Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

JSA (Job Safety Analysis) Profesi Barista

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5A

1. Angela Regine Mutiaraputi (I0320009)


2. Danendra Dimas Aryasatya (I0320022)
3. Dwi Zaki Nurfaizi (I0320029)
4. Elza Naomi Alifah Zain (I0320032)
5. Fajri Nur Hidayah (I0320040)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Job Safety Analysis (JSA) adalah sebuah pemeriksaan prosedural untuk


menentukan apakah prosedur yang tengah dijalankan telah berjalan sebagaimana
mestinya, dan untuk memeriksa aspek-aspek sikap dari orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan dimaksud (Alkon, 2004). Poin utama dari job safety
analysis adalah mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta
mengontrol bahaya yang ada. Bila bahaya telah dikenali maka dapat dilakukan
tindakan pengendalian berupa perbaikan prosedur kerja yang dapat mereduksi
bahaya kerja.
Jenis pekerjaan yang dipilih yaitu adalah barista. Kecelakaan kerja dianalisis
dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap proses kerja dan
melakukan wawancara kepada yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi
tentang jenis kecelakaan kerja yang pernah terjadi.
Jika sudah mengetahui potensi bahaya dapat dianalisis tingkat risikonya.
Penentuan tingkat risiko berdasarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Tingkat Risiko
Level 1 (Sangat Ringan) Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kerusakan
peralatan ringan.
Level 2 (Ringan) Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), peralatan
rusak ringan.
Level 3 (Sedang) Menyebabkan cedera yang memerlukan perawatan
medis ke rumah sakit, peralatan rusak sedang.
Level 4 (Berat) Menyebabkan cedera yang menyebabkan cacatnya
anggota tubuh permanen, peralatan rusak berat.
Level 5 (Fatal) Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kerusakan
berat pada mesin sehingga mengganggu proses
produksi.

Barista merupakan seseorang yang bekerja pada coffee shop yang memiliki
tanggung jawab akan profesinya dalam membuat berbagai jenis kopi untuk
disajikan ke pelanggan. Akan tetapi tugas barista tidak hanya membuat kopi, namun

1
juga membuat makanan. Tiga tugas barista yang dipilih dan dianalisis potensi
bahayanya yaitu menghangatkan makanan, membuat kopi, dan mendistribusikan
pesanan.
Tak bisa dianggap remeh, sebagai barista juga dapat berpotensi mengalami
kecelakaan. Risiko dari segi faktor fisik dapat dialami barista yaitu luka,
terjatuh/tergelincir, dll. Risiko dari segi kimia yaitu alat yang mudah meledak /
terbakar dan terpaparnya gas berbahaya.

2
BAB II
HASIL DAN ANALISIS

Setelah pengamatan secara langsung dan wawancara didapatkan hasil form


JSA dan analisis sebagai berikut.
I. Hasil JSA (Job Safety Analysis)
a. Menghangatkan makanan
Berikut merupakan hasil JSA pada kegiatan menghangatkan
makanan.

Gambar 2.1 JSA Menghangatkan Makanan

3
b. Membuat kopi
Berikut merupakkan hasil JSA pada kegiatan membuat kopi.

Gambar 2.2 JSA Membuat Kopi

4
c. Mendistribusikan pesanan
Berikut merupakkan hasil JSA pada kegiatan mendistribusikan
pesanan.

Gambar 2.3 JSA Mendistribuskan Pesanan

II. Analisis JSA (Job Safety Analysis) Barista


a. Menghangatkan makanan
Pekerjaan menghangatkan makanan pada analisis keselamatan kerja ini
adalah menghangatkan ayam goreng menggunakan kompor dan minyak
panas. Potensi kecelakan kerja yang dapat terjadi adalah:

5
• Terjadi percikan api dan ledakan
Kecelakaan ini dapat terjadi selama kompor berada dalam
keadaan menyala. Potensi kecelakaan ini berada pada tingkat risiko
level 4 (berat). Adanya ledakan dapat menyebabkan pekerja mengalami
cedera serius hingga kecacatan tubuh permanen serta kerusakan berat
pada peralatan yang digunakan. Upaya untuk mengurangi peluang
terjadi kecelakaan ini adalah dengan melakukan pengecekan rutin pada
selang gas, tabung gas, dan kompor yang digunakan, serta menjaga
kebersihan kompor yang digunakan.
• Terciprat minyak panas
Kecelakaan ini dapat terjadi selama proses menggoreng makanan.
Potensi kecelakaan ini berada pada tingkat risiko level 2 (ringan).
Terciprat minyak panas dapat mengakibatkan cidera ringan pada
anggota tubuh yang terkena. Seperti terasa nyeri, panas, dan melepuh.
Hal tersebut dapat diobati menggunakan peralatan P3K. Upaya untuk
mengurangi peluang terjadi kecelakaan ini adalah dengan
menggunakan sarung tangan anti panas, face shield, dan apron.
• Kebakaran
Kecelakaan ini dapat terjadi selama kompor berada dalam
keadaan menyala. Potensi kecelakaan ini berada pada tingkat risiko
level 4 (berat). Kebakaran dapat menyebabkan pekerja mengalami
cedera serius hingga kecacatan tubuh permanen serta kerusakan berat
pada peralatan yang digunakan. Upaya untuk mengurangi peluang
terjadi kecelakaan ini adalah dengan memastikan kompor benar-benar
mati saat selesai memasak serta menyediakan fire extinguisher untuk
memadamkan kobaran api agar tidak semakin besar.
• Terkena pinggiran logam rice cooker yang panas
Kecelakaan ini dapat terjadi ketika pekerja mengambil nasi dari
rice cooker. Potensi kecelakaan ini berada pada tingkat risiko level 2
(ringan). Terkena pinggiran logam rice cooker panas dapat
mengakibatkan cidera ringan pada anggota tubuh yang terkena. Seperti
terasa panas dan kemerahan pada tubuh yang terkena logam pinggiran.

6
Hal tersebut dapat diobati menggunakan peralatan P3K. Upaya untuk
mengurangi peluang terjadi kecelakaan ini adalah dengan
menggunakan sarung tangan anti panas.
• Terkena pinggiran logam wajan
Kecelakaan ini dapat terjadi ketika pekerja memindahkan
masakan dari wajan panas ke piring. Potensi kecelakaan ini berada pada
tingkat risiko level 2 (ringan). Terkena pinggiran logam wajan panas
dapat mengakibatkan cidera ringan pada anggota tubuh yang terkena.
Seperti terasa panas dan kemerahan pada tubuh yang terkena logam
pinggiran. Hal tersebut dapat diobati menggunakan peralatan P3K.
Upaya untuk mengurangi peluang terjadi kecelakaan ini adalah dengan
menggunakan sarung tangan anti panas.
b. Membuat kopi
Pekerjaan membuat kopi pada analisis keselamatan kerja ini adalah
kegiatan membuat kopi dengan menggunakan alat portafilter dan rokpresso.
Potensi kecelakaan kerja yang ada pada pekerjaan ini adalah:
• Terciprat Air Panas
Pada kegiatan membuat kopi terdapat potensi kecelakaan
terciprat air panas. Potensi ini dapat terjadi ketika pekerja menuangkan
air panas ke dalam rokpresso. Tingkat risiko dari potensi ini yaitu
berada di level 2 (ringan) karena potensi ini akan menyebabkan kulit
pegawai yang terkena air panas melepuh. Rekomendasi prosedur kerja
pada kegiatan ini adalah memakai sarung tangan plastik anti panas agar
kulit pegawai aman ketika ada air panas yang menciprat.
• Terjepit Kotak Es Batu
Pada kegiatan membuat kopi terdapat potensi kecelakaan terjepit
kotatk es batu. Potensi ini dapat terjadi ketika pekerja mengambil es
batu untuk dituangkan ke dalam gelas. Tingkat risiko dari potensi ini
yaitu berada di level 1 (sangat ringan) karena potensi ini tidak
menyebabkan cedera bagi pegawai. Rekomendasi prosedur kerja pada
kegiatan ini adalah menambahkan karet pada bagian tepi tutup.
• Tangan Terkena Alat Cup Sealer yang Panas

7
Pada kegiatan membuat kopi terdapat potensi kecelakaan terkena
alat cup sealer yang panas. Potensi ini dapat terjadi ketika pekerja
mengambil cup gelas di cup sealer. Tingkat risiko dari potensi ini yaitu
berada di level 2 (ringan) karena potensi ini akan menyebabkan kulit
pegawai yang terkena melepuh. Rekomendasi prosedur kerja pada
kegiatan ini adalah memakai sarung tangan plastik anti panas ketika
mengambil cup gelas dari cup sealer agar kulit pegawai aman ketika
tidak sengaja menyentuh alat.
c. Mendistribusikan pesanan
Pekerjaan mendistribusikan pesanan pada analisis keselamatan kerja ini
adalah kegiatan mengantarkan makanan maupun minuman sampai meja
konsumen menggunakan nampan. Potensi kecelakan kerja yang dapat terjadi
adalah:
• Ketumpahan Makanan/Minuman Panas
Pada kegiatan mendistribusikan pesanan terdapat potensi
kecelakaan ketumpahan makanan/minuman panas. Potensi kecelakaan
ini dapat terjadi ketika pekerja sedang mengambil pesanan panas
ataupun pada saat pekerja sedang mengantarkan pesanan panas. Potensi
kecelakaan ini berada pada tingkat risiko level 2 (ringan). Terkena
makanan/minuman panas dapat mengakibatkan cedera luka bakar pada
anggota tubuh yang terkena. Rekomendasi prosedur kerja dalam
kegiatan ini adalah memastikan beban yang dibawa tidak berlebih
sehingga pekerja dapat lebih seimbang dalam membawa pesanan
sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan.
• Terpeleset Lantai/Tangga
Pada kegiatan mendistribusikan pesanan terdapat potensi
kecelakaan terpeleset lantai/tangga. Potensi kecelakaan ini dapat terjadi
ketika pekerja sedang mengantarkan pesanan melewati tangga atau
lantai yang licin. Potensi kecelakaan ini berada pada tingkat risiko level
3 (sedang). Terpeleset lantai/tangga dapat mengakibatkan pekerja
mengalami memar atau bahkan sampai terjadi kepatahan tulang.
Rekomendasi prosedur kerja dalam kegiatan ini adalah memastikan

8
lantai dalam kondisi kering dan jangan lupa untuk memakai sepatu agar
tidak licin dan meminimalisir tersandung. Pada saat pengantaran
melalui tangga pekerja dapat menaiki tangga dengan satu tangan
memegang nampan dan satu tangan lainnya memegang handrail agar
lebih aman dan dalam posisi seimbang.
• Terkena Pecahan Kaca Piring/Gelas
Pada kegiatan mendistribusikan pesanan terdapat potensi
kecelakaan terkena pecahan kaca piring/gelas. Potensi kecelakaan ini
dapat terjadi ketika pekerja sedang mengantarkan pesanan dan tidak
sengaja terjatuh/terpeleset sehingga terdapat kemungkinan pekerja
terkena pecahan kaca gelas/piring yang jatuh. Potensi kecelakaan ini
berada pada tingkat risiko level 3 (sedang). Rekomendasi prosedur
kerja dalam kegiatan ini adalah meminimalisir terjatuh/ terpeleset
dengan cara memastikan lantai dalam kondisi kering dan jangan lupa
untuk memakai sepatu agar tidak licin dan meminimalisir tersandung.
Pada saat pengantaran melalui tangga pekerja dapat menaiki tangga
dengan satu tangan memegang nampan dan satu tangan lainnya
memegang handrail agar lebih aman dan dalam posisi seimbang.

9
BAB III

KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis keselamatan kerja, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pekerjaan barista tidak hanya bertugas untuk menyajikan kopi tetapi


juga makanan untuk pelanggan.
2. Pekerjaan menghangatkan makanan memiliki potensi bahaya dari
tingkat risiko ringan hingga berat. Upaya untuk mengurangi potensi
bahaya dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan rutin pada
kompor, memakai sarung tangan anti panas, face shield, dan
menyediakan fire extinguisher untuk mencegah kebakaran.
3. Pekerjaan membuat kopi memiliki potensi bahaya sangat ringan dan
ringan. Upaya untuk mengurangi potensi bahaya dapat dilakukan
dengan memakai sarung tangan anti panas.
4. Pekerjaan mendistribusikan makanan memiliki potensi bahaya pada
tingkat risiko ringan dan sedang. Upaya untuk mengurangi potensi
bahaya dapat dilakukan dengan memastikan beban makanan yang
dibawa tidak berlebihan, memastikan lantai kering dan tidak licin, serta
memakai sepatu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alkon. (2004). Teknik Manajemen Resik. Surabaya : PT. Alkon Trainindo Utama.

Nurkholis & Adriansyah, G. (2017). Pengendalian Bahaya Kerja dengan Metode


Job Safety Analysis pada Penerimaan Afval Lokal Bagian Warehouse di PT.
Engineering and Sains Journal. Vol. 1 No. 1.

Ramadhan, F. (2017). Makna Kerja Bagi Barista. Jurnal Skripsi Universitas Islam
Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai