Anda di halaman 1dari 6

LISANUL ARAB 8 (2) (2019)

Journal of Arabic Learning and Teaching


(Terakreditasi Sinta 4)
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa

JAMA’ TAKSĪR DALAM AL QURᾹN SŪRAH AL BAQARAH (ANALISIS


MORFOLOGIS DAN SINTAKSIS)
Umi Aniati, Singgih Kuswardono, Darul Qutni

Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, kasus dan penanda gramatikal, serta
Diterima Agustus 2019 pembentukan Jama’ Taksῑr secara leksikal dan gramatikal yang terdapat dalam al Qurᾱn sūrah al
Disetujui September 2019 Baqarah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain analisis isi. Data berupa jama’
Dipublikasikan Desember taksīr dalam al Qurᾱn sūrah al Baqarah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak.
2019 Instrumen yang digunakan berupa kartu data dan lembar rekapitulasi. Hasil penelitian ini
________________ menunjukkan bahwa dari 70 data jama’ taksīr, 24 data di antaranya merupakan jama’ qillah, 32 data
Keywords: jama’ kaśrah, dan 14 data shighat muntahāl jumū’. 19 data jama’ taksir berkasus rafa’ (nominatif), 25
Broken Plural; Morphology; data jama’ taksīr berkasus nashab (akusatif), dan 26 data jama’ taksīr berkasus jarr (genetif).
Syntax. Berdasarkan pola pembentukannya, peneliti menemukan 5 data dengan pola perubahan bunyi vokal
___________________ dan afiks konsonan; 14 data pola perubahan bunyi vokal, afiks konsonan, dan afiks bunyi vokal
panjang; 3 data pola perubahan bunyi vokal, penanggalan konsonan, afiks konsonan, dan afiks bunyi
vokal panjang; 7 data pola perubahan bunyi vokal, afiks konsonan, penanggalan bunyi vokal
panjang, dan afiks bunyi vokal panjang; 2 data pola perubahan bunyi vokal, afiks konsonan, dan
perubahan bunyi vokal panjang; 1 data pola perubahan bunyi vokal, afiks konsonan, perubahan
konsonan, dan afiks bunyi vokal panjang; 22 data pola perubahan bunyi vokal dan afiks bunyi vokal
panjang; 2 data pola perubahan bunyi vokal, penanggalan bunyi vokal panjang, dan geminasi.

Abstract
____________________________________________________________________
The purposes of this research are to find out the form, case and grammatical markers, as well as the formation of
lexical and grammatical broken plural contained in the Quran surah al Baqarah. This research is a qualitative
research with content analysis design. The data are in the form of broken plural in the Qur'an surah al Baqarah.
Data collection techniques use the refer method. The instruments used are in the form of data cards and
recapitulation sheets. The results of this study indicate that out of 70 data, 24 data are minor plural, 32 data are
major plural, and 14 data are ultimate plural. 19 data of 'nominative file assessment with a percentage of 27%, 25
data accusative files with a percentage of 36%, and 26 data gemetif file with a percentage of 36%. Based on the
pattern of formation, researchers found 5 data with patterns of changes in vowel sounds and consonant affixes; 14
data on patterns of changes in vowel sounds, consonant affixes, and long vowel sound affixes; 3 data patterns for
changes in vowel sounds, consonant dating, consonant affixes, and long vowel sound affixes; 7 data on patterns of
vocal sound changes, consonant affixes, long vowel sound dating, and long vowel sound affixes; 2 data on patterns
of vocal sound changes, consonant affixes, and long vocal sound changes; 1 data on patterns of vocal sound
changes, consonant affixes, consonant changes, and long vowel sound affixes; 22 data on patterns of changes in
vowel sounds and long vocal sound affixes; 2 data on patterns of changes in vowel sounds, long vocal sound
dating, and echoing.

© 2019 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6269
Gedung B4 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: umianiati16@gmail.com, singgihkuswardono@mail.unnes.ac.id, darulqutni@mail.unnes.ac.id

140
Umi Aniati / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (2) (2019)

PENDAHULUAN perubahan itu diperkirakan (Abdullah,


Jamak merupakan salah satu sub bab 2009:855).
yang masuk dalam kajian bahasa pada Urgensi pembahasan jama’ taksir adalah
umumnya, seperti bahasa Indonesia, bahasa untuk mengetahui bahwa tidak semua bentuk
Inggris, bahasa Jawa, bahasa Arab maupun jama’ memiliki pola beraturan seperti halnya
bahasa-bahasa lain di dunia. Meskipun jama’ mudzakkar salim dan jama’ muannats salim.
demikian, pembentukan jamak pada setiap Jama’ taksir memiliki karakter khusus yaitu
bahasa itu berbeda-beda disesuaikan dengan dalam pembentukannya lebih kompleks, dan
kriteria pembentukan dari masing-masing rumit dibanding dengan jama’ salim karena
bahasa tersebut. tersusun atas banyak kriteria dan pola-pola
Pembentukan jamak dalam bahasa Arab (wazan) yang berbeda-beda, sehingga
yaitu dengan mengimbuhkan akhiran <‫ >ون‬/ membutuhkan ketelitian yang komprehensif
<‫ >ين‬pada isim mufrod untuk jenis mudzakkar mengenai jama’ taksir.
(maskulin), seperti kata <َ ‫ْن‬
‫ِي‬َِ
‫م‬ ‫مسْل‬ ‫ْن‬
ُ, َ ‫ُو‬
َِ
‫م‬ ‫مسْل‬
ُ> Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti
dari bentuk tunggal <َُ
‫م‬ ِ
‫ل‬ْ‫س‬ ُ
‫م‬ >. Sedangkan untuk tertarik untuk menganalisis jama’ taksir yang
muannats (feminin), cara pembentukannya terdapat di dalam al Quran surah al Baqarah.
dengan mengimbuhkan akhiran <‫ >ات‬pada isim
mufrod, seperti kata >ٌ
‫َْلن‬‫ِع‬
‫<إ‬ menjadi
<‫َْلنات‬ ‫ِع‬
‫>إ‬. Selain itu juga bisa dengan LANDASAN TEORI
membuang dahulu akhiran <‫>ة‬, lalu imbuhkan Morfologi
<‫>ات‬, seperti <َ ٌ
‫ >ساعة‬menjadi <َ ٌ‫>ساعات‬ Menurut Chaer (2015:3), morfologi
(Yazid dan Hubeis, 2011:13). secara etimologi berasal dari kata morf yang
Pembahasan tentang jama’ dalam bahasa berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’.
Arab masuk dalam kajian morfologi dan Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu
pembentukannya dipengaruhi oleh faktor mengenai bentuk’. Adapun secara terminologi,
sintaksis. Morfologi (‫ )الصرف‬merupakan ilmu morfologi berarti ilmu yang mempelajari seluk
pokok untuk mengetahui bentuk-bentuk kata beluk kata serta pengaruhnya terhadap
dalam bahasa Arab serta berbagai perubahan-perubahan bentuk kata secara
keberadaannya dan tidak membahas tentang gramatikal. Menurut Irawati (2013:101),
i’rab dan bina (al-Ghuyaini, 2005:8). Menurut morfologi adalah cabang linguistik yang
(Ni’mah dalam Rifa’i, 2012:15) morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa
adalah ilmu yang membahas kaidah sebagai satuan gramatikal. Adapun menurut
pembentukan kata dalam bahasa Arab serta hal- Asrori (2004:22), morfologi adalah cabang ilmu
hal lainnya seperti taghyir (perubahan kata) baik bahasa yang mengkaji aspek kebahasaan yang
melalui ziyadah (pengimbuhan huruf), ataupun berupa kata dan bagian-bagiannya atau dengan
naqs (penanggalan huruf). Adapun sintaksis atau kata lain membahas pembentukan kata.
dikenal sebagai ‘ilmu nachw didefinisikan sebagai
sebuah disiplin ilmu yang mengkaji tentang kata Morfologi Arab (Sharf)
yang telah masuk dalam konstruksi yang lebih Menurut Irawati (2013:101), morfologi
luas (konstruksi sintaksis) atau dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan sharf (‫)الصرف‬
Arab disebut tarki>b (El Dahdah, 2001:3). yaitu ilmu yang membahas tentang keadaan
Jamak dalam bahasa Arab, dibagi kata-kata sebelum tersusun dalam kalimat, atau
menjadi dua jenis yaitu jama’ salim dan jama’ ilmu yang membahas bentuk dan kata-kata
taksir. Jama’ salim dibagi lagi menjadi dua yaitu dalam bahasa Arab serta aspek-aspeknya
jama’ mudzakkar salim dan jama’ muannas salim. sebelum tersusun dalam kalimat. Menurut al
Jama’ taksir adalah jamak yang menunjukkan Ghony (2010:19), morfologi Arab (Sharf) adalah
makna lebih banyak daripada dua dengan ilmu yang membahas pembentukan kata dalam
mengalami perubahan yang jelas atau bahasa Arab, bentuk dasarnya, penjelasan

141
Umi Aniati / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (2) (2019)

tentang huruf pembentuk asalnya, Pada dasarnya istilah salim pada jama’
pengimbuhan, penanggalan, pembetulan, salim (intact plural) dan taksir pada jama’ taksir
penyusunan, atau pergantian hurufnya. Adapun (broken plural) berkaitan dengan struktur atau
menurut al Ghulayainy (2005:8), morfologi bentuk kata. Struktur kata yang tidak mengalami
dalam bahasa Arab dikenal sebagai sharf yaitu perubahan dinamakan salim atau bentuk yang
termasuk ilmu tata bahasa Arab yang paling selamat dari perubahan pada struktur pokoknya,
penting karena menjadi pedoman untuk karena penanda gramatikalnya hanya berupa
mengetahui sighat atau bentuk kalimat, tasghir imbuhan akhir atau sufiks sehingga disebut salim
(deminutif)nya, nisbat (relasi)nya, jamaknya yang berarti ‘selamat atau utuh’. Adapun
(baik sama’iy (amonali), qiyasy (analogi) atau struktur atau bentuk pokok yang mengalami
syadz), i’lal (mutasi)nya, idgham (asimilasi)nya, perubahan internal, yaitu dengan membelah
ibdal (mutasi)nya, dan lain-lain. atau memecah struktur pokoknya untuk
menandai bentuk jamak sehingga bentuk
Jama’ (Plural) pokoknya terpecah atau terbelah oleh penanda
Menurut Kamus Bahasa Indonesia gramatikal, dinamakan taksir yang berarti
(2008:612), jamak adalah bentuk kata yang ‘membelah atau memecah’ (Kuswardono,
menyatakan lebih dari satu atau banyak. 2017:164-165).
Menurut Azhar (2016:275), jama’ (plural) adalah
nomina yang menunjukkan benda lebih dari Jama’ Taksῑr (Broken Plural)
dua, baik mudzakkar (maskulin) maupun Jama’ taksir (broken plural) adalah nomina
muannats (feminin). Menurut Rifa’i (2012:118- yang menunjukkan bilangan lebih dari dua
119), jama’ (plural) adalah nomina yang disertai perubahan pada bentuk tunggalnya
menunjukkan (arti) lebih banyak dari dua (Azhar, 2016:289). Menurut al-Ghulayaini
mudzakkar (maskulin) atau dua muannats (2005:168), jama’ taksir disepadankan dengan
(feminin) atau menunjukkan arti banyak, broken plural adalah nomina yang mengalami
misalnya kata <‫ْن‬ ‫ُو‬َِ
‫م‬ ‫مسْل‬
ُ> yang bermakna perubahan dari bentuk tunggalnya melalui
orang-orang Islam laki-laki; ٌ

‫َات‬ ‫مسْل‬
‫ِم‬ ُ> proses afiksasi, penanggalan konsonan, atau
bermakna orang-orang Islam perempuan; perubahan bunyi vokal dan menunjukkan arti
<ٌَ
‫َات‬‫َّار‬
‫ >سي‬bermakna mobil-mobil, dan lain lebih dari dua, seperti kata < َ ,ٌ ‫َّاب‬
‫ُت‬ ‫ُب‬
‫ َك‬,ٌ ‫ُت‬
‫ك‬
sebagainya. ُ
َِ
‫ب‬ ‫ >كوات‬berasal dari kata <َ ٌ
‫ِتاب‬ ‫>ك‬. Menurut
Jama’ (plural) berdasarkan Huda (2013:97), jama’ taksir (broken plural)
pembentukannya dapat dikelompokkan menjadi adalah kata benda yang mengalami perubahan
dua yaitu jama’ salim (intact plural) dan jama’ dari bentuk tunggal kepada bentuk jamak
taksir (broken plural). Jamak yang ditandai mengikuti salah satu pola dari pengimbuhan
dengan sufiks dalam bahasa Arab dinamakan huruf, penanggalan huruf, perubahan bunyi
jama’ salim (intact plural), yang terbagi menjadi vokal, atau kriteria lainnya. Adapun menurut
dua menyesuaikan jenis gender, yaitu (1) jamak Rifa’i (2012:120), jama’ taksir (broken plural)
sufiks maskulin yang dinamakan (َ‫جمعَالمذكر‬ adalah nomina yang berubah dari bentuk
‫)السالم‬, dan (2) jamak sufiks feminin atau tunggalnya, seperti kata <َ ‫د‬ٌِ‫ >مسْج‬bentuk
dalam bahasa Arab disebut (َ ‫جمع َالمؤنث‬ jamaknya <َ ُِ‫ ;>مساج‬kata <َ
‫د‬ ٌ
‫ينة‬ ِْ‫ >مد‬bentuk
‫)السالم‬. Adapun jamak yang ditandai dengan jamaknya <‫ن‬ ٌ ُ ُ
َ‫>مد‬.
perubahan struktur internal dalam bahasa Arab
dinamakan jama’ taksir (broken plural) yang Jama’ Qillah (Minor Plural)
meliputi empat bentuk, yaitu jama’ qillah (َ‫جمع‬ Jama’ qillah merupakan bentuk jamak
‫َّة‬
‫)القل‬, jama’ katsrah (‫)جمعَالكثرة‬, muntahal yang menunjukkan bilangan yang sedikit, yakni
jumu’ (‫)منتهى َالجموع‬, jama’ al jam’ (َ ‫جمع‬ tiga sampai sepuluh (al Ghoniy, 2010:307).
‫)الجمع‬, dan al jumu’ al ukhra (َ ‫الجموع‬ Jama’ qillah mempunyai empat pola (al
‫( )األخرى‬Kuswardono, 2017:164). Ghulayaini, 2005:170-172); (Azhar, 2016:292-

142
Umi Aniati / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (2) (2019)

‫ْع‬
293); (al Ghony, 2010:307), yaitu <‫ُل‬ ‫>أف‬, meliputi satuan lingual berwujud kata, frasa,
<‫ْعال‬ ٌ
‫>أف‬, <َ
‫ِلة‬‫ْع‬
‫َف‬ ٌ
‫ْلة‬
‫ >أ‬dan <َ ‫ِع‬‫>ف‬. klausa, kalimat hingga wacana.

Jama’ Katsrah (Major Plural) Sintaksis Arab (Nachw)


Jama’ katsrah (major plural) merupakan Sintaksis dalam bahasa Arab dikenal
jamak yang berubah dari bentuk tunggalnya dengan sebutan nachw )‫(النحو‬yang berarti
yang menunjukkan bilangan lebih dari tiga ilmu yang membahas posisi kata dalam kalimat
sampai tak terhingga (Azhar, 2016:109). dan relasi antarkata dalam kalimat. sintaksis
Adapun menurut Huda (2013:127), jama’ katsrah adalah tatabahasa yang membahas hubungan
(major plural) adalah jamak yang digunakan antar kata dalam kalimat (Irawati, 2013:119).
untuk bilangan tiga hingga tak terbatas. Al Sebagai sebuah istilah yang dipakai
Ghulayainy (2005:181) menambahkan terdapat dalam kajian bahasa Arab, nachw didefinisikan
jama’ katsrah (major plural) yang disebut dengan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji
sighat muntahal jumu’ (ultimate plural), yakni tentang kata yang telah masuk dalam konstruksi
setiap kata jamak yang terdapat dua huruf atau yang lebih luas (konstruksi sintaksis) atau dalam
tiga huruf (huruf tengahnya sukun) yang berada bahasa Arab disebut tarkib. Selain itu, ‘ilmu
setelah huruf alif. Jama’ katsrah mempunyai 35 nachw (sintaksis) adalah sebuah kajian
pola dan 19 pola diantaranya merupakan sighat gramatikal yang fokus bahasannya adalah
muntahal jumū’ (ultimate plural). Pola jama’ fenomena berubah atau tetapnya bunyi akhir
katsrah (major plural) yaitu <‫ْل‬ ‫ُو‬‫ُع‬ ‫>ف‬, <‫ْلى‬ ‫>فع‬, sebuah kata setelah masuk dalam struktur yang
< ‫ة‬ ‫ل‬ ‫ِع‬‫ف‬ >, < ‫ل‬َّ
‫ع‬ ُ
‫ف‬ >, < ‫ال‬ َّ
‫ع‬ ُ
‫ف‬ >, <‫ء‬ ‫َل‬ ‫ع‬ُ‫ف‬ >, < ‫ِع‬
‫ال‬ ‫>ف‬, lebih besar yang disebabkan oleh relasi tertentu
<‫ُل‬ ُ
‫>فع‬, <‫ْل‬ ُ
‫>فع‬, <‫َْلن‬ ُ
‫>فع‬, <‫َِلء‬ ْ
‫>أفع‬, <‫ن‬ ٌ
َ‫َْل‬
‫ِع‬‫>ف‬, antarkata dalam struktur tersebut atau dalam
<ٌَ‫ُع‬
‫ل‬ ‫>ف‬, <ٌ َ‫ِع‬
‫ل‬ ‫>ف‬, <َ ٌ
‫>فعلة‬, dan <َ ٌ
‫ُعلة‬ ‫>ف‬. bahasa Arab disebut i’rab (bila tejadi perubahan)
Adapun pola sighat muntahal jumū’ (ultimate dan bina (bila tidak terjadi perubahan). Dalam
plural) diantaranya <ُ َِ
‫ل‬ ‫>أفاع‬, <ُ َ‫ل‬
‫ل‬ ِ‫>فعا‬,
َ perspektif lain nachw adalah sebuah kajian
ُ
<‫>فعالى‬, <َ ‫ِي‬‫>فعال‬, <‫ل‬ ُ ْ
َ‫ِي‬ ‫>فياع‬, <‫>فعالى‬, gramatikal untuk menetapkan bunyi akhir
<َُْ
‫ل‬ ‫ِي‬‫>مفاع‬, <ُ َِ
‫ل‬ ‫>مفاع‬, <‫ِل‬ ‫>فواع‬, <ُ َِ
‫ل‬ ‫>فعائ‬, sebuah kata saat berada dalam konstruksi yang
<‫ل‬ُ ْ
َ‫لي‬ ِ‫>فعا‬, ُ
<‫ل‬ ْ
َ‫ِي‬‫>أفاع‬, <‫ل‬ُ
َِ‫>تفاع‬, lebih besar (Kuswardono, 2017:43-44).
<َُ
‫ْل‬‫ِي‬
‫>تفاع‬, <ُ
َِ
‫ل‬ ‫>يفاع‬, <ُ
َْ
‫ل‬ ‫ِي‬‫>يفاع‬,
<‫ل‬ُ ْ
َ‫ِي‬ ‫>فواع‬, <‫ل‬ ُ ْ
َ‫ِي‬‫ >فياع‬dan <ِ َ‫>فعا‬.
‫ل‬ Sistem Infleksi (I’rᾱb)
Sistem infleksi dalam bahasa Arab dikenal
Sintaksis dengan istilah i’rab (‫)إعراب‬. Menurut al
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani Ghulayaini (2005:18), i’rab adalah perubahan
suntattein, yang dibentuk dari sun artinya akhir kata karena perbedaan pengaruh
‘dengan’ dan tattein artinya ‘menempatkan’. hubungan gramatikal kata-kata lain. Menurut
Istilah suntattein secara etimologis berarti Anwar (2013:11), i’rab (infleksi) artinya
menempatkan bersama-sama kata menjadi perubahan akhir kata karena perbedaan
kelompok kata atau kalimat dan kelompok kata pengaruh hubungan gramatikal kata-kata lain,
menjadi kalimat (Sukini, 2010:2). Adapun baik pembentukan tersebut nyata bentuknya
secara terminologis, sintaksis adalah cabang ilmu maupun tidak nyata (anggapan).
bahasa yang membicarakan seluk-beluk frase, Sistem infleksi dalam bahasa Arab
klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berkaitan dengan kasus nomina dan modus
berupa bentuk bebas yaitu kata. Menurut Chaer verba. Pada nomina terdapat tiga kasus, yaitu
(2007:206), sintaksis membicarakan kata dalam nominatif, akusatif, dan genetif atau dalam
hubungannya dengan kata lain, atau unsur- bahasa Arab disebut rafa’ (‫)رفع‬, nashab (‫)نصب‬,
unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Menurut dan jarr (َ
‫)جر‬. Sedangkan pada verba terdapat
Khairah dan Ridwan (2015:9), sintaksis adalah tiga modus, yaitu indikatif, subjungtif, dan jusif
cabang linguistik yang bidang kajiannya

143
Umi Aniati / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (2) (2019)

atau dalam bahasa Arab disebut rafa’, nashab, mengikuti kasus genetif (jarr). Adapun kasus
dan jazm. yang paling banyak ditemukan dalam al Quran
surah al Baqarah yaitu kasus genetif (jarr)
METODE PENELITIAN dengan prosentase 37% dan yang paling sedikit
Penelitian ini merupakan penelitian yaitu kasus nominatif (rafa’) dengan prosentase
kualitatif dengan desain analisis isi. Data berupa 27%.
jama’ taksīr dalam al Qurᾱn sūrah al Baqarah.
Teknik pengumpulan data menggunakan SIMPULAN
metode simak. Instrumen yang digunakan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
berupa kartu data dan lembar rekapitulasi. kualitatif dengan desain penelitian analisis isi.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menyimpulkan bahwa dalam al Quran surah al
peneliti menemukan 70 data jama’ taksir, Baqarah terdapat 70 data jama’ taksir, yang
yang terdiri atas 24 data jama’ qillah (minor terdiri atas 24 data kategori jama’ qillah (minor
plural), 32 data jama’ katsrah (major plural), dan plural) dengan prosentase 34%, 32 data kategori
14 data jama’ katsrah sub kategori sighat muntahal jama’ katsrah (major plural) dengan prosentase
jumu’. 46%, dan 14 data jama’ katsrah sub kategori
Kategori jama’ qillah (minor plural) terdiri sighat muntahal jumu’ dengan prosentase 20%.
atas 22 data mengikuti pola <‫ْعال‬ ‫>أف‬, 2 data Berdasarkan kasus dan penanda
mengikuti pola <‫ُل‬ ‫ْع‬‫>أف‬. Kategori jama’ katsrah gramatikal, terdapat 19 data jama’ taksir yang
terdiri atas 11 data mengikuti pola <‫ْل‬ ‫ُو‬‫ُع‬
‫>ف‬, 1 berkasus nominatif (rafa’) dengan prosentase
data mengikuti pola <‫ْلى‬ ‫>فع‬, 1 data mengikuti 27%, 25 data jama’ taksir yang berkasus akusatif
pola < ‫ة‬ ‫ل‬ ‫ِع‬‫ف‬ >, 2 data mengikuti pola <‫َّل‬‫ُع‬
‫>ف‬, 2 (nashab) dengan prosentase 36%, dan 26 data
data mengikuti pola <‫َّال‬ ُ
‫>فع‬, 4 data mengikuti jama’ taksir yang berkasus genetif (jarr) dengan
pola < ‫ء‬ ‫َل‬ ‫ع‬ُ‫ف‬ >, 3 data mengikuti pola <‫ِعال‬ ‫>ف‬, 2 prosentase 36%.
data mengikuti pola <‫ُل‬ ُ
‫>فع‬, 3 data mengikuti Berdasarkan pola pembentukannya,
pola < ‫ل‬ ْ
‫ع‬ ُ
‫ف‬ >, 1 data mengikuti pola <‫َْلن‬ ‫ُع‬
‫>ف‬, peneliti menemukan jama’ taksir dengan pola
dan 2 data mengikuti pola <‫َِلء‬ ْ
‫>أفع‬. Kategori perubahan bunyi vokal disertai dengan afiks
sighat muntahal jumu’ terdiri atas 1 data konsonan sebanyak 5 data, pola perubahan
mengikuti pola <ُ َِ
‫ل‬ ‫>أفاع‬, 1 data mengikuti bunyi vokal disertai dengan afiks konsonan dan
pola <ُ َ‫ل‬
‫ل‬ ِ‫>فعا‬, 1 data mengikuti pola afiks bunyi vokal panjang sebanyak 14 data,
<‫ُعالى‬ ‫>ف‬, 1 data mengikuti pola <َ ‫ِي‬
‫>فعال‬, 1 pola perubahan bunyi vokal disertai dengan
data mengikuti pola <ُ َْ
‫ل‬ ‫ِي‬
‫>فياع‬, 2 data penanggalan konsonan, afiks konsonan, dan
mengikuti pola <‫>فعالى‬, 2 data mengikuti afiks bunyi vokal panjang sebanyak 3 data, pola
pola <ُ َْ
‫ل‬ ‫ِي‬‫>مفاع‬, 3 data mengikuti pola perubahan bunyi vokal disertai dengan afiks
< ُ
َ
‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫م‬ >, 1 data mengikuti pola <‫ِل‬ ‫>فواع‬, dan konsonan, penanggalan bunyi vokal panjang,
1 data mengikuti pola <ُ َِ
‫ل‬ ‫>فعائ‬. dan afiks bunyi vokal panjang sebanyak 7 data,
Jenis jama’ taksir yang paling banyak pola perubahan bunyi vokal disertai dengan
ditemukan dalam al Quran surah al Baqarah afiks konsonan dan perubahan bunyi vokal
adalah jama’ katsrah dengan prosentase sebanyak panjang sebanyak 2 data, pola perubahan bunyi
46%, sedangkan yang paling sedikit ditemukan vokal disertai dengan afiks konsonan, perubahan
adalah sighat muntahal jumu’ dengan prosentase konsonan, dan afiks bunyi vokal panjang
sebanyak 20%. sebanyak 1 data, pola perubahan bunyivokal
Berdasarkan kasus dan penanda disertai dengan afiks bunyi vokal panjang
gramatikalnya, peneliti menemukan 19 data sebanyak 22 data, pola perubahan bunyi vokal
jama’ taksir yang mengikuti kasus nominatif disertai dengan penanggalan bunyi vokal
(rafa’), 25 data jama’ taksir yang mengikuti kasus panjang dan geminasi sebanyak 2 data, pola
akusatif (nashab), dan 26 data jama’ taksir yang perubahan bunyi vokal disertai dengan

144
Umi Aniati / Journal of Arabic Learning and Teaching 8 (2) (2019)

penanggalan bunyi vokal panjang, geminasi, dan Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Arab Frasa Klausa
afiks bunyi vokal panjang sebanyak 2 data, pola Kalimat. Malang: Misykat.
perubahan bunyi vokal disertai dengan Azhar, Muhammad. 2016. Menguasai Shorof Tashrif.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
penanggalan bunyi vokal panjang sebanyak 2
_______________. 2014. Menguasai Bahasa Arab.
data, pola perubahan bunyi vokal disertai
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
dengan penanggalan konsonan sebanyak 3 data, Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT
pola perubahan bunyi vokal disertai dengan Rineka Cipta.
perubahan bunyi vokal panjang dan afiks ___________. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia.
konsonan sebanyak 1 data, pola perubahan Jakarta: PT Rineka Cipta.
bunyi vokal disertai dengan perubahan bunyi El Dahdah, Antonie. 2001. Mu’jam Qawa’id al Lughah
vokal panjang dan sufiks bunyi vokal panjang al ‘Arabiyyah fi Jadawil wa Lauchat. Beirut:
sebanyak 3 data, pola perubahan bunyi vokal Maktabah Lubnan Nasyirun.
Huda, Nurul. 2013. Rumus-rumus Cerdik Pembentukan
disertai dengan penanggalan konsonan dan afiks
Kata-kata Bahasa Arab.
bunyi vokal panjang sebanyak 2 data, dan pola
Yogyakarta: DIVA Press.
perubahan bunyi vokal disertai dengan Irawati, Retno Purnama. 2013. Pengantar Memahami
perubahan bunyi vokal panjang, afiks konsonan, Linguistik. Semarang: Cipta Prima Nusantara
dan penanggalan konsonan sebanyak 1 data. Semarang.
Khairah dan Ridwan. 2015. Sintaksis memahami satuan
kalimat perspektif fungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Bumi Aksara.
Kuswardono. 2017. Handout Referensi Tradisi Sintaksis
Abdullah, Bahaud. 2009. Terjemahan Alfiyah Syarah
Arab Perspektif Linguistik Modern. Semarang.
Ibnu ‘Aqil. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
___________. 2017. Tradisi Morfologi Arab Perspektif
Al Ghulayaini, Mushthafa. 2005. Jami’u Ad-durus Al-
Linguistik Modern. Yogyakarta: Pustaka Senja.
‘arabiyyah. Lebanon: Dar el Fikr.
Rifa’i, Ilyas. 2012. Cara Mudah & Cepat Menguasai Ilmu
Al Ghony, Aiman Amin Abdul. 2010. Al sharf al kafi.
Sharaf. Bandung: Fajar Media.
Kairo: Dar al Taufiqiyyah li al Turats.
Yazid dan Hubeis. 2011. Belajar Mudah Ilmu Nahwu
Anwar, Moch. 2013. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan
Shorof: Tata Bahasa Arab Terapan 1. Surabaya:
Jurumiyyah dan Matan ‘Imrithy. Bandung: Sinar
Pustaka Progressif.
Baru Algensindo.

145

Anda mungkin juga menyukai