Anda di halaman 1dari 2

Kolesistitis

A. Definisi
Kolesistitis adalah peradangan pada kandung empedu setelah obstruksi persisten dari saluran
keluar kandung kandung empedu, empedu, mengakibatkan peningkatan tekanan kandung
empedu, distensi yang cepat, penurunan suplai darah dan iskemia kantong empedu,
menimbulkan invasi dari bakteri, peradangan dan kemungkinan perforasi. 1
B. Epidemiologi
Sekitar 5% – 10% warga amerika melakukan kolesistektomi akibat kolesistitis akut akalkulus. 2
Pada beberapa kasus, anak perempuan jauh lebih beresiko terkena kolesistitis daripada anak
laki-laki 4:1. Di Indonesia, walaupun belum ada data epidemiologis  penduduk, insidens
kolesistitis dan kolelitiasis di negara kita relative lebih rendah dibandingkan dengan negara –
negara barat.

C. Gejala dan Pemeriksaan Fisik


Gejala utama kolesistitis akut yaitu nyeri perut yang berat pada kuadran kanan atas serta
menjalar ke belakang tepat pada tulang belikat kanan atau daerah clavicular, demam, mual,
anoreksia dan muntah.1 Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan diatas wilayah kandung
empedu. Inspirasi dalam atau batuk sewaktu palpasi subkosta kuadran kanan atas biasanya
menambah nyeri dan menyebabkan inspirasi terhenti (tanda murphy). 1

D. Patogenesis
Pathogenesis dari kolesistitis akut adalah statis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia
dinding kandung empedu. 1 walau pada umumnya penyebab kolesistitis akut adalah batu
kandung empedu (90%) dan hanya sebagian kecil (10%) tanpa adanya batu empedu. Batu
biasanya menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu dan terjadi
distensi kandung enmpedu. Distensi kandung empedu menyebabkan aliran darah dan limfe
menjadi terganggu sehingga terjadi iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu. Peradangan
yang disebabkan oleh bakteri mungkin berperan pada 50-85% pasien kolesistitis akut. Penyebab
tersering adalah E. coli, spesies Klebsiella, Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan
spesies Clostridium. 1,2
E. Diagnosis
Trias yang terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas, demam, dan leukositosis. Biasanya terjadi
leukositosis yang berkisar antara 10.000 – 15.000 sel per microliter dengan pergeseran ke kiri
pada hitung jenis. Bilirubin serum sedikit sedikit meningkat. Pemeriksaan alkali fosfatase
biasanya meningkat pada 25% pasien kolesistitis. Urinalisis diperlukan untuk menyingkirkan
kemungkinan pielonefritis. Pemeriksaan foto polos abdomen tidak dapat memperlihatkan
gambaran kolesistitis akut.

F. Tatalaksana
Prinsip penatalaksanaan kolesistitis yakni secara konservatif dan operatif. Terapi konservatif
pada pasien kolesistitis : istirahat total, perbaiki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi
parenteral, diit ringan, koreksi elektrolit, pemberian obat penghilang rasa nyeri seperti peptidin
dan anti spasmodic. 5 Pemberian antibiotic pada fase awal sangat penting untuk mencegah
komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia. Berdasarkan rekomendasi Sanford,
dapat diberi ampisilin/sulbactam dengan dosis 3 gram/6jam IV, metronidazole dengan dosis
awal 1 gram, lalu diberikan 500mg/6jam IV.

Anda mungkin juga menyukai