Anda di halaman 1dari 4

Domba Paskah ( PESACH/PESACHIM)

Dalam sejarah penetapan perayaan Paskah ketika Allah hendak menjatuhkan tulah
kesepuluh (kematian anak sulung) ke atas bangsa Mesir. Agar dapat membedakan bangsa
Israel/orang yang percaya kepada-Nya, Allah meminta bangsa Israel untuk membuat tanda
kepada diri mereka supaya tidak dijatuhi tulah bersama dengan bangsa Mesir.
Tanda itu kemudian diperintahkan oleh Allah untuk dibuat oleh bangsa Israel dengan
merayakan apa yang kemudian dikenal dengan hari raya Paskah atau Pesah. Apa itu Paskah?
Kata Paskah sendiri berasal dari bahasa aram pesah yang berarti “melewati/melampaui” yang
dalam bahasa Inggris diterjemakan lewat kata passover. Paskah yang dilakukan dalam rangka
pembebasan bangsa Israel dari Mesir ini kemudian ditetapkan Allah sebagai Perayaan yang
harus dilaksanakan setiap Tahun pada hari keempat belas dalam bulan abid (……).
Dalam hari Raya Paskah ada beberapa tata cara dan bahan yang harus diperhatikan.
Dari berbagai bahan yang harus disiapkan untuk perayaan Paskah salah satu Bahan yang
harus ada adalah anak domba. Dalam Paskah Yahudi domba yang digunakan adalah anak
domba jantan yang tidak bercela (tidak cacat). Anak domba itu harus berumur satu tahun.
Tata cara yang diberitahukan Allah kepada bangsa Israel tentang anak domba itu
adalah bahwa setiap keluarga harus mengambil bagi mereka seekor Anak Domba sesuai
dengan jumlah keluarga mereka. Jika ada keluarga yang jumlahnya sedikit maka mereka
harus bergabung dengan keluarga yang rumahnya ada paling dekat dengan mereka. Domba
itu harus disembelih dan dagingnya dimakan dengan cara dipanggang tidak boleh direbus
ataupun mentah. Daging itu dimakan dengan sayur pahit. Sedikit darah dari anak domba
harus dioleskan pada kedua tiang pintu dan bubungan rumah. Maksud dari pengolesan darah
itu adalah untuk menjadi tanda bahwa rumah itu adalah rumah dari orang Israel yang
mengikuti ketetepan Tuhan. Sehingga Tuhan tidak hanya akan ‘lewat’ atas rumah itu dan
tidak menjatuhkan hukuman kepadanya. Inilah dasar penetapan hari Raya Paskah itu.
Domba yang diambil daging dan darahnya menjadi unsur paling penting. Mengapa?
Karena korban anak domba itu merupakan tanda penebusan pengganti keluarga-keluarga
Ibrani dihadapan Allah. Sehingga dalam paskah Domba Korban paskah itu kemudian dikenal
juga dengan Pesach/Pesachim itu sendiri. Karena dengan darah anak domba jantan yang
dikorbankan itu, keluarga dimana domba itu dikorbankan dijauhkan dari murka Allah.

1
Sayuran Pahit (Marror/Chazaret)
Pada malam perayaan paskah, selain roti tak beragi dan anak domba panggang, orang
Israel juga harus makan sayuran hijau atau herbal yang pahit. Kitab Suci tentang sayuran ini
tidak ada penyebutan secara spesifik tentang jenis-jenisnya. Namun dalam beberapa ayat
Kitab Suci di sebutkan beberapa macam sayuran, seperti andewi, salada liar (lobak), atau
jelantang. Dalam tradisi sayuran pahit itu disebutkan terdiri dari dua macam, yaitu Marror
dan Chazeret. Sementara makna dari sayuran pahit itu ialah sebagai pengingat bagi orang
Israel tentang pahitnya pengalaman mereka selama perbudakan di Mesir.

Hisop
Dalam perayaan Paskah Yahudi, hisop merupakan salah satu instrumen penting. Pada
perayaan tersebut, hisop dipakai sebagai sarana penyucian dari penyakit kulit, sarana untuk
mentahirkan kenajisan, dan juga digunakan sebagai alat dalam ritual pembersihan bagi orang
Israel. Selain sebagai sarana penyucian Hisop ditampilkan pula sebagai sejenis tetumbuhan.
Dalam Bahasa ibrani, hisop berasal dari kata ezov yang berarti tanaman kecil yang
tumbuh di dinding dan mempunyai bau yang aromatik. Penjelasan diatas memberikan
beberapa pendasaran atas pengertian hisop dalam budaya yahudi, yaitu :

Hisop sebagai tumbuhan


Pada penjelasan tentang hisop sebagai tumbuhan dikatakan bahwa hisop merupakan
tanaman semacam semak belukar dengan daun yang lebat dan tumbuh memanjang. Pada
musim semi tanaman ini menumbuhkan bunga kecil yang berwarna putih, sehingga pada
saati musin semi itu pucuh daun mudanya dikumpulkan, kemudian dikeringkan dan diolah
menjadi sejenis rempah yang dimakan. Yang mana rempah tersebut biasanya dimana dengan
roti yang dicelupkan ke minyak zaitun yang digunakan sebagai menu sarapan.

Hisop sebagai bagian ritual pembersihan


Dalam penjelasan pada kitab suci, hisop juga dipakai sebagai sarana untuk ritual
pembersihan, seperti untuk mengoleskan dara hapada pintu-pintu rumah pada hari raya
paskah pertama, untuk penyucian rumah dan lainnya. Dijelaskan pula bahwa ketika Yeses
haus di atas kayu salib, prajurit romawi memberikan dia bunga karang yang dicelupkan di
anggur asam dengan menggunakan hisop. Hisop yang adalah tanaman ini pula diolah menjadi
sari untuk minyak, yang dipakai untuk penyembuhan penyakit kulit (lepra). Juga dibuat

2
menjadi kuas, yang mana daun tanaman ini biasanya dikeringkan, kemudian dikumpulkan
dan diikat membentuk suatu kuas, yang dipakai unutk mengoleskan darah pada pintu. Dan
untuk fungsi ritual pembersihan, hisop serring dipakai bersamaan dengan kayu aras, kain
kirmisi, dan darah binatang tertentu, seperti burung dengan cara diikat seperti kuas.

Roti Tak Beragi (Chametz)

Asal-usul Roti Tidak Beragi

Kata “roti tak beragi” berasal dari kata chametz yang sebenarnya tidak ada
hubungannya dengan kata ragi (yeast atau leaven pada bahasa Inggris). Singkatnya, chametz
sebenarnya berarti segala sesuatu yang panas dan ditekan (hot and pressed). Roti tak beragi
dibuat dari campuran tepung, gandum dan air, yang kemudian dipiphkan dan dipanggang.
Jadi jelas bukan ragi masalahnya, tetapi bahwa memang pada waktu Israel keluar dari tanah
Mesir, mereka tidak sempat meragi apalagi memasak roti tersebut sampai jadi. Akar kata
chametz sebenarnya berartu “to be sour’ yang juga berarti sebagai kegiatan untuk membuat
jera atau kapok. Itulah mengapa Yesus mengajarkan untuk berwaspada dengan ragi Farisi dan
Saduki. Karena chametz bukan masalah perubahan akibat proses fermentasi. Tetapi proses
pembumbuan dalam pembuatan makanan juga adalah chametz.

Sebagai Kenangan akan Pembebasan dari Tanah Mesir

Dalam Kel. 12:8 “Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga, yang
dipanggang mereka harus makan dengan roti tak beragi sayur pahit”. Roti tidak beragi pada
perayaan Paskah dilakukan untuk mengenang proses pembebasan bangsa Israel dari tanah
Mesir, dimana proses tersebut terjadi begitu cepat. Begitu cepatnya sampai-sampai mereka
tidak sempat membuat makanan sebagai bekal, sehingga roti yang belum jadipun mereka
bawa sebagai bekal. Terdapat perbedaan pada Perjanjian Baru dimana orang Kristen
merayakan Paskah sebagai hari kemenangan Yesus dan pembebasan kita dari kutuk dosa.

3
Empat Cawan dalam Paskah Yahudi

- Cawan Pertama (Kiddush- ‫)קידוש‬


Kiddush dalam bahasa Aramic berarti suci (mirip kata kudus dalam bahasa
Indonesia). Cawan ini diminum untuk menyucikan. Cawan ini digunakan/dipakai sebagai
pembuka dari perjamuan.
- Cawan Kedua (Maggid- ‫)מגיד‬
Cawan kedua atau yang dikenal dengan Maggid ini berhubungan dengan perjamuan
makan roti dan daging perjamuan.
- Cawan Ketiga (Birkat Hamazon- ‫)ברכת‬
Cawan ini dikenal juga dengan nama “Cup of Blessing”. Cawan ini diminum pada
akhir perjamuan.
- Cawan Keempat (Hallel- ‫)הלל‬
Cawan keempat ini adalah cawan yang diminum dibagian penutup perjamuan (setelah
lagu pujian penutup. Cawan ini menjadi pertanda dari berakhirnya perjamuan makan.

Anda mungkin juga menyukai