Toaz - Info Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal PR
Toaz - Info Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal PR
pengukuran sudut horisontal (mendatar), sesungguhnya juga dalam waktu/posisi persamaan pada
station point tempat alat ukur sudut (Theodolit) diletakkan, dilakukan pada pengukuran sudut
vertikal.
Tujuan dan Fungsi : Tujuan pengukuran sudut vertikal adalah untuk menentukan :
Besarnya sudut tegak yang terbentuk antara dua titik terhadap arah mendatar atau arah
vertikal.
Jarak mendatar antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan jarak optis
Jarak tegak antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan beda tinggi (Δh)
o Fungsi dari pengukuran sudut vertikal ialah untuk menentukan nilai ketinggian
(elevasi) suatu titik terhadap titik yang lain
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran vertikal yang disebut
sudut miring (helling) (h).
1. Sudut yang terbentuk dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada skala lingkaran vertikal
disebut sudut zenit (Z).
Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar bacaan sudut vertikal = 90°.
Dasar penentuan besarnya sudut vertikal pada 2 sistem tersebut disebabkan karena perbedaan
jenis/konstruksi theodolit yang umumnya perbedaan konstruksi pada skala lingkaran vertikal.
Besar sudut zenit dengan batasan 0°, Z, 180° dan 180° < Z < 360°
Bila target bidik lebih tinggi dari pada teropong theodolit, maka Z < 90° atau 270° < Z < 270°
Hubungan antara sudut miring helling (h) dan sudut zenit (Z) adalah: h + Z = 90°
Keterangan :
A, B : Nama titik/patok
Dm : Jarak Miring
D : Jarak Datar
H : Sudut Miring
Z : Sudut Zenit
Ti : Tinggi Alat
Dari kondisi diatas maka dapat ditentukan jarak mendatar (D) secara optis dan beda tinggi antara
titik A dan titik B.
Jarak Miring:
JarakDatar
Sedangkan untuk menentukan jarak vertikal (beda tinggi) antara titik A dan titik B dapat
digunakan sebagai berikut :
Δh = (P + Ti) – Bt
P = D x Ctg Z = D x 1 / tan Z