Anda di halaman 1dari 3

Strukturalisme dalam Sastra

Diah Restu Anari


225110207111021

Pengertian Strukturalisme

Strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia terutama yang berhubungan dengan
tanggapan dan deskripsi dalam unsur suatu karya sastra (cerpen, novel, roman dan
sebagainya). Strukturalisme mengkaji tentang struktur karya sastra dimana struktur itu
merupakan satu kesatuan yang bulat dengan arti lain tidak dapat berdiri sendiri di luar dari
pada struktur itu. Strukturalisme memandang teks sebagai sebuah struktur. Struktural
merupakan pendekatan yang memandang suatu karya sastra terlihat dari karya itu sendiri
terdapat dari unsur pembangun. Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi
keadaan aktual obyek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak
terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut
melalui pendidikan. Strukturalisme menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu
obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat) (Bagus, 1996:
1040)

Sejarah strukturalisme

Teori strukturalisme memiliki latar belakang sejarah evolusi yang cukup panjang  dan
berkembang secara dinamis. Dalam perkembangannya, terdapat  banyak konsep dan istilah
yang berbeda, bahkan saling bertentangan. Misalnya strukturalisme Perancis yang diwakili
oleh Roland Barthes dan Julia Kristeva, mengembangkan seni penafsiran structural
berdasarkan kode-kode bahasa teks sastra. melalui kode bahasa itu, diungkap kode-kode
reptorika, psikoanalitis, sosiokultural. Mereka menekankan  bahwa sebuah karya sastra harus
di pandang secara otonom.   Puisi khususnya dan sastra umumnya  harus diteliti secara
objektif (yakni aspek intrisiknya). keindahan sastra terletak pada penggunaan bahasa yang
khas yang mengandung efek-efek estetika. Aspek-aspek ekstrisik seperti idiologi, moral,
sosiokultural, psikologi, dan agama tidaklah indah pada dirinya sendiri melainkan karena
dituangkan dalam cara tertentu melalui sarana bahasa puitik.

Jenis-Jenis Strukturalisme
1. Strukturalisme Formalis

Istilah Formalisme (dari kata Latin forma yang berarti bentuk, wujud) berarti cara
pendekatan dalam ilmu dan kritik sastra yang mengesampingkan data biografis, psikologis,
ideologis, sosiologis dan mengarahkan perhatian pada bentuk karya sastra itu sendiri.

2. Strukturalisme Dinamik

Strukturalisme dinamik dimaksudkan sebagai penyempurnaan strukturalisme yang


semata-mata memberikan intensitas terhadap struktur intrinsik, yang dengan sendirinya
melupakan aspek-aspek ekstrinsiknya.

3. Strukrutalisme Genetik

Merupakan jembatan penghubung antara teori struktural formalis dan teori semiotik.
Hampir sama dengan struktural genetik (mengaitkan dengan asal-usul teks) tetapi
penekanannya berbeda, Struktural Dinamik menekankan pada struktur, tanda, dan realitas. 

Strukturalisme dalam sastra

Strukturalisme sastra adalah pendekatan yang menekankan unsur intrinsik yang


membangun karya. Oleh sebab itu, dengan tidak adanya analisis melalui struktural, makna
intrinsik dalam suatu karya sastra tidak dapat tergali secara dalam. Selain itu, analisis
struktural memiliki tujuan adalah memahami secara teliti, menyuguhkan, membongkar secara
tepat, detail, dan sekuat mungkin melalui analisis struktural berupa suatu isi dengan hasil
makna yang baik dalam suatu karya (Teeuw, 1984: 135).

Dalam menganalisis strukturalisme suatu karya sastra, hanya memusatkan perhatian


pada unsur intrinsik sebagai unsur pembangun karya sastra. Unsur intrinsik, yaitu tema, tokoh
dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Kajian strukturalisme
hanya memperhatikan unsur intrinsik, karena strukturalisme tergolong pendekatan objektif
dalam teori kritik sastra. Menurut Jabrohim (2003:55) dalam menganalisis strukturalisme
suatu karya sastra, hanya memusatkan perhatian pada otonomi sastra sebagai karya fiksi.
Artinya, penyerahan pemberian makna karya sastra yang dimaksud terhadap eksistensi karya
itu sendiri, tanpa mengaitkan dengan unsur-unsur di luar signifikansinya. Hal ini dikarenakan
strukturalisme tergolong pendekatan objektif yang hanya mengkaji karya sastra itu sendiri.

Daftar Pustaka

Jabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.

A, Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Bagus, Lorens. 1996.”Kamus Filsafat”. Jakarta: Pustakan Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai