BAB IV
A. Hasil Penelitian
Strata 2, berstatus kontrak pusat dan pegawai tetap, dan yang lamanya
Gudang.
yang disebarkan sejumlah 238 buah dan jumlah kuesioner yang kembali
adalah sebanyak 214 buah kuesioner atau 89,91%. Kuesioner yang tidak
kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh
B. PEMBAHASAN
rtabel sebesar 0.116. Jika rhitung > rtabel berarti pernyataan tersebut
dikatakan valid. Hasil uji validitas untuk r hitung (per item) dapat dilihat
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Peran Auditor Internal
Item-Correlation Statistics
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Keadilan Organisasi
Item-Correlation Statistics
Tabel 4.3
Item-Correlation Statistics
adalah valid.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Pencegahan Kecurangan
Item-Correlation Statistics
valid.
(Ghozali, 2013:48).
Tabel 4.5
Reliability Statistics
Cronbach' Cronbach' N of
s Alpha s Alpha Items
Based on
Standardiz
ed Items
,700 ,723 8
Tabel 4.6
Reliability Statistics
Cronbach' Cronbach' N of
s Alpha s Alpha Items
Based on
Standardi
zed Items
,702 ,713 10
Tabel 4.7
Reliability Statistics
85
Cronbach' Cronbach' N of
s Alpha s Alpha Items
Based on
Standardi
zed Items
,717 ,720 10
adalah konsisten.
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach' Cronbach' N of
s Alpha s Alpha Items
Based on
Standardi
zed Items
,705 ,708 10
konsisten.
regresi
Tabel 4.9
Smirnov Test pada kolom Asymp Sig (2-tailed) yaitu jika p value (sig)
> 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang diambil dai populasi
SPSS untuk uji normalitas data dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Unstandardized
Residual
N 209
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,85763145
Absolute ,052
hasil Asymp Sig (2-tailed) sebasar 0.621 > 0.05 yang berarti
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokidastisitas
dibawah angka nol pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser
Coefficientsa
x1_peran_auditor_intern
,000 ,072 ,000 ,000 1,000
1al
nilai tolerance , nilai yang harus terbentuk harus diatas 10% dan bila
Tabel 4.11
89
Coefficients
x1_peran_aud
-,108 ,072 -,091 -1,511 ,132 ,943 1,060
itor_internal
x2_keadilan_o
,139 ,061 ,136 2,302 ,022 ,968 1,033
rganisasi
x3_kode_tata_
,455 ,049 ,553 9,367 ,000 ,972 1,029
laku
Dari hasil pada tabel 4.11 diatas ini dapat diketahui bahwa tidak
ada masalah multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF untuk
ke tiga variabel independen kurang dari 10, dan nilai tolerance lebih
dari 10%.
2013:111).
signifikan 0.05 dan jumlah data (n) = 209 serta k = 3 (k adalah jumlah
berikut:
Tabel 4.12
Model Summaryb
Dari hasil output diatas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model
1,79 dan (4-dU) yaitu sebesar 2,21, maka hipotesis nol diterima, yang
karena model regresi telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak
terjadinya autokorelasi.
Tabel 4.13
Hasil Uji Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan
Model Summaryb
a) U
maka df= 209-3 yaitu sebesar 200. Dengan df adalah 200 maka t
dan mempunyai signifikan > 0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada
tabel 4.13, dapat diketahui t hitung sebesar 9,944 lebih besar dari
Tabel 4.14
Hasil Uji t
Coefficientsa
92
Tabel 4.15
Model Summaryb
Tabel 4.16
Hasil Uji t
Coefficientsa
(Constan
12,739 1,797 7,089 ,
t)
1 x2_keadi
lanorgan ,590 ,051 ,628 11,622 ,
isasi
adalah 200 maka t tabel adalah 1,652. Ha diterima jika t hitung >
hitung< t tabel dan mempunyai signifikan > 0,05. Hasil uji t dapat
Analysis (MRA)
Di mana:
Y = variabel dependen
laku perusahaan
Tabel 4.17
Hasil Uji Peran Auditor Internal Diperkuat Kode Tata Laku
Perusahaan Terhadap Pencegahan Kecurangan
Model Summaryb
sebesar 67,435 lebih besar dari F tabel yaitu dengan k=3 dan
n=209 maka F tabel sebesar 2,65 dan signifikan pada 0.000 lebih
Tabel 4.18
Hasil Uji F Peran Auditor Internal Diperkuat Kode Tata laku Perusahaan
ANOVAa
Regressi
1776,109 3 888,054 67,435 ,000b
on
1
Residual 2712,839 206 13,169
Tabel 4.19
Hasil Uji t Peran Auditor Internal Diperkuat Kode Tata Laku Perusahaan
Coefficientsa
x1peranaud
itorinternal 3,635 ,602 3,134 6,035 ,000
1
x3kodetatal 1,457 ,293 1,414 5,443 ,002
aku
Analysis (MRA)
Di mana:
Y = variabel dependen
X2 = Keadilan Organisasi
pencegahan kecurangan.
Tabel 4.20
Model Summaryb
29,449 lebih besar dari F tabel yaitu dengan k=3 dan n=209
diperoleh F tabel sebesar 2,65 dan signifikan pada 0.000 lebih kecil
Tabel 4.21
Hasil uji F Keadilan Organisasi Diperkuat Kode Tata Laku Perusahaan Terhadap
Pencegahan Kecurangan
ANOVAa
Regressi
1642,987 3 547,662 39,449 ,000b
on
1
Residual 2845,960 205 13,883
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.21, dapat diketahui t hitung
quasi moderasi.
Tabel 4.22
Hasil Uji t Keadilan Organiasi Diperkuat dengan Kode Tata Laku Perusahaan
Coefficientsa
1
(Constant) -37,959 35,187 -1,079 ,282
x3_kodetatalak
1,339 ,997 1,299 1,343 ,018
u
Tabel 4.23
Hasil Uji Peran Auditor Internal dan Keadilan Organisasi Diperkuat dengan
Model Summaryb
Tabel 4.24
Hasil Uji F Peran Auditor Internal dan Keadilan Organisasi Diperkuat
dengan Kode Tata Laku Perusahaan Terhadap Pencegahan Kecurangan
ANOVAa
4. Interprestasi Hasil
9,944. Karena 9,944 lebih besar dari 1,652 dan diperkuat dengan nilai
signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Ha diterima.
(2016:234) yang dimana auditor internal itu suatu rangkaian proses dan
bahwa audit internal telah menjadi suatu alat yang dominan bagi pimpinan
kecurangan.
103
Kecurangan.
11,622. Karena 11,622 lebih besar dari 1,652 dan diperkuat dengan niali
signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Ha diterima.
ataupun juga gaya hidup yang tinggi, pembenaran akan kesalahan yang
sudah terjadi, serta posisi atau jabatan dan kekuasaan yang mendukung
positif dan signifikan. Pada hasil output SPSS menunjukan t hitung -4,967
dengan signifikansi 0,037 dan jauh dibawah 0,05. Dengan nilai persentasi
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kode tata laku perusahaan
pencegahan kecurangan. Dari hasil uji tersebut, hal ini juga didukung oleh
teori kode tata laku menurut Bertens (2013:409) yang menyatakan bahwa
kode tata laku perusahaan adalah kode etik tertulis khusus untuk sebuah
perusahaan. Dengan kode tata laku, diharapkan tingkah laku setiap individu
pribadi, karena sifatnya yang berhubungan erat dengan persepsi dan norma
kecurangan.
positif dan signifikan. Pada hasil output SPSS menunjukkan t hitung -1,521
dengan nilai signifikansi 0,016 dan jauh dibawah 0,05. Dengan nilai
pencegahan kecurangan. Hal ini juga didukung oleh teori keadilan organisasi
keadilan yang mereka alami atau mereka rasakan dalam organisasi tersebut,
dan kepatuhan terhadap kode tata laku perusahaan pun berjalan dengan
Pencegahan Kecurangan.
pencegahan kecurangan secara positif dan signifikan. Pada hasil output SPSS
menunjukkan F hitung 38,379 lebih besar dari F tabel 2,65 atau pada
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan nilai presentasi sebesar
kecurangan.
Dari hasil uji F dijelaskan bahwa peran auditor internal dan keadilan
dengan adanya keadilan organisasi yang baik yang ada di perusahaan dapat
akan timbul dan segala kegiatan operasional perusahaan tidak luput dari
peran auditor internal sebagai pengendali internal perusahaan agar visi dan