Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JURNAL ILMIAH

‘’Konsep Makkiyah dan Madaniyyah dalam Al-Quran


(Sebuah Analisis Historis-Filosofis)’’
Reviewer : Mimi Sugiarti – 201766029
Pendidikan Agama Islam
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
2020

1. Pendahuluan
Jurnal ini bertujuan untuk menguraikan konsep penting tentang peristiwa proses
pernyataan dalam Al-Quran. Mayoritas ulama membagi menjadi dua proses, Makkiyah
dan Madaniyyah yang masing-masing memiliki sifat dan periodenya. Termasuk pada
doktrin dan ajaran yang berbeda. Al-Quran yang merupakan kitab umat Muslim dan
merupakan mukijizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur
melalui malaikat Jibril pada awal abad ke-7 Masehi telah menjadi dasar bagi kehidupan
sosial maupun budaya bagi umat Muslim. Tanpa pemahaman yang baik terhadap Al-
Quran, tentu kita akan merasakan sulit dalam pemikiran untuk kehidupan sosial dan
berbudaya. Maka, dalam hal ini, salah satu nya kita perlu memahami tentang sejarah Al-
Quran karena Al-Quran tak dapat terlepas dari konteks masyarakat, dimensi tentang
ruang dan waktu saat Al-Quran itu diturunkan. Melalui konsep Makkiyah dan
Madaniyyah inilih salah satu upaya untuk dapat memahami Al-Quran dalam segi
sejarahnya.

2. Pembahasan
Jurnal yang ditulis oleh Khudari (2016) membahas tentang konsep Makkiyah dan
Madaniyyah sebagai suatu sejarah dalam proses turunnya Al-Quran dengan
penentuannya berdasarkan pada tempat dan waktu, Dalam periode Makkah/Makkiyah
dan Madinah/Madaniyyah, tentu memiliki karakter atau ciri sifatnya masing-masing.
Pada periode Makkah/Makkiyah, di jurnal ini, penulis menyebutkan bahwa pesan yang
terkandung dalam proses turunnya ayat Al-Quran periode Makkah/Makkiyah adalah
abadi sebagai suatu persamaan antar umat manusia tanpa membedakan apapun yang
menyifati manusia itu sendiri. Sebagai contoh, Al-Quran dalam periode Makkiyah,
menyapa semua manusia dengan ungkapan-ungkapan seperti contoh; ‘’Wahai manusia’’
atau dengan ‘’Wahai anak adam.’’
Sementara itu, dalam periode Madinah/Madaniyyah ayat-ayat yang dirurunkan
sudah mengacu pada suatu perbedaan anatara manusia; segi agama maupun jenis
kelamin. Dalam hal ini, tentu terdapat diskriminasi anatara laki dengan perempuan,
muslim dengan non-muslim. Sebagai contoh, adanya surah An-Nisa dalam Al-Quran,
dalam surah tersebut mebahas tentang perempuan yakni tentang segala aturan yang
mengikat pada dirinya; pernikahan, waris, perceraian dan lain sebagainya. Di sisi lainnya,
dalam Al-Quran pun berulang kali disebutkan tentang suatu seruan kepada umat Islam,
untuk menolong kepada satu sama lain, kecuali terhadap non-muslim dan juga untuk
memerangi yang berkawan ataupun bersekutu dengan non-muslim. Hal-hal tersebut
termaktub dalam beberapa surah, seperti contohnya; Surah Ali-‘Imron;28, an-Nisa;144
dan al-Anfal;72. Pada ayat-ayat periode Madinah/Madaniyyah pun membahas mengenai
penggunanaan kekuatan kaum muslim terhadap kaum non-muslim yang biasa dikenal
dengan istilah jihad kepada kaum kafir. Namun, dalam praktiknya kita tidak boleh
sewenang-wenang memerangi kaum non-muslim, apalagi mengatakan kafir dengan
mudah kepada orang lain.

3. Penutup
Setelah mencoba memahami isi jurnal yang ditulis oleh Khudari (2016), dapat
reviewer simpulkan, bahwa pada periode Makkiyah dan Madaniyyah, turunnya Al-Quran
bukan hanya tersebab waktu dan tempat saja, namun berkaitan juga dengan kultur
masyarakat dalam daerahnya sehingga penafsiran Al-Quran itu bersifat
dinasmis,berdasarkan dinamika masyarakatnya. Pesan pada periode Makkah/Makkiyah
adalah tentang persamaan antar sesame manusia, sedangkan pada periode
Madinah/Madaniyyah, sudah terjadi pengklasifikasian berdasarkan agama maupun jenis
kelamin, dan adapula seruan menggunakan kekuatan umat muslim untuk memerangi
kaum non-muslim. Namun, dalam praktiknya tetap memerlukan pemahaman dan sesuai
dengan situasi masyarakatnya, menjadi tidak etis apabila menggunakan kekuatan atau
memerangi non-muslim berdasarkan hanya pada kesewenang-wenangan semata. Wallahu
A’lam Bishawab.

Anda mungkin juga menyukai