Anda di halaman 1dari 4

Senyawa tanin:

*Definisi:*

Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawaan polifenol kompleks, dibangun dari
elemen C, H dan O serta sering membentuk molekul besar dengan berat molekul lebih besar dari 2000.
Tanin adalah suatu senyawa polifenol dan dari struktur kimianya dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu tanin terhidrolisis (hidrolizable tannin) dan tanin terkondensasi (condensed tannin)

*Kerangka dasar penggolongan senyawa:*

Gambar 1 Struktur tanin dan turunannya; (a) Struktur gallotanin (tanin terhidrolisis); (b) Struktur
ellagitanin (tanin terhidrolisis); (c) Struktur tanin kompleks (turunan tanin terkondensasi); (d) Struktur
tanin terkondensasi (McCreath dan Delgoda 2016)

*Jalur biosintesis:*

*Sifat fisika dan kimia:*

_Sifat kimia tanin:_

Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat koloid. Karena itu di dalam air
bersifat koloid dan asam lemah. Semua jenis tanin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan
bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik
seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Dengan garam besi memberikan reaksi
warna. Reaksi ini digunakan untuk menguji klasifikasi tanin, karena tanin dengan garam besi
memberikan warna hijau dan biru kehitaman. Tetapi uji ini kurang baik, karena selain tanin yang dapat
memberikan reaksi warna, zat-zat lain juga dapat memberikan warna yang sama. Tanin dapat dihidrolisa
oleh asam, basa dan enzim. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer-polimer lainnya
terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik dan ikatan kovalen

_Sifat fisik:_

Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah dioksidasi menjadi suatu
polimer, sebagian besar tanin bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh. Tanin berwarna putih
kekuning-kuningan sampai coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut. Tanin berbentuk
serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent).
Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau dibiarkan di udara terbuka. Tanin
mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan merupakan racun.

*Manfaat dan fungsi bagi tanaman penghasil:*

Tanin merupakan turunan dari asam galat, sebagian besar turunan galat disebut tanin karena bersifat
dapat menyamak kulit. Tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein karena
diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin, di antaranya
melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik.
Selain itu, tanin diduga dapat mengerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu
permeabilitas sel sehingga tidak dapat melakukan aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau
bahkan mati. Daun teh mengandung banyak senyawa tanin yang berpengaruh terhadap sifat
‘astringency’ dan rasa pahit/ sepet.

*Manfaat dan fungsi untuk manusia:*

Menurut Chan et al. (2018) semua senyawa tanin dan turunan memiliki kemampuan dalam
menghambat bakteri patogen dengan memengaruhi keberadaan ion besi tergantung jenis senyawa
tanin.

Setiawan et al. (2019) menyatakan bahwa tanin mampu menghambat terjadinya akibat infeksi dari
aktivitas bakteri dan jamur, dengan mempengaruhi konversi asam laktat menjadi asam asetat, asam
butirat atau etanol. Penurunan konversi asam laktat disebabkan oleh bakteri Clostridium sp. jenis
bakteri pembusuk yang jumlahnya berkurang, yang ditandai dengan berkurangnya kandungan asam
butirat dalam silase.

*Uji pendahuluan:*

Sejumlah ekstrak metanol kelopak bunga Rosella dari masing-masing tempat tumbuh dilarutkan dalam
air suling dan dipanaskan selama 30 menit di atas penangas air, kemudian disaring. Filtrat ditambah
larutan NaCl 2%; bila terjadi endapan, disaring melalui kertas saring. Filtrat ditambah larutan gelatin 1%;
bila timbul endapan menunjukkan adanya tanin atau zat samak.

Uji terhadap tanin dilakukan untuk memastikan apakah dalam kelopak bunga Rosella mengandung
senyawa tanin. Salah satu sifat khas senyawa tanin adalah mempunyai kemampuan untuk
mengendapkan protein, pada uji ini dikatakan positif apabila terbentuk endapan setelah penambahan
gelatin (protein) pada larutan ekstrak.

DAPUS:

Chan CL, Gan RY, Shah NP, Corke H. 2018. Polyphenols from selected dietary spices and medicinal herbs
differentially affect common food-borne pathogenic bacteria and lactic acid bacteria. Food Control. 9(2):
437–443.

Irianty, R. S., & Yenti, S. R. (2014). Pengaruh perbandingan pelarut etanol-air terhadap kadar tanin pada
sokletasi daun gambir (Uncaria gambir Roxb). Sagu, 13(1), 1-7.

Kurniawan, I., & Zahra, H. (2021). Gallotannins; Biosynthesis, Structure Activity Relationship, Anti-
inflammatory and Antibacterial Activity. Current Biochemistry, 8(1), 1-16.

Martono, B., & Setiyono, R. T. (2014). Skrining fitokimia enam genotipe teh. Jurnal Tanaman Industri Dan
Penyegar, 1(2), 63.

McCreath SB, Delgoda R. 2016. Pharmacognosy Fundamentals, Applications and Strategy. San Diego
(US): Elsevier Science Publishing Co Inc.

Setiawan LTK, Nugraha J, Lestari P, Sinansari R, Soegianto L, Handayani LPTM. 2019. Effect of arican leaf
(Vernonia amygdalina) toil-6 and IL-10 level on Staphylococcus aureus infection.Indonesian Journal of
Tropical and Infectious Disease. 7(4): 70-74.

SPEKTROFOTOMETRI, T. S., & CONTENT, D. O. T. P. (2012). PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK
METANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa Linn) DENGAN VARIASI TEMPAT.
Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(1), 73-80.

Anda mungkin juga menyukai