Anda di halaman 1dari 17

INTEGRASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Antropologi yang Diampu Oleh:
Dr. Ilim Abdul Halim S. Ag. MA, M.Ag

Disusun oleh :

Devita Tarisa (1171030350)

Muhammad Ibadurrahman (1151030215)

Nabil Abdillah (1151030224)

Reza Firmansyah (1171030166)

Romlah Ayu Nisa (1171030181)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah
Antropologi, dengan judul “INTEGRASI”.

Dengan tulisan ini kami mengharapkan mahasiswa mampu untuk memahami maksud dari
integrasi di Indonesia, kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar
bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, agar kelak menjadi pribadi yang berintegrasi dalam
masyarakat, kebudayaan, pendidikan, nasional dan bahkan internasional karena kita adalah
penerus Bangsa Indonesia.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I [PENDAHULUAN]................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II [PEMBAHASAN] .................................................................................................... 3
A. Pengertian Integrasi ................................................................................................ 3

B. Syarat Terjadinya Integrasi ..................................................................................... 3

C. Bentuk-Bentuk Integrasi ......................................................................................... 4

D. Proses Terjadinya Integrasi ..................................................................................... 4

E. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi ......................................................................... 4

F. Ruang Lingkup Integrasi......................................................................................... 5

BAB III [PENUTUP] .......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Integrasi adalah konsep yang menegaskan bahwa integrasi keilmuan yang disasar
bukanlah model melting-pot integration, di mana integrasi hanya difahami hanya dari
perspektif ruang tanpa subtansi. Integrasi yang dimaksud adalah model penyatuan yang
antara satu dengan lainnya memiliki keterkaitan yang kuat sehingga tampil dalam satu
kesatuan yang utuh. Hal ini perlu karena perkembangan ilmu pengetahuan yang dipelopori
Barat sejak lima ratus tahun terakhir, dengan semangat modernisme dan sekulerisme telah
menimbulkan pengkotak-kotakan (comparmentalization) ilmu dan mereduksi ilmu pada
bagian tertentu saja. Dampak lebih lanjut adalah terjadinya proses dehumanisasi dan
pendangkalan iman manusia.
Untuk menyatukan ilmu pengetahuan, harus berangkat dari pemahaman yang
benar tentang sebab terjadinya dikotomi ilmu dibarat dan bagaimana paradigma yang
diberikan Islam tentang ilmu pengetahuan. Pendidikan yang berlangsung dizaman modern
ini lebih menekankan pada pengembangan disiplin ilmu dengan spesialisasi secara ketat,
sehingga integrasi dan interkoneksi antar disiplin keilmuan menjadi hilang dan melahirkan
dikotomi ilmu-ilmu agama di satu pihak dan kelompok ilmu-ilmu umum dipihak lain.
Dikotomi ini menyebabkan terbentuknya perbedaan sikap di kalangan masyarakat.
Dikotomi ini menyebabkan terbentuknya perbedaan sikap dikalangan masyarakat.
Ilmu agama disikapi dan diperlakukan sebagai ilmu Allah yang bersifat sakral dan wajib
untuk dipelajari namun kurang integratif dengan ilmu- 2 ilmu kealaman atau bisa dibilang
adanya jarak pemisah antara ayat-ayat kauliyah dan ayat-ayat kauniyah. Padahal keduanya
saling berhubungan erat. Hal ini berakibat pada pendangkalan ilmu-ilmu umum, karena
ilmu umum dipelajari secara terpisah dengan ilmu agama. Ilmu agama menjadi tidak
menarik karena terlepas dari kehidupan nyata, sementara ilmu umum berkembang tanpa

1
sentuhan etika dan spiritualitas agama, sehingga disamping kehilangan makna juga bersifat
detruktif.1
Allah menciptakan manusia di dunia ini sebagai hamba, disamping itu, manusia
memiliki tugas pokok yaitu menyembah kepada-Nya. Selain itu manusia juga sebagai
khalifah, oleh karena itu, manusia diberi kemampuan jasmani (pisiologis) dan ruhani
(psikologis) yang dapat ditumbuh kembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat
yang berdaya untuk melaksanakan tugas pokok dalam kehidupannya di dunia.2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian integrasi?
2. Bagaimana syarat-syarat terjadinya integrasi?
3. Apa saja bentuk-bentuk integrasi?
4. Bagaimana proses terjadinya integrasi?
5. Apa faktor pendorong terjadinya integrasi?
6. Apa saja ruang lingkup integrasi?

C. Tujuan Penulisan
Segala hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian integrasi,
2. Mengetahui syarat-syarat terjadinya integrasi,
3. Mengetahui bentuk-bentuk integrasi,
4. Mengetahui proses terjadinya integrasi,
5. Mengetahui faktor pendorong terjadinya integrasi,
6. Mengetahui ruang lingkup integrasi.

1
Team, Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SUKA, 2006),
14-15.
2
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 2005), 141.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti keseluruhan. Istilah
integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari unsur-unsur yang berbeda
sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.3
Secara harfiah integrasi berlawanan dengan perpisahan, suatu sikap yang
meletakkan tiap-tiap bidang dalam kotak-kotak yang berlainan.4 Integrasi memiliki
sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan, dari dua objek atau lebih.
Sebagaimana dikemukakan oleh poerwandarminta, yang dikutip Trianto, bahwa
integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu atau kebulatan yang utuh.5
Integrasi menurut Sanusi adalah suatu kesatuan yang utuh, tidak terpecah belah dan
bercerai berai. Integrasi meliputi kebutuhan atau kelengkapan anggota-anggota yang
membentuk suatu kesatuan dengan jalinan hubungan yang erat, harmonis dan mesra
antara anggota kesatuan itu.6
Istilah integrasi dapat dipakai dalam banyak konteks yang berkaitan dengan hal
pengaitan dan penyatuan dua unsur atau lebih yang dianggab berbeda, baik dari segi
sifat, nama jenis dan sebagainya.

B. Syarat terjadinya Integrasi


1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai
nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 2007). Hlm. 437
4
Zainal Abiding Bagir, Integrasi Ilmu Dan Agama, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010)
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007)
6
Novianti Muspiroh, Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPA, Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. Xxviii No.3.
2013/1435

3
C. Bentuk-bentuk Integrasi
1) Integrasi Normatif, integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh
semboyan Bhineka Tunggal Ika
2) Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-
fungsi tertentu dalam masyarakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku
bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
3) Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang
dimiliki penguasa.

D. Proses Terjadinya Integrasi


Proses terjadinya integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut :
1) Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling
memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan
sifat asli.
2) Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing
(baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa
meninggalkan sifat aslinya.

E. Faktor-faktor Pendorong Integrasi


Adapun beberapa faktor pendorong integrasi, yaitu :
1) Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
2) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
3) Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan
kebudayaannya
4) Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
5) Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
6) Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
7) Adanya musuh bersama dari luar.

4
F. Ruang Lingkup Integrasi
1) Integrasi Sosial
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan
lain sebagainya. Apakah dua kelompok masyarakat yang berbeda budaya etnis
tidak mungkin dapat di persatukan dan hidup secara berdampingan? Meski di
sebagian komunitas, perseteruan antar etnis riskan terjerumus dalam konflik
yang berdarah, tetapi ternyata beberapa komunitas yang lain perbedaan yang
ada tidak selalu harus berbuntut dengan konflik yang terbuka, keadaan inilah
yang membuat adanya masyarakat yang terintegrasi.
Defenisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka. Masing-masing integrasi memilik 2 pengertian, yaitu:
a. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu
sistem sosial tertentu
b. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Dalam KBBI disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu yang
tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran
tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau
melebur sehingga menjadi satu.
2) Integrasi Masyarakat
Struktur social. Dalam menganalisa suatu masyarakat, seorang peneliti
merinci kehidupan masyarakattersebut kedalam unsur-unsurnya, yaitu : 1)
pranata, 2) kedudukan sosial, dan 3) peranan sosial. Walaupun demikian,
tujuannya adalah untuk kemudian memahami prinsip-prinsip kaitan antara
unsur-unsur yang ada itu. Contohnya adalah seorang peneliti yang ingin
memahami keajiban-kewajiban serta intensitas, sifat, mutu dan frekuensi dari
pola-pola kaitan seorang yang berperan sebagai seorang ayah terhadap anak,
istri, dan para kerabat lainnya yang bukan anggota keluarga intinya. Maupun

5
perannya pada waktu ia berhubungan dengan orang diluar kelompok
kerabatnya, atau seorang peneliti yang ingin mengetahui hubungan seorang
pemimpin masyarakat dengan bawahannya, sesamanya, penyaingnya,
sahabatnya, musuhnya, kaum kerabatnya, para pemimpin masyarakat lain, dan
lain-lain. Semua pola kaitan itu kemudian dapat dihubungkan dengan tipe
masyarakatnya (misalnya agrarian, industry, pedesaan, perkotaan, tradisional,
modern, dan lain-lain), dan kerangka yang dapat menggambarkan kaitan-kaitan
itu dalam antropologi disebut “struktur sosial”.7
Konsep struk sosial untuk pertama kalinya dikembangkan oleh A.R
Radcliffe-Brown (1881-1955), seorang pakar antropologi Inggris yang pernah
meneliti orang pygmee,8 penduduk kepulauan Andaman di Teluk Bengali (yang
berada disebelah utara Sumatra). Dalam bukunya The Andaman Islanders
(1922) uraian mengenai konsep struktur sosial belum tercantum, karena konsep
itu baru dikembangkannya dan diuraikannya dalam suatu pidato resmi yang
diucapkannya pada pengangkatannya sebagai Ketua Royal Antropological
Institute Of Great Britain And Ireland9
3) Integrasi Kebudayaan
Metode Holistik. Cara menganalisa suatu kebudayaan tidak hanya
dilakukan dengan berbagai cara merincinya kedalam unsur-unsur yang lebih
kecil yang dipelajari secara mendetail saja, tetapi juga dengan memahami kaitan
antara setiap unsur kecil tersebut serta kaitan antara unsur-unsur kecil itu
dengan keseluruhannya. Istilah “Holistik” adalah untuk menggambarkan
metode pendekatan yang dilakukan terhadap suatu kebudayaan sebagai suatu
kesatuan yang integral.10
4) Integrasi Pendidikan
Integrasi pendidikan adalah suatu upaya penyatuan, proses pengubahan

7
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014). Hlm. 138
8
Orang Pygmee memiliki ciri-ciri Negroid, bertubuh kecil dengan tinggi rata-rata 1,50 meter. Sisa-sisa orang
Pygmee kini masih terdapat didaerah hutan rimba Ituri di Kongo, Kepulauan Andaman, dan daerah Pegunungan
Tengah di Luzon (Filipina)
9
Judul pidato itu adalah “On Social Structure”, dan dimuat dalam majalah Journal Of The Royal Anthropological
Institute, LXX (1940: hlm. 1-12)
10
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014). Hlm. 85

6
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pembelajaran. Dengan adanya integrasi pendidikan
diharapkan akan melahirkan manusia-manusia yang produktif, menghasilkan
karya-karya nyata bagi kemajuan dirinya, bangsa dan Negara. Integrasi
diharapkan dapat menghasilkan Pendidikan yang berkualitas tinggi, yaitu
pendidikan yang memberikan bekal ilmu pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut integrasi adalah penyatuan dari
keseluruhan unsur-unsur yang berbeda menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Sedangkan integrasi pendidikan adalah usaha manusia yang memadukan
pembelajaran dalam kesatuan yang utuh, untuk membentuk sikap dan perilaku
peserta didik.
5) Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional.
Integrasi ini berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti
menyatupadukan, mempersatukan atau menggabungkan.
a. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Integrasi memiliki arti pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang
bulat dan utuh.
b. Secara Politis.
Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional
yang membentuk suatu identitas nasional.
c. Secara Antropologi
Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa proses
penyesuaian diantara unsurunsur kebudayaan yang berbeda sehingga
mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam kehidupan masyarakat.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu
sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa

7
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga
dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Integrasi Nasional
Faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan
suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang
maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi nasional, terdapat
beberapa faktor yang mendorong terwujudnya integrasi nasional di
Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut diantaranya:
a. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh
faktor-faktor sejarah Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam
di masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh bangsa
lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia
17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen
masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang
sifatnya main-main. Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang
terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di masa lalu
rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memujudkan
kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
b. Adanya ideologi nasional deologi nasional negara kita Indonesia
adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak dapat
digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari
banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional

8
yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional
di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, integrasi nasional akan lebih mudah
untuk diwujudkan.
c. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu Perbedaan
dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk
dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan
masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat masyarakat
Indonesia mempunyai keinginan untuk mempersatukan perbedaan di
dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat
tradisonal dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan
di dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan
berbangsa negara dan berbangsa 9 Indonesia, keinginan untuk
mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai
luhur Pancasila sebagai dasar negara.
d. Adanya ancaman dari luar Walupun Indonesia sudah merdeka
selama 71 tahun, bukan tidak mungkin ancaman dari luar itu masuk
ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era globalisasi
sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah
seperti pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi ancaman dari luar dalam kaitannya dengan bahaya
globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional perlu diwujudkan di
setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia.

2. Faktor Pendorong Integrasi Nasional


a. Penggunaan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa
pemersatu bangsa. Jika melihat sejarah, hal ini telah
dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuaan Bahasa Indonesia”. Dengan

9
semangat para pemuda tersebut maka, disepakati Bahasa Indonesia
adalah bahasa pemersatu tanpa memandang perbedaan di dalamnya.
b. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa Kesadaran akan
persatuan perlu dimunculkan dalam semangat persatuan dan
kesatuan, hal ini diperlukan untuk menjalin rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan sikap saling tolong-menolong antar sesama dan
bersikap nasionalisme, serta menjalin rasa kemanusiaan yang
memiliki sikap dan toleransi serta keharmonisan untuk hidup secara
berdampingan.
c. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama
yakni Pancasila Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang
kedudukannya sangat berpengaruh bagi jalannya kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bagi seseorang yang di dalam jiwanya
terdapat sifat patriotisme yang tinggi, maka Ia akan selalu
menerapkan butir-butir Pancasila di setiap aspek kehidupannya.
d. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong Gotong
royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil
yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-
sama dalam menyelesaikan 10 pekerjaan dan secara bersama-sama
menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Serta suatu usaha
atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh
semua komponen masyarakat menurut batas kemampuannya
masing-masing.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti keseluruhan.
Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari unsur-unsur yang
berbeda sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
a. Syarat terjadinya integrasi
• Masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan mereka
• Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai nilai
dan norma
• Nilai dan norma sosiasl itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten
b. Bentuk-bentuk Integrasi
• Integrasi Normatif
• Integrasi Fungsional
• Integrasi Koersif
c. Proses Terjadinya Integrasi
• Asimilasi
• Akulturasi
d. Faktor-faktor Pendorong Integrasi
1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
3. Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan
kebudayaannya
4. Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
5. Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
6. Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
7. Adanya musuh bersama dari luar.

11
e. Ruang Lingkup Integrasi
1. Integrasi Sosial
2. Integrasi Masyarakat
3. Integrasi Kebudayaan
4. Integrasi Pendidikan
5. Integrasi Nasional

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah sekaligus menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurang yang terdapat di dalamnya pengambilan referensi. Oleh
karena itu, kami ingin terus belajar dan memperbaiki hasil dari karya kami. Adapun kritik
dan saran kami diharapkan bagi para pembaca untuk dapat memeberikan masukan dan
perbaikan pada makalah kami, agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anthropological Institute, LXX (1940: hlm. 1-12)


Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 2007). Hlm. 437
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014). Hlm. 138
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014). Hlm. 85
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 2005), Hlm. 141
Novianti Muspiroh, Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPA, Jurnal Kebijakan Pendidikan
Vol. Xxviii No.3. 2013/1435
Team, Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pokja Akademik
UIN SUKA, 2006), 14-15.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007)
Zainal Abiding Bagir, Integrasi Ilmu Dan Agama, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010)

13

Anda mungkin juga menyukai