Etika Profesi "Etika Makro Dan Mikro Dalam Ranah Penciptaan Karya Seni "
Etika Profesi "Etika Makro Dan Mikro Dalam Ranah Penciptaan Karya Seni "
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segata rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “ Etika Makro dan Mikro Dalam
Ranah Penciptaan Karya Seni “ ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa juga kamu ucapkan banyak terima kasih dari pihak yang udah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pemikirannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunannya maupun materinya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengaruh Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni 4
2.2 Dampak Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni 5
II
BAB I
PENDAHULUAN
Di negara kita, yakni Indonesia, memiliki beragam budaya, suku bangsa, dan
agama. Akan meskipun begitu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai etika untuk
saling menghargai dan toleransi antar sesama. Etika berkaitan dengan norma,
kesopanan, dan tingkah laku. Etika menjadi pedoman seseorang dan kelompok
dalam berperilaku dan perbuatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk, mengenai hak dan kewajiban
moral , kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan akhlak, dan nilai
benar atau salah yang dianut dalam masyarakat. Secara etimologi, etika berasal
dari bahasa Yunani “ Ethos “, yang artinya karakter, watak, kesusilaan, dan adat
kebiasaan. Sedangkan menurut Aristoteles pengertian etika adalah dibagi menjadi
dua, Terminius Technicus dan Manner and Custom. Terminius Technicus adalah
etika yang dipelajari sebagai ilmu pengetahuan dengan mempelajari suatu
problema tindakan atau perbuatan manusia.
Etika sangat berkaitan dengan apa yang dipandang oleh manusia sebagai suatu
kebenaran. Etika merupakan standar yang mengarahkan perilaku dari seseorang
yang berkaitan dengan etika dan nilai-nilai profesional seseorang itu sendiri, etika
merupakan “nilai-nilai dalam tindakan” Levy, 1976: 233. Secara khusus, “etika
pekerjaan sosial merupakan harapan-harapan atau keinginan-keinginan
perilaku ]yang dikaitkan dengan tanggung jawab pekerjaan sosial” h. 79.
Etika Makro berasal dari awalan Yunani "micros -" yang berarti "besar" dan
"ethos" yang berarti karakter) yaitu istilah yang diciptakan pada akhir abad ke -
20. untuk membedakan etika skala besar dari etika individu, atau Etika Mikro.
1
Etika Makro berurusan dengan isu-isu berskala besar, seringkali dalam kaitannya
dengan prinsip-prinsip etika atau aturan normatif untuk memandu jalannya sebuah
tindakan. Etika mikro adalah istilah yang diperkenalkan oleh Paul Komesaroff
pada tahun 1995 dan elaborasi dalam serangkaian karya selanjutnya. Konsep,
yang terutama mengacu pada karya filsuf Edmund Husserl dan Emmanuel
Levinas, didasarkan pada pengakuan bahwa sebagian besar keputusan etis dalam
kehidupan sehari-hari tidak diambil berdasarkan argumen atau perhitungan
rasional yang eksplisit, melainkan terjadi dalam arus hubungan dan dialog yang
terus menerus. Seringkali proses penilaian Etika Makro bersifat intuitif dan
bahkan mungkin tidak dikenali pada saat itu. Ini adalah akumulasi momen Etika
Mikro yang sangat kecil yang membentuk lanskap etika skala besar tempat kita
hidup.
Postur, nada suara atau pilihan kata, dan berbagai macam makna dan nilai dan
yang disebut oleh kedua partisipan. Etika Mikro cenderung menekankan prinsip-
prinsip, klaim universal dan aturan normatif, sedangkan mikro etika adalah
konteks-spesifik dan lokal, dan mengakui peran modalitas komunikasi dan
pengambilan keputusan yang melampaui argumentasi rasional. Etika Mikro dan
Etika Mikro saling melengkapi dan hidup berdampingan di sebagian besar
pengaturan Etika. Komesaroff telah menguraikan dinamika pengambilan
keputusan Etika Mikro dalam berbagai konteks praktis..
Misalnya dalam Penciptaan seni yang mana adalah kegiatan menciptakan sebuah
karya seni yang bertujuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman
hidup menjadi sebuah karya visual.
2
Penciptaan seni yang merupakan kreativitas dan hasil yang terwujud berdasarkan
kompetensi pencipta seni. Keterampilan sangat diperlukan bagi seorang seniman
untuk dapat mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya. Hal
tersebut dapat dipahami karena penciptaan seni adalah aktivitas untuk
mengungkapkan nilai-nilai dalam sebuah karya, menampilkan keindahan,
kebaikan, dan kebenaran dengan menggunakan struktur yang kompleks yang
saling bergantung satu sama lain.
1. Pengaruh Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni
2. Dampak Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni
3. Pengaruh Etika Mikro ketika Berhadapan dengan Konsumen dalam Ranah
Komersil
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni
4
Dalam penciptaan karya seni tentu perlu diperhatikan mengenai etika,
dengan sudut pandang dari pihak sang seniman sebagai pencipta sebuah karya.
Etika seni membantu komposer atau seniman pada umumnya mencari orientasi
dalam berkarya. Tujuannya adalah agar seniman tidak berkarya dengan cara ikut-
ikutan terhadap seniman lain. Tetapi, mengupayakan agar seniman mengerti
sendiri mengapa ia menentukan sikapnya, begini atau begitu, terkait dengan karya
seni yang diciptakannya. Etika seni membantu seniman agar lebih mampu untuk
mempertanggungjawabkan karyanya yang mereka garap dan disajikan di tengah-
tengah hiruk pikuk kehidupan manusia pada umumnya.
Etika seni bukan ajaran moral yang terkait dengan penggunaan atau
pengelolaan medium sebagai sarana dan tatacara penciptaan, serta bukan ajaran
moral yang berupa nilai-nilai yang menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi
karya seni. Etika seni bukan batasan sosial atau batasan kultural yang sumber
dasarnya adalah ajaran-ajaran pada tradisi atau adat istiadat yang berkembang
pada masyarakat, agama, dan atau ideologi tertentu. Etika seni adalah filsafat atau
pemikiran kritis dan mendasar tentang penggunaan atau pengelolaan medium
sebagai sarana dan tatacara penciptaan, serta ajaran moral yang berupa nilai-nilai
yang hendak menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi karya seni. Pada
dasarnya perlunya pengemukaan ide dari seniman tersebut sebagai bentuk
apresiasi terhadap referensi dari karya yang ia buat dan bahkan alangkah lebih
baiknya jika sang seniman memunculkan ide karya sendiri dan memunculkan ciri
khas dirinya sendiri yang membuatnya berbeda dari seniman lain. Keterampilan
serta kreativitas sangat dikedepankan bagi seorang seniman untuk dapat
mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya. Hal tersebut dapat
dipahami karena penciptaan seni adalah aktivitas untuk mengungkapkan nilai-
nilai dalam sebuah karya, menampilkan keindahan, kebaikan, dan kebenaran
dengan menggunakan struktur yang kompleks yang saling bergantung satu sama
lain.
2.2 Dampak Etika Makro dan Mikro dalam Ranah Penciptaan Karya Seni
5
Dalam menciptakan karya seni, seniman tidak bisa lepas dari pengaruh
lingkungan, seperti agama, etika, adat-istiadat, dan budaya. Oleh sebab itu, setiap
karya seni akan mencerminkan latar belakang nilai-nilai budaya masyarakatnya
dan merupakan kenyataan yang langsung dihadapi sebagai rangsangan atau
pemicu kreativitas kesenimanannya (Sumardjo, 2000: 233). Para seniman lukis,
patung, dan lainnya dengan bebas mengekspresikan ide- ide lewat karyanya.
Munculnya suatu karya seni tentu mengalami proses yang panjang. Setiap karya
seni yang diciptakan oleh seorang seniman pada hakikatnya merupakan suatu
karakteristik. Karakteristik yang terdapat dalam suatu karya seni sekaligus
menjadi refleksi identitas pribadi penciptanya. Identitas pribadi yang terdapat
dalam suatu karya seni pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang dipadukan
dengan citarasa dan pengalaman estetik seniman serta dimanifestasikan ke dalam
media ekspresi, dengan kemampuan teknik yang ada padanya.
Dampak etika makro dan mikro dalam ranah penciptaan karya seni,
khususnya seni rupa sangatlah kompleks. Apalagi kita berada dilingkungan adat
istiadat ketimuran yang sangat kental dengan norma-norma/etika sopan santun.
Seni di Indonesia memang banyak menampilkan figur-figur erotis, seperti dalam
6
peninggalan relief- relief pada Candi Prambanan, Borobudur, Candi Sukuh, dan
bahkan relief-relief pada gua-gua berupa figur-figur manusia yang dibuat tanpa
busana atau setengah telanjang. Karya-karya tersebut dapat ditelaah dari sudut
pandang etika, etis, dan estetika di Indonesia. Tentu saja karya-karya tersebut
sangat ditentukan oleh sudut pandang kebermanfaatan dan tujuan-tujuan tertentu
dari pembuatannya. Misalnya, ada karya tertentu yang ditujukan untuk studi
anatomi atau gambar model. Tentu saja hal ini sangat membutuhkan model
langsung, apalagi kalau harus menampilkan karya rupa dengan figur telanjang,
baik laki-laki maupun perempuan. Namun demikian, yang harus disadari kita
memegang adat ketimuran yang sarat dengan norma-norma kesusilaan dan adat
istiadat.
Tentunya etika mikro akan sangat berpengaruh bahkan bisa sampai menyetir sikap
seorang seniman tatkala ia berinteraksi dan bernegosiasi dengan konsumen. ada
dua contoh, yang pertama ketika seorang konsumen meminta sebuah pesanan
karya, tentunya perlu ada kesepakatan diantara dua pihak, sejauh mana karya ini
boleh tercipta dengan tidak menyerempet prinsip-prinsip sosial yang berlaku di
masyarakat. yang kedua, ketika seorang seniman mengkomersilkan karyanya dan
telah beredar di masyarakat, maka sikap yang dapat diambil dari sisi konsumen
adalah apakah ia akan tetap membelinya, atau mengabaikannya sebagai bentuk
sikap terhadap prinsip yang berlaku.
pada akhirnya, kita harus kembali pada pepatah “dimana bumi dipijak, disitu
langit dijunjung”. karena norma ada untuk mengatur hal-hal yang bertujuan pada
kebaikan moralitas di masyarakat tersebut, dan seorang seniman juga perlu
menyebarkan nilai-nilai moralitas yang berlaku melalui karyanya kepada
masyarakat luas.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
8
Dari Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Etika merupakan standar
yang mengarahkan perilaku seseorang. Berkaitan dengan etika dan nilai-nilai
profesional, etika merupakan “nilai-nilai dalam tindakan” (Levy, 1976: 233),
maka dari itu etika mikro berkaitan dengan standar-standar dan prinsip-prinsip
yang mengarahkan praktek sedangkan Etika makro atau etika sosial, berkaitan
dengan aturan-aturan dan nilai-nilai organisasi serta prinsip-prinsip etis yang
mendasari dan membimbing kebijakan-kebijakan sosial.
Etika seni bukan ajaran moral yang terkait dengan penggunaan atau
pengelolaan medium sebagai sarana dan tatacara penciptaan, serta bukan ajaran
moral yang berupa nilai-nilai yang menjadi objek garapan dan isi dari ekspresi
karya seni.
Etika seni adalah filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang
penggunaan atau pengelolaan medium sebagai sarana dan tatacara penciptaan,
serta ajaran moral yang berupa nilai-nilai yang hendak menjadi objek garapan dan
isi dari ekspresi karya seni.
Sedangkan dampak etika makro dan mikro dalam ranah penciptaan karya
seni, khususnya seni rupa sangatlah kompleks. Apalagi kita berada dilingkungan
adat istiadat ketimuran yang sangat kental dengan norma-norma/etika sopan
santun.
Fajri, Dwi Latifatul. 2021. “ Pengertian Etika, Macam, dan Contohnya dalam
Kehidupan Sehari-Hari,
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c9575f9b5aa/pengertian-etika-macam-dan-
contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari, diakses pada 2 April 2022
9
Nandy. 2021. “ Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika “,
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/, diakses pada 2 April
2022
10