Disusun oleh :
Kelompok 34
2022
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2000-5000. Dan kejadian ini lebih sering dialami oleh laki-laki dari pada perempuan
terjadi pada sisi kiri dan 20 % pada sisi kanan. Kejadian ini pun dapat terjadi pada
rongga dada melalui suatu defek yang terdapat pada diafragma. Defek pada diafragma
ini dapat merupakan kelainan congenital atau akaibat trauma. Kejadian hernia
diafragma ini jarang terjadi. Dimana penyebabnya masih belum diketahui secara pasti.
2. Tujuan
hernia diafragma.
3. Manfaat
b. Apa saja implentasi yang dapat diberikan setelah post op hernia diafragma
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
rongga dada melalui suatu defek yang terdapat pada diafragma. Defek pada diafragma
ini dapat merupakan kelainan congenital atau akaibat trauma (Hataul, 2021). Kejadian
sisi kiri. Biasanya lmbung dan usus halus masuk ke kavum toraks.
2. Hernia Morgagni adalah jenis hernia yang biasanya di belakang sternum sisi
kanan. Hati dan usus halus masuk ke rongga dada. (Hambali, 2019)
2. Etiologi
pleura dan kavum peritoneum bersatu melalui sepasang kanal pleuroperitoneal. Pada
terbentuk, maka penutupan kanal pleuroperitoneal tidak komplit maka terjadilah defek
pada tikus yang terpajan nitrofen. Pemeriksaan dengan mikroskop elektron pada tikus
bersifat familial (genetik), tetapi pada umumnya kasus HDK bersifat sporadik. HDK
berkaitan dengan trisomi kromosom 18, 21, dan 22 tetapi etiologi genetiknya yang
Hernia Morgagni disebabkan oleh kegagalan fusi (penyatuan) bagian sternal dan
kromosom 21. Terdapat varian hernia retrosternal yang berkaitan dengan pentalogy
Cantrell yaitu omphalokel, inferior sternal cleft, defek jantung berat (misalnya
ectopiacordis), hernia diafragmatika dan defek perikardial. Varian ini disebabkan oleh
3. Patofisiologi
paru adalah konsekuensi langsung dari kompresi paru yang sementara berkembang
oleh viscera hernia. Derajat atau beratnya hipoplasia paru tergantung pada lamanya
dan waktu herniasi viscera ke dalam rongga dada. Hipoplasia lebih berat pada sisi
yang terkena tetapi terjadi pada kedua sisi. Pertukaran gas pada paru-paru yang kecil
cabang bronkus, berkurangnya jumlah alveoli matur, dan defisiensi surfaktan. Alveoli
paru pada HDK immatur dan septum intraalveolar menebal. Pada vaskularisasi paru
terjadi peningkatan otot pada dinding arteriol Karena vaskuler paru banyak
mengandung otot maka terjadi hipertensi pulmoner, dan akhirnya gagal pernapasan
akut. Hipoplasia ventrikel kiri juga terdapat pada HDK dan semakin memperburuk
Paru hipoplastik pada pasien HDK secara fungsional immatur dan tidak mampu
melakukan pertukaran gas yang adekuat. Pada kebanyakan kasus, fungsi alveoli tidak
optimal sehingga akan cepat terjadi hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis. Arteri paru
terhadap tekanan oksigen yang rendah dan asidosis. Respon vasokonstriksi yang
Hipertensi pulmoner pada bayi dengan HDK akan menyebabkan kembali ke pola
sirkulasi janin yaitu rightto left shunting melalui duktus arteriosus dan foramen ovale.
Juga terjadi shunting pada paru. Right to left shunting lebihlanjut akan mengurangi
pertukaran gas sehingga semakin memperberat hipoksia, hiperkapnea, dan asidosis.
Lingkaran proses ini akan terus berlanjut dan akhirnya dengan cepat akan
patofisiologinya adalah gambaran klinik dari lesi ini apabila simptomatik (Hambali,
2019).
4. Penatalaksanaan
Analisis Jurnal
Problem Masalah yang dibahas dalam jurnal ini
yaitu tentang Hernia diafragmatika
merupakan penonjolan sebagian organ
intra abdomen ke dalam rongga dada
melalui suatu defek yang terdapat pada
diafragma. Angka kejadian terjadi pada 1
dari 2000 – 5000 kelahiran. Di Amerika
Serikat didapatkan sekitar 1000 bayi
yang lahir dengan hernia diaghpragma.
Prevalensi rata-rata antara 2.4 dalam
10.000 kelahiran. Defek pada hernia
diaghpragmatika ini terjadi bersamaan
dengan kelainan lainnya, dan lesi dapat
muncul pada bayi yang masih di dalam
kandungan, bayi baru lahir dan balita.
Malrotasi usus merupakan kelainan yang
biasa terjadi bersamaan dengan hernia
diafragmatika. Sebagian hernia
diafragmatika tidak menimbulkan gejala
sampai dewasa.
Intervention Konseling prenatal dilakukan segera
setelah diagnosis dibuat berdasarkan
USG. Tatalaksana hernia Bochdalek
yang optimal harus memperhatikan
berbagai hal yang terkait dengan
kelainan bawaan ini.4,5,6,8.
a. Proses persalinan dan unit
perawatan intensif neonates
b. Stabilisasi preoperative
c. Ventilasi mekanik konvensional
d. Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO)
e. Pemberian surfaktan
f. Terapi pembedahan
g. Perawatan pasca bedah Pada
pasien ini dilakukan pembedahan
dan durante operasi ditemukan
adanya malrotasi intestinal.
Dilakukan tindakan herniorepair
pada diafraghma dan lads
procedure untuk mengatasi
malrotasinya. Pasien dirawat
selama 7 hari kemudian rawat
jalan. Keluhan saat pulang tidak
ada.
Comparation Hernia diafragmatika kongenital pada
neonatal belum meningkat banyak,
terutama pada bayi yang sudah
menunjukkan gejala dalam 24 jam
pertama kehidupannya.2 Walaupun
penggunaan teknik terbaru dari
oksigenasi membran ekstra korporeal
(ECMO), angka survival masih sekitar
50- 65%.9 Derajat hipoplasia paru-paru
mempengaruhi keberhasilan. Menurut
Fredly dkk, angka harapan hidup pada
bayi penderita hernia diafragma
kongenital ini sebesar 70%.11 Hasil
pengamatan Weber dkk di amerika
serikat, selama 37 tahun (1970-1997)
terhadap 203 bayi dengan hernia
diafragmatika kongenital, terdapat angka
harapan hidup yang semakin lama
semakin meningkat dari 42% di era
pertama , kemudian menjadi 58% di era
yang kedua, dan 79% di era yang ketiga.
Outcome Telah dilaporkan bayi 9 bulan dengan
hernia diafragmita posterolateral sinistra
dengan malrotasi usus dan sudah
dilakukan laparatomi herniorepair dan
lads procedure.
D. IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN
diafragmatika yang dapat terjadi segera setelah lahir atau timbul 24- 48 jam setelah
periode stabil. Manifestasi awal meliputi takipneu, grunting, retraksi dinding dada,
pucat, sianosis dan tanda klinis shunting dan persistent fetal circulation. 4,5,6 Pada
pemeriksaan fisik didapat abdomen yang scaphoid, barrel chest, distress nafas/
sianosis dan pulsasi apeks jantung ke arah kontralateral. Keempat kelainan ini (tetrad)
merupakan salah satu kriteria penting untuk penentuan diagnosis. Pada pasien ini
diagnosis didapatkan dengan adanya keluhan sesak napas dan berat badan yamg tidak
naik. Sebelumnya pasien tidak mngalami keluhan apapun. Dari pemeriksaan fisik
1. Kesimpulan
dalam rongga dada melalui suatu defek yang terdapat pada diafragma. Kejadian
hernia diafragma ini terbagi menjadi 2 yaitu Hernia Bochdalek dan Hernia
operasi.
Intervensi terkait hernia ini antara lain, proses persalinan dan unit perawatan
pembedahan, Perawatan pasca bedah Pada pasien ini dilakukan pembedahan dan
2. Saran
Berdasarkan kajian literature review yang sudah kami lakukan, maka dapat
diafragma.
F. DAFTAR PUSTAKA