Anda di halaman 1dari 3

Windy Rifani Hasibuan: Pendekatan struktural membahas tentang unsur pembangun sebuah

novel, unsur-unsur intrinsik yang ada didalam novel. Didalam unsur intrinsik terdapat tema,
penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat Jika dikaitkan dengan
pengertian strukturalisme menurut Teeuw dalam Wiyatmi (2008:89), struktural memandang
dan memahami karya sastra dari segi struktur dan memahami karya sastra itu sendiri. Karya
sastra dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas
maupun pembaca. Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membahas
karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Analisis struktural dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi
dan hubungan antara unsur intrinsik, kemudian menjelaskan fungsi masing-masing unsur
dalam menunjang makna keseluruhan dan hubungan antar unsurnya. Nurgiyantoro (1995:23)
unsur intrinsik adalah sebuah karya sasstra meliputi alur, penokohan, latar, sudut pandang
dan tema.
Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada
karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra. Menurut
strukturalisme, kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa
memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat, Selden dalam
Siswanto (2008:52).
Teeuw dalam Siswanto (2008:135) menyatakan, analisis struktural bertujuan untuk
membongkar dan memaparkan secara cermat, sedetail dan sedalam mungkin keterkaitan dan
keterjalinan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna
menyeluruh.

Rusmawani:
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada sastra itu
sendiri. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari
hubungannya dengan realitas, pengarang, maupun pembaca. Wellek dan Werren dalam
Wiyatmi (2006:87) menyebutkan pendekatan ini sebagai pendekatan intrinsik karya sastra
yang dipandang memiliki kebulatan, koherensi, dan kebenaran sendiri.
Dalam meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan, dalam penulisan ini digunakan
pendekatan struktural. Jika peneliti sastra ingin mengetahui sebuah makna dalam sebuah
karya sastra peneliti harus menganalisis aspek yang membangun karya tersebut dan
menghubungkan dengan aspek lain. Sehingga makna yang terkandung dalam sebuah karya
sastra mampu dipahami dengan baik. Pendekatan sturuktural melihat karya sastra sebagai
satu kesatuan
makna secara keseluruhan.
Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan
fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh. struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik
di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.
Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks-teks sastra yang
menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Pendekatan Struktural sastra
mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-
disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra
merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah (2011:46).
Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya
didasarkan pada teori linguistic modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik
(struktur kesusastraan)
dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.
Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail,
dan sedalam mungkin tentang keterkaitan dan hubungan semua unsur dan aspek karya sastra
yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktural merupakan satu
langkah, satu sarana atau alat dalam proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk
memahami proses dengan cara sesempurna mungkin.

Rusmiatun Fitriah:
“Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha.”1
Secara etmologis struktur berasal dari bahasa Latin, yaitu structura yang berarti bentuk atau
bagunan, tugas analisis struktur membongkar unsur-unsur tersembunyi di baliknya. Analisis
struktur akan melibatkan tiga komponen utama, yaitu pencerita, karya sastra, dan pendengar.
Struktur merupakan suatu bentuk keseluruhan yang komplek yang setiap unsur memiliki
hubungan. “Sesuai dengan apa yang didefinisikan oleh Jean Piaget, struktur adalah tatanan
entitas-entitas yang secara mendasar mewujudkan tiga gagasan yang fundamental, yaitu (a)
gagasan mengenai keseluruhan, (b) gagasan mengenai transformasi, dan (c) gagasan
mengenai regulasi diri.” Gagasan mengenai keseluruhan mengandung pengertian adanya
kepaduan internal di antara unsur-unsur pembangun struktur. “Secara defenitif strukturalisme
membahas mengenai unsur-unsur struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya
antar unsur satu dengan unsur lainnya, dipihak yang lain hubungan antar unsu dengan
totalitasnya.” Secara
defenitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur karya.Karya-
karya sastra memiliki ciri-ciri yang khas, otonom, bisa digeneralisasikan.Unsur-unsur pokok
yang terkandung dalam ketiga jenis karya seperti prosa, puisi, dan drama.
Struktur karya sastra juga mengarah pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik) yang
bersifat timbale balik, saling menentukan, mempengaruhi, yang secara bersama membentuk
atau sebuah kesatuan yang utuh.
“Analisis struktural karya sastra dalam fiksi dapat diidentifikasikan dengan mengkaji dan
mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik. Setelah diidentifiksi dan
dideskripsikan serta dijelaskan fungsi masing-masing unsur tersebut untuk menunjang makna
keseluruhannya dan hubungan antarunsur secara bersama akan membentuk sebuah totalitas
kemaknaan yang padu.” Adapun unsur- unsur tersebut seperti peristiwa, plot, tokoh,
penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. “Doktrin pokok strukturalisme adalah bahwa
hakikat benda tidaklahterletak pada benda itu sendiri, tetapi terletak pada hubungan-
hubungan di dalam benda itu. Tidak ada unsur yang mempunyai makna pada dirinya secara
otonom, kecuali terkait dengan makna semua unsur di dalam sistem struktur yang
bersangkutan.”
Teori struktural memandang karya sastra sebagai struktur yang terdiri dari unsur-unsur yang
saling berjalin erat sehingga unsur yang satu tidak akan memiliki fungsi atau makna
tersendiri jika terlepas dari yang lainnya dan makna setiap unsur ditemukan dalam hubungan
dengan unsur-unsur lain secara keseluruhan.Dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antrunsur intrinsik
fiksi yang bersangkutan serta bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi
dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah
kemenyeluruhan.

Anda mungkin juga menyukai