Skripsi Erinda Riana
Skripsi Erinda Riana
Disusun oleh :
Erinda Riana
1PA21090B
Disusun oleh :
Erinda Riana
1PA21090B
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun oleh :
Erinda Riana
1PA21090B
Menyetujui,
Pendamping Utama, Pembimbing Pendamping,
DESY FADILAH ADINA PUTRI, S.Si., M.Si HAEDAR PUTRA, S.Kep., Ns., M.M.Inov
NIDN. 0809128701 NIDN. 0806059106
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun oleh :
Erinda Riana
1PA21090B
DEWAN PENGUJI
Ketua ( )
YUNITA LESTARI, S.ST., M.KM
NIDN. 0820029202
Anggota
DESY FADILAH ADINA PUTRI, S.Si., M.Si ( )
NIDN. 0809128701
Anggota
HAEDAR PUTRA, S.Kep., Ns., M.M.Inov ( )
NIDN. 0806059106
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu tempat Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dalam
makalah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Erinda Riana
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik STIKES Griya Husada Sumbawa, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Erinda Riana
NIM : 1PA21090B
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Erinda Riana
PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN DAN
MEMENUHI ETHICAL CLEARANCE
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Griya Husada
Sumbawa. Selama proses penyusunan penulis dibantu dan dibimbing oleh
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rusmayadi, S.Kep, Ners, MPH selaku Ketua STIKES Griya Husada
Sumbawa.
2. Haedar Putra, S.Kep., Ns., M.M.Inov selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKES Griya Husada Sumbawa dan selaku Pembimbing II
yang telah membimbing dan memberikan motivasi.
3. Muhammad Surkati, S.KM selaku Kepala Puskesmas Moyo Utara beserta staf
yang telah membantu dalam pemberian data untuk pembuatan skripsi.
4. Yunita Lestari, S.ST., M.KM selaku penguji skripsi.
5. Desy Fadilah Adina Putri, S.Si., M.Si selaku pembimbing utama yang telah
membimbing dan memberi masukan selama proses pembuatan skripsi.
Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah - langkah kita menuju
kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Hipertensi disebut sebagai The killer disease karena merupakan
penyakit pembunuh, dimana penderita tidak mengetahui kalau dirinya
mengidap hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu kontributor paling
penting untuk penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab nomor
satu kematian dan kecacatan didunia (Susanto, dkk, 2019).
Data World Health Organization (WHO, 2018) menunjukkan sekitar
1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya, di perkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang
yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Menurut data Simple
Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan
komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada
semua umur (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sumbawa
yang diperoleh pada tahun 2020, kasus hipertensi atau penyakit darah tinggi
menduduki posisi pertama dengan jumlah 124.966 kasus. Kemudian disusul
Infeksi Saluran Pernapasan Atas ( ISPA) 88.319 kasus. Data dari Puskesmas
Moyo Utara Kabupaten Sumbawa pada tahun 2022 selama bulan Januari -
November ada 599 orang penderita hipertensi, rata - rata perbulan ada 56
penderita hipertensi yang memeriksakan diri ke Puskesmas Moyo Utara (Data
Rekam Medis Puskesmas Moyo Utara, 2022).
Dari data yang didapat dari sensus penduduk di Wilayah Moyo Utara
bahwa penduduknya memiliki pendidikan yang beragam. Mata pencaharian
penduduk pada umumnya adalah sebagai petani. Faktor pendidikan, sumber
informasi, sosial budaya ekonomi, lingkungan dan pengalaman sangat
berpengaruh pada tingkat pengetahuan pasien. Hasil wawancara dengan 10
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan melalui
media leaflet terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan melalui media leaflet terhadap tingkat pengetahuan pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Moyo Utara Kabupaten
Sumbawa.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan.
d. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet
terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman tambahan
bagi peneliti, sehingga dapat menerapkan pengetahuan ini dalam tatanan
yang lebih nyata dan sesuai dengan teori.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai referensi terhadap asuhan keperawatan mengenai
hipertensi.
3. Bagi Pasien
Memberikan manfaat untuk meningkatkan pengetahuan sehingga
lebih mengenal tentang hipertensi, cara perawatan hipertensi dan
mengurangi komplikasi dari hipertensi
4. Bagi Puskesmas
Membantu puskesmas dalam upaya memberikan pendidikan pada
pasien hipertensi.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai sumber informasi dan bahan referensi penelitian
selanjutnya agar bisa lebih di kembangkan dalam materi materi yang
lainya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Penelitian jurnal terkait
Judul Peneliti dan Metode Hasil Perbedaan
tahun Penelitian
Efektifitas Chandra Hadi P Penelitian Berdasarkan uji Desain
Pendidikan (2017) menggunakan statistik paired penelitian
Kesehatan metode Quasy sample t-test menggunakan
terhadap Experiment peningkatan metode pre
Peningkatan with one grup pengetahuan eksperimental
Pengetahuan Pre-Post Test menunjukkan dengan
Keluarga design. bahwa p value = pendekatan
tentang Cara 0.180 sehingga onegrup pre-
Hipertensi. pengambilan dapat ditarik post test design.
sampel kesimpulan bahwa Cara
menggunakan pendidikan pengambilan
tehnik
kesehatan efektif sampel yang
convience meningkatkan peneliti
sample. pengetahuan gunakan adalah
keluarga tentang total sampling
hipertensi.
Pengaruh Agus Priyanto Quasy Sehingga dapat Desain
pendidikan (2021 Experiment ditarik kesimpulan penelitian
kesehatan Desain bahwa ada yang
tentang dengan perbedaan digunakan
hipertensi pengetahuan
pendekatan adalah per
terhadap tentang hipertensi
tingkat
two group dengan
experimental
pengetahuan Pre-Post Test menggunakan with one
hipertensi design. media poster dan group dengan
menggnakan Cara audio visual pada pendekatan
media poster pengambilan penderita hipertensi pre post test
dan audio sampel di wilayah kerja design
visual pada menggunakan kecamatan Media yang
pasien purposive puskesmas Pakong. digunakan
hipertensi. sampling adalah media
leaflet
Pengaruh Nisa Aisyah Penelitian Dapat disimpulkan Design
pendidikan Murti (2018) Quasy bahwa ada penelitian
kesehatan Experiment pengaruh yang
terhadap with one grup pendidikan digunakan
tingkat dengan kesehatan terhadap
adalah pre
pengetahuan pendekatan tingkat pengetahuan
tentang kualitas Pre-Post Test pasien hipertensi
experimental
hidup pada design. Jumlah with one
pasien populasi group dengan
hipertensi sebanyak 1.391 pendekatan
orang dan pre post test
sample 96 design
orang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu (Malinta, 2020) :
a. Hipertensi Primer (esensial)
Penyebab hipertensi tidak diketahui (90%-95% pasien). Hipertensi
primer yang disebut juga hipertensi esensial adalah tekanan darah tinggi
primer yang terjadi tanpa penyebab yang pasti.
b. Hipertensi Sekunder
Berbeda dengan hipertensi primer, pada hipertensi sekunder memiliki
penyebab yang jelas, yaitu karena kondisi medis tertentu. Salah satu kondisi
medis yang sangat rentan untuk terjadi akibat hipertensi adalah penyakit
ginjal. Hal ini wajar terjadi karena salah satu fungsi ginjal adalah untuk
mengontrol tekanan darah. Saat tekanan darah terus naik, ginjal semakin
sulit untuk mengontrolnya dan akhirnya bermasalah.
3. Etiologi
a. Etiologi Hipertensi Primer
1) Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah, (Kawilarang, 2021) :
a) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial-yaitu, pada
seseorang dengan riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen
mungkin berinteraksi dengan yang lain dan juga lingkungan yang
dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu.
Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih
rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan
peningkatan kadar natrium intraseluler dan penurunan rasio
kalsium-natrium, yang lebih sering ditemukan pada orang berkulit
hitam.
b) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.
Peristiwa hipertensi meningkat berdasarkan usia, 50-60% klien yang
berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg. Penelitian epidemiologi, telah menunjukkan
9
c) Obesitas
Obesitas, terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk
“apel”), dengan meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma,
pinggang, dan perut, dihubungkan dengan pengembangan hipertensi.
Orang dengan kelebihan berat badan tetapi mempunyai kelebihan
paling banyak di pantat, pinggul, dan paha ( tubuh berbentuk “pear”)
berada pada risiko jauh lebih sedikit untuk pengembangan hipertensi
sekunder dari pada peningkatan berat badan saja.
d) Nutrisi
Konsumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam
perkembangan hipertensi esensial. Paling tidak 40% dari klien yang
akhirnya terkena hipertensi akan sensitif terhadap garam dan
kelebihan garam mungkin menjadi penyebab pencetus hipertensi
pada individu ini. Diet tinggi garam mungkin menyebabkan
pelepaasan hormon natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara
tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga
menstimulasi mekanisme vasopresor di dalam sistem saraf (SSP).
e) Penyalahgunaan Obat
Pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat
seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara
langsung; namun bagaimanapun juga, kebiasaan memakai zat ini
telah turut meningkatkan kejadian hipertensi dari waktu ke waktu.
b. Etiologi Hipertensi Sekunder (Suprayitno, Damayanti, & Hannan, 2019) :
1) Koarktasio Aorta
2) Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal .
3) Tumor otak, kuadriplegia, dan cedera kepala
4) Hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan
5) Konsumsi alkohol berlebihan
11
4. Patofisiologi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer kemungkinan besar terjadi karena kerusakan atau
malfungsi pada beberapa atau semua sistem ini. Adanya kerusakan tunggal
yang menyebabkan hipertensi esensial pada semua orang yang terkena.
Empat sistem kontrol yang memainkan peran utama dalam menjaga tekanan
darah adalah (Mufidah, 2018) :
1) Sistem baroreseptor dan kemoreseptor arteri
2) Pengaturan volume cairan tubuh
3) Sistem renin-angiotensin
4) Autoregulasi vaskular
b. Hipertensi Sekunder
Banyak masalah ginjal, vaskular, neurologis obat dan makanan yang
secara langsung atau tidak langsung berpengaruh negatif terhadap ginjal
dapat mengakibatkan gangguan serius pada organ-organ ini yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah dari waktu ke waktu.
Glomerulonefritis dan stenosis arteri renal kronis adalah penyebab yang
paling umum dari hipertensi sekunder. Kelebihan aldosteron mengakibatkan
renal menyimpan natrium dan air, memperbanyak volum darah, dan
menaikkan tekanan darah (Mufidah, 2018).
5. Gambaran Klinis
Pada dasarnya hipertensi tidak memberikan gejala yang spesifik.
Umumnya gejala yang dikeluhkan berkaitan dengan (Restianingsih, 2019) :
a. Peningkatan TD: sakit kepala (pada hipertensi berat), palung sering di daerah
ocipital dan dikeluhkan pada saat bangun pagi, selanjutnya berkurang secara
spontan setelah beberapa jam, dizziness, palpitasi, mudah lelah
b. Gangguan vaskular: epistaksis, hematuria, penglihatan kabur karena
perubahan di retina, episode kelemahan atau dizziness oleh karena transien
serebral iscemia, angina pektoris, sesak karena gagal jantung
c. Penyakit yang mendasari: pada hiperal dosteronisme primer didapatkan
hipokalemia, pada sindroma pusing didapatkan peningkatan berat badan dan
12
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan berikut ini membantu menegakkan diagnosis hipertensi (Tuloli
& Madania, 2019) :
a. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sedimen, sel darah merah atau sel
darah putih yang menunjukkan kemungkinan penyakit renal, keberadaan
ketokolamin dalam urine yang berkaitan dengan feokromositoma, atau
keberadaan glukosa dalam urine, yang menunjukkan diabetes.
b. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan kadar ureum dan
kreatinin serum yang memberi kesan penyakit ginjal atau keadaan
hipokalemia yang menunjukkan disfungsi adrenal (hiperaldosteronnisme
primer)
c. Hitung darah lengkap dapat mengungkapkan penyebab hipertensi yang lain,
seperti polisitemia atau anemia.
d. Urografi ekskretorik dapat mengungkapkan atrofi renal, menunjukkan
penyakit renal yang kronis. Ginjal yang satu lebih kecil daripada yang lain
memberi kesan penyakit renal unilateral.
e. Elektrokardiografi dapat memperlihatkan hiperatrofi ventrikel kiri
f. Foto rontgen toraks dapat memperlihatkan kardiomegali.
g. Elektrokardiografi dapat mengungkapkan hiperatrofi ventrikel kiri
7. Pemeriksaan Laboratorium, (Mufidah, 2018) :
a. Tes rutin
1) Darah lengkap
2) Glukosa puasa
3) Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL
4) Trigliserida
5) Kalium dan natrium
6) Asam urat
7) Kreatinin (dengan estimasi GFR)
13
b. Uji tambahan
1) HB𝐴1𝐶 (jika glukosa plasma puasa >102 mg/Dl atau diagnosis Diabetes
sebelumnya)
2) Proteinuria kuantitatif (jika uji Dipstik menunjukkan hasil positif);
kosentrasi urin kalium dan natrium dan perbandingannya.
3) Pengamatan TD di rumah atau 24 jam rawat inap.
4) Pengamatan holter pada kasus aritmia.
5) Ultrasonografi arteri periferal/perut
6) Pulse wave velocity
7) Indeks ankle-brachial
8) Funduskopi pemeriksaan kognitif.
c. Penilaian Lanjut (ranah dokter spesialis),
1) Penilaian lebih lanjut pada kerusakan otak, jantung, ginjal, dan vascular.
2) Penilaian hipertensi sekunder berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik,
atau uji rutin dan tambahan.
8. Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum
dijumpai pada pasien hipertensi adalah (Mufidah, 2018) :
a. Jantung
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Angina atau infark miokard
3) Gagal jantung
b. Otak
1) Stroke atau transient ischemic attack
2) Penyakit ginjal kronis
3) Penyakit arteri perifer
4) Retinopati
14
9. Penatalaksanaan
a. Penaktalaksanaan Terapi pada Hipertensi
1) Intervensi farmakologis
Ketika keputusan di ambil untuk menggunakan intervensi
farmakologis, salah satu dari beberapa obat dari tujuh golongan obat
yang utama dapat digunakan. Perubahan gaya hidup sehat yang
berdasarkan pada pencegahan dengan tambahan terapi farmakologi
seperti yang diindikasikan adalah rejimen pengobatan yang disukai klien
pada stadium 1 dan 2. Jika terapi di pilih dengn hati-hati, lebih dari
setengah kasus hipertensi ringan dapat di kontrol dengan satu atau
kebanyakan klien, bagaimanapun, akan membutuhkan dua obat atau
lebih untuk mencapai tekanan darah sasaran. Obat-obatan antihipertensi
dapat di klasifikasikan menjadi kategori berikut :
a) Deuretik, adrenergik alfa dan beta antagonis (Beta Blocker (BB)
b) Vasodilator, kalsium antagonis (Calcium Channel Blocker )
c) Enzim penukar (Angiotensin-Converting Enzyme(ACE))
d) Serta reseptor penghambat angiotensin (Angiotensin Receptor
Blocker (ARBs).
2) Intervensi Non Farmakologis
Terapi non farmakologis untuk penanganan hipertensi berupa
anjuran modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan
darah tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien
hipertensi derajat 1 dengan resiko komplikasi penyakit kardiovaskular
rendah. Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut (Tuloli
& Madania, 2019):
a) Penurunan berat badan
Target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai
berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan
aktivitas fisik dengan Latihan jasmani.
15
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Kholid dan Notoatmodjo (2012) Pengetahuan mempunyai enam
tingkatan yang tercangkup dalam domain kognitif.
a) Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ni merupakan tingkat
tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menfuraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagianya.
b) Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagianya terhadap objek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengetahuan hukum–hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagiannya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d) Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya sutu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan sebagianya.
24
e) Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian–
penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk
menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek
ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak
aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif
terhadap objek tersebut. Pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi
baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
b. Media masa/ sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact),
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan
teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana
komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan
lain-lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang.
25
tangga dan menjadi orang tua. Secara kognitif, kebiasaan berpikir rasional
meningkat pada usia dewasa awal dan tengah. Usia seseorang sangat mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk menerima informasi dan cara pikir seseorang terhadap
informasi yang diperoleh. Semakin bertambahnya usia maka akan mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam menerima informasi sehingga pola pikir seseorang
akan semakin berkembang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat
pendidikan, dimana tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi persepsi
seseorang dalam mengambil keputusan dan bertindak. hal tersebut kemungkinan
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang berbagai masalah hipertensi yang
sedang dialami selain itu juga masih kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan
oleh berbagai faktor, diantaranya: tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin dan
kemampuan perawat komunitas yang menjadi penanggung jawab wilayah
binaannya. Perilaku seseorang atau masyarakat misalnya tentang kesehatan,
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku (Mubarak, 2017).
Pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal (pendidikan,
motivasi dan persepsi) dan eksternal (sosial, budaya dan lingkungan). Tingkat
pendidikan yang tinggi atau pengalaman hidup yang diperoleh, motivasi yang tinggi
untuk meningkatkan kesehatan, persepsi positif mengenai pelayanan kesehatan,
sosial budaya yang baik serta lingkungan sebagai support system yang baik akan
mendorong untuk mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
Di samping peran perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat juga diharapkan kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mencari informasi namun hal tersebut
banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Kurangnya
pemanfaatan fasilitas kesehatan tersebut menjadi salah satu faktor penghambat
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku kesehatan menjadi tiga
domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan
27
(health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk
mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit
analisis penelitian. Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui
oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan
tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan atau
mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan
pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. (Mubarak, 2017).
28
E. Kerangka Teori
Keterangan :
Tidak diteliti
Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
29
F. Hipotesis
H1 : Ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi.
H0 : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang dilakukan
(Notoatmodjo, 2017).
Variabel Pengganggu
Pendidikan
Sumber informasi
Sosial budaya ekonomi
Lingkungan
Pengalaman
B. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan desain penelitian menggunakan
metode Pre Eksperimental dengan pendekatan one grup pre-test and post-test
design. Metode Pre Eksperimental dengan pendekatan one grup pre-test and post-
test design adalah rancangan yang meliputi hanya satu kelompok atau kelas yang
diberikan pra dan pasca uji tanpa adanya kelompok kontrol. (Sugiono, 2017).
Desain penelitian one grup pre-test and post test dapat digambarkan seperti
pada gambar (Sugiono, 2017)
31
O1...........................................X ..........................................O2
Pendidikan kesehatan tentang
Pretest hipertensi Post-test
Keterangan:
O1 : Mengukur tingkat pengetahuan responden dengan mengisi kuisioner
X : Memberikan tindakan berupa pendidikan kesehatan
O2 : Mengukur tingkat pengetahuan responden dengan mengisi kuisioner kembali.
Gambar 3.2 Desain Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Moyo
Utara.
2. Waktu Penelitan
Pelaksanaan Penelitian di lakukan dalam waktu tiga bulan yaitu pada bulan
Desember 2022 – Febuari 2023. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Penelitian Desember Januari Febuari
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Observasi
4 Penyebaran kuesioner
5 Analisa
6 Penyusunan skripsi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Nursalam, 2020). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
adalah pasien penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Moyo Utara.
Sampel yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
total sampling. Sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak
jumlah populasi yaitu 56 orang.
Kriteria sampel :
1. Pasien hipertensi yang memeriksakan dirinya ke puskesmas Moyo Utara.
2. Pasien hipertensi yang bersedia menjadi responden.
3. Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2020).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara
total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua. (Sugiono, 2018).
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di
peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono,
2017).
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
2017). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan.
33
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel dependen (Sugiyono, 2017). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabel dan semua istilah
yang akan di gunakan dalam penelitian secara optimal, sehingga mempermudah
pembacaan penguji dalam mengartikan makna penelitian (Nursalam, 2020).
Tabel 3.4 Definisi Operasional
Definisi
Variabel
Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Data
Penelitian
Pendidikan Penyampaian materi SAP - -
kesehatan kesehatan mengenai
hipertensi melalui
penyuluhan.
Pengetahuan Tingkat pengetahuan Kuesioner Dengan kategori : Ordinal
hipertensi yang dimiliki pasien Baik = (> 75%)
sebelum dan hipertensi tentang Cukup = (60 – 75%)
sesudah sejumlah pernyataan Kurang = (< 60% )
dilakukan yang dilakukan oleh (Arikunto, 2019)
pendidikan peneliti sebelum dan
kesehatan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan
G. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2017), etika penelitian diperlukan untuk menghindari
terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan
prinsip - prinsip sebagai berikut :
1. Lembar Persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang
dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh
responden dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar
persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu bagaimana
penelitian ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia maka mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.
34
2. Anonimitas
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil
penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan berdasarkan
kelompok.
4. Sukarela
Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara
langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden atau
sampel yang akan diteliti.
H. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas menurut Ghozali (2016), digunakan untuk mengukur sah
atau valid ketika pernyataan kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini
mengadopsi dari penelitian Sinaga (2018) dengan judul pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Kelurahan Pondok
Cina Depok dengan nilai r 0,692 sampai 0,945 yang di ukur dengan teknik
korelasi corrected item total correlation. Menggunakan nilai corrected item
total correlation (r), dengan ketentuan jika nilai corrected item total correlation
> dari nilai r tabel (= 0,37) pada α = 5% dan df = 28 maka dinyatakan valid dan
jika nilai corrected item total correlation (r) < r tabel maka dinyatakan tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas
Indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipercaya dan
dapat diandalkan (Notoadmojo, 2017). Uji reliabilitas menurut Ghozali (2016)
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel.
Teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah
menggunakan Cronbach Alpha. Jika hasil uji memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel (Sitohang, 2016).
35
J. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pemilihan
masalah, latar belakang masalah, mengurus surat izin studi pendahuluan dari
STIKES Griya Husada Sumbawa dengan tujuan untuk mengambil data hasil
hipertensi di Puskesmas Moyo Utara.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu :
a. Mengurus izin untuk melakukan penelitian ke Ketua Program Studi STIKES
Griya Husada Sumbawa.
b. Mengurus izin ke Puskesmas Moyo Utara
c. Melakukan pendataan identitas subyek penelitian
d. Memberi pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan
penelitian kepada subyek selama penelitian berlangsung
e. Bila bersedia menjadi responden dipersilahkan menandatangani inform
consent
f. Peneliti mempersilahkan kepada responsen untuk mengisi kuesioner dan
peneliti mendampingi responden
g. Peneliti melakukan pengambilan data dari responden
3. Tahap akhir
a. Setelah data didapatkan oleh peneliti kemudian peneliti menganalisis data.
b. Membuat laporan hasil penelitian.
36
b. Analisa Bivariat
Analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji
parametrik yaitu uji paired sample t-test. Paired sampel t-Test merupakan
uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek
yang sama, tapi mengalami perlakuan yang berbeda. Model uji beda ini
digunakan untuk menganalisis model penelitian sebelum dan sesudah.
Dalam proses perhitungannya dibantu SPSS versi 16 pada signifikan 0,05
sehingga penarikan kesimpulannya:
1) Jika p value > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak
ada pengaruh
2) Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
pengaruh. memperlihatkan proses klasifikasi jawaban responden
berdasarkan jenis data penelitian yang telak terkumpul.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
3. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Pendidikan dasar 34 61
2 Pendidikan menengah 14 25
3 Perguruan Tinggi 8 14
Total 56 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
hanya memiliki pendidikan dasar yaitu sebanyak 34 responden (61%).
4. Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa Hasil Uji Statistik Paired Sample t-
test menghasilkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yaitu < 0.05 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Moyo Utara
Kabupaten Sumbawa.
BAB V
PEMBAHASAN
belasan tahun. Rata-rata umur responden adalah mereka yang masih dalam
usia non produktif yaitu 35-44 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pangesti (2018), bahwa pada usia non produktif merupakan usia
yang kurang berperan dan tidak memiliki aktivitas yang padat serta kurang memiliki
kemampuan kognitif yang baik. Sehingga pada usia ini memiliki pengaruh terhadap
tingkat pengetahuan. Dengan bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Pasien
harus memahami penyakit yang diderita dan memahami cara mengontrol
penyakitnya. (Prabaadzmajah, 2021).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Chandra Hadi P (2017) yang berjudul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang
Hipertensi. Chandra Hadi P menyimpulkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan
terjadi peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi. Peningkatan
pengetahuan ini karena adanya pemberian informasi, dimana didalamnya terdapat
proses belajar. Proses belajar menurut Notoatmodjo (2018), dapat diartikan sebagai
proses untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dapat
diperoleh melalui pengalaman atau melakukan studi (proses belajar mengajar).
Dengan belajar individu diharapkan mampu menggali apa yang terpendam dalam
dirinya dengan mendorong untuk berpikir dan mengembangkan kepribadiannya
dengan membebaskan diri dari ketidaktahuannya. Seseorang dapat dikatakan
belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu
sehingga menghasilkan perubahan (Notoatmodjo, 2010). Menurut Andita (2018),
menyatakan bahwa tingkat pendidikan pada setiap individu sangat berpengaruh
terhadap kehidupannya, apabila seseorang semakin tinggi pendidikannya, maka
mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan informasi
terbaru. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pula kemampuan seseorang untuk mendapatkan informasi. Sehingga secara
tidak langsung hal ini akan mempengaruhi banyaknya informasi yang didapatkan
oleh setiap individu.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Agus Priyanto (2021), bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan. Pendidikan kesehatan
adalah penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Pendidikan adalah
suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses perubahan pada
diri individu, kelompok atau masyarakat. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila
dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu sehingga
menghasilkan perubahan (Notoatmodjo, 2018). Menurut Andita (2014), menyatakan
bahwa tingkat pendidikan pada setiap individu sangat berpengaruh terhadap
kehidupannya, apabila seseorang semakin tinggi pendidikannya, maka mereka
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan informasi terbaru. Hal ini
terjadi karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
kemampuan seseorang untuk mendapatkan informasi. Sehingga secara tidak
langsung hal ini akan mempengaruhi banyaknya informasi yang didapatkan oleh
setiap individu.
46
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan melalui
media leaflet terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi, responden yang memiliki
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 27 orang (48%).
2. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pasien hipertensi terjadi peningkatan pengetahuan
yang sangat baik yaitu sebanyak 42 orang (75%).
3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap tingkat
pengetahuan pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Moyo Utara
dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas menyediakan sarana menggunakan
audiovisual untuk penyuluhan tentang hipertensi agar dapat dilihat secara
mandiri oleh pasien penderita hipertensi.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat aktif dalam mencari informasi terkait hipertensi
melalui media informasi agar dapat dilihat secara berulang-ulang
sehingga bisa membantu pasien dalam penanganan hipertensi supaya
tidak terjadi komplikasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian serupa
dengan pengembangan penelitian lebih lanjut seperti dengan
menggunakan metode pendidikan kesehatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Christiani, I. E. (2018). Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas
penggabungan diakses tanggal 25/11/2022 http://repository.stikes-
bhm.ac.id/, 23-24.
Data Rekam Medis Puskesmas Moyo Utara (2022). Moyo Utara, Kabupaten
Sumbawa
Pak Pahan, dkk. (2020). Gambaran Status Tekanan Darah Penderita Hipertensi
di Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.
Journal of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan).
Susanto, dkk. (2019). 100 Question & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
A. TUJUAN UMUM
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu pasien
hipertensi mampu memahami tentang penanganan hipertensi.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, pasien hipertensi
mampu memahami:
1. Pengertian Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Terapi pada Hipertensi
6. Macam-macam Penanganan pada Hipertensi
50
C. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pengertian Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Terapi pada Hipertensi
6. Macam-macam Penanganan pada Hipertensi
51
F. SUSUNAN ACARA
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah:
1. Bagaimana Pengertian Hipertensi?
2. Menyebutkan Klasifikasi Hipertensi?
3. Apa Etiologi Hipertensi?
4. Apa saja Komplikasi Hipertensi?
5. Apa saja Terapi pada Hipertensi?
6. Sebutkan Macam-macam Penanganan pada Hipertensi?
52
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah kondisi ketika seseorang mempunyai tekanan darah
yang terukur pada nilai tekanan sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik
> 90 mmHg.
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Hipertensi Primer (esensial)
Penyebab hipertensi tidak diketahui (90%-95% pasien). Hipertensi primer yang
disebut juga hipertensi esensial adalah tekanan darah tinggi primer yang terjadi
tanpa penyebab yang pasti.
b. Hipertensi Sekunder
Pada hipertensi sekunder memiliki penyebab yang jelas, yaitu karena kondisi
medis tertentu.
C. ETIOLOGI HIPERTENSI
a. Etiologi Hipertensi Primer
1. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah
a) Riwayat keluarga
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Etnis
2. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah
a) Diabetes
b) Stres
c) Obesitas
d) Nutrisi
e) Penyalahgunaan Obat
53
D. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum
dijumpai pada pasien hipertensi adalah jantung dan otak.
54
2. Penuhi kebutuhan istirahat
Terbiasa tidur tidak nyenyak dan tidak cukup beristirahat dapat
memengaruhi tekanan darah. Oleh sebab itu, orang yang mengalami gangguan
tidur biasanya lebih berisiko mengalami hipertensi dalam jangka panjang. Ada
banyak cara mudah untuk mencukupi kebutuhan istirahat dengan tidur selama
sekitar 7–9 jam sehari, seperti berolahraga di siang hari, menghindari tidur
siang, dan membuat suasana kamar tidur yang nyaman.
4. Atur nafas
Melakukan teknik pernafasan dalam (menarik nafas dalam, menahan
nafas sebentar, lalu membuang nafas secara perlahan juga) dapat membantu
menormalkan tekanan darah.
55
KUESIONER
Petunjuk pengisian :
1. Sebelum menjawab pertanyaan isilah identitas bapak/ibu dengan benar
pada
lembar yang disediakan.
2. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum
bapak/ibu menjawab karena jawaban bapak/ibu
sangat mempengaruhi hasil penelitian ini.
3. Demi kelancaran penelitian, jawablah
pertanyaan dengan jujur tanpa dipengaruhi oleh
orang lain.
4. Semua data yang anda cantumkan, akan kami jamin kerahasiaannya.
5. Berilah tanda √ pada kolom yang anda pilih
Identitas responden:
NAMA :
ALAMAT :
UMUR : Tahun
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN
PENDIDIKAN : SD SMA
Wiraswasta Penjahit
15. Makan tinggi buah, tinggi sayur, dan produk susu yang
rendah lemak merupakan makanan yang dianjurkan pada
penderita hipertensi
16. Makanan yang asin dapat menyebabkan hipertensi
17. Berhenti merokok sangat dianjurkan bagi penderita
hipertensi
18. Aktifitas fisik seperti jalan cepat secara rutin setiap hari
dapat menurunkan tekanan darah
19. Berhenti merokok dapat menurunkan tekanan darah
20. Merokok dapat meningkatkan hormone adrenaline
sehingga memicu timbulnya hipertensi
21. Kandungan kimia pada rokok tidak mempengaruhi
pembuluh darah
22. Hipertensi hanya terjadi pada lansia
23. Hipertensi tidak menimbulkan komplikasi pada anggota
tubuh yang lain
24. Gejala hipertensi terlihat dari penampilan fisik
25. Hipertensi mempengaruhi fungsi jantung dan ginjal
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Menyatakan bersedia menjadi subjek (responden) dalam penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa STIKES Griya Husada Sumbawa yang tertanda di bawah ini:
Saya telah mendapatkan informasi tentang penelitian tersebut dan mengerti tujuan dari
penelitian tersebut, demikian pula kemungkinan manfaat dan resiko dari keikutsertaan
saya. Saya telah mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan seluruh pertanyaan saya
telah dijawab dengan cara yang saya mengerti.
Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya ini adalah suka rela dan saya bebas untuk
berhenti setiap saat, tanpa memberikan alasan apapun. Dengan menandatangani
formulir ini, saya juga menjamin bahwa informasi yang saya berikan adalah benar.
Sumbawa,
Responden
61
SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
di- Desa Kecamatan Moyo Utara
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa STIKES Griya
Husada Sumbawa:
Nama : Erinda Riana
NIM : 1PA21090B
Akan melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Melalui Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Moyo Utara Kabupaten Sumbawa” maka saya mengharapkan
bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
responden pada penelitian ini.
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i bersifat bebas artinya tanpa adanya
sanksi apapun. Semua informasi dan data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/i atas
penelitian ini tetap dirahasiakan oleh peneliti.
Sumbawa,
Peneliti,
Erinda Riana
62
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pre test 63.07 56 12.370 1.653
post test 86.36 56 12.294 1.643
63