Anda di halaman 1dari 27

APRESIASI KARYA SENI

Deni setiawan
Seniman dan Karya Seni
• Batasan Pengertian Karya Seni
Dilihat dari segi aktivitasnya, karya seni adalah
hasil aktivitas ciptaan manusia. Kata-kata ciptaan
menandai adanya suatu pengubahan ke dalam
bentuk baru.
Suatu ciptaan manusia dengan pengolahan fisik
(mengenai teknik dan bahan) maupun segi isi
(mengenai visi atau ide pencipta).
• Batasan Pengertian Seniman
seniman adalah orang yang ’ahli’ menciptakan karya
seni.
Pertama, orang yang memiliki kelebihan dalam hal
kepekaan atau sensibilitas, baik kepekaan yang
berhubungan dengan apa yang ada di luar dirinya
maupun kepekaan rasa indah yang ada di dalam
dirinya.
Kedua, orang yang memiliki kemampuan mencipta.
pada dasarnya karya seni merupakan perpaduan
antara isi dan bentuk yang tidak dapat dipisahkan,
Batasan Pengertian Penghayat

Pertama, penghayat yang menanggapi karya seni


dengan mata fisik. Penghayatan ini hanya
dilakukan dengan melihat dan mengamati apa
yang tampak menurut hukum fisiologi, artinya
hanya terbatas pada pengertian mengamati.
Penghayatan belum sampai pada menangkap
makna karya seni atau isi karya seni.
Kedua, penghayat yang menanggapi karya seni
dengan mata psikis. Penghayatan ini tidak hanya
melalui jangkauan indera mata, lebih dari itu
sudah sampai pada pengamatan secara batin.
Penghayat bisa memahami mengapa karya seni
yang dihadapinya menyenangkan, menarik,
mengharukan. Mengapa seniman membuat karya.
Dilihat dari segi sikap yang sebaiknya dimiliki
penghayat dalam mengapresiasi karya seni ada
tiga cakupan sikap.

Pertama, sikap menghargai berarti sikap tulus


untuk menerima kehadiran karya-karya orang lain
walaupun tidak cocok dengan aliran, pandangan
atau selera pribadinya.
Kedua, sikap memahami berarti sikap bersedia
mencari jawab atas pertanyaan ”mengapa
demikian” bukan ”apa”. Mengapa sang seniman
menciptakan karya seni seperti itu? Adakah
sesuatu makna di balik kehadiran yang tampak
itu?
Jika sebaliknya seorang penghayat seni yang selalu
sibuk menemukan pertanyaan ”apa” terhadap
seniman penciptanya, atau mencari judul-judul
dari suatu karya seni merupakan contoh dari sikap
penghayat seni yang kurang baik.
Ketiga, sikap menikmati berarti sikap
menentukan pilihan secara sensitif, suatu sikap
mencari dan menemukan nilai-nilai estestis yang
terkandung di dalam karya seni.
• Hubungan Seniman dan Karya Seni
Seni menjadi pedoman bagi pencipta, untuk
mengekspresikan kreasi artistiknya; dan
berdasarkan pengalamannya mereka mampu
memanipulasi kreasi artistiknya; mampu
memanipulasi media guna menyajikan suatu karya
seni.
Riwayat Beberapa Seniman dan
Karya-karyanya
Raden Saleh
Lukisan Raden Saleh dikenal dengan gaya yang
bergerak, adegan petualang atau adegan petualangan
atau adegan berdrama, seperti pada lukisanya ”Antara
Hidup dan Mati” (1848) yang melukiskan perkelahian
Bison dengan Singa, ”Berburu Banteng di Jawa”
(1870), yang melukiskan pengendara-pengendara kuda
menyerang seekor banteng, ”Hutan Terbakar”, yang
menggambarkan sejumlah binatang kebingungan oleh
amukan api, ”Banjir”, yang melukiskan orang
ketakutan di tengah bencana alam dan lain-lain.
Affandi
Ditinjau dari segi gaya dan teknik melukisnya,
perkembangan lukisan Affandi cenderung
menampakkan rasa greget yang intens. Walaupun
pada awalnya obyek yang dilukis tampak jelas,
tetapi greget ini sudah terlihat. Kemudian garis-
garis dalam lukisannya kian lama kian riuh
sehingga nyaris abstrak dan bahkan kadang-
kadang obyek yang dilukis sukar untuk dikenali.
Affandi melukis dengan tegas, terlihat dari rasa percayanya
akan kegemasan yang mendorong dari dalam. Rasa
menyengat, yang didapat dari tafsiran suatu obyek
dihimpun, lalu ditumpahkan sekaligus ke dalam sebuah
lukisan, tanpa banyak memperhatikan ketentuan-
ketentuan melukis. Ia melukis dengan cepat bahkan
kadang-kadang tanpa menggunakan kuas atau pisau palet.
Cat dituangkan langsung dari tubenya, dipijit langsung
digores-goreskan dan kemudian dengan jari-jarinya
dibentuk obyek lukisan. Tema lukisannya banyak
menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari atau segala
sesuatu yang dirasa dekat dengannya.
Lukisan-lukisannya antara lain berjudul: Tiga Pengemis,
Kandang Kerbau, Penyabung Ayam, Ibu, Saya dan Helfi,
Jembatan Bambu, Bunga Matahari dan sebagainya.
Vincent Van Gogh
Van Gogh banyak melukis potret-protet dan foto
dirinya yang berkesan sangat dalam sekali. Di
akhir hidupnya dia telah menunjukkan kepada
pelukis-pelukis tentang cara melukis baru bergaya
ekspresif. Demikian dia telah mewariskan untuk
generasi berikutnya.
Karya-karya Van Gogh antara lain ialah ”Potret
Seorang Perwira”, ”Perahu-perahu Mayang di
Pantai Saint Marin”, ”Ladang Kubis”, dan
sebagainya.
Unsur-unsur Seni Rupa
Unsur-unsur seni rupa meliputi :
• Garis
Dalam bidang matematika garis diberi batasan sebagai
rangkaian titik-titik atau titik-titik berkelanjutan. Dalam seni
rupa garis itu mempunyai beberapa wujud dan bermacam-
macam pula sifatnya. Hampir semua wujud karya seni rupa
mengandung unsur garis. Garis yang kita amati pada karya seni
rupa tersebut ada yang nyata jelas kelihatan dan ada yang
bersifat kesan.
Garis nyata adalah garis yang mudah dikenal seperti garis lurus,
garis lengkung, bengkok, patah, bergelombang, dan sebagainya.
Garis kesan atau garis pengikat pada kenyataannya tidak ada,
tidak jelas dan secara tergambarkan tidak terlihat. Garis ini lebih
merupakan suatu ilusi/ sugesti.
• Bentuk
Perpaduan atau perpotongan garis dengan garis dapat
menghasilkan bidang. Sedangkan bidang dengan
bidang dapat menghasilkan bentuk. Bentuk juga ada
yang mempunyai sifat nyata dan ada pula yang bersifat
kesan. Bersifat nyata jika bentuk tersebut terdapat
pada karya seni rupa tiga dimensi. Jika pada karya dua
dimensi bentuk itu bersifat kesan. Misalnya : gambar
bola/ bulat pada bidang dua dimensi, bila diraba tidak
nyata bulat. Sedangkan pada bentuk tiga dimensi,
bentuk bola/ bulat bila diraba akan nyata bulat.
• Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang paling
mudah ditangkap oleh indera mata, jika terdapat
cahaya. Warna juga merupaka salah satu unsur pokok
dalam karya seni rupa, karena segala sesuatu
pengungkapan itu selalu menggunakan warna.
Macam warna banyak sekali, tetapi pada dasarnya
warna itu ditimbulkan oleh tiga warna pokok yaitu :
merah, kuning, dan biru. Warna-warna yang bervariasi
tersebut mempunyai karakter dan menyarankan
suasana yang berbeda. Disamping karakter warna ini
bisa ditimbulkan dari kesan warna itu sendiri, juga
bisa ditimbulkan dari ketebalan dan ketipisan warna
yang berbeda atau luas bidang warna yang berbeda.
• Tekstur
Tekstur adalah sifat permukaan pada suatu benda.
Sifat bahan ada yang nyata dan ada pula yang bersifat
kesan. Tekstur yang bersifat kesan dapat kita amati
pada gambar atau lukisan. Pada lukisan tekstur itu
bersifat kesan karena setelah diraba ternyata halus.
Sedang tekstur yang nyata dapat kita lihat pada karya-
karya tiga dimensional, misalnya pada seni patung
atau relief. Tekstur yang tampak bukan lagi bersifat
kesan tapi nyata. Tekstur juga bisa memberi kesan
illusi pada mata kita. Tekstur kasar bisa memberi
kesan mengecil atau menciut, sedang tekstur halus
bisa memberi kesan meluas atau melebar.
• Ruang
Pembentukan suatu ruang ditentukan oleh adanya
massa, bentuk yang disusun. Ruang bagi pelukis
lebih merupakan suatu illusi/ khayal. Sebaliknya,
ruang bagi pemahat dan arsitek lebih banyak
merupakan suatu kenyataan yang diperlukan
karena ia bekerja dengan bentuk tiga dimensi.
Ruang dapat dibentuk/ disusun mencuat,
melengkung, lengang, sepi, ribut, kacau,
menerawang, membuka, dan sebagainya.
• Cahaya
Sebagaimana ruang, cahaya juga memiliki sifat nyata
dan sifat kesan. Sifat nyata jika sumber cahaya itu
benar-benar berasal dari benda alam seperti lampu,
matahari, api, dan sebagainya. Sifat kesan terjadi jika
cahata itu hanya tampak sebagai gambaran, misalnya
cahaya pada lukisan, gambar, atau foto. Unsur cahaya
bagi pelukis merupakan unsur penting untuk
menciptakan kesan gelap terang. Hal ini bisa dicapai
dengan permainan nuansa warna ilmu bayang-bayang
dalam ilmu perspektif.
Prinsip-prinsip Seni Rupa, meliputi :
• Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah kesan yang timbul dari unsur-
unsur seni rupa yang terpadu, menjadi satu bentuk
dan menghasilkan suatu ungkapan. Prinsip kesatuan
ini menekankan pada adanya integritas jalinan
konseptual antara unsur-unsurnya. Artinya apa yang
hendak diungkapkan seniman merupakan kebulatan
dalam satu konsep atau gagasan. Hal ini menunjukkan
bahwa kesatuan unsur-unsur ini bukan sekedar
sekelompok bentuk-bentuk, warna-warna, akan tetapi
di dalamnya mengandung suatu kekuatan yang
menyatukan unsur-unsurnya.
• Harmoni
Harmoni atau keselarasan adalah susunan unsur-
unsur seni yang senada atau kombinasi dari
bagian-bagian yang serasi. Harmoni juga
ditimbulkan karena adanya kesatuan yang
mengandung kekuatan. Dari harmoni inilah suatu
karya seni akan tampak indah, karena hubungan
unsur-unsurnya yang selaras, maka enak
dirasakan atau indah dipandang.
• Keseimbangan
Dalam kehidupan manusia, keseimbangan
memiliki peranan penting. Tanpa ada
keseimbangan sesuatu bisa kehilangan
keseimbangan. Dan dalam karya seni dua dimensi,
keseimbangan yang ada adalah keseimbangan
semu atau kesan berat yang menyangkut setiap
unsur-unsurnya, baik garis, bentuk, warna,
tekstur, ruang, dan sebagainya.
• Ada dua jenis keseimbangan, yaitu :
• Keseimbangan formal
Yaitu keseimbangan yang diperoleh karena antara
bagian-bagiannya selalu sama, misal sebelah kiri
dan kanan sama, sebelah atas dan bawah sama.
• Keseimbangan non formal
Yaitu keseimbangan yang diperoleh karena antara
bagian-bagiannya tidak sama tetapi seimbang.
• Ritme atau Irama
Irama hanya bisa dirasakan atau dilihat, dan tidak
bisa dipegang atau diraba. Dalam bidang seni
supa, irama terbentuk karena pengulangan
(repetition) dan gerakan (movement).
Pengulangan bisa dibuat melalui warna dan nada,
bidang atau bentuk, garis dan tekstur.
Ada 3 kemungkinan terciptanya irama :
• Pengulangan garis, bentuk atau bidang yang
beraturan dengan jarak (interval) dan bentuk yang
sama.
• Perbedaan ukuran atau bentuk yang teratur dan
berkelanjutan.
• Perbedaan jarak ruang antar bentuk bidang yang
selaras secara terus dan berkelanjutan dalam satu
gerak arah yang sama.
Terciptanya irama akan memberikan kesan/ perasaan
pada penikmat. Irama pertama memberikan kesan
monoton atau statis, sedang irama kedua dan ketiga
memberikan kesan gerak bervariasi atau dinamis.
• Emphasis
Prinsip penonjolan atau dominasi disebut emphasis.
Emphasis dapat dicapai dengan beberapa cara, antara lain
:
• Pengelompokkan objek-objek tertentu.
• Penggunaan warna yang paling menyolok atau dominan.
• Penerapan proporsi atau ukuran yang lebih besar atau
lebih kecil diantara proporsi yang lain serta memiliki
pengaruh kuat.
• Pemberian bentuk yang berbeda dengan bentuk-bentuk
yang lain.
• Pengaturan unsur-unsur seni dengan posisi atau letak
lain daripada yang lain dan sebagainya.
• Pemberian bahan dengan tekstur yang lain daripada yag
lain dan sebagainya.
• Proporsi atau ukuran perbandingan
Proporsi atau ukuran perbandingan merupakan
perbandingan di antara bagian-bagian dalam satu
bentuk yang serasi. Dalam bidang seni rupa, ukuran
perbandingan objek itu sendiri: perbandingan antar
objek atau bagian, perbandingan objek dengan bidang
gambar pada karya seni rupa dua dimensi dan
perbandingan objek dengan proporsi pada karya seni
rupa tiga dimensi.
Pada karya seni realistis yang mengutamakan
ketepatan bentuk akan mudah kita amati jika ada
proporsi objek yang tidak sesuai. Sedang pada karya
seni abstrak lebih sulit untuk diamati, karena lebih
mengutamakan penggunaan proporsi untuk tujuan-
tujuan emosional.

Anda mungkin juga menyukai