Anda di halaman 1dari 2

Jawaban soal no 2 part 1

Untuk membandingkan antara mesin buatan lokal dan mesin buatan Korea, kita
dapat menggunakan analisis Annual Equivalent Cost (AEC) dengan
mempertimbangkan biaya awal, biaya operasional, dan nilai akhir dari masing-
masing mesin.

Diagram alir untuk membandingkan mesin buatan lokal dan mesin buatan Korea
adalah sebagai berikut:

Mesin Buatan Lokal

Biaya Awal: Rp. 84 juta

Biaya Operasional: Rp. 17 juta/tahun

Nilai Akhir: Rp. 0

Mesin Buatan Korea

Biaya Awal: Rp. 108 juta

Biaya Operasional: Rp. 15 juta/tahun

Biaya Pajak: Rp. 2 juta/tahun

Nilai Akhir: Rp. 0

Analisis Annual Equivalent Cost (AEC) dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus sebagai berikut:

AEC = P + A(P/A,i%,n) + S(P/F,i%,n)

di mana:

P = biaya awal

A = biaya operasional tahunan

S = nilai akhir

i = tingkat bunga atau discount rate

n = umur teknis
Untuk mesin buatan lokal, AEC dapat dihitung sebagai berikut:

AEC (Lokal) = 84 + 17(P/A,16%,6) + 0(P/F,16%,6)

= 84 + 17(3,465) + 0

= Rp. 140,045 juta

Untuk mesin buatan Korea, AEC dapat dihitung sebagai berikut:

AEC (Korea) = 108 + 15(P/A,16%,9) + 2(P/A,16%,9) + 0(P/F,16%,9)

= 108 + 15(5,508) + 2(5,508)

= Rp. 219,276 juta

Dari perhitungan di atas, AEC mesin buatan lokal adalah Rp. 140,045 juta,
sementara AEC mesin buatan Korea adalah Rp. 219,276 juta. Oleh karena itu, jika
kita menggunakan analisis Annual Equivalent Cost (AEC) dengan tingkat bunga
16%, mesin buatan lokal lebih murah dibandingkan mesin buatan Korea.

Namun, sebaiknya manajemen perusahaan juga mempertimbangkan faktor-faktor


lain seperti kualitas dan performa mesin, jaminan purna jual, serta kebijakan
perpajakan yang mungkin berubah di masa depan sebelum mengambil keputusan
untuk membeli mesin.

Anda mungkin juga menyukai