Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROFESI KEGURUAN “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU”

Oleh :

Kelompok 2
Akbar Waliyullah 1911040017
Azriel Anandsyah Murti 1911042017

Vicarianti 1911042009

Varah Umay'ah Husain 1911042015

Nur Risma Rusdi 1911042027

Fanny Armasari 1911040005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEAMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas ke hadirat Allah SWT,yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sebagai makhluk-Nya. Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “
Kompetensi Profesional Guru “.

Makalah ini disajikan secara sistematis dan dengan pemikiran- pemikiran yang
relevan, sehingga mempermudah pembaca untukmemahaminya. Dalam makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai materi yang disajikan.Akhir kata,
tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalahini, masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini dan menjadi perbaikan untuk penyusunan makalah-makalah selanjutnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Kompetensi Profesional ............................................................................. 3
2.2 Kompetensi Profesional seorang Guru ........................................................................ 4
2.3 Apa pentingnya Kompetensi Seorang Guru ................................................................ 7
2.4 Bagaimana pembentukan Kompetensi Profesional Seorang Guru .............................. 9
2.5 Komponen Profesional Seorang Guru ........................................................................ 14
BAB III: PENUTUP ......................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 17
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan guru merupakan sebuah profesi yang membanggakan, maka

dari itu guru harus mempunyai kompetensi dan professional di dalam mengajar. Di dalam

Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian kompetensi sebagai

berikut. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten

sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta

didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do)

yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini

mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan,

sikap dan keterampilan, semakin tinggi juga unjuk kerjanya, dan sebaliknya. Jadi ada

korelasi positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan

dengan kompetensi yang terbentuk. Maka dari itu guru harus memliki kompetensi dan

professional yang baik guna melakukan tugas mengajar dan menyelenggarakan

pembelajaran di sekolah. Kompetensi merupakan kemampuan bersikap, berpikir dan

bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang dimiliki seseorang. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam.

Dari uraian diatas, yang memberikan gambaran tentang kompetensi guru, maka
sangatlah mendorong penulis untuk menulis makalah ini dengan formulasi judul “
Kompetensi Profesional Guru”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kompetensi Profesional ?

1
2. Bagaimanakah Kompetensi Profesional seorang Guru ?
3. Apa pentingnya Kompetensi Seorang Guru ?
4. Bagaimana pembentukan Kompetensi Profesional Seorang Guru ?
5. Apa sajakah Komponen Profesional Seorang Guru ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian Kompetensi Profesional
2. Untuk mengetahui bagaimana Kompetensi Profesional seorang Guru
3. Untuk mengetahui pentingnya Kompetensi Seorang Guru
4. Untuk mengetahui pembentukan Kompetensi Profesional Seorang Guru
5. Untuk mengetahui Komponen Profesional Seorang Guru

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan yang luas, jelas dan tegas tentang Kompetensi
Profesionaal Guru
2. Manfaat bagu Guru
Sebagai pengetahuan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan kompetensi
mengajar di sekolah agar mencapai kualitas yang tepat sasaran

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Profesional


Pengertian guru seperti yang tertuang dalam UU No. 14 tahun 2005 Pasal 1
ayat (1) adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sebagai seorang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan
yang cukup. Kedudukan guru sebagai pendidik profesional ini juga tertuang dalam
UU No. 14 tahun 2005 Bab II Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2
Makna profesionalitas adalah melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok
sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan memiliki kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya. Hal ini tertuang pada UU No. 14
Tahun 2005 Pasal 7 ayat (1). Karna itulah seseorang yang berprofesi sebagai guru
harus memiliki penjaminan mutu yang dapat menguatkan atau menunjang
profesionalitasnya. Sedangkan pengertian mengenai kompetensi, dalam UU No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.”
Dari uraian ini nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. kompetensi guru mengarah pada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di
dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Maksud dari rasional yaitu memiliki
tujuan dan arah yang jelas, dan performance merupakan perilaku yang nyata dari
guru. Menurut McAshan, kompetensi juga dapat diartikan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku – perilaku kognitif, afektif,
dan psikomotorik dengan sebaik – baiknya.

Sedangkan profesional adalah kemampuan yang memerlukan kepandaian


khusus untuk menjalankan suatu profesi atau bidang pekerjaan. Jadi, Kompetensi
Profesional merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil, dan efektif, serta
efisien.

2.2 Kompetensi Profesional Guru


Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28, Seorang guru dituntut untuk
memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam PP ini
adalah kompetensi profesional.
Menurut Slamet PH, kompetensi profesional yang harus dimiliki guru berkaitan
dengan bidang studi adalah:

3
1. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar.
2. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam
Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).
3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar.
4. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
5. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan kompetensi guru profesional menurut Usman adalah:

1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan


Mencakup memahami tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di
masyarakat, dan mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.
2. Menguasai bahan pengajaran
Guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan, baik
materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan.
3. Kemampuan menyusun program pengajaran
Mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan
bahan pembelajaran, dan mengembangkan strategi pembelajaran.
4. Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses
pembelajaran

Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi


Akademik dan Kompetensi Guru juga dijelaskan beberapa poin terkait dengan
standar kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru. Standar tersebut
adalah:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri

4
Dalam undang-undang No 14 Tahun 2005 Twentang Gutu (pasal 10 ayat
1) kompetensi guru di kelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kompetensi
Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi
professional.

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara lain sub-sub
kemampuan.
a. Menata ruang kelas.
b. Menciptakan iklim kelas yang kondusif.
c. Memotivasi siswa agar bergairah belajar.
d. Memberi penguatan verbal maupun non verbal.
e. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa.
f. Tanggap terhadap gangguan kelas.
g. Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Termasuk dalam kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuan. a.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran.
c. Memahami diri (mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya).
d. Mengembangkan diri.
e. Menunjukan keteladanan kepada peserta didik.
f. Menunjukkan sikap demokrasi, toleransi, tenggang rasa, jujur, adil,
tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

5
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan dengan peserta didik.,
sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Temasuk dalam kemampuan ini adalah :
a. Luwes bergaul dengan sisiwa, sejawat dan masyarakat
b. Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan
masyarakat.
c. Bersikap simpatik dan empatik.
d. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Dirjen Dikti memaknai kompetensi
professional guru secara lebih luas dan lebih lengkap, seperti berikut.
Menurut Dikti (2006:7), sosok utuh kompetensi professional guru
terdiri atas kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani.
b. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajaran baik dari segi
subtansi dan metodologi bidang ilmu maupun pengemasan bidang
ilmu menjadi bahan ajar dalam kurikulum.
c. Menyelenggarakan pembelajaran bersifat mendidik yang
mencakup:
1. Perancangan program pembelajaran berdasarkan serentetan
keputusan situasional.
2. Implementasi program pembelajaran termasuk penyesuaian
sambila jalan berdasarkan on-going transactional decisions
berhubungan reaksi unit dari peserta didik terhadap tindakan
guru.
3. Mengembangkan kemampuan professional secara
berkelanjutan.

2.3 Pentingnya Kompetensi Guru


Kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi
lainnya adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara

6
akademis ketiga kompetensi tersebut tidak bisa terpisahkan, dimana kopetensi
tersebut berjalin secara terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru.
Kegunaan/peranan kompetensi bagi seorang guru antara lain:
a. Kompetensi Guru Sebagai Alat Seleksi Penerimaan Guru
Perlu ditentukan secara umum jenis kompetensi apa yang perlu di
penuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan
adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat
pedoman bagi para administrator dalam pemilihan nama guru yang di
perlukan untuk satu sekolah. Asumsi yang mendasari kritera ini adalah
bahwa setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut, diharapkan atau
dipikirkan bahwa guru tersebut akan berhasil mengemban tugasnya selaku
pengajar disekolah.
Dengan demikian pemilihan guru tidak didasarkan suka maupun tidak
suka, atau karena alasan yang bersifat subjektif, melain kan atas dasar yang
objetif, yang berlaku secara umun untuk semua calon guru.

b. Kompetensi Guru Penting dalam Rangka Pembinaan Guru


Jika telah ditentukan jenis kompetensi guru, maka atas dasar ukuran itu
akan dapat di obsevasi dan ditemukan guru yang telah memiliki
kompetensi penuh dan yang kurang memadai kompetensinya. Para guru
yang memiliki kompetensi penuh sudah tentu perlu dibina terus agar
kompetensinya tetap menetap. Kalau terjadi perkembangan baru yang
memberikan tuntutan baru terhadap sekolah, maka sebelumnya sudah
dapat direncanakan jenis kompetensinya apa yang kelak akan di berikan
agar guru tersebut memiliki kompetensi yang serasi. Bagi guru yang
memiliki kompetensi dibawah setandar administrator menyusun
perencanaan yang relevan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang
sama atau seimbang dengan kompetensi yang dimiliki guru yang lainya.

c. Kompetensi Guru Penting dalam Hubungan dengan Kegiatan dan Hasil


Belajar Siswa.
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh
sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar
ditemukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

7
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan , dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

d. Kriteria Profesional
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria professional,
(hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung)
sebagai berikut.
1. Fisik
• Sehat jasmani dan rohani.
• Tidak mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan
ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
2. Mental/Kepribadian
• Berkepribadian/berjiwa pancasila.
• Mampu menghayati Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
• Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang
kepada anak didik.
• Berbudi pekerti yang luhur.
• Ketaatan akan disiplin.
3. Keilmiahan /Pengetahuan
• Memahami ilmu yang dapat melandasi pembendukan pribadi.
• Memahami iilmu pendidikan dan keguruan dan mampu
menerapkannya dalam tugasnya sebagai bendidik.
• Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang
akan diajarkan.
• Senang membaca buku-buku ilmiah.
• Memahami prinsip-prinsip kegiatan mengajar.
4. Keterampilan
• Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.
• Mampu menyusun bahan ajar atas dasar pendekatan struktural,
interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
• Mampu menyusun garis besar program pengajaran.
• Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar

8
yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
• Mampu melasanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
• Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan
diluar sekolah.

2.4 Pembentukan Kompetensi Profesional Seorang Guru


1. Mengenal Secara Mendalam Peserta Didik
Ada beberapa aspek-aspek dari peserta didik yang perlu dipahami yaitu. a.
Tahap perkembangan
Elisabeth Hurlock dalam Indung Absulah Saleh (1975: 8). Dilihat dari
perkembangannya, peserta didik yang berusia 6-12 tahun berada pada
tahap kanak-kanak akhir. Sedangkan Thornburg dalam Elida Prayitno
(1991 / 1992 : 16). Menyatakan bahwa peserta didik berada pada tahap
kanak-kanak pertengahan 6-8 tahun, kanak-kanak akhir 9-11 tahun dan
pra-remaja 9-13 tahun.
Pemahaman karakteristik peserta didik seperti tersebut diatas sangat
berguna bagi guru dalam:

1) Menentukan kegiatan belajar siswa,


Kegiatan belajar yang sesuai dengan karakteristik diatas adalah
kegiatan belajar yang bersifat manipulatif, yaitu kegiatan yang
mengubah-ubah variable belajar.
2) Mengemas kegiatan pembelajaran sehingga menjadi kegiatan yang
menyenangkan. Belajar dengan suasana menyenangkan.

b. Perkembangan Kognitifnya
Menurut Piaget dalam Elida Priyanto (1991/1992 : 50) perkembangan
kognitof peserta didik berada pada tahap berpikir konkret dengan
karakteristik.
1. Peserta didik hanya mampu memecahkan persoalan-persoalan yang
bersifat konkret (nyata), yaitu persoalan-persoalan yang dapat di
inderai (dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dicium) peserta didik sulit
memahami sesuatu yang berbeda dengan yang ia alami.

9
2. Peserta didik lebih mudah memahami persoalan yang divisualkan dari
pada persoalan yang disampaikan secara verbal.
3. Peserta didik, lebih kelas awal masih mengalami kesulitan untuk
memilah milah pengalaman belajarnya. Ia menghayati pengalaman
belajarnya sebagai suatu totalitas (Tisno Hadi Subroto dan Ida Siti
Herawati, 2002 : 1.10) pengalaman belajar itu dihayati sebagai sesuatu
kebulatan atau keseluruhan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
peserta didik sehubungan dengan perkembangan kognitifnya adalah: a)
Berpikir konkret
b) Mudah memahami persoalan yang divisualkan
c) Menghayati pengalaman belajar secara holistik terutama pada
kelas- kelas awal.

c. Tingkat Kecerdasan
Dengan menggunakan tes intelegensi kecerdasan peserta didik dapat
diketahui. Leser D.Crow dan Alice Crow (1863 : 156) mengelompokan
kecerdasan manusia menjadi 9 kelompok yaitu:
1. Near genius or genius indek, kecerdasan 140 keatas
2. Very superior, 130-139
3. Superior, 120-129
4. Above average, 110-119
5. Normal or average, 90-109
6. Below average, 80-89
7. Dull or borderline, 70-79
8. Feeble minded, 50-69
9. Imbecile, Idiot, 49 kebawah

Mengetahui kecerdasan peserta didik secara akurat, diperlukan guru


untuk:
10
1. Menentukan tingkat kesukaran bahan yang akan dipelajari peserta
didik. Bahan pelajaran yang tingkat kesukarannya lebih tinggi dari
kecerdasan peserta didik akan sulit dipahami.
2. Menentukan strategi pembelajaran yang akan ditempuh giru.
Menghadapi kelas yang rata-rata pesrta didiknya cerdas tentu
memerlukan strategi yang berbeda jika dibandingkan dengan kelas
yang rata-rata peserta didiknya lambat belajar.

d. Perkembangan Sosialnya
Peserta didik yang berusia 6-12 tahun oleh ahli psikologi disebut
sebagai usia berkelompok (Gang Age). Anak laki-laki mengelompok
dengan lakilaki dan anak perempuan mengelompok dengan perempuan.
Kelompokkelompok itu semata-mata untuk bermain dan menyalurkan
bakat. Mereka memperoleh kegembiraan, kepuasan dalam bermain dengan
teman-teman sebayanya.

e. Persepsi yang Dimiliki


Persepsi yang dimiliki peserta didik, berkaitan dengan pola-pola
kehidupan masyarakat dimana ia tinggal. Anak yang tinggal dilingkungan
masyarakat nelayan, akan memiliki persepsi yang baik tentang jenis-jenis
ikan,musim ikan,dan sebagainya. Guru perlu memiliki persepsi yang
dimiliki peserta didik dan memanfaatkannya untuk pengemasan bahan
pelajaran yang akan dipelajari siswa. Bahan yang dikemas sesuai dengan
persepsi peserta didik akan lebih mudah dipahami dan dikuasi.

f. Kemampuan awal prasarat


Sebelum membelajarkan peserta didik dengan pokok bahasan tertentu,
guru perlu memeriksa apakah siswa sudah memiliki kemampuan yang
diperlukan untuk dapat mempelajari pokok bahasan yang akan diajarkan
guru. Terutama dalam pelajaran matematika, pemeriksaan kemampuan
awal peserta didik mempunyai arti yang sangat penting karena materi

11
matematika itu sudah tersusun rapi dari yang sederhana sampai yang
kompleks, dari yang mudah sampai yang sulit.

2. Menguasai Bidang Ilmu Sumber Bahan Ajaran Lima Mata Pelajaran di SD.
Dengan cara yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa guru SD wajib
menguasai bahan ajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PPKn.
Kemampuan menguasai bahan ajaran itu mencakup:
a. Menguasai substansi bahan ajaran.
Substansi adalah The important part of something (Halsey William,
1987 : 625). Jadi substansi bahan ajaran adalah bagian penting dari bahan
ajaran itu. Supaya anda menguasai Sub Kompetensi ini, buatlah table yang
berisi bahan ajaran yang berisi lima mata pelajaran, kemudian tentukan
substansi dari masing-masing bahan ajar.
b. Menguasai metodologi bidang ilmu
Sub Kompetensi ini menghendaki guru menguasai cara
mengajarkannya bahan ajaran itu kepada peserta didik. Termasuk didalam
kemampuan memiliki metode yang tepat untuk tiap-tiap bahan ajaran.
Agar anda memiliki Sub Kompetensi ini, lakukan pengamatan bahan
berikut:

a) Buatlah table yang berisi bahan ajaran, kemudian tentukan metode


pembelajaran yang tepat untuk tiap-tiap bahan ajaran.
b) Berlatihlah menggunakan metode pembelajaran. Gunakan kegiatan
KKG ( kelompok kerja guru) untuk melatih menguasai
motodemetode pembelajaran, kemudian mintalah masukan dari
anda yang lebih senior.
c) Menguasai pengemasan bidang ilmu menjadi bahan ajar.

Sub Kompetensi ini menghendaki guru memiliki kemampuan


mengemas bahan ajar. Mengemas bahan ajar mengandung arti mengolah,
memaknai bahan ajar tersebut sehingga menjadi sajian yang mengandung
selera peserta didik untuk mempelajari dan menguasai.

3. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik


Pembelajaran yang mendidik mempunyai makna tidak hanya mentransfer
pengetahuan, sikap dan keterampialan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu.
12
Yang termasuk dalam kompetensi ini adalah sub-sub kompetensi berikut: a.
Perancangan program pembelajaran.
Sub kompetensi ini meliputi perancangan program tahunan, program
semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Implementasi program pembelajaran
Sub kompetensi ini menuntut guru untuk menguasai sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan: 1) Menata ruang kelas
2) Memotivasi siswa
3) Membuat kaitan antar bahan ajaran
4) Menjelaskan bahan ajaran
5) Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
6) Menuntun siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru
7) Memberikan acuan
8) Mengadakan variasi
9) Memberi penguatan.
10) Mengelola kelas
11) Memberi petunjuk yang jelas
12) Membimbing diskusi kelompok
13) Melakukan supervisi pembelajaran
14) Menutup pembelajaran
c. Meng-ases proses dan hasil pembelajaran
Termasuk dalam Sub kompetensi ini adalah kemampuan-kemampuan:
1) Membuat kisi-kisi tes.
2) Menyusun soal tes.
3) Mengadministrasikan.
4) Menganalisis butir soal
5) Membuat alat penilaian non tes
6) Menentukan nilai peserta didik
d. Menggunakan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran
dalam rangka perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan.
Sub kompetensi ini menghendaki guru menguasai kemampuan:
1) Menganalisis hasil evaluasi
2) Menentukan peserta didik yang sudah tuntas dan belum tuntas.
3) Menentukan factor penyebab ketidaktuntasan belajar siswa
13
4) Menyusun program perbaikan dan pengayaan 5) Melaksanakan
pembelajaran remedial

4. Mengembangkan kemampuan professional secara berkelanjutan


Sebagai guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kadar
keprofesionalan yang sudah dimiliki, sehingga penampilan guru dari hari ke hari
semakin professional bukan sebaliknya. Untuk itu guru perlu melakukan
kegiatankegiatan yang berdampak pada pengembangan profesi.

2.5 Komponen-komponen Kompetensi Profesional Guru


Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan
dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan
tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang
tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut ini:
1. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan kelas.
3. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
4. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
5. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk
keperluan pengajaran
6. Mampu memahami karakteristik peserta didik

14
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Aspek-aspek peserta didik yang perlu dipahami guru adalah tahap
perkembangannya, perkembangan kognitifnya, perkembangan sosialnya,
kecerdasannya, persepsi yang di miliki, kemampuan awal siswa.
Kompetensi “Mengenal peserta didik” terbentuk melalui pemahaman
karakteristik peserta didik dan latihan menerapkan karakteristik peserta didik dalam
pembelajaran
Kompetensi “Mengetahui bidang ilmu sumber bahan ajar” terbentuk melalui
latihan menentukan substansi bahan ajar, latihan memilih dan menggunakan metode
yang sesuai dengan bahan ajar serta latihan mengemas bahan ajar.
Kompetensi “Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik” terbentuk
melalui, 1. latihan merancang program pembelajaran. 2. latihan
mengimplementasikan program pembelajaran. 3. latihan meng-ases proses dan hasil
belajar. 4. latihan melaksanakan pembelajaran remedial.
Kompetensi “Mengembangkan kemampuan professional” terbentuk melalui
partisifasi berbagai kegiatan pengembangan keprofesionalan guru.

3.2. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang bisa kami utarakan yaitu agar guru
memiliki kompetensi yang di paparkan di depan. Salah satunya adalah Kompetensi
“Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik” terbentuk melalui, 1. latihan
merancang program pembelajaran. 2. latihan mengimplementasikan program
pembelajaran. 3. latihan meng-ases proses dan hasil belajar. 4. latihan melaksanakan
pembelajaran remedial. Maka dari itu guru merupakan sebuah pekerjaan yang
menggunakan professional kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). UKG Uji Kompetensi Guru Online 2015. Diambil dari

15
http://www.katailmu.com/2012/07/ukg-uji-kompetensi-guruonline.html, pada 20
Desember 2014

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,
2007), hal. 26

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. "Pedoman Uji Kompetensi Guru". Diakses
tanggal 1 Agustus 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. "Referensi UKG". Diakses tanggal 1 Agustus
2013

Mulyasa, E. (2013.a). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya

Mulyasa, E. (2013.d). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:


AlfaBeta, 2009), hal. 39

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, hal 39-40

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen.

16

Anda mungkin juga menyukai