Artinya, hal-
hal yang terjadi di pasar, mulai dari selera konsumen, tingkat harga, hingga
produk yang diperjualbelikan selalu berubah dari waktu ke waktu. Jika
perusahaan tidak jeli dalam menangkap perubahan tersebut, akan sangat sulit
bagi perusahaan yang bersangkutan untuk mempertahankan eksistensi
produknya di pasar.
Objek dalam analisis pasar adalah produk dan data calon pelanggan, di
antaranya data berupa perilaku, keinginan, dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan produk dan layanan. Adapun hal-hal yang perlu dianalisis
di pasar, di antaranya sebagai berikut:
Lokasi pasar, adalah letak atau posisi suatu pasar berada. Lokasi pasar
memiliki peran penting dalam penjualan produk karena pasar yang
berada di lokasi strategis akan banyak dikunjungi konsumen atau calon
konsumen.
1/45
B. Ruang Lingkup Analisis Pasar
Organisasi pembelian.
Kegiatan pembelian.
Perkembangan pembelian.
Perusahaan pesaing.
2/45
utama, kemungkinan adanya pesaing baru di masa depan, terobosan yang
dilakukan pesaing, ada tidaknya persaingan yang tidak sehat, dan sebagainya.
Pola pembelian.
Pasar tidak dapat lepas dari keberadaan konsumen. Setiap produk memiliki
pasar atau konsumennya masing-masing.Ketika melakukan analisis perilaku
konsumen, perusahaan terlebih dahulu harus memahami kebutuhan dan
keinginan konsumen. Hal tersebut akan memudahkan produsen dalam
menyiapkan konsep pemasaran yang tepat untuk menghadapi perilaku konsumen
yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
3/45
Kebutuhan manusia adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar
oleh manusia. Mereka membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal, keamanan, hak milik, dan harga diri
Dengan mengestimasi besarnya pangsa pasar (market share), peluang yang ada
dan ancaman yang mungkin timbul, baik sekarang maupun masa yang akan
datang, akan terlihat. Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk
menciptakan peluang baru. Demikian pula kemungkinan ancaman, harus segera
diantisipasi, sehingga tidak menimbulkan masalah
Pengetahuan tentang produk pesaing dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut.
4/45
Menggunakan atau mengonsumsi produk pesaing dan menyimpulkan kekurangannya.
Tujuan akhir dari tahap identi kasi pasar sasaran potensial adalah mengidenti
kasi peluang terbaik guna menciptakan pelanggan yang puas dan loyal.
Loyalitas pelanggan merupakan kelanjutan dari kepuasan pelanggan dalam
menggunakan atau mengonsumsi produk yang dijual oleh perusahaan. Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan,
antara lain sebagai berikut.
Sistem keluhan atau saran sering dipakai oleh perusahaan dalam melakukan
perbaikan (improvement). Saran, keluhan, serta kritik dapat juga disampaikan
melalui kotak saran, kartu komentar, telepon bebas pulsa, atau customer hotline.
Di online shop, biasanya ada halaman khusus untuk komentar produk, yang
letaknya di bagian bawah produk dan spesi kasi prouk.
5/45
Pembeli Bayangan (Ghost Shopper)
Strategi pembeli bayangan atau ghost shopper sudah dipakai oleh banyak
perusahaan, mulai dari pasar swalayan sampai perbankan. Strategi ghost shopper
bertujuan untuk melihat bagaimana cara sumber daya manusia (karyawan) dalam
melayani pelanggan. Di sini, petusahaan menugaskan seseorang untuk berperan
atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan
pesaing.
60% sampai 70% kesempatan berhasil menjual lagi kepada pelanggan saat ini.
Terdapat tiga macam karakteristik dalam mendeskripsikan pembeli suatu produk atau kelas
produk tertentu, yaitu sebagai berikut.
Lokasi (geografis), dapat dipengaruhi oleh faktor iklim, kepadatan penduduk, tingkat
kemudahan akses berupa infrastruktur, dan tradisi budaya.
Demogrfis, meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan jumlah
anggota keluarga.
Gaya hidup (psikografis), yaitu ukuran gaya hidup atau faktor psikografis yang
6/45
mencerminkan kesesuaian antara produk dan pola hidup normal konsumen tertentu. Gaya
hidup digambarkan melalui tiga indikator utama, yaitu activities (bagaimana orang
menggunakan waktunya), interest (apa saja yang penting bagi mereka), dan opinion (apa
pendapat mereka tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya). Dengan demikian, ukuran
gaya hidup menunjukkan pengaruh kekuatan sosial terhadap proses konsumsi.
Untuk lebih memahami tentang karakteristik pembeli atau pengguna, perhatikan tabel berikut.
1) Pusat Pembelian
Pusat pembelian untuk suatu produk terdiri atas semua individu yang terlibat dalam
keputusan pembelian. Sering kali terjadi peristiwa ketika pembeli aktual bukanlah
pengguna produk atau jasa, atau bukan pengambil keputusan akhir. Oleh karena itu,
manajer harus mengidenti kasi pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelian dan
memahami kekuatan pengaruh (power) yang dimiliki oleh setiap individu. Sebelumnya
telah diketahui bahwa dalam proses keputusan pembelian konsumen akhir, terdapat
lima peran yang dapat dimainkan setiap individu, yaitu:
o Initiator, yaitu orang yang memprakarsai atau mengidenti kasi kebutuhan pembelian
produk tertentu.
o Decider, yaitu orang yang memutuskan pembelian, seperti jadi tidaknya membeli suatu
7/45
produk atau merek spesi k yang dipilih, dan tempat pembelian.
o User, yaitu orang yang memakai atau mengonsumsi produk yang dibeli.
Dengan promosi dan teknik pemasaran yang tepat, perusahaan dapat menarik perhatian
konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk. Jika perusahaan mampu
meningkatkan kesediaan dan kemampuan konsumen untuk membeli, permintaan primer
dapat ditingkatkan, sebab pembeli potensial akan menjadi pelanggan aktual dan/atau
pelanggan aktual menaikkan tingkat pemakaian produk.
Pemakaian suatu produk relatif terbatas dikarenakan kurang memadainya produk terkait.
2) Masalah pemakaian.
8/45
Sejumlah produk dipersepsikan tidak mampu berfungsi sama baiknya untuk
segala situasi. Dengan demikian, pemasar harus dapat mengidenti kasi situasi
ketika masalah muncul dan menentukan apakah masalah tersebut berkaitan dengan
tur produk atau dikarenakan ketidakpahaman konsumen terhadap cara menggunakan
produk secara benar.
Jika suatu produk baru menuntut perubahan dalam hal perilaku konsumsi atau
pemakaian produk yang bertentangan dengan pengalaman konsumsi atau sistem nilai
yang diyakini konsumsi, tingkat adopsi cenderung akan rendah.
Kesediaan konsumen untuk membeli suatu bentuk produk atau kelas produk ditentukan juga
oleh tipe risiko yang dipersepsikan konsumen.
Permintaan selektif adalah permintaan akan merek atau pemasok spesi k dalam
pasar relevan. Dalam menganalisis permintaan selektif, perusahaan lebih berfokus
pada pemahaman atas pilihan merek atau pemasok di dalam pasar relevan.
9/45
Keputusan pembelian konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan tipe konsumen, yaitu
konsumen akhir dan konsumen bisnis/organisasional.
10/45
Keputusan pembelian konsumen akhir (consumer market) terdiri atas tiga macam,
yaitu pemecahan masalah ekstensif, pemecahan masalah terbatas, dan perilaku
respons rutin.
Pada tipe ini, konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam pembelian
produk/jasa dan merasakan adanya tingkat risiko yang tinggi dalam pembelian.
Pada tipe ini, konsumen memiliki sejumlah pengetahuan tentang kategori produk dan
kriteria pilihan yang relevan, tetapi menjumpai adanya merek baru. Waktu yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan keputusan memang lebih sedikit dibandingkan
pemecahan masalah ekstensif, tetapi relatif cukup lama. Konsumen tidak hanya
mengevaluasi merek baru, tetapi jug membandingkan berbagai merek yang ada untuk
membentuk evaluasi atas preferensinya.
3) Perilaku Respons Rutin (Routinized Response Behavior atau Habitual Problem Solving)
a) Brand Loyal Decisions, yaitu keputusan yang dibuat oleh konsumen yang memiliki
tingkat keterlibatan produk tinggi dan keterkaitan emosional tinggi pada merek
tertentu. Konsumen yang loyal seperti ini sulit untuk direbut pesaing.
11/45
produk atau jasa yang sama sepanjang waktu, dengan atau tanpa loyalitas terhadap
produk atau jasa bersangkutan.
b. Konsumen Bisnis/Organisasional
Pembelian ulang langsung adalah situasi pembelian ketika departemen pembelian yang
melakukan pemesanan ulang sacara rutin. Pembelian ulang tersebut di antaranya
pembelian perlengkapan kantor, keperluan ATK, bahan kimia dalam jumlah besar, dan
lain-lain. Contoh: perusahaan garmen melakukan pembelian ulang, tapi dengan bahan
dan warna bahan yang berbeda.
Pembelian ulang modi kasi adalah situasi ketika pembeli ingin memodi kasi
spesi kasi produk, harga, syarat pengiriman, atau syarat lain. Pembelian ulang modi
kasi biasanya melibatkan tambahan peserta pembuat keputusan di pihak pembeli dan
penjual.
12/45
Tugas baru adalah situasi pembelian ketika konsumen melakukan pembelian produk
untuk pertama kalinya, seperti gedung kantor dan sistem pengaman baru. Semakin
besar biaya atau risiko, semakin besar pula pengumpulan informasi mereka. Oleh
karena itu, semakin lama pula waktu yang digunakan untuk penyelesaian keputusan.
Para pembeli bisnis membuat paling banyak keputusan dalam situasi tugas baru. Di sini,
pembeli harus menentukan spesi kasi produk, batas harga, syarat dan waktu
pengiriman, syarat servis, syarat pembayaran, jumlah pesanan, pemasok yang
memenuhi syarat, serta pemasok yang dipilih. Peserta pengambil keputusan yang
berbeda-beda memengaruhi setiap keputusan, dan pesanan akan menjadi berbeda-beda
bergantung pada siapa yang mengambil keputusan.
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk dapat berupa
sesuatu yang berwujud (tangible), seperti merek, kualitas produk, desain, label produk,
kemasan dan sebagainya. Contohnya, ketika seseorang akan membeli ponsel, tangible
produknya adalah ukuran ponsel, warna, dan kualitas bahan ponsel tersebut. Atribut
produk juga dapat berupa sesuatu yang tidak berwujud (intangible), seperti pelayanan,
jaminan (garansi), harga, serta kesan atau citra konsumen terhadap merek suatu produk.
Menurut Kotler, terdapat tiga unsur atribut produk, yaitu sebagai berikut.
13/45
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai
dengan fungsinya. Jika suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya, produk
tersebut dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas baik.
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam tur. Produsen dapat
menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa
tur. Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk
suatu perusahaan dengan produk pesaing.
Cara lain untuk menambahkan nilai pelanggan adalah melalui desain dan gaya produk
yang berbeda daripada yang lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik
perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi
keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler,
yaitu “desain merupakan totalitas keistimewaan yang memengaruhi penampilan dan
fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.”
Perusahaan yang ingin lebih berhasil lagi dalam bisnisnya harus dapat membagi
konsumen yang ada di pasar ke dalam kelompok atau segmen yang lebih homogen
(bersifat sama). Segmentasi pasar harus tetap mengarah pada pemasaran produk yang
akan dijual.
14/45
5. Menilai Persaingan
Perusahaan harus dapat mengidenti kasikan secara lengkap dan tepat mengenai produk
apa saja yang dimiliki oleh pesaing. Identi kasikan siapa pesaing utama yang terdekat
dan pesaing lainnya yang juga berpotensi mengancam perusahaan, baik di masa kini
maupun masa yang akan datang.
Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, perusahaan dapat melakukan
analisis segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini, perusahaan harus
mengestimasi besarnya pasar setiap pesaing.
Dengan mengestimasi besarnya pangsa pasar (market share), peluang yang ada dan
ancaman yang mungkin timbul, baik sekarang maupun masa yang akan datang, akan
15/45
terlihat. Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang
baru. Demikian pula kemungkinan ancaman, harus segera diantisipasi, sehingga tidak
menimbulkan masalah.
Identi kasi keunggulan dan kelemahan berarti mencari tahu keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki pesaing. Identi kasikan keunggulan dan kelemahan pesaing
dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal kelengkapan produk, mutu, kemasan, harga,
distribusi, lokasi, dan promosi. Dari hasil identi kasi, dapat ditentukan strategi
marketing yang tepat, misalnya dengan mempublikasikan kelebihan produk kita
dibandingkan produk pesaing.
Pengetahuan tentang produk pesaing dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut.
16/45
6. Mengidenti kasi Pasar sasaran Potensial
17/45
Tujuan akhir dari tahap identi kasi pasar sasaran potensial adalah mengidenti kasi
peluang terbaik guna menciptakan pelanggan yang puas dan loyal. Loyalitas pelanggan
merupakan kelanjutan dari kepuasan pelanggan dalam menggunakan atau
mengonsumsi produk yang dijual oleh perusahaan. Terdapat beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, antara lain sebagai berikut.
Sistem keluhan atau saran sering dipakai oleh perusahaan dalam melakukan perbaikan
(improvement). Saran, keluhan, serta kritik dapat juga disampaikan melalui kotak saran,
kartu komentar, telepon bebas pulsa, atau customer hotline.
Di online shop, biasanya ada halaman khusus untuk komentar produk, yang letaknya di
bagian bawah produk dan spesi kasi prouk. Beberapa web menyediakan halaman
tersendiri untuk komplain pelanggan. Namun, umumnya review produk terletak di
bawah halaman produk dan spesi kasi. Sebagai contoh, di Tokopedia, di bawah
keterangan produk dan spesi kasi, ada bagian informasi produk, ulasan, dan diskusi
produk. Ulasan produk menjadi masukan penting bagi calon konsumen dalam proses
pengambilan keputusan pembelian. Jika ulasan dan komentarnya positif, konsumen
akan semakin yakin untuk membeli, apalagi jika diberi bintang 5.
Pengertian survei menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tindakan
mengukur atau memperkirakan. Dalam hal ini, perusahaan melakukan survei untuk
mendeteksi atau mengetahui komentar responden, baik dari kalangan pelanggan
maupun calon pelanggan. Survei dapat dilakukan sekali dalam satu semester, atau sekali
dalam setahun, tergantung kebutuhan perusahaan. Biasanya, survei menghasilkan
simpulan yang mengarah pada rencana (plan) pengembangan dan perbaikan produk.
Survei dapat dilakukan melalui surat (mail-questionaire), wawancara tatap muka (face-
to-face interview), wawancara telepon, atau pengisian angket oleh pelanggan.
Strategi pembeli bayangan atau ghost shopper sudah dipakai oleh banyak perusahaan,
mulai dari pasar swalayan sampai perbankan. Strategi ghost shopper bertujuan untuk
18/45
melihat bagaimana cara sumber daya manusia (karyawan) dalam melayani pelanggan.
Di sini, petusahaan menugaskan seseorang untuk berperan atau bersikap sebagai
pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing.
Tidak tertutup kemungkinan para manajer perusahaan terjun langsung menjadi ghost
shopper untuk mengetahui cara karyawannya berinteraksi dan memperlakukan para
pelanggan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Marketing Metrics menyebutkan bahwa perusahaan
memiliki:
1) 60% sampai 70% kesempatan berhasil menjual lagi kepada pelanggan saat ini.
19/45
Artinya, perusahaan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kembali pelanggan yang
hilang.
3. Apakah para pembeli dalam pasar menilai adanya pesaing serta dapat memberikan manfaat
dalam tingkat yang diinginkannya?
20/45
7. Apakah sejumlah para pembeli potensial tidak bersedia atau tidak mampu membeli produk
tersebut?
21/45
SUMBER:
anyak
B perusahaan yang tidak dapat memprediksi perilaku konsumen hingga akhirnya gagal
ama d
el menguasai pasar. Tujuan mempelajari perilaku konsumen hampir s engan tujuan mempelajari
perilaku manusia secara umum, baik perilaku individu secara perorangan, perilaku individu
dalam kelompok, maupun perilaku k ompok dalam suatu organisasi. Dengan mempelajari
perilaku konsumen, perusahaan dapat merancang pola komunikasi yang tepat melalui kegiatan
promosi dalam rangka memengaruhi konsumen, sehingga mereka tertarik untuk membeli produk
yang ditawarkan. Selain itu, perusahaan juga dapat memprediksi selera konsumen, sehingga dapat
memproduksi produk yang sesuai dengan selera konsumen.
Schi man dan Kanuk (2000) mende nisikan perilaku konsumen sebagai “perilaku yang
diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, serta
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.”
Tidaklah mudah bagi produsen untuk memahami perilaku konsumen. Oleh karena itu, melakukan
analisis pasar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka yang kompleks.
Sebagai contoh, analisis pasar membantu dalam menjawab pertanyaan tentang bagaimana
22/45
kecenderungan jenis kendaraan yang diminati masyarakat perkotaan di masa depan jika dikaitkan
dengan kemacetan, bagaimana cara mengenal selera konsumen melalui pemasaran online, serta
jenis kartu kredit seperti apa yang dibutuhkan kelas menengah di kota-kota besar di Asia atau
Eropa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh produsen.
Selain membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, analisis pasar juga membantu dalam
mengembangkan produk yang berorientasi pada konsumen saat ini dan di masa depan.
Contoh pengembangan produk tersebut dapat dilihat melalui keberadaan para produsen
kendaraan bermotor yang ada di Indonesia. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan produk dan
model baru sebelum produk lamanya mengalami kejenuhan di pasar. Mobil-mobil kecil banyak
diproduksi untuk menembus jalanan kota yang macet, dengan dilengkapi berbagai model dan
warna yang menarik. Sementara itu, sepeda motor dibuat dengan berbagai macam model dan
kelebihannya masing-masing. Semua produk tersebut dikeluarkan berdasarkan prediksi perilaku
konsumen di masa mendatang dan produsen mampu menerjemahkannya ke dalam bentuk produk
yang unggul. Dengan demikian, mau tidak mau, produk tersebut mampu memanjakan konsumen.
Produsen mampu mengendalikan selera konsumen (pasar) dan bukan sebaliknya, selera konsumen
yang mengendalikan produk.
Analisis perilaku konsumen mencakup analisis mengenai lokasi, kondisi, dan pola perilaku
seorang konsumen dalam membeli dan mengonsumsi produk dari merek tertentu. Analisis
perilaku konsumen akan memudahkan pihak perusahaan, khususnya manajer pemasaran, dalam
menyusun kebijakan pemasaran perusahaan.
Secara umum, perilaku konsumen dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Bersifat Rasional
Perilaku konsumen yang bersifat rasional memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut.
23/45
b. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan.
2. Bersifat Irasional
Ciri perilaku konsumen yang bersifat irasional, antara lain sebagai berikut.
a. Konsumen sangat cepat tertarik pada iklan dan promosi di media cetak ataupun elektronik.
b. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise.
24/45
2. Untuk memahami pengaruh yang dirasakan konsumen ketika mengonsumsi produk yang dibeli.
3. Untuk meningkatkan kepercayaan diri pemasaran dalam memprediksi respons konsumen setelah
strategi pemasaran ditetapkan dan dilaksanakan.
Untu
4. k menghindari self-reference criterion/SRC (kriteria yang merujuk pada diri sendiri). SRC
engal
adalah suatu referensi secara tidak sadar kepada nilai-nilai kultural, p
ibelin aman, dan pengetahuan
diri sendiri sebagai dasar keputusan. Setiap konsumen memiliki tingkat pemahaman yang
berbeda-beda tentang produk yang d ya. Ada yang tingkat pemahamannya tinggi, ada juga
yang rendah.
T
erdap
at enam langkah dalam melaksanakan analisis pasar, yaitu sebagai berikut.
Mene
1. ntukan Pasar Relevan (Relevant Market)
S
ebelu
m melakukan analisis pasar, manajer pemasaran harus menentukan pasar relevan terlebih
roduk
dahulu. Pasar relevan (relevant market) merupakan serangkaian p
elevan dan/atau jasa di dalam
market
struktur pasar produk total (total product market) yang dinilai pihak manajemen sangat penting
dan strategis. Penentuan pasar r meliputi dua langkah pokok, yaitu manajemen berusaha
menggambarkan struktur pasar relevan dan menggambarkan struktur pasar produk (product
Secara sempit, sebuah pasar dapat dipandang sebagai tempat yang cakupan produknya hanya
produk sejenis. Sedangkan secara luas, pasar memiliki cakupan berbagai macam tipe produk yang
berbeda. Berbagai macam produk barang ataupun jasa dijual di pasar untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Sebagian besar produk tersebut memiliki substitusi langsung dan
pilihan alternatif. Contoh: varian minuman bersoda dengan aneka rasa berbeda yang dapat
menjadi substitusi satu sama lainnya.
25/45
Untuk itu, bagian pemasaran dapat mengelompokkan alternatif yang saling bersubstitusi pada
berbagai tingkatan, di antaranya:
c. Persaingan antar kelas produk dalam melayani kebutuhan generik (generic needs).
Salah satu cara untuk mengidenti kasikan dan mengelompokkann alternatif bentuk produk
ataupun kelas produk adalah melakukan analisis struktur pasar (market structure analysis).
Analisis permintaan primer biasanya digunakan pada pasar relevan. Dengan melakukan analisis
permintaan primer, bagian pemasaran dapat mengetahui siapa saja pembeli di pasar relevan, serta
mempelajari alasan dan cara konsumen dalam membeli suatu bentuk produk atau kelas produk
tertentu.
Pemintaan primer mencakup permintaan pada level kelas produk (product class level), misalnya:
Alasan penting untuk menganalisis permintaan primer adalah untuk mengidenti kasi peluang
pertumbuhan dari bentuk atau kelas produk. Dalam mengidenti kasi peluang pertumbuhan dan
26/45
tindakan-tindakan yang harus diambil, para manajer harus mencoba menjawab serangkaian
pertanyaan diagnostik tentang proses pembelian, yaitu pertanyaan tentang identi kasi pembeli
(buyer identi cation questions) serta pertanyaan tentang kesediaan dan kemampuan pembeli
(willingness-to-buy questions).
Identi kasi pembeli dapat dijabarkan ke dalam tiga kategori sebagai berikut.
Terdapat tiga macam karakteristik dalam mendeskripsikan pembeli suatu produk atau kelas produk
tertentu, yaitu sebagai berikut.
a) Lokasi (geogra s), dapat dipengaruhi oleh faktor iklim, kepadatan penduduk, tingkat kemudahan
akses berupa infrastruktur, dan tradisi budaya.
b) Demogra s, meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan jumlah
anggota keluarga.
c) Gaya hidup (psikogra s), yaitu ukuran gaya hidup atau faktor psikogra s yang mencerminkan
kesesuaian antara produk dan pola hidup normal konsumen tertentu. Gaya hidup digambarkan
melalui tiga indikator utama, yaitu activities (bagaimana orang menggunakan waktunya), interest
(apa saja yang penting bagi mereka), dan opinion (apa pendapat mereka tentang diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya). Dengan demikian, ukuran gaya hidup menunjukkan pengaruh kekuatan
sosial terhadap proses konsumsi.
27/45
Untuk lebih memahami tentang karakteristik pembeli atau pengguna, perhatikan tabel berikut.
28/45
Sumber:
Buku “Marketing Untuk SMK/MAK Kelas X oleh Widaningsih & Samsul Rizal” Halaman 55
2) Pusat Pembelian
Pusat pembelian untuk suatu produk terdiri atas semua individu yang terlibat dalam keputusan
pembelian. Sering kali terjadi peristiwa ketika pembeli aktual bukanlah pengguna produk atau
jasa, atau bukan pengambil keputusan akhir. Oleh karena itu, manajer harus mengidenti kasi
pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelian dan memahami kekuatan pengaruh (power)
yang dimiliki oleh setiap individu. Sebelumnya telah diketahui bahwa dalam proses keputusan
pembelian konsumen akhir, terdapat lima peran yang dapat dimainkan setiap individu, yaitu:
a) Initiator, yaitu orang yang memprakarsai atau mengidenti kasi kebutuhan pembelian produk
tertentu.
29/45
b) In uencer, yaitu orang yang memengaruhi keputusan dalam pembelian.
c) Decider, yaitu orang yang memutuskan pembelian, seperti jadi tidaknya membeli suatu produk
atau merek spesi k yang dipilih, dan tempat pembelian.
e) User, yaitu orang yang memakai atau mengonsumsi produk yang dibeli.
Memahami peranan setiap individu dalam pengambilan keputusan pembelian akan sangat
membantu manajer dalam memperjelas program pemasarannya. Contoh, Ibu memberi usulan agar
membeli sepeda motor, seorang teman memberikan saran dan masukan mengenai jenis motor
yang dibeli, dan ayah memutuskan untuk membeli. Setelah dibeli, ternyata sang anak lebih sering
memakai motor tersebut daripada sang ayah. Dalam hal ini, manajer dapat mengarahkan iklan
dan promosinya untuk menarik perhatian ayah. Contohnya dengan menggunakan- tur motor yang
menarik dan gagah.
Perputaran pelanggan menunjukkan bahwa produsen harus mengganti semua atau sebagian
besar konsumen di pasarnya dikarenakan adanya perubahan karakteristik mereka. Faktor-faktor
yang dapat memengaruhi perputaran pelanggan, antara lain tingkat mobilitas geogra s, tingkat
pendidikan, dan usia.
30/45
Dengan promosi dan teknik pemasaran yang tepat, perusahaan dapat menarik perhatian konsumen
untuk melakukan pembelian suatu produk. Jika perusahaan mampu meningkatkan kesediaan dan
kemampuan konsumen untuk membeli, permintaan primer dapat ditingkatkan, sebab pembeli
potensial akan menjadi pelanggan aktual dan/atau pelanggan aktual menaikkan tingkat
pemakaian produk.
Beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan untuk mengetahui mengapa pembeli potensial
tidak menggunakan bentuk/kelas produk tertentu adalah sebagai berikut.
31/45
Pemakaian suatu produk relatif terbatas dikarenakan kurang memadainya produk terkait.
2) Masalah pemakaian.
S
ejuml
ah produk dipersepsikan tidak mampu berfungsi sama baiknya untuk segala situasi. Dengan
masala
mengg demikian, pemasar harus dapat mengidenti kasi situasi ketika h muncul dan menentukan
apakah masalah tersebut berkaitan dengan tur produk atau dikarenakan ketidakpahaman
konsumen terhadap cara unakan produk secara benar.
Ji
ka su
atu produk baru menuntut perubahan dalam hal perilaku konsumsi atau pemakaian produk
ilai ya
yang bertentangan dengan pengalaman konsumsi atau sistem n ng diyakini konsumsi, tingkat
adopsi cenderung akan rendah.
4
) Risik
o yang dipersepsikan konsumen (perceived risk).
K
esedi
aan konsumen untuk membeli suatu bentuk produk atau kelas produk ditentukan juga oleh tipe
risiko yang dipersepsikan konsumen.
Permintaan selektif adalah permintaan akan merek atau pemasok spesi k dalam pasar
relevan. Dalam menganalisis permintaan selektif, perusahaan lebih berfokus pada pemahaman
atas pilihan merek atau pemasok di dalam pasar relevan.
32/45
Keputusan pembelian konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan tipe konsumen, yaitu
konsumen akhir dan konsumen bisnis/organisasional.
Keputusan pembelian konsumen akhir (consumer market) terdiri atas tiga macam, yaitu
pemecahan masalah ekstensif, pemecahan masalah terbatas, dan perilaku respons rutin.
Pada tipe ini, konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam pembelian produk/jasa dan
merasakan adanya tingkat risiko yang tinggi dalam pembelian.
Pada tipe ini, konsumen memiliki sejumlah pengetahuan tentang kategori produk dan kriteria
pilihan yang relevan, tetapi menjumpai adanya merek baru. Waktu yang dibutuhkan untuk proses
pembuatan keputusan memang lebih sedikit dibandingkan pemecahan masalah ekstensif, tetapi
relatif cukup lama. Konsumen tidak hanya mengevaluasi merek baru, tetapi jug membandingkan
berbagai merek yang ada untuk membentuk evaluasi atas preferensinya.
3) Perilaku Respons Rutin (Routinized Response Behavior atau Habitual Problem Solving)
33/45
Konsumen telah berpengalaman dalam menentukan pilihan dalam kelas produk, sehingga tidak
terlalu membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan. Berikut dua tipe perilaku respons
rutin.
a) Brand Loyal Decisions, yaitu keputusan yang dibuat oleh konsumen yang memiliki tingkat
keterlibatan produk tinggi dan keterkaitan emosional tinggi pada merek tertentu. Konsumen yang
loyal seperti ini sulit untuk direbut pesaing.
b) Repeat Purchase Decisions, yaitu pola perilaku konsumen mencakup pembelian produk atau
jasa yang sama sepanjang waktu, dengan atau tanpa loyalitas terhadap produk atau jasa
bersangkutan.
b. Konsumen Bisnis/Organisasional
Pembeli bisnis menghadapi banyak keputusan dalam melakukan pembelian. Jumlah keputusan
tersebut bergantung pada situasi pembelian.Keputusan pembelian konsumen bisnis atau
organisasi (organizatioal market) juga dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis situasi pembelian,
yaitu sebagai berikut.
Pembelian ulang langsung adalah situasi pembelian ketika departemen pembelian yang
melakukan pemesanan ulang sacara rutin. Pembelian ulang tersebut di antaranya pembelian
perlengkapan kantor, keperluan ATK, bahan kimia dalam jumlah besar, dan lain-lain. Contoh:
perusahaan garmen melakukan pembelian ulang, tapi dengan bahan dan warna bahan yang berbeda.
34/45
Pembelian ulang modi kasi adalah situasi ketika pembeli ingin memodi kasi spesi kasi
produk, harga, syarat pengiriman, atau syarat lain. Pembelian ulang modi kasi biasanya
melibatkan tambahan peserta pembuat keputusan di pihak pembeli dan penjual.
35/45
3) Tugas Baru (New Task)
Tugas baru adalah situasi pembelian ketika konsumen melakukan pembelian produk untuk
eputupertama kalinya, seperti gedung kantor dan sistem pengaman baru. Semakin besar biaya atau
risiko, semakin besar pula pengumpulan informasi mereka. Oleh karena itu, semakin lama pula
waktu yang digunakan untuk penyelesaian k san.
ara p
P embeli bisnis membuat paling banyak keputusan dalam situasi tugas baru. Di sini, pembeli
ang harus menentukan spesi kasi produk, batas harga, syarat dan waktu pengiriman, syarat servis,
b
syarat pembayaran, jumlah pesanan, pemasok yang memenuhi syarat, serta pemasok yang dipilih.
Peserta pengambil keputusan y erbeda-beda memengaruhi setiap keputusan, dan pesanan akan
menjadi berbeda-beda bergantung pada siapa yang mengambil keputusan.
A
tribut
produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan
erupa
dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk dapat b
onsel, sesuatu yang berwujud
ntang
(tangible), seperti merek, kualitas produk, desain, label produk, kemasan dan sebagainya.
Contohnya, ketika seseorang akan membeli p tangible produknya adalah ukuran ponsel,
warna, dan kualitas bahan ponsel tersebut. Atribut produk juga dapat berupa sesuatu yang tidak
berwujud (i ible), seperti pelayanan, jaminan (garansi), harga, serta kesan atau citra konsumen
terhadap merek suatu produk.
Me
nurut Kotler, terdapat tiga unsur atribut produk, yaitu sebagai berikut.
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan
fungsinya. Jika suatu produk telah dapat menjalankan fungsi- fungsinya, produk tersebut
dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas baik.
36/45
b. Fitur Produk (Product Feature)
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam tur. Produsen dapat menciptakan
model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa tur. Fitur produk
merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk suatu perusahaan dengan produk
pesaing.
Cara lain untuk menambahkan nilai pelanggan adalah melalui desain dan gaya produk yang
berbeda daripada yang lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian,
meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang
kuat di pasar sasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler, yaitu “desain merupakan totalitas
keistimewaan yang memengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan
pelanggan.”
Perusahaan yang ingin lebih berhasil lagi dalam bisnisnya harus dapat membagi konsumen yang
ada di pasar ke dalam kelompok atau segmen yang lebih homogen (bersifat sama). Segmentasi
pasar harus tetap mengarah pada pemasaran produk yang akan dijual.
5. Menilai Persaingan
37/45
Perusahaan harus mencermati persepsi konsumen terhadap produk/mereknya dibandingkan para
pesaing. Untuk itu, perusahaan harus mengetahui identitas pesaing.
Perusahaan harus dapat mengidenti kasikan secara lengkap dan tepat mengenai produk apa saja
yang dimiliki oleh pesaing. Identi kasikan siapa pesaing utama yang terdekat dan pesaing lainnya
yang juga berpotensi mengancam perusahaan, baik di masa kini maupun masa yang akan datang.
Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, perusahaan dapat melakukan analisis
segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini, perusahaan harus mengestimasi besarnya pasar
setiap pesaing.
Dengan mengestimasi besarnya pangsa pasar (market share), peluang yang ada dan ancaman yang
mungkin timbul, baik sekarang maupun masa yang akan datang, akan terlihat. Setiap peluang harus
dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang baru. Demikian pula kemungkinan ancaman,
harus segera diantisipasi, sehingga tidak menimbulkan masalah.
38/45
Identi kasi keunggulan dan kelemahan berarti mencari tahu keunggulan dan kelemahan yang
dimiliki pesaing. Identi kasikan keunggulan dan kelemahan pesaing dalam berbagai bidang,
misalnya dalam hal kelengkapan produk, mutu, kemasan, harga, distribusi, lokasi, dan promosi.
Dari hasil identi kasi, dapat ditentukan
39/45
strategi marketing yang tepat, misalnya dengan mempublikasikan kelebihan produk kita
dibandingkan produk pesaing.
Pengetahuan tentang produk pesaing dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut.
1)
Mem
pelajari brosur, label, dan iklan produk pesaing dengan cermat.
2
) Mem
beli produk pesaing untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.
3
) Men
ggunakan atau mengonsumsi produk pesaing dan menyimpulkan kekurangannya.
4
) Men
anyakan pengalaman pelanggan yang pernah menggunakan produk pesaing.
5
) Men
anyakan pengalaman distributor yang memperdagangkan produk pesaing.
6
. Men
gidenti kasi Pasar sasaran Potensial
T
ujuan
akhir dari tahap identi kasi pasar sasaran potensial adalah mengidenti kasi peluang
terbaik guna menciptakan pelanggan yang puas dan loyal. Loyalitas pelanggan merupakan
kelanjutan dari kepuasan pelanggan dalam menggunakan atau mengonsumsi produk yang dijual
oleh perusahaan. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan
pelanggan, antara lain sebagai berikut.
40/45
Sistem keluhan atau saran sering dipakai oleh perusahaan dalam melakukan perbaikan
(improvement). Saran, keluhan, serta kritik dapat juga disampaikan melalui kotak saran, kartu
komentar, telepon bebas pulsa, atau customer hotline.
Di online shop, biasanya ada halaman khusus untuk komentar produk, yang letaknya di bagian
bawah produk dan spesi kasi prouk. Beberapa web menyediakan halaman tersendiri untuk
komplain pelanggan. Namun, umumnya review produk terletak di bawah halaman produk dan
spesi kasi. Sebagai contoh, di Tokopedia, di bawah keterangan produk dan spesi kasi, ada bagian
informasi produk, ulasan, dan diskusi produk. Ulasan produk menjadi masukan penting bagi calon
konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Jika ulasan dan komentarnya positif,
konsumen akan semakin yakin untuk membeli, apalagi jika diberi bintang 5.
Pengertian survei menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tindakan mengukur
atau memperkirakan. Dalam hal ini, perusahaan melakukan survei untuk mendeteksi atau
mengetahui komentar responden, baik dari kalangan pelanggan maupun calon pelanggan.
Survei dapat dilakukan sekali dalam satu semester, atau sekali dalam setahun, tergantung
kebutuhan perusahaan. Biasanya, survei menghasilkan simpulan yang mengarah pada rencana
(plan) pengembangan dan perbaikan produk. Survei dapat dilakukan melalui surat (mail-
questionaire), wawancara tatap muka (face-to-face interview), wawancara telepon, atau
pengisian angket oleh pelanggan.
Strategi pembeli bayangan atau ghost shopper sudah dipakai oleh banyak perusahaan, mulai dari
pasar swalayan sampai perbankan. Strategi ghost shopper bertujuan untuk melihat bagaimana
cara sumber daya manusia (karyawan) dalam melayani pelanggan. Di sini, petusahaan menugaskan
seseorang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan
dan pesaing.
41/45
produk tersebut. Selain itu, pembeli misterius tersebut melaporkan segala sesuatu yang
bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen.
Tidak tertutup kemungkinan para manajer perusahaan terjun langsung menjadi ghost shopper
untuk mengetahui cara karyawannya berinteraksi dan memperlakukan para pelanggan.
Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli produk atau
yang telah pindah ke produk pesaing. Untuk itu, pertama-tama, perusahaan perlu memiliki
database pelanggan, biasanya dalam bentuk member system. Selanjutnya, pelanggan dapat
ditanyakan pendapat dan keluhan mereka, yang kemudian menjadi informasi berharga bagi
perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Marketing Metrics menyebutkan bahwa perusahaan memiliki:
1) 60% sampai 70% kesempatan berhasil menjual lagi kepada pelanggan saat ini.
Artinya, perusahaan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kembali pelanggan yang hilang.
42/45
Untuk melaksanakan keenam langkah dalam menganalisis pasar tersebut, perusahaan
pemasaran harus bisa menjawab atau mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
berikut.
43/45
1. Berapa besar dan luasnya ukuran pasar tersebut?
Apak
3. ah para pembeli dalam pasar menilai adanya pesaing serta dapat memberikan manfaat dalam
tingkat yang diinginkannya?
Apak
4. ah cukup banyak pilihan produk dan mereknya?
Apak
6. ah kebutuhan suatu segmen pasar terpenuhi atau tidak?
Apak
7. ah sejumlah para pembeli potensial tidak bersedia atau tidak mampu membeli produk tersebut?
SUMBER:
Oldest
0 comments Sort by
Add a comment...
44/45
Kalo menurut kamu konten ini bermanfaat, share ke temen-temen yang membutuhkan ya!
Mau tanya Bu, untuk produk yang dipasarkan yang lebih penting kualitas atau kuantitas?
Balas
Kualitas lebih penting daripada kuantitas (jumlah). Itu adalah salah satu pepatah
dan pegangan yang kita dapat sedari kita masih duduk belajar di kelas. Konsep
yang sepertinya mudah dan sangat gampang untuk diterapkan. Namun dengan
keadaan sekarang ini, kualitas tak melulu memberi efek positif terhadap suatu
bisnis. Seperti memasang pasak bundang ke dalam lubang persegi, tidak akan
pernah berhasi karena tidak sesuai dengan kondisi yang tengah berlangsung.
Balas
45/45
Apa maksudnya pasak bundang Mba Ra na?
Balas
Kualitas yang utama. Dan untuk kuantitas, semakin sedikit maka semakin tinggi
harga barang. Namun, untuk barang konsumsi, maka kualitas yang baik tentunya
akan semakin baik jika diikuti oleh kuantitas produk yang tinggi dan berhasil
dijual hingga tangan konsumen.
Balas
Kualitas yang utama. Dan untuk kuantitas, semakin sedikit maka semakin tinggi
harga barang langka tersebut. Namun untuk barang konsumsi, kualitas yang baik
tentunya akan semakin baik jika diikuti oleh kuantitas produk yang tinggi dan
berhasil dijual hingga tangan konsumen.
46/45