Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Dispepsia adalah suatu keadaan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada,
yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.
Dispepsia adalah istilah non spesifik yang dipakai pasien untuk menjelaskan keluhan perut bagian atas.
Gejala tersebut bisa berupa nyeri atau tidak nyaman, kembung, banyak flatus, rasa penuh, bersendawa,
cepat kenyang dan borborygmi ( suara keroncongan dari perut ). Gejala ini bisa akut, intermiten atau
kronis. Istilah gastritis yang biasanya dipakai untuk menggambarkan gejala tersebut di atas sebaiknya
dihindari karena kurang tepat.

Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan DepKes RI pada tahun
2019, dispepsia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit tahun 2017. Pada urutan
ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar 9594 kasus pada pria dan 15122 kasus pada wanita.
Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2017, dispepsia berada pada
urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar 34981 kasus pada pria dan 53618 kasus pada wanita.
Jumlah kasus baru sebesar 88599 kasus.

KASUS

Identitas Pasien:

Ny EG/ 64 thn/ 65.3 kg/ 156cm/ RM: 431-17

Alamat: Cigelam 05/03

S: Pasien datang untuk kontrol hipertensi karena obatnya habis. Keluhan yang dirasakan saat ini adalah
pusing berputar sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan hilang timbul dengan durasi selama 30-60 detik
dan menganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan dicetuskan oleh adanya gerakan secara kepala tiba-tiba
dan jika pasien sedang emosi meledak. Terdapat keluhan mual. Keluhan muntah dan keringat dingin
disangkal. Riwayat konsumsi obat-obatan yang menyebabkan pusing berputar disangkal. Riwayat
operasi telinga disangkal.

Pasien juga mengakui adanya keluhan perut dan dada yang kadang-kadang dirasakan panas. Keluhan
mulut yang terasa pahit di pagi hari juga diakui.

RPD: HT (+) rutin minum obat amlodipine 10mg, DM (-), asma (-), penyakit jantung (-)

RPO: Amlodipine 1 x 10mg PO

O:

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Sakit ringan


Kesadaran: E4M6V5 Compos Mentis

Tanda Vital
TD: 149/71 mmHg
N: 97x/m teraba kuat, reguler, ekual
R: 19x/m
S: 36.4 C
Pemeriksaan fisik abdomen ditemukan nyeri tekan pada epigastrium

Lain-lain dalam batas normal

PERMASALAHAN

Pengkajian Gizi Pasien

Antropometri

BB: 65.3kg TB: 156cm IMT: 26,8

Status Gizi: Gizi berlebih (Overweight)

Berat badan ideal: 50.4kg

Pasien memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk berupa ikan, ayam /telur,
tahu/tempe dan sayur. Pasien jarang mengonsumsi daging sapi hanya ± 2-3 kali dalam seminggu. Pasien
menyukai semua jenis sayuran. Pasien jarang mengonsumsi buah. Pasien mengakui menyukai memakan
cemilan yang gurih dan manis-manis setiap harinya. Pasien mengakui sangat suka makan ikan asin dan
makanan pedas. Pasien memiliki nafsu makan yang baik.

PERENCANAAN

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diadakan intervensi terkait gizi pasien dengan konseling gizi
sehubungan dengan penyakit hipertensi dan dispepsia yang diderita pasien serta sehubungan dengan
status gizi pasien yang berlebih. Konseling dilakukan secara personal antara dokter dan pasien ketika
pasien melakukan konsultasi terkait dengan keluhannya.

RENCANA KONSELING GIZI

Tujuan konseling gizi: Diet Rendah Garam & diet lambung

Perhitungan Kebutuhan Gizi (Harris-Benedict):

BBI: 50.4kg

BMR= 655 + (9.6x50.4) + (1.8x156) – (4.7x64)

= 655 + 483,84 + 280.8 – 300.8

= 1118.84 kkal
Faktor Aktivitas: Aktivitas Ringan (hampir tidak pernah berolahraga) (FA=1,2)

Faktor Stress: keluhan pasien yang dialami dalam fase akut (FS = 1)

PELAKSANAAN

Konseling dilakukan di ruang poliklinik puskesmas Koncara. Dari hasil pengkajian gizi pasien dan
perencanaan kebutuhan gizi pasien ditemukanlah bahwa kebutuhan energi pasien sehari-hari sebagai
berikut:

TEE = BMR x FA x FS

= 1118.84 x 1,2 x 1

= 1342.6 kkal

Tujuan diet: diet rendah garam dan diet lambung

Syarat Diet:

1. Energi diberikan cukup sesuai kebutuhan, yaitu 1342.6 kkal


2. Protein diberikan cukup 15% dari kebutuhan total yaitu 50 gr
3. Lemak jenuh tinggi dibatasi atau tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, kebutuhan lemak 25% dari
kebutuhan total yaitu 37 gr
4. Karbohidrat sisa dari kebutuhan protein dan lemak yaitu 201.4 gr
5. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan atau hipertensi.
Pasien diberikan diet rendah garam II dengan natrium (600-800 mg Na)
6. Membatasi makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung seperti makanan pedas,
asam, dan kopi/teh
7. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

Monitoring dan EVALUASI

Setelah dilakukan pengkajian gizi dan perencanaan diet untuk pasien sesuai dengan keadaan pasien saat
ini. Kemudian pasien diberikan satu contoh anjuran menu untuk makanan yang dimakan setiap harinya
seperti berikut:

PAGI

- Nasi putih ½ centong nasi = 65 kkal


- Ikan tongkol goreng 1 potong = 180 kkal
- Sayur bayam 1 mangkuk kecil = 64 kkal
CEMILAN PAGI

- Semangka 1 mangkuk = 74 kkal


- Tempe goreng 2 potong = 68 kkal

SIANG

- Kentang rebus 1 buah = 118 kkal


- Sayur bayam 1 mangkuk = 64 kkal
- Ayam goreng tanpa kulit 1 potong = 160 kkal

CEMILAN SORE

- Semangka 1 mangkuk = 74 kkal


- Biskuit marie regal 2 keping = 140 kkal

MALAM

- Kentang rebus 1 buah = 118 kkal


- Tempe orek 1 mangkuk = 210 kkal

Total Energi dalam 1 hari = 1335 kkal

Pasien dijelaskan mengenai anjuran menu makanan tersebut sampai pasien mengerti terutama perihal
pengonsumsian garam dan gula yang harus dikurangi dan jika ingin ngemil dianjurkan untuk makan buah
saja.

Tidak ada kendala yang dialami selama pelaksanaan konseling.

Anda mungkin juga menyukai