Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMPETENSI GURU PAK DAN APLIKASINYA


Dosen pengampuh : Dr. Maison Imanuel Daud M.Pd.K

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
JESICA ENJELINA LUKAS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN PRODI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya
Makalah ini tentang Kompetensi Guru PAK dan Aplikasinya. Makalah ini ditulis dengan tujuan
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah kode etik dan professional guru Pak , makalah yang
sudah penulis buat ini semoga bisa membuat pembaca mengetahui bahkan memahami mengenai
Kompetensi Guru PAK dan Aplikasinya dan menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi
bagaimana kita kedepannya Ketika menjadi guru
Penulis menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh
sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna
kesempurnaan makalah ini . Atas perhatian serta waktunya, penulis sampaikan banyak terima
kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. KOMPETENSI GURU PAK...................................................................................


B. APLIKASI KOMPETENSI GURU PAK...............................................................

BAB III

PENUTUP...........................................................................................................................

KESIMPULAN...................................................................................................................

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting
terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,
membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual,
serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain
terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik.
Selain itu seorang guru juga memiliki kompetensi yang akan menunjukan kualitas
profesionalisme seorang guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi
pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan  pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti
guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan adanya kualifikasi dan
kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang
professional.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam transformasi
orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi
mandiri, dari tidak terampil menjadi terampil, dengan metode-metode pembelajaran bukan
lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif, melainkan peserta didik berpengetahuan yang
senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berikir,
bertanya, menggali, mencipta dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kompetensi?
2. Apa pengertian Guru Pak?
3. Bagaimana Kompetensi Guru Pak di Indonesia?
4. Bagaimana aplikasinya Kompetensi Guru Pak di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Kompetensi?
2. Untuk mengetahu pengertian Guru Pak
3. Untuk mengetahui bagaimana Kompetensi Guru Pak di Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana Aplikasinya
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi berasal dari bahasa Inggris (Competence) yang artinya,


adalah “Kemampuan atau kecakapan”. Kompetensi (competency)berarti kemampuan
seorang pendidik mengaplikasikan dan memanfaatkan situasi belajar mengajar dengan
menggunakanprinsip-prinsip dan teknik penyajian bahan pelajaran yang telah disiapkan
secara matang, sehingga dapat diserap peserta didik dengan mudah.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang reflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan kualitas guru yang sebenarnya.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari
perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Menurut Sadirman istilah kompetensi digunakan dalam dua konteks, yaitu
sebagai indikator keterampilan atau perbuatan yang dapat diobsevasi, dan sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif dan afektif dengan tahapan pelaksanaannya.
Kompetensi merupakan kemampuan-kemampuan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya. Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan, kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan
yang rasional untuk memenuhi verifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas
kependidikan.
Surachmad mengartikan bahwa kompetensi adalah cara mengajar yang
mempergunakan teknik yang beraneka ragam. Penggunaannya disertai dengan pengertian
yang mendalam dari pihak guru, untuk memperbesar niat belajar siswa dan karenanya
akan mempertinggi pula hasil belajar mereka.
Sedangkan kompetensi menurut istilah lain, yaitu segenap kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk mendidik yang di dalamnya mencakup ilmu pedagogik
(ilmu mendidik, bagaimana cara mengasuh dan membesarkan seorang anak), didaktik
(pengetahuan tentang interaksi, belajar mengajar secara umum, persiapan pembelajaran
dan bernilai hasil pembelajaran), dan metodik (pengetahuan tentang cara mengajarkan
suatu bidang pengetahuan kepada anak didik). Dengan demikian, kompetensi diartikan
sebagai suatau hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kemampauan bersifat kualitatif menunjukkan
kualitas (baik atau tidak baik) kemampuan guru mendidik, dan mengajar siswa.
Sedangkan kemampuan kuantitatif kompetensi guru tertentu berkaintan dengan
kemampuan kualitas pembelajarannya terukur berdasarkan uji statistik. pendapat Sagala
yang mengatakan “kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Menurut Undang-undang Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1,
Ayat 10, disebutkan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya
kalbu), dan keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Dengan
kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan,
nilai dna sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
melaksanakan tugas/ pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan
gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi
dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam
menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam Pekerjaan dalam
bidang pelaksanaan Pendidikan. kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk
dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnya1

1
Hanifuddin Jamin, Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru, (Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol
10, No. 1, 2018) h.19-36
2. Pengertian Guru Pak
 Menurut Nainggolan guru PAK merupakan guru yang memberikan pengajaran yang
berkaitan dengan iman Kristen, yang meneladani pribadi Yesus sebagai Guru Agung
dalam hidup sehari-hari dan dalam tugas keguruan.
 Menurut Sidjabat selsebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih dan penilai,
guru PAK merupakan yang mempunyai peran sebagai pemberita injil, imam, gembala,
konselor dan teolog.
 Jerry Stubblefield yang dikutib oleh Sidjabat berpendapat bahwa Guru PAK
merupakan seorang pendidik yang meneladani Yesus Kristus sang Guru Agung. Yang
bertumbuh dalam iman serta mengajar dan membimbing untuk mengalami
kedewasaan rohani.
 Boehlke mengatakan Guru Pendidikan Agama Kristen Adalah seorang penganjur,
pengalaman belajar yang siap memanfaatkan berbagai sumber buku, peralatan,
peryataan, objek dan sebagainya guna menolong orang lain bertumbuh dalam
pengetahuan iman Kristen dan pengalaman percaya secara pribadi.
 Homrighausen dan Enklaar Mengatakan: “Bahwa guru PAK adalah seorang penginjil,
yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus
Kristus. Tujuan itu ialah supaya mereka sungguh-sungguh menjadi murid-murid
Tuhan Yesus, yang rajin, dan setia. Guru tak boleh merasa puas sebelum anak
didiknya menjadi orang Kristen yang sejati”.
 Guru PAK merupakan seorang pengajar yang berperan sebagai pengajar, pembimbing,
penginjil yang meneladani jejak Yesus sebagai Guru Agung, dan berperan
membimbing untuk pertumbuhan kedewasaan rohani dan tidak cepat merasa puas
sebelum anak didiknya menjadi seorang Kristen yang sejati.2

2
Rotua Samosir, GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG PROFESIONAL, (Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan Vol. 5 N0.3 . 2019) h. 64-68
3. KOMPETENSI GURU PAK
Ada 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yaitu :
 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, hal inilah yang membedakan dengan profesi guru yang lain.
Berdasarkan dengan penilain kinerja setiap guru di setiap sekolah maka setiap
guru harus mempu mewujudkan tujuh aspek indikator yang berhubungan dengan
pedagogik, yakni menguasai karakter peserta didik, menguasai teori belajar,
mampu merancang dan mengembagkan kurikulum, menjalankan proses belajar
dengan baik, mampu mengembangkan potensi peserta didik, mampu
berkomunikasi efektif dengan siswa, serta mengadakan penilaian dan evaluasi.
Jika seorang guru mampu melaksakan kompetensi pedagogik dengan baik
maka guru tersebut akan menjadi guru panutan, karena menjalankan fungsinya
sebagai pendidik, mampu mendidik baik dalam kelas maupun diluar kelas, dapat
berwawasan tinggi, mampu memberi tugas yang menantang terhadap peserta
didik. Dalam kompetensi pedagogik guru selalu membuka diri dengan peserta
didik tentang pembelajaran, empati terhadap peserta didik, selalu respek terhadap
jawaban peserta didik, tidak menggurui tetapi saling bertukar pendapat. Guru
selalu berkomunikasi efektif dengan semua peserta didik yang ada, tidak
menggunakan metode satu arah. Guru mampu menggali potensi siswa dan
mampu memecahkan masalah yang ada setiap peserta didik.
Dalam proses pembelajaran guru seharusnya memperhatikan prinsip-prinsip
pedagogik yang mengarah kepada perkembagan potensi siswa baik, kognitif,
afektif dan psikomotorik peserta didik. Dan dalam memberikan penilai guru
seharusnya memperhatikan tiga komponen di atas dengan seobjektif mungkin
tanpa ada tendensi apapun, tapi betul-betul sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki peserta didik.
Setelah melalui proses pembelajaran, maka guru mampu dan harus
mengadakan evaluasi serangkain pembelajaran untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan dan keberhasilan-keberhasilan selama proses pembelajaran. Hal ini harus
dilakukan seorang guru untuk mengetahui kemampuan dan kekurangan seorang
guru sebagai pendidik dan untuk mengetahui ketercapaian peserta didik. Setelah
melaksanakan evaluasi secara keseluruhan maka guru harus memetakan kompetensi
peserta didik dan mencari strategi yang cocok bagi peserta didik 3

 Kompetensi Profesional
Di dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pada Pasal 28 ayat (3) butir c
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah suatu
kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam agar
peserta didik dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Mampu dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri.4
Menurut Hamzah B Uno, kompetensi profesional merupakan suatu kemmapuan
yang harus ada dalam diri guru. Seorang guru wajib mempunyai kompetensi
profesional yang mencakup , kemampuan dalalm merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengembangkan pembelajaran. 5
Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa, kompetensi profesional
merupakan penguasaan materi pembelajaran, metode pembelajaran, yang harus
dimiliki oleh seorang guru dan guru mampu untuk mengaplikasikannya dalalm proses
pembelajaran. Sedangkan Marintis Yamin menyatakan bahwa syarat guru profesional
meliputi : 1) mempunyai kemampuan dalam mendidik, 2) mempunyai keahlian yang
terintegrasi, 3) Sehat jasmani maupun Rohani, 4) Mempunyai kemampuan dalam
mengajar 5) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas.6
Kompetensi Profesioal Guru merupakan kemampuan guru dalam meguasai
pembelajaran menncakup: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan bidang keahliannya.7
 Kompetensi Kepribadian
3
Bakri Anwar, KOMPETENSI PEDAGOGIK SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN,(Jurnal Shaut Al-‘Arabiyah
h.114-125)
4
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Persepktif Islam (Yogyakarta:
DEEPPUBLISH, 2016). h 7
5
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007). hal. 18-19
6
Yamin Marintis, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006). hal. 7
7
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Persepktif Islam (Yogyakarta:
DEEPPUBLISH, 2016). h 78
Kompetensi kepribadian guru menurut undang- undang guru dan dosen adalah
kompetensi yang berkaitan dengan pribadi seseorang guru yang yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan
berahlak mulia. Penjelasan kompetensi pribadi diatas, yang dijelaskan oleh Undang-
Undang guru dan dosen merupakan indikator-indikator kepribadian seseorang.
Kepribadian itu sendiri sebenarnya abstrak, yang dapat dilihat atau diketahui hanyalah
indikatornya
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan
kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak
mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
Guru harus menjadi role model bagi anak didik supaya mereka bisa mengikuti sikap
guru contohnya jujur, disiplin dan bertanggung jawab. dipahami sebagai kompetensi
guru yang menggambarkan guru sebagai seorang teladan. Menurut Jamil
Suprihatiningrum, kompetensi kepribadian guru merupakan kemampuan guru dalam
mencerminkan kepribadian yang baik, yang terwujud dalam akhlak yang mulia.
(Suprihatiningrum, 2014) Chaerul Rochman meyatakan bahwa kompetensi
kepribadian guru yang meliputi : 1) selalu berpenampilan positif dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru 2) memiliki pemahaman, dan berpenampilan yang menjadi
contoh bagi muridmuridnya 3) berkepribadian yang baik dan menjadi contoh bagi
murid-muridnya.8

 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial terdiri dari kata kompetensi dan sosial. Umumnya kompetensi
dalam kamus besar bahasa Indonesia sering artinya disamakan dengan kemampuan,
kecakapan, dan keahlian. Sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia sosial
adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan.
Dalam Standar Nasional Pendidikan Kompetensi sosial menjadi kompetensi
keempat yang dimaksukkan dalam landasan yuridis (UU No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen). Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi
dengan peserta didik dan orang yang ada disekitar dirinya. Model komunikasi personal

8
Purwanti, Guru dan Kompetensi Kepribadian,( Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol10. No 1) h.1074-1088
cendrung lebih mudah diterima oleh peserta didik dan masyarakat. Dalam konteks ini
hendaknya guru memiliki strategi dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang
cendrung bersifat horizontal.
Walaupun demikian, pendekatan komunikasi mengarah pada proses pebentukan
masyarakat belajar (learning community). Setiap orang cenderung menyukai orang-
orang yang meiliki kemampuan yang lebih dari yang lainnya dan setiap orang tentu
berbeda kecendruangannya untuk menyukai kemampuan orang lain, kondisi ini
disesuaikan dengan tingkat kedekatan dan jenis pendekatan antara individu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial guru dan tenaga
kependidikan adalah salah satu daya atau kemempuan untuk mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.9
 Kompetensi Kepemimpinan
Kepemimpinan guru merupakan suatu kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seorang guru untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau
mengelola peserta didiknya agar mereka mau membuat sesuatu demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Kompetensi leadership diperlukan untuk mengarahkan peserta didik agar tercipta
pembelajaran yang tertib dan kondusif. Tanpa adanya kompetensi leadership, guru
tidak dapat memberi pengaruh kepada peserta didik. Pengaruh yang dimaksud adalah
upaya untuk mendapat respon dari peserta didik, seperti mendengarkan, melaksanakan
tugas, patuh, dan sebagainya. Contoh lainnya yang lebih luas adalah ketika guru
menjadi pimpinan sebuah lembaga pendidikan (kepala sekolah atau kepala madrasah).
Kompetensi leadership diperlukan dalam mengatur, mengelola, serta menentukan
kebijakan-kebijakan pendidikan.
Kompetensi leadership juga berpengaruh dalam pengembangan sumber daya
manusia di sekolah. Meskipun seorang guru tidak atau belum menempati jabatan
sebagai kepala , kompetensi leadership tetap menjadi kompetensi penting yang
mendukung guru dalam melaksanakan tugasnya.

9
Indah Hari Utami, PENTINGNYA KOMPETENSI LEADERSHIP PADA GURU MI,( Indonesian Journal of Islamic
Educational Management Vol. 3, No. 1, 2020), Hal. 10-20
kompetensi leadership diperlukan agar guru dapat berhubungan, bekerja sama,
dan berpartisipasi dengan baik. Seringkali guru juga diminta memberikan saran dan
mengarahkan forum-forum orang tua maupun masyarakat yang berkaitan dengan
pendidikan.
Menurut Omar Hamalik menjelaskan kompetensi kepemimpinan, yaitu guru harus
mampu untuk mempengaruhi pesertadidiknya baik pada saat proses pembelajaran
maupun diluar waktu proses pembelajaran. Oleh karena itu, teori menurut Omar
Hamalik menjadi landasan dalam penulisan artikel ini.
Dari teori kompetensi kepemimpinan tersebut dapat dijabarkan kedalam
Indikator-indikatorwajib yang dimiliki bagi profesi guru meliputi:
a. Keterampilan mengolah perencanaan pembiasaan pengalaman dan tingkah laku
baik di lingkungan sekolah yang merupakan bagian dalam melakukan proses
pembelajaran.
b. Keterampilan mengkoordinasikan sumber daya dari sekolah dengan sistematis
dalam mendorong pembiasaan pada lingkungan sekolah.
c. Keterampilan melakukan inovasi, motivasi, memfasilitasi, memberi bimbingan, dan
menerima konsultasi pada proses pembiasaan di lingkungan sekolah, serta d.
Ketereampilan melindungi, mengendalikan dan mengarahkan pembiasaan di
lingkungan sekolah serta merawat hubungan yang harmoni dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Kompetensi kepemimpinan seorang guru tidak lahir begitu saja, melainkan
tumbuh melalui keterampilan yang secara terus menerus diasah serta
dikembangkan.Kompetensi guru didapatkan dengan cara mengikuti latihan-latihan
yang cukup intensif10

10
Indah Hari Utami, PENTINGNYA KOMPETENSI LEADERSHIP PADA GURU MI,( Indonesian Journal of
Islamic Educational Management Vol. 3, No. 1, 2020), Hal. 10-20
 Kompetensi Spritual
Spiritualitas berhubungan dengan kemauan guna mencari serta menciptakan cara
hidup dengan cara religius, yang melibatkan kondisi keimanan serta totalitas
pengalaman insan hidup dalam kerangka keimanan. Spiritualitas terkait hubungan
antara individu dengan Tuhan.
Oleh sebab itu, spiritualitas Kristen bukanlah persoalan mengenai seberapa
banyak orang memahami Tuhan, namun persoalan mengenai seberapa banyak
seseorang memahami hubungannya dengan Tuhan dengan caranya sendiri.
Spiritualitas Kristiani juga berdasarkan Alkitab, yang menjadi pedoman bagi para
pemeluknya.
Melalui kedekatan relasi yang terjalin antara individu dengan Tuhan maka dapat
menjadikan hidup lebih baik dan sesuai dengan ajaran yang telah diberikan oleh Tuhan
kepada seluruh pemeluknya. Apabila pemeluk Kristen telah menjalin kedekatan yang
seperti ini, maka mereka bisa memuliakan Tuhan sesuai ajaran yang telah ditetapkan.
Zohar serta Marshal mengemukakan 3 indikator kompetensi spiritual guru, sebagai
berikut:
1) Berpikir jernih, yang meliputi tekun, jujur, bersyukur;
2) Kebijaksanaan dalam menjalankan tugas, meliputi: kerendahan hati, pemaaf,
rasa tanggung jawab, dan kesabaran dalam menjalankan tugas.
3) Sikap toleran, meliputi pemberian penghargaan pada orang lain, membuka diri
terhadap keyakinan orang lain, tidak menyakiti orang lain, dan mencintai
kedamaian11

11
Jeferson Davis Freny Timpal Valentino Reykliv Mokalu, Pengaruh Kompetensi Spiritual, Pedagogik, dan Sosial
Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Kualitas Belajar Mengajar Siswa (Jurnal Teologi dan Pendidikan
Kristiani, Vol. 6, No. 2, 2022) h.708-722
D. Aplikasi Kompetensi Guru Pak
 Kompetensi Pedagogik
Guru harus memiliki kompetensi ini agar bisa mengkaji bagaimana membimbing
serta menghadapi dan memahami dulu peserta didik yang di ajar seperti apa agar
supaya bisa menentukan model pembelajaran seperti apa yang dipakai sehingga di
dalam kelas tidak terlalu mononton dan menyebabkan keheningan maka dari itu guru
membuat Rpp atau Rps yang mendidik dan mengusahakan pembelajaran kreatif
Guru dituntut mampu merancang dan melaksanakan evaluasi (asesmen) proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery learning), dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum. Untuk mengembangkan kemampuan ini,
guru bisa dilatih dengan melakukan refleksi belajar dan selalu melakukan evaluasi
setiap proses pembelajaran berlangsung.
Guru yang baik tidak hanya bisa mendidik murid-muridnya sukses memahami
materi pelajaran saja, tetapi juga bisa membantu mengembangkan semua potensi yang
dimiliki oleh murid-muridnya. Kemampuan ini bisa diasah dengan memahami talent
mapping. Guru harus tahu dulu apa potensi yang dimiliki murid-muridnya.
Selanjutnya, guru membimbing dan memfasilitasi agar potensi-potensi muridnya
berkembang.
 Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional Poin-poin penunjang terlaksanaya kompetensi profesional
meliputi:
a. Memahami ruang lingkup kompetensi pendidikan
b. Memahami jenis-jenis materi pembelajaran
c. Dapat mengurutkan materi pembelajaran
Seorang guru yang professional adalah guru yang tidak pernah menyepelekan
tugasnya dan guru professional juga memiliki banyak keterampilan yang akan
membuat para peserta didik tidak malas belajar contohnya selalu kreatif dalam setiap
pembelajaran , dan yang terpenting seorang guru professional pasti menguasai materi
yang disampaikan bahkan memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik
lebih mengerti
 Kompetensi Kepribadian
Seorang guru seharusnya memiliki sikap yang baik contohnya menolong teman, rajin ,
hormat terhadap orang lain, berwibawa, bertanggung jawab , sopan dan berakhlak
mulia. Guru harus memiliki sikap-sikap ini karena guru adalah role model atau
panutan bagi anak-anak didiknya sehingga ketika guru melakukan perbuatan atau
tindakan yang baik maka peserta didik juga akan melakukan hal yang sama
 Kompetensi Sosial
Seorang guru harus mempunyai jiwa sosial yang tinggi karena selalu berhubungan
dengan orang lain , baik dengan peserta didik, orang tua, guru yang lain dan
masyarakat maka dari itu seorang guru harus pandai melakukan interaksi dan
berkomunikasi dengan semua orang contonya seperti sering berbicara dan ikut dalam
segala kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat12
 Kompetensi Kepemimpinan
Seoranng guru tentu saja harus mempunyai kompetensi ini karena seorang guru harus
memiliki jiwa memimpin agar dapat membimbing , mengarahkan , mengelola bahkan
peserta didik agar bisa mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa adanya kompetensi
kepempinan, guru tidak dapat memberi pengaruh kepada peserta didik. Pengaruh yang
dimaksud adalah upaya untuk mendapat respon dari peserta didik, seperti
mendengarkan, melaksanakan tugas, patuh, dan sebagainya.
 Kompetensi Spiritual
Seorang guru harus memiliki spiritualitas yang tinggi atau tingkat kerohaniannya dan
imannya harus lebih dari orang lain dengan cara lebih memiliki keintiman dengan
Allah melalui berkomunikasi dengan-Nya mendengarkan firman-Nya, membaca
Firman-Nya bahkan melakukan apa yang Allah firmankan. Seorang guru agama selalu
ditiru karena mengajar mengenai Yesus Kristus kepada anak-anak didik , maka dari itu
seorang guru harus bisa menanamkan jiwa spiritual kepada anak-anak didik.13
BAB III

12
Indah Hari Utami, PENTINGNYA KOMPETENSI LEADERSHIP PADA GURU MI,( Indonesian Journal of
Islamic Educational Management Vol. 3, No. 1, 2020), Hal. 10-20
13
Jeferson Davis Freny Timpal Valentino Reykliv Mokalu, Pengaruh Kompetensi Spiritual, Pedagogik, dan Sosial
Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Kualitas Belajar Mengajar Siswa (Jurnal Teologi dan Pendidikan
Kristiani, Vol. 6, No. 2, 2022) h.708-722
PENUTUPAN

Kesimpulan
Kompetensi Guru Pak terdiri dari 6 yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, hal


inilah yang membedakan dengan profesi guru yang lain

2. Kompetensi Profesional
Di dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pada Pasal 28 ayat (3) butir c
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah suatu
kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam
3. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru menurut undang- undang guru dan dosen adalah
kompetensi yang berkaitan dengan pribadi seseorang guru yang yang mantap
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial terdiri dari kata kompetensi dan sosial. Umumnya kompetensi dalam
kamus besar bahasa Indonesia sering artinya disamakan dengan kemampuan, kecakapan,
dan keahlian
5. Kompetensi Kepemimpinan
Kepemimpinan guru merupakan suatu kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seorang guru untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola
peserta didiknya agar mereka mau membuat sesuatu demi tercapainya tujuan
pembelajaran
6. Kompetensi Spritual
Spiritualitas berhubungan dengan kemauan guna mencari serta menciptakan cara hidup
dengan cara religius, yang melibatkan kondisi keimanan serta totalitas pengalaman insan
hidup dalam kerangka keimanan. Spiritualitas terkait hubungan antara individu dengan
Tuhan
DAFTAR PUSTAKA

Hanifuddin Jamin, Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru, (Jurnal Ilmiah Pendidikan
Agama Islam Vol 10, No. 1, 2018) h.19-36
Bakri Anwar, KOMPETENSI PEDAGOGIK SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN,(Jurnal Shaut
Al-‘Arabiyah h.114-125)
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Persepktif Islam
(Yogyakarta: DEEPPUBLISH, 2016). h 7
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan
Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). hal. 18-19
Yamin Marintis, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2006). hal. 7
Purwanti, Guru dan Kompetensi Kepribadian,( Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol10. No 1) h.1074-
1088
Indah Hari Utami, PENTINGNYA KOMPETENSI LEADERSHIP PADA GURU MI,( Indonesian
Journal of Islamic Educational Management Vol. 3, No. 1, 2020), Hal. 10-20
Jeferson Davis Freny Timpal Valentino Reykliv Mokalu, Pengaruh Kompetensi Spiritual,
Pedagogik, dan Sosial Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Kualitas Belajar Mengajar
Siswa (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 6, No. 2, 2022) h.708-722

Anda mungkin juga menyukai