Isi Mipa
Isi Mipa
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan pada sekolah, MIPA adalah mata pelajaran
yang menjadi kebutuhan system dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran MIPA diharapkan
akan menambah kemampuan, mengembangkan keterampilan dan aplikasinya. Oleh karenanya
semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus
merujuk pada matematika. Matematika dan IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang lain juga merupakan
sarana berpikir logis, analis, dan sistematis dan konsisten.
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya dipandang oleh guru atau siswa
atau masyarakat luas yang dapat meneruskan apa informasi dari manusia terdahulu. Untuk menjadi
alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan
manusia Indonesia yang utuh, lebih baik kita mengetahui hakikat MIPA dan hakikat guru agar
generasi penerus dapat meneruskan informasi Dari manusia sebelumnya.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar semua mahasiswa khususnya mahasiswa program
studi Biologi mampu mengenal dan memahami Hakitat Mipa dan Guru Mipa
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus
diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Dengan
menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuat prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu
prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan
Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru
Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan
kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode
ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. Alam IPA ditekankan pada proses
induktif maupun deduktif. Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkhis
sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan
pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman
atas berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
Ciri MIPA :
Pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
terjalin hubungan fungsional yang erat.
Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika
disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.
Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah
seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar
logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi
permasalahan yang ada.
Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis
yang indah dan ampuh.
2
2.2 Hakikat Pendidikan dan Pendidikan MIPA
Pendidikan
Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
tanpa kehilangan identitas dirinya.
Tujuan Pendidikan Nasional
Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Berbudi pekerti yang luhur
2. Berkepribadian
3. Berdisiplin
4. Bekerja keras
5. Tangguh
6. Bertanggung jawab
7. Mandiri
8. Cerdas
9. Sehat jasmani dan rohani
Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
1. Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik,
tetapi harus pula dipandang
2. Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Implikasi dari Ciri MIPA
Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu
yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak
didik:
1. membuat mereka mampu berpikir kritis,
2. menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien.
3. menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja
berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu
dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai
pendidik. Misi utama guru Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan
kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran (sumbangan)
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar
3
Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan
peserta didik. Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong
berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA
dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan
kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu. Sehubungan dengan itu, seorang guru
MIPA. Hendaknya tidak sekedar menyampaiksan informasi atau ceritera tentang MIPA kepada
peserta didik tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip –
prinsip dan nilai – nilai yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya
Dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang guru MIPA hendaknya
Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
Disamping itu, seorang guru MIPA
Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan
pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan
tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang
diajukan.
4
kemampuan untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan pada manusia adalah lebih
besar
manusia membentuk kebudayaan, sedangkan pada hewan boleh dikatakan tidak mengenal
kebudayaan .
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan abiotik dan lingkungan biotik, juga terdapat
lingkunngan kebudayaan (agama, adat – istiadat, hasil – hasil teknolgi).
Setiap species mempunyai ciri – ciri khas yang meliputi:
Ciri – ciri struktur
Ciri – ciri fisiologis
Ciri – ciri tingkah laku
Jadi dilihat dari ketiga ciri khas yaitu struktur tubuh, fisiologis dan tingkah lakunya manusia
mencapai berbagai kemampuan dan kecakapan yang melebihi hewan mamalia lainnya terutama
Primates. Manusia telah mengalami modifikasi struktur tubuh sehingga dapat memberikan ciri
fisiologi atau fungsi dan kemampuan jasmani maupun ciri tingkah lakunnya tersendiri, yang dapat
mengatasi masalah serta penyesuaian dalam hidupnya. Dari ciri struktur maupun ciri fisiologinya
memungkinkan timbulnya ciri-ciri tingkah laku yang khas bagi manusia sebagai Mamalia yang
paling utama. Ciri-ciri tingkah lakunya itu nampak pada sifat-sifat manusia umumnya.
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin
meningkatnya kemampuan berfikir manusia maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar
atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tinggak sejarah dapat dicatat disini
adalah :
NIKOLAUS COPERNICUS (1473-1543). Ia tidak saja astronom tetapi juga ahli
matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan merompak pandangan astronom zaman
Yunani berjudul : “De Revolutionibus Orbium caelestium”. Artinya “peredaran alam semesta”.
Buku itu ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip heliosentrisme
(pusat matahari) bertentangan dnegan kepercayaan penguasa pada saat itu. Pokok ajarannya antara
lain:
1. Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu
planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur dan mengakibatkan adanya siang
dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbil dari rasa ingin tahu manusia, sekarang telah
berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Penemuan-penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan dan peningkatan
6
kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan pangan, kualitas kesehatan
individu dan masyarakat.
Contoh: misalnya dengan diketemukannya mikroskop sederhana, terbuka jalan untuk
mempelajari organisme-organisme kecil yang semula tidak dapat dilihat. Pengetahuan tentang
mikroorganisme itu makin berkembang dan melahirkan ilmi mikrobiologi. Selain itu, penemuan
mikroskop juga membuka jalan bagi pengembangan dan penemuan berbagai jenis mikroskop yang
memiliki kemampuan lebih tinggi.
Ilmu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin “Scientia”
yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi
baik ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science).
Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural
science” atau dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan
IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi
dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk mempelajari hakikat IPA perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA. IPA pada
hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan dengan penjelasan sebagai berikut :
1) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan dan sekumpulan konsep-konsep dan bagan konsep yang merupakan hasil suatu
proses tertentu.
2) IPA pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA. Dalam Proses ini digunakan metode
ilmiah dan terutama ditekankan pada proses observasi dan eksperimen
Dengan mengutip pendapat Einstein tentang proses IPA, John G. Kemeny menegaskan
baha IPA berangkat dari fakta dan berakhir pada fakta. Kemeny menjelaskan terdapatnya tiga
tahapan dalam proses tersebut;
a) Bertolak dari Fakta-fakta khusus hasil observasi dan eksperimen terdahulu, disusun konsep-
konsep kemudian teori-teori. Penyusunan teori secara demikian disebut secara induktif, yaitu
bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum, atau dari fakta-fakta hasil
eksperimen dan observasi, menuju terbentuknya teori. Tahapan ini disebut tahapan induksi.
Contoh :
Dari beberapa pengamatan menunjukkan bahwa tumbuhan berkeping satu mempunyai akar
serabut maka kita selidiki tumbuhan satu lainnya, ternyata semuanya berakar serabut. Kemudian
diambil kesimpulan umum bahwa tumbuhan berkeping satu mempunyai akar serabut.
b) Tahapan kedua adalah deduksi.Berrtitik tolak dari suatu teori atau kesimpulan umum yang telah
dianggap benar,dapat diramalkan atau diprediksi fakta-fakta baru yang bersifat khusus. Fakta-fakta
atau ramalan-ramalan baru ini merupakan konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari teori atau
kesimpulan umum tersebut.
7
Contoh :
Misalnya kita sudah menganggap benar kesimpulan umum tentang tumbuhan berkeping satu
tersebut. Bila suatu ketika ditemukan tumbuhan yang berakar serabut, maka kita deduksikan bahwa
tumbuhan tersebut berkeping satu.
c) Diketemukannya dugaan atau ramalan baru, akan mendorong dilakukannya observasi dan
eksperimen selanjutnya, untuk menguji kebenaran ramalan-ramalan tersebut. Tahapan ini disebut
tahapan verifikasi. Ramalan atau konsekuensi yang telah diuji kebenarannya melahirkan fakta-fakta
baru yang secara induktif dapat disusun teori baru lagi. Dengan demikian, proses-proses IPA
merupakan proses yang berantai dan melingkar, yang bertolak dari fakta dan berakhir pada fakta
baru
3) Adapun hakikat IPA yang ketiga adalah bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu penerapan
atau aplikasi. penerapan teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan
bagi kehidupan. Penerapan-penerapan IPA ini juga berguna untuk mengembang teori dan teknologi
baru.
8
2.10 Nilai- Nilai IPA
9
2 .11 IPA Kualitatif dan Kuantitatif
Pada uraian terdahulu telah diterangkan bahwa penemuan-penemuan yang didapat oleh
Copernicus sampai Galileo pada awal abad 17 merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah
bahwa penemuan-penemuan itu berdasarkan empirik dengan metode induksi yang objektif dan
bukan atas dasar deduksi filosopik seperti zaman Yunani atau berdasar mitos seperti zaman
Babylonia. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gunung-gunung, Jupiter
mempunyai empat buah bulan, di matahari terdapat bercak hitam yang dapat digunakan untuk
mengukur percepatan rotasi matahari dan sebagainya.
Penemuan-penemuan seperti ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya
kualitatif. Ipa yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal. Jika
kuantitatif yaitu sebaliknya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa MIPA sebagai suatu kumpulan mata
pelajaran, hendaknya dipandang sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman
(sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh. Misi utama guru sebagai
pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang
diajarkannya, sedangkan misi utama guru, mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian
peserta didik, mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA
dikalangan peserta didik. Seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya
pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA, hendaknya tidak sekedar
menyampaikan informasi/ dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu
sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman –
temannya dan sebagainya, dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik.
Ciri MIPA yaitu pengetahuan yang sangat terstruktur, karena itu konsep – konsep dan prinsip –
prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan
yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas. Sumbangan matematika terhadap perkembangan
IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal
ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi
semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari,
bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin.
11