalam 1 sampai
3 hari, phagocytosis oleh makrofag dalam 3 - 7, dan
pembentukan jaringan granulasi pada margin. Fibrosis /
scarring, dimulai sekitar 2 Minggu, dan pembentukan
scar komplit terjadi dalam 2 bulan. Perubahan pada
pemeriksaan jaringan makroskopis tidak dijumpai
sebelum 12 jam. Ini dapat menyulitkan dalam
pengenalan histology.
Acute myocardial infarction = MI < 6 hours.
Biasanya tidak dijumpai infiltrate PMN /
polimorfonuclear.

Urutannya:

 1-3 hours - Wavy (myocardial) fibers


 4-12 hours - Coagulative necrosis & loss of
cross striations, contraction bands, edema,
hemorrhage, PMN / polimorfonuclear infiltrate.
 18-24 hours - Coagulative necrosis, pyknosis of
nuclei, and marginal contraction bands.
 1-3 days - Loss of nuclei (karyolysis), loss of
striations, abundant PMNs.
 3-7 days - Macrophage and mononuclear
infiltration, fibrovascular response.
 10-21 days - Fibrovascular response, prominent
granulation tissue.
 6 weeks - Fibrosis.
23
Gambar 10. Myocard Infarction. Contraction band
necrosis - a finding of MI. H&E stain. Tampak wavy
fibers, myocyte necrosis with loss of cross striations,
contraction bands, edema, hemorrhage, neutrophilic
infiltrate, pyknosis of nuclei, loss of nuclei
(karyolysis), macrophage dan infiltrasi mononuclear,
respon fibrovascular, granulation tissue, myocardial
fibrosis. Referensi: https://librepathology.org

Gambar 11. Mikroskopis : Myocardial infarct emmolition


phase histopathology.jpg. Thick intensely eosinophilic staining

24
bands (on H&E) ~ typically 4-5 micrometres wide. Span the
short axis of myocyte.Referensi : https://librepathology.org

1.6. Viral Myocarditis


Berdasarkan klasifikasi WHO mengenai
cardiomyopathies, myocarditis merupakan salah satu
penyakit infeksi pada miokardium secara kriteria
histopatologi, imunologi dan imunohistokimia. Akibat
dari infeksi ini, akan menyebabkan sel miokardium
kehilangan fungsi dan berhenti berkontraksi. Infeksi
dapat berasal dari bakteri, fungi, virus dan agen parasit.
Banyak jenis virus yang diduga menjadi penyebab
penyakit ini, salah satunya kelompok adenovirus dan
enterovirus yaitu coxsackie virus.
Pathogenesis dari miokarditis pada dasarnya
mempunyai prinsip yang sama dengan mekanisme
radang yang sudah dipelajari. Faktor waktu lamanya
paparan dan jenis agen virus menjadi peran yang penting
dalam membangun reaksi imun terhadap infeksi. Hal ini
yang nantinya mengakibatkan sel-sel miokard
berdilatasi, gagal jantung, dan nyeri dada akibat adanya
terbentuknya fibrosis.

25
Gambar 12. Common causes of Myocarditis
Beberapa penyebab dari miokarditis akibat agen virus

Gambar 13. Eosinophilic Myocarditis.

Gambaran ini menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi


pada sel-sel otot miokardium yang ditandai dengan
adanya sebukan sel radang eosinophil. Morfologi sel
radang eosinophil dilihat dengan sitoplasmanya yang
berwarna merah.

26
1.7. Chronic Pericarditis
Perikarditis adalah peradangan pada
perikardium yang ditandai dengan nyeri dada, gesekan
perikardial, dan perubahan pada EKG. Penyakit ini
merupakan fase lanjut dari acute pericarditis. Inflamasi
ini dapat menyebabkan efusi pada lapisan perikard.
Penyebab pericarditis salah satunya adalah akibat dari
serangan jantung sehingga respon imun terganggu
akibat Covid-19, Dressler syndrome dan inflammatory
disorders seperti penyakit Lupus. Chronic Pericarditis
secara klinis dinamakan Chronic Constrictive
Pericaditis, suatu pericarditis yang persistent, tahap
akhir dari proses inflamasi.

Gambar 14. Normal pericardium consists of an outer


sac, the fibrous pericardium, and an inner double-
layered sac, the serous pericardium.
27
Gambar 15. Chronic Constrictive Pericarditis.
A) Pathology specimen of typical constrictive
pericarditis. The figure shows a thickened and fibrotic
pericardium, which limits diastolic filling and can lead
to heart failure despite normal systolic function. Since
constriction is a curable entity, it should be considered
in patients with heart failure and normal systolic
function. B) Pathology specimen of idiopathic
restrictive cardiomyopathy demonstrating prominent
biatrial enlargement with normal-sized ventricles.
(A. Courtesy of William D. Edwards, MD; B. From
Ammash NM et al: Clinical profile and outcome of
idiopathic restrictive cardiomyopathy. Circulation
2000;101:2490-2496.)

28
Gambar 16. Histopatologi CCP.
Tampak jaringan yang diinfiltrasi oleh sel-sel radang,
dengan latar belakang area nekrosis. Kalsifikasi juga
dijumpai pada lapisan fibrinous ( tanda panah merah).

29
3. Prosedur Praktikum
3.1. Alat dan bahan
 Mikroskop
 Atlas berwarna Patologi Anatomi
 Buku gambar
 Pensil warna
 Sediaan histopatologi
3.2. Cara kerja
- Kuliah overview
- Observasi preparat gross dan micros yang telah
disediakan dengan pembesaran 40x dan 100x.
- Pelajari bagian-bagian mikroskop dan cobalah
mengoperasikannya dengan hati-hati.
Gunakanlah selalu lensa objektif 4x pada awal
pengamatan. Setelah Anda melihat bagian yang
diinginkan dengan jelas dan gambar yang fokus,
letakkan bagian itu di tengah lapangan
pandangan, lalu gantilah dengan lensa objektif
yang lebih besar untuk mengamati struktur
histopatologi lebih rinci. Lensa objektif 100x
dipergunakan hanya untuk melihat morfologi inti
sel. Jika Anda tidak menemukan bayangan yang
jelas, janganlah mencoba memperbaiki sendiri.
Mikroskop dan slide histologi termasuk alat yang
mudah cedera. Jadi, jika Anda tidak tahu, jangan
sungkan bertanya pada pengawas praktikum.
- Pelajari metode pewarnaan sediaan histopatologi
dan interpretasikan hasil pewarnaan tersebut
30
dalam sediaan yang digunakan. Pada pewarnaan
HE maka nukleus berwarna ungu, sitoplasma
berwarna merah jambu. Gunakan mikrometer
untuk untuk menilai ketebalan sediaan jaringan
histolopatologi.
- Amatilah setiap sediaan berdasarkan tipe
histologinya dan perhatikan ciri khas dari setiap
gambaran yang dijumpai.
- Deskripsi dan diskusikan kelainan yang tampak
pada sediaan
- Beri keterangan gambar pada lembar tugas
praktikum yang telah disediakan.
3.3. Hasil praktikum
- Tugas praktikum dikerjakan di lembar tugas yang
telah disediakan dan dikumpulkan untuk
dikoreksi oleh dosen yang bertugas.

31
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSTIK
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
Jalan Gedung Arca No.53 Medan 20217

NAMA PRAKTIKAN :.....................................................


INSTANSI PRAKTIKAN : ....................................................
ALAMAT PRAKTIKAN : ....................................................
HP/ E-MAIL PRAKTIKAN : .....................................................

HASIL PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI


Gambar hasil pemeriksaan Gambar hasil pemeriksaan

Gambar hasil pemeriksaan Gambar hasil pemeriksaan

32
Medan, ............................. 2023

PRAKTIKAN LABORAN DOSEN

(..........................) (.............................) (................................)

33
DAFTAR PUSTAKA
Aortic Atherosclerosis | Pathology Residency and
Fellowship. https://www.brown.edu › cardiovascular ›
a.

Aortic-Atherosclerosis
https://www.brown.edu/academics/biomed/department
s/pathology/residency/digital-pathology-
library/cardiovascular/aortic-atherosclerosis

Atherosclerosis Dr. Gehan Mohamed Dr.Abdelaty


https://slideplayer.com/slide/5661168/

Eroschenko, VP. Difiore Atlas of Histology with


functional correlations. 8thed.,Lippincott William &
Wilkins. Philadelphia. 2008.

Gartner, L.P. & Hiatt, J.L. Color Textbook of Histology,


2nd ed.,WB Saunders. Philadelphia. 2001.
Kumar, V. Cotran, R. S, Robbins, S. L. 2017. Robbins
Basic Pathology. 10th Edition. Philladephia. WB
Saunders Company. New Delhi.

Macfarlane, P.S., Reid, R., Callander, R. 2000.


Pathology
Illustrated,5thEd.,ChurchillLivingstone,London.

Mescher, A.L. Junquiera’s Basic Histology Text and


Atlas. 12th ed., McGraw Hill. New York. 2010.

34
PathologyOutlines.com.
https://www.pathologyoutlines.com/.
Peckham, M. At a Glance Histologi. Erlangga. Jakarta.
2014.
Ross, M.H. & Pawlina, W. Histology, A Text and Atlas,
5thed., Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
2006.

The Pathology of Atherosclerosis: Plaque Development


and Plaque Responses to Medical Treatment.
https://www.amjmed.com

Webpathology. Visual Survey of Surgical Pathology.


https://www.webpathology.com/

Wonodirekso, S, Martoprawiro, M, Guritnoko, SKSI,


Soeharto, R, Tanzil, R, Soerjono, IA, et al. Penuntun
Praktikum Histologi. FKUI. 2009.

Zulham & Efendi, Z. Jurnal Praktikum Histologi. 2nd


ed., FK USU, 2004.

35

Anda mungkin juga menyukai