Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan pada sekolah, MIPA adalah mata pelajaran
yang menjadi kebutuhan system dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran MIPA diharapkan
akan menambah kemampuan, mengembangkan keterampilan dan aplikasinya. Oleh karenanya
semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus
merujuk pada matematika. Matematika dan IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang lain juga merupakan
sarana berpikir logis, analis, dan sistematis dan konsisten.
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya dipandang oleh guru atau siswa
atau masyarakat luas yang dapat meneruskan apa informasi dari manusia terdahulu. Untuk menjadi
alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan
manusia Indonesia  yang utuh, lebih baik kita mengetahui hakikat MIPA dan hakikat guru agar
generasi penerus dapat meneruskan informasi Dari manusia sebelumnya.

1.2. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar semua mahasiswa khususnya mahasiswa program
studi Biologi mampu mengenal dan memahami Hakitat Mipa dan Guru Mipa

1
BAB II

PEMBAHASAN

HAKIKAT PENDIDIKAN MIPA DAN GURU MIPA

2.1 Hakekat Matematika

            Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus
diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Dengan
menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuat prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu
prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan
 Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru
 Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru
   Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan
kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode
ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. Alam IPA  ditekankan pada proses
induktif maupun deduktif. Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkhis
sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan
pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman
atas berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
Ciri MIPA :                                                                    
         Pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
terjalin hubungan fungsional yang erat.
      Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika
disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.
        Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah
seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar
logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi
permasalahan yang ada.
      Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis
yang indah dan ampuh.
       

2
2.2 Hakikat Pendidikan dan Pendidikan MIPA
 Pendidikan
            Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
tanpa kehilangan identitas dirinya.
Tujuan Pendidikan  Nasional
 Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Berbudi pekerti yang luhur
2. Berkepribadian
3. Berdisiplin
4. Bekerja keras
5. Tangguh
6. Bertanggung jawab
7. Mandiri
8. Cerdas
9. Sehat jasmani dan rohani

 Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
1. Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik,
tetapi harus pula dipandang
2. Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia  yang utuh.
Implikasi dari Ciri MIPA
Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu
yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak
didik:
1. membuat mereka mampu berpikir kritis,
2. menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien.
3. menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja
berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.

2.3 Hakikat Tugas Guru dan Guru MIPA

Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu
dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai
pendidik. Misi utama guru Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan
kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran  (sumbangan)
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
            Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar
3
       Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan
peserta didik. Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong
berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA
dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan
kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu. Sehubungan dengan itu, seorang guru
MIPA. Hendaknya tidak sekedar menyampaiksan informasi atau ceritera tentang MIPA kepada
peserta didik tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip –
prinsip dan nilai – nilai yang terkandung dalam MIPA.
            Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya
      Dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang guru MIPA hendaknya
   Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
            Disamping itu, seorang guru MIPA
     Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan
pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan
tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang
diajukan.

  2.4 Mengenal IPA

 Manusia dan Perkembangan Tubuh serta Alam Pikirannya:


1. Manusia sebagai Makhluk yang Unik
(Sifat – sifat Unik Manusia : Jasmani dan Naluri Kehidupannya).Menurut klasifikasi
(Biosistematik), manusia tergolong dalam Dunia Hewan. Kalau tubuh manusia dibedah, maka pada
bagian dalam tubuhnya ditemui alat – alat (organ) tubuh, seperti : jantung, hati, paru – paru, usus
dan lain – lain yang tidak banyak berbeda dengan yang dimiliki hewan lain (misalnya: kucing, kera,
dll). Demikian pula kalau kita mempelajari sistem pernafasan, pencernaan makanan, peredaran
darah, persarafan dan fisiologis organ – organ lainnya, pada prinsipnya sama seperti yang terdapat
pada hewan.
Kedudukan manusia dalam klasifikasi adalah sebagai berikut :
Kingdom  :  Animalia
      Phylum        :  Chordata
      Subphylum  :  Vertebrata
      Kelas           : Mamalia
      Ordo            : Primates
      Subordo       : Anthropoidea
      Superfamili  : Hominoidea
      Famili          : Hominida
  Species        : Homo sapiens
            Sebagaimana diungkapkan oleh  Daryono Sutoyo dikemukakan bahwa perbedaan antara
manusia dengan hewan itu terletak pada beberapa hal, antara lain berikut ini :
 kelakuan atau tingkah laku manusia dapat berubah – ubah

4
 kemampuan untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan pada manusia adalah lebih
besar
 manusia membentuk kebudayaan, sedangkan pada hewan boleh dikatakan tidak mengenal
kebudayaan .  
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan abiotik dan lingkungan biotik, juga terdapat
lingkunngan kebudayaan (agama, adat – istiadat, hasil – hasil teknolgi).
Setiap species mempunyai ciri – ciri khas yang meliputi:
 Ciri – ciri struktur
 Ciri – ciri fisiologis
 Ciri – ciri tingkah laku
Jadi dilihat dari ketiga ciri khas yaitu struktur tubuh, fisiologis dan tingkah lakunya manusia
mencapai berbagai kemampuan dan kecakapan yang melebihi hewan mamalia lainnya terutama
Primates. Manusia telah mengalami modifikasi struktur tubuh sehingga dapat memberikan ciri
fisiologi atau fungsi dan kemampuan jasmani maupun ciri tingkah lakunnya tersendiri, yang dapat
mengatasi masalah serta penyesuaian dalam hidupnya. Dari ciri struktur maupun ciri fisiologinya
memungkinkan timbulnya ciri-ciri tingkah laku yang khas bagi manusia sebagai Mamalia yang
paling utama. Ciri-ciri tingkah lakunya itu nampak pada sifat-sifat manusia umumnya.

Adapun sifat-sifat manusia itu sebagai berikut :


1. Berfikir

a. Manusia itu pada umumnya berfikir egosentris.


b. Berbudaya
c. Senang belajar

2. Bermasyarakat Manusia mempunyai kebutuhan makan


Untuk keperluan hidupnya manusia memerlukan makanan. Makanan berpengaruh terhadap :
pertumbuhan, perkembangan dan pembiakan. Gizi makanan mempengaruhi kesehatan, kecerdasan,
cara kerja, kebudayaan, manusia, keluarga, ras, bangsa dan lain-lain.
3. Ingin panjang umur
Akibat sifat ini, manusia itu selalu ingin sehat, mengatasi penyakit, membatasi kerja terlalu keras,
mencegah kelaparan.
4. Suka berteduh
Akibatnya manusia memakai pakaian. Macam pakaian dipengaruhi oleh iklim, selera masyarakat
dan bahan yang tersedia. Sedangkan cara berpakaian berpengaruh terhadap kesehatan.
5. Suka mencari kesenangan hidup atau kebahagiaan
Contoh : rekreasi, kesenian, kosmetika, dan sebagainya.
6. Ingin mempunyai keturunan
Menurut Wildan Yatim, dikatakan bahwa: naluri (instinct) adalah sikap yang dibawa turun temurun,
tak berubah-ubah dan berperan untuk memlihara kelangsungan hidup sesuatu individu di alam.
Sampai batas-batas tertentu, karena setiap mahluk tak akan mungkin dapat meninggalkan sama
sekali pembawaan naluri.
Contoh: 
 Naluri makan tidak mungkin ditekan dan ditinggalkan. Namun waktu    makan dapat diatur.  
5
 Naluri masyarakat manusia telah berkembang oleh karena kemampuan berfikir dan belajarnya.
 Naluri berlindung pada manusia menyebabkan meraka membuat jaket wool, rumah bertingkat,
membuat senjata dan lain-lain.
Inilah keunikan manusia, yang menyangkut jasmaninya yang telah berkembang yang
memungkinkan penyesuaian fisiologi serta terbentuk sikap atau tingkah laku manusia dan
prestasinya yang agak berlainan dengan hewan. Tentunya berkat kemampuan dan kecakapannya
yang tinggi.

7. Rasa Ingin Tahu


pengetahuan pada manusia itu sendiri. Pengetahuan manusia berkembang sampai kepada
hal-hal bercocok tanam, menyangkut keindahan Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu ini merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang
alam sekitarnya, benda-benda di sekelilingnya, gunung, awan, bulan, bintang, dan matahari yang
dipandangnya dari jauh, bahkan ia ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu untuk
memenuhi kebutuhan fisik, mempertahankan kelestarian hidupnya, dan untuk kebutuhan nonfisik,
kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu
menimbulkan perbendaharaan han dan sebagainya.

2.5  Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam

Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin
meningkatnya kemampuan berfikir manusia maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar
atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tinggak sejarah dapat dicatat disini
adalah :
NIKOLAUS COPERNICUS (1473-1543). Ia tidak saja astronom tetapi juga ahli
matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan merompak pandangan astronom zaman
Yunani berjudul : “De Revolutionibus Orbium caelestium”. Artinya “peredaran alam semesta”.
Buku itu ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip heliosentrisme
(pusat matahari) bertentangan dnegan kepercayaan penguasa pada saat itu. Pokok ajarannya antara
lain:

1. Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu
planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur dan mengakibatkan adanya siang
dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.

2.6  Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbil dari rasa ingin tahu manusia, sekarang telah
berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Penemuan-penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan dan peningkatan

6
kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan pangan, kualitas kesehatan
individu dan masyarakat.
            Contoh: misalnya dengan diketemukannya mikroskop sederhana, terbuka jalan untuk
mempelajari organisme-organisme kecil yang semula tidak dapat dilihat. Pengetahuan tentang
mikroorganisme itu makin berkembang dan melahirkan ilmi mikrobiologi. Selain itu, penemuan
mikroskop juga membuka jalan bagi pengembangan dan penemuan berbagai jenis mikroskop yang
memiliki kemampuan lebih tinggi.

2.7  Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin “Scientia”
yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi
baik ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science).
Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural
science” atau dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan
IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi
dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).

2.8  Hakikat IPA

Untuk mempelajari hakikat IPA perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA. IPA pada
hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan dengan penjelasan sebagai berikut :
1)      IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan dan sekumpulan konsep-konsep dan bagan konsep yang merupakan hasil suatu
proses tertentu.
2)      IPA pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA. Dalam Proses ini digunakan metode
ilmiah dan terutama ditekankan pada proses observasi dan eksperimen
Dengan mengutip pendapat Einstein tentang proses IPA,  John G. Kemeny menegaskan
baha IPA berangkat dari fakta dan berakhir pada fakta. Kemeny menjelaskan terdapatnya tiga
tahapan dalam proses tersebut;
a)      Bertolak dari Fakta-fakta khusus hasil observasi dan eksperimen terdahulu, disusun konsep-
konsep kemudian teori-teori. Penyusunan teori secara demikian disebut secara induktif, yaitu
bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum, atau dari fakta-fakta hasil
eksperimen dan observasi, menuju terbentuknya teori. Tahapan ini disebut tahapan induksi.
Contoh :
Dari beberapa pengamatan menunjukkan bahwa tumbuhan berkeping satu mempunyai akar
serabut maka kita selidiki tumbuhan satu lainnya, ternyata semuanya berakar serabut. Kemudian
diambil kesimpulan umum bahwa tumbuhan berkeping satu mempunyai akar serabut.
b)      Tahapan kedua adalah deduksi.Berrtitik tolak dari suatu teori atau kesimpulan umum yang telah
dianggap benar,dapat diramalkan atau diprediksi fakta-fakta baru yang bersifat khusus. Fakta-fakta
atau ramalan-ramalan baru ini merupakan konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari teori atau
kesimpulan umum tersebut.

7
Contoh :
Misalnya kita sudah menganggap benar kesimpulan umum tentang tumbuhan berkeping satu
tersebut. Bila suatu ketika ditemukan tumbuhan yang berakar serabut, maka kita deduksikan bahwa
tumbuhan tersebut berkeping satu.
c)      Diketemukannya dugaan atau ramalan baru, akan mendorong dilakukannya observasi dan
eksperimen selanjutnya, untuk menguji kebenaran ramalan-ramalan tersebut. Tahapan ini disebut
tahapan verifikasi. Ramalan atau konsekuensi yang telah diuji kebenarannya melahirkan fakta-fakta
baru yang secara induktif dapat disusun teori baru lagi. Dengan demikian, proses-proses IPA
merupakan proses yang berantai dan melingkar, yang bertolak dari fakta dan berakhir pada fakta
baru

3)      Adapun hakikat IPA yang ketiga adalah bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu penerapan
atau aplikasi. penerapan teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan
bagi kehidupan. Penerapan-penerapan IPA ini juga berguna untuk mengembang teori dan teknologi
baru.

2.9  Ciri- Ciri IPA

Adapun ciri-ciri tersebut adalah :


1)      Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan teori IPA tetap
konsisten dan berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai
moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi
oleh kebudayaan masing-masing tempat.
Contoh :
Hukum gravitasi Newton berlaku mulai dari apel-apel yang jatuh ke bumi pada berbagai
tempat, hingga bergeraknya bulan mengelilingi bumi dan juga bergeraknya planet-planet
mengelilingi matahari.
2)      Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya oleh siapa saja
pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada
waktu yang berbeda-beda.
Contoh :
Berdasarkan hasil pengamatannya, Alexis Bouvard (Perancis) mengamati bahwa terdapat
kelainan-kelainan dari orbit planet Uranus. Dua belas tahun kemudian, John Adam (Inggris) dan
Jean Leverier (Perancis) dengan perhitungan-perhitungan teoritis menunjukkan bahwa
penyimpangan orbit Uranus tersebut disebab planet lain dibelakangnya dengan lokasi yang dapat
ditentukan. Pada tahu 1842, barulah observatorium Berlin dapat mengamati lokasi tersebut dan
menemukan planet baru yang kemudian diberi nama Neptunus. Dengan demikian hipotesis Leverier
dapat dibuktikan kebenarannya oleh orang lain.
3)      Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif yang berarti
kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori
tersebut.
           

8
2.10           Nilai- Nilai IPA

Adapun nilai-nilai IPA tersebut adalah :


1)      Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan penemuan-
penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, IPA
telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan yang secara langsung dan tidak langsung dapat
bermanfaat. Dengan demikian IPA mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang bermanfaat dan
berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
            Penemuan listrik oleh Faraday telah diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan berbagai
alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tentang hubungan antara IPA dan teknologi ini Paul B.Weiz mengungkapkan bahwa IPA
merupakan tanah tempat teknologi tumbuh dan berkembang. Ungkapan tersebut menunjukkan
bahwa antara IPA dan teknologi terdapat hubungan saling mermbutuhkan, saling isi mengisi agar
dapat terus tumbuh dan berkembang.
2)      Nilai intelektual
            Keberhasilan memecahkan masalah ini akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan
demikian yang dimaksud dengan nilai intelektual adalah sesuatu yang memberikan kepuasan
kepada seseorang karena dia telah mampu menyelesaikan atau memecahkan masalah. Bedakanlah
kepuasan  intelektual ini dengan kepuasan seseorang pedagang yang memperoleh untung besar atau
bandingkanlah dengan seorang politikus yang bangga karena mengalahkan lawan politiknya.
3)      Nilai-nilai sosial-ekonomi-politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial-ekonomi-politik berarti, kemajuan IPA dan teknologi
suatu negara, menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan
sosial-ekonomi-politik internasional. 
Contoh :
            Kemajuan IPA dan teknologi suatu negara dapat menempatkan negara itu dalam kedudukan
pilotik internasional yang menentukan.
Contoh: Ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia di bulan dengan apolo 11, martabat
Amerika dalam percaturan politik melonjak lebih tinggi.
4)      Nilai keagamaan dari IPA
Karena dengan keterbatasan ilmunya manusia belum dan tidak akan pernah mengetahui asal
mula dam akhir dari alam raya dengan pasti.
Contoh :
     Dengan mempergunakan mikroskop, manusia mampu mempelajari kehidupan mikroorganisme,
keindahan pergerakan protoplasma, serta kerumitan dan keteraturan reaksi-reaksi di dalamnya.
semua pengamatan ini akan mempertebal kesadaran kita tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

9
2 .11          IPA Kualitatif dan Kuantitatif

Pada uraian terdahulu telah diterangkan bahwa penemuan-penemuan yang didapat oleh
Copernicus sampai Galileo pada awal abad 17 merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah
bahwa penemuan-penemuan itu berdasarkan empirik dengan metode induksi yang objektif dan
bukan atas dasar deduksi filosopik seperti zaman Yunani atau berdasar mitos seperti zaman
Babylonia. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gunung-gunung, Jupiter
mempunyai empat buah bulan, di matahari terdapat bercak hitam yang dapat digunakan untuk
mengukur percepatan rotasi matahari dan sebagainya.
            Penemuan-penemuan seperti ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya
kualitatif. Ipa yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal. Jika
kuantitatif yaitu sebaliknya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa MIPA sebagai suatu kumpulan mata
pelajaran, hendaknya dipandang sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman
(sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia  yang utuh. Misi utama guru sebagai
pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang
diajarkannya, sedangkan misi utama guru, mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian
peserta didik, mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA
dikalangan peserta didik. Seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya
pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA, hendaknya tidak sekedar
menyampaikan informasi/ dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu
sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman –
temannya dan sebagainya, dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik.
Ciri MIPA yaitu pengetahuan yang sangat terstruktur, karena itu konsep – konsep dan prinsip –
prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan
yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas. Sumbangan matematika terhadap perkembangan
IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal
ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi
semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari,
bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin.

                                                          

11

Anda mungkin juga menyukai