Makalah PDF
Makalah PDF
Puji dan sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmatnya
kepada kita semua, walaupun kadang kita sering lupa mensyukuri apa yang Allah berikan
Kepada Kita. Shalawat beserta salam kita senandungkan kepada panutan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Alhamdulillah, atas doa dari semua pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini,
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah, Evidence Based dalam Praktik
Kebidanan dengan Judul Makalah “Menciptakan Visi dan Motivasi Dalam Penerapan
Evidence Based Pada Individu, Kelompok, Organisasi”.
Kami Mengucapkan Terima Kasih kepada semua yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Ibu Diana Mufidati, M. Tr. Keb selaku dosen
pengampu.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekhilafan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bisa membangun sehingga kedepannya kami bisa lebih baik lagi semoga
apa yang disajikan bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penyusun
Evidence adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Ada dua bukti yang
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
untuk menghasilkan pengetahuan baru. Tidak ada organisasi yang dapat mencapai tujuan
tanpa karyawan (Drucker, 2002). Manajemen harus dapat menggunakan sumber daya
penelitian Cabrera & Cabrera (2005) bahwa kemampuan dan keahlian individu harus
dapat di bagikan kepada individu lainnya untuk dapat memaksimalkan nilai-nilai bagi
perusahaan merupakan suatu proses yang krusial, bila tidak ditata dengan baik (Osterloh
Penelitian yang dilakukan oleh Liao & Chuang (2004) menyatakan bahwa
berelasi melalui berbagi pengetahuan. Wasko & Faraj (2005) bila individu dapat
berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain, sehingga individu tersebut memberikan
sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok berperilaku dalam organisasi serta
pengaruhnya terhadap struktur dan sistem organisasi. Sikap dan perilaku orang yang
beraneka ragam dalam organisasi ini dipelajari untuk mencari solusi tentang bagaimana
dan mengetahui bahwa perubahan perubahan akan membuat suatu perbedaan, yakni
B. Tujuan
Tujuan evidence based midwifery ialah dengan pelaksanaan praktik asuhan
kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang dilaksanakan di
Indonesia maupun akan diadaptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media dalam
mengurangi anka kematian ibu dan anak.
C. Manfaat
untuk mencapainya agar langsung berdampak pada kinerja perusahaan,
sedangkan yang kedua untuk level manajerial me nengah dan atas guna dapat
meningkatkan keahlian dan kompetensi yang baru guna menghasilkan inovasi dan
akhirnya menghasilkan kerja yang efektif dan berdampak pada kinerja.
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
dibagikan akan membentuk tim yang andal dan memiliki kesamaan yang tinggi,
sehingga antara individu mudah untuk melakukan komunikasi kerja dan berdampak
pada fleksibilitas kerja individu dan akhirnya dapat memberikan peningkatan kinerja
Perusahaan.
perilaku organisasi sebagai suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak individu,
Sebagai suatu bidang studi, Perilaku Organisasi mempelajari tiga determinan dalam
dengan aktivitas kerja dan hasil kerja anggota organisasi. Ada dua hal fokus perilaku
organisasi yaitu tindakan (actions) dan sikap (attitudes) dari orang orang dalam
organisasi (Ratmawati dan Herachwati, 2007). Bidang studi perilaku organisasi ini
merupakan ilmu pengetahuan yang diturunkan dari studi tentang tindakan dan sikap
manusia
maupun model sebagai Ways of Thinking tentang fenomena tertentu. Perilaku organisasi
persoalan organisasi mengacu pada kondisi dan situasi manusia dalam organisasi yang
bersangkutan.
George & Jones (2002) menyatakan perilaku organisasi adalah sebagai suatu
studi tentang berbagai faktor yang mempengaruhi tindakan (act) individu dan kelompok
dalam organisasi serta bagaimana organisasi mengelola lingkungannya. Dalam hal ini
George & Jones, sebagaimana juga Robbins and Judge (2013) maupun Gordon (2002),
serangkaian alat yaitu konsep-konsep dan teori-teori yang dapat membantu orang
telah ditetapkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perilaku organisasi sangat fokus
pada “Human Side of Management” sehingga pendekatan bidang ini dalam manajemen
Gordon (2002), menyatakan bahwa pada abad duapuluh satu ini untuk mencapai
sebagai berikut: Adaptability, yaitu manajer harus menpunyai kemampuan mengenal dan
merespon perubahan yang terus menerus dan tidak terduga sebelumnya, mengadakan
penyesuaian rencana dan aktivitas pada saat yang tepat, serta responsif terhadap
permintaan (demand) yang baru.
manajer perlu mengadakan tolok duga (benchmark) dengan para pesaing untuk belajar
tentang kebijakan, program-program, dan cara kerja yang praktis di setiap situasi.
mempunyai technical skills yang kuat sehingga dengan cepat memahami software baru
informasi, serta mengevaluasi berbagai solusi yang potensial. Critical thinking skills,
kemampuan manajer berkreasi dalam menemukan “new options” atau menata ulang
“already used approaches”. Kreativitas manajerial sering kali melibatkan para karyawan
kemampuan memimpin dan berkomuniksi secara efektif dengan beragam tenaga kerja.
harus dimiliki oleh para manajer yang didalamnya sarat atau penuh dengan muatan yang
sangat ’behavioristic’. Seperti telah disebutkan pada bagian terdahulu bahwa Perilaku
Perilaku organisasi pada dasarnya dibentuk oleh perilaku individual para anggota
pembelajaran. Faktor yang paling mudah yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
atau menilai seseorang adalah melalui karakteristik biografisnya. Data pribadi seperti
usia, jenis kelamin, status perkawinan, maupun masa kerja yang dimiliki seseorang
sangat umum dipakai dan mudah diperoleh untuk kemudian dihubungkan dengan
perlu dipelajari dan sangat penting implikasinya untuk memahami dan mengelola
perilaku orang-orang dalam organisasi. Persepsi adalah suatu proses dimana individu
pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa
individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya secara
berbeda.
Kenyataannya adalah bahwa tak seorang pun dari kita melihat realitas. Yang kita
lakukan adalah menginterpretasikan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai
realitas. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, bisa pendiam,
pasif, ceria, agresif, ambisius, setia atau suka bergaul, sesungguhnya kita sedang
individu seseorang merupakan kombinasi sifat-sifat psikologis yang kita gunakan untuk
dan mengidentifikasi enam belas sifat kepribadian utama. Setiap sifat merupakan bipolar;
peramah). Keenam belas sifat yang ditemui secara umum tersebut adalah sumber
perilaku yang tetap dan konstan, yang memungkinkan peramalan perilaku individu
situasi mereka.
merupakan persepektif dasar dari pendekatan historikal. Untuk itu perlu diidentifikasi
dan dijabarkan motivasi tersebut berdasarkan perspektif kebutuhan, serta motivasi juga
perlu diidentifikasi dan dijabarkan berdasarkan perspektif proses (Griffin and Moorhead,
2014).
melakukan sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan. Dalam lingkup
organisasi, Motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan psikologis dalam diri
seorang yang menentukan arah perilakunya dalam organisasi, tingkat usahanya, maupun
Karyawan akan termotivasi untuk memberikan hasil kerja yang baik apabila dia
memperoleh imbalan (reward) yang memadai seperti bonus, penghargaan, ekstra cuti
dengan usaha memberikan dorongan pada para karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tujuan organisasi tidaklah mungkin dicapai tanpa adanya komitmen yang
pada asumsi bahwa motivasi adalah sebagai hal yang baik, sebagai penentu prestasi
kerja, sebagai hal yng tidak pernah berhenti, dan sebagai alat pengukur hubungan
maupun teori keadilan (equity theory), dan teori-teori lainnya, (Ratmawati &
Herachwati, 2007)
KESIMPULAN
Motivasi sangat diperlukan dalam organisasi karena berhubungan dengan usaha
memberikan dorongan pada para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan
organisasi tidaklah mungkin dicapai tanpa adanya komitmen yang bertahan lama dari para
anggotanya. Pemahaman tentang motivasi perlu di dasarkan pada asumsi bahwa motivasi
adalah sebagai hal yang baik, sebagai penentu prestasi kerja, sebagai hal yang tidak pernah
berhenti, dan sebagai alat pengukur hubungan pekerjaan dalam organisasi. Motivasi sering
kali dipahami sama dengan kinerja (performance), padahal motivasi dan kinerja
(performance) adalah hal yang berbeda.
Kinerja adalah evaluasi atas perilaku seorang, hasilnya antara lain untuk
mengetahui seberapa baik seseorang melakukan pekerjaannya. Sedangkan motivasi adalah
salah satu elemen dari pengukuran kinerja. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang
membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan
pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga
dikatakan seorang melakukan pekerjaan yang merupakan hobbynya. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen di luar pekerjaan yang melekat di pekerjaan
tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun
kompensasi
Wayan Geda Supartha & Desa Ketut Sintaasih, April 2017. Pengantar Perilaku Organisasi.