Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MACAM MACAM KOMUNIKASI ADMINISTRASI

NAMA : ATIK YULI YANTI

NIM : 21210004

DOSEN PENGASUH : Dr. SUANDI, S.Pd,M.Si

MATA KULIAH : KOMUNIKASI ADMINISTRASI

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI PALEMBANG

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Evaluasi Kawasan Tanpa Asap Rokok” dalam
mata kuliah Metode Penelitian Sosial.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penulisan proposal penelitian ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam proposal penelitian ini.
Oleh karena itu, Penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga proposal penelitian yang penulis susun ini


memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Palembang, 25 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah. ......................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Administrasi.............................................................................3

2.2 Macam-Macam Komunikasi Administrasi ..................................................3

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ….12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut dengan komunikasi nonverbal.
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi catat-
mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas
adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. Administrasi juga dapat
dikatakan sebagai proses kerja sama yang melibatkan sedikitnya dua orang
untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan sebelum mereka
memulai kegiatan.
Komunikasi administrasi merupakan suatu proses yang mencakup
pemindahan ide dan penyampaian ide secara cermat, dengan tujuan untuk
menimbulkan tindakan yang menuju kearah tercapainya tujuan bersama secara
efektif dan efisien.
komunikasi administrasi dapat disimpulkan sebagai proses
penyampaian berita/ informasi secara timbal balik untuk menciptakan kerja
sama diantara anggota organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.

1
1.2 Rumusan Masalah
• Apa Pengertian komunikasi administrasi
• Apa saja macam macam komunikasi administrasi

1.3 Tujuan Penulisan


• Untuk mengetahui apa saja macam macam komunikasi administrasi

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Administrasi

Komunikasi administrasi adalah suatu proses yang mencakup


pemindahan ide dan penyalinan ide secara cermat dengan tujuan bersama secara
efektif. Karena komunikasi administrasi sebagian besar menyangkut masalah
manusia, maka dalam ungkapan penyalinan ide-ide secara cermat perlu ada
pengertian yang sangat besar (Yuwono; 1985: 3). Sutarto (1991:23)
mengemukakan komunikasi administrasi adalah rangkaian kegiatan penataan
saling menyampaikan warta antar para pegawai dalam kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Komunikasi administrasi adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan dengan mempergunakan bahasa administrasi. Agar proses
komunikasi berjalan terlaksana dengan efisien, maka harus diperhatikan bahwa
materi komunikasi tersebut hendaknya memenuhi empat macam persyaratan,
yaitu singkat, jelas, lengkap dan tepat.

2.2 Macam-Macam Komunikasi Administrasi

Kegiatan komunikasi ini mencakup proses berinteraksi, mereaksi, tukar


menukar informasi atau gagasan atau rencana, mengusulkan, mengkoordinasi,
dan membuat keputusan. Yuwono (1985:25) berpendapat bahwa komunikasi
administrasi dibagi menjadi:

1. Komunikasi ke atas (upward communication)

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan


kepada atasan atau dari tingkatan yang lebih rendah kepada tingkatan yang
lebih tinggi. Arus pesan pada tingkatan ini berisikan tentang laporan (harian,
mingguan, bulanan dan tahunan), tugas-tugas yang telah diselesaikan,
pertanyaan yang tidak atau kurang jelas mengenai metode dan prosedur

3
kerja, pertanggung jawaban karyawan kepada pimpinan atau tugas yang
dipercayakan padanya.

Komunikasi ke atas diberikan oleh para anggota organisasi kepada


pimpinan dengan maksud untuk memberikan bahan- bahan keterangan yang
diperlukan oleh pimpinan, agar fungsi- fungsi kepemimpinan dapat
dijalankan dengan sebaik-baiknya. Komunikasi ke atas dapat diberikan
melalui macam-macam kegiatan komunikasi, misalnya:

a. Pemberian laporan Laporan dalam suatu organisasi dapat diartikan


sebagai suatu bentuk penyampaian keterangan dari bawahan kepada
atasan tentang segala hal yang bertalian dengan tugas-tugas
pekerjaannya. Penyampaian keterangan ini dapat mempergunakan
tulisan, angka angka, gambar- gambar. Juga dapat diberikan secara
lisan. Dan penyampaiannya keterangan itu dapat diberikan secara
ajeg yaitu pada waktu tertentu atau secara insidental.

b. Pemberian Keluhan, Pendapat dan Saran Para anggota organisasi


sebaiknya diberi kesempatan untuk mengajukan keluhan, pendapat
dan saran mengenai bidang-bidang pekerjaannya. Keluhan adalah
rasa tidak puas mengenai segala hal yang dihadapi dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan. Pendapat ialah pandangan
yang diungkapkan mengenai sesuatu persoalan yang dihadapi dalam
Melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Saran ialah pemikiran
mengenai pemecahan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas-tugas pekerjaannya. Tujuan dari pola komunikasi ini adalah
untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan
pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan
moral dan sikap pegawai, tipe pesan adalah integrasi dan
pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkat ini
merupakan sarana atau mekanisme umpan balik (feedback) dari
bawahan kepada atasan.

4
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik
saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau
tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan,
demi menjaga posisinya, serta mendapatkan rasa aman dalam suatu
organisasi.
Sharma (Muhammad, 1995:118) mengatakan Beberapa kesulitan
untuk mendapatkan informasi dari pegawai mungkin disebabkan oleh
beberapa hal di antaranya sebagai berikut:

1) Kecenderungan pegawai untuk menyembunyikan perasaan dan


pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa pegawai merasa
bahwa mereka akan mendapatkan kesukaran bila menyatakan apa
yang sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu cara yang
terbaik adalah mengikuti apa yang disampaikan oleh supervisor
maupun atasan mereka.
2) Perasaan pegawai bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik
kepada masalah mereka. Pegawai sering melaporkan bahwa
pimpinan mereka tidak perhatian terhadap masalah-masalah
mereka.
3) Kurangnya rewards atau penghargaan terhadap pegawai yang
berkomunikasi ke atas. Sering kali supervisor dan pimpinan tidak
memberikan penghargaan yang nyata kepada pegawai untuk
memelihara keterbukaan komunikasi ke atas.
4) Perasaan pegawai bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat
menerima dan memberikan respons terhadap apa yang dikatakan
oleh pegawai. Salah satu masalah yang penting adalah bagaimana
menciptakan iklim saling percaya, saling menghargai meningkat-
kan kejujuran dan keakraban antara pimpinan dengan pegawai. Hal
ini merupakan bagian dari tugas para eksekutif puncak.

5
2. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ini dapat disebut juga komunikasi dari dan atasan
disemua level kepada bawahan, komunikasi ini umumnya terkait dengan
tanggung jawab kewenangannya dalam suatu organisasi. Komunikasi ini
bertujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengoordinasi-
kan, memotivasi, memimpin, dan Mengendalikan berbagai kegiatan yang
ada di level bawah.
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan penyampaian pesan yang
dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para
bawahan dengan sebaik-baiknya. Komunikasi ini juga dapat berbentuk lisan
(oral communications) maupun tulisan (written communications)
(Purwanto, 2011:50).
Komunikasi ini diberikan oleh pimpinan kepada para anggota
organisasi dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada mereka
mengenai apa yang harus mereka kerjakan dalam kedudukannya sebagai
anggota organisasi. Pemberian pengertian ini dapat dijalankan melalui
macam- macam kegiatan misalnya:

a. Pemberian Petunjuk
Petunjuk ialah keterangan-keterangan pimpinan yang di
dalam menjadi dasar pegangan para personil pembantu dalam
menyelenggarakan tugas-tugas pekerjaan organisasi. Petunjuk-
petunjuk pimpinan hendaknya meliputi bidang-bidang
operasional maupun penunjang dan mencangkup baik aspek-
aspek organisatoris maupun teknis penyelenggaraannya.

b. Pemberian Keterangan Umum


Dalam konsepsi-konsepsi mengenai kepemimpinan
digambarkan bahwa pemimpin yang baik ialah yang dapat
berfungsi sebagai pusat hidup dan aktivitas yang positif dalam
organisasi yang dipimpinnya, Pemimpin itu melakukan

6
kegiatan-kegiatan untuk dapat memanfaatkan kesempatan
menemukan kemungkinan perkembangan dan mempercepat
masa datang organisasi yang lebih baik. Untuk dapat
mewujudkan fungsi tersebut di atas personil- personilnya harus
disiapkan supaya terdapat gambaran yang sama akan
kemungkinan langkah-langkah tindakan yang akan diambil oleh
pimpinan. Guna mencapai sasaran inilah maka pimpinan
organisasi berkewajiban memberikan keterangan keterangan
umum yang sifatnya umum akan tetapi mempunyai prospek efek
mempercepat menggandakan tujuan organisasi. Supaya
pemberian keterangan umum cocok dengan tujuan diatas maka
pimpinan organisasi mengintersipkan pemasukan pengetahuan-
pengetahuan umum yang ada hubungan dengan pengetahuan
dalam bidangnya serta mengintensipkan organisasi. pengawasan
pelaksanaan tugas-tugas Berdasarkan jalan pikiran diatas, maka
diharapkan pimpinan organisasi, di samping memberikan
petunjuk petunjuk juga memberikan pula tambahan
pengetahuan- pengetahuan umum dalam bidang apa pun yang
dipandang perlu.

c. Pemberian Perintah
Menurut konsepsi modern maka pemberian perintah
dalam organisasi yang rapi dan teratur baik harus terlepas sama
sekali dari keadaan atau hubungan perorangan. Perintah adalah
fakta fungsional tidak bersifat pribadi, artinya perintah itu haruas
jelas menyebutkan tugas atau kewajiban apa yang harus
dilakukan.
d. Teguran
Teguran ialah komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan
untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan atau kekurangan-
kekurangan yang ada pada para anggota organisasi dalam
organisasi dalam menjalankan tugas-tugas pekerjaannya. Dalam

7
memberikan teguran ini seorang pemimpin hanya sebagai alat
organisasi saja yaitu untuk menjamin kelancaran jalannya
organisasi. Karena itu harus dilakukan seobyektif mungkin dan
jangan sampai sentimen pribadi dibawa serta. Efek yang
diharapkan dari pemberian teguran ialah agar par pegawai yang
ditegur merasa dengan insyaf kalau melakukan kesalahan dan
menginsafi pula apa yang seharusnya diperbuat.

e. Pemberian Penghargaan atau Pujian.


Pujian dapat diberi makna sebagai komunikasi pimpinan
untuk memberikan penghargaan kepada para anggota organisasi
yang telah menjalankan tugas-tugas pekerjaannya melebihi
standard kerja yang telah ditentukan. Kata- kata pujian yang
tepat merupakan salah satu alat memperbaiki administrasi.
Dengan adanya kata-kata pujian dapat menambah semangat
kerja anggota organisasi yang bersangkutan dan mendorong
prestasi kerja anggota organisasi lain yang kurang prestasinya.

Kekurangan komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya


penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para
bawahannya. Dengan kata lain, pesan yang diterima para bawahan bisa
tidak selengkap aslinya. Ketidak lengkapan pesan yang diterima disebabkan
oleh saluran komunikasi yang cukup panjang mulai dari atasan hingga
bawahan. Maka dari itu, dalam penyampaian pesan perlu diperhatikan
panjangnya saluran komunikasi yang digunakan dan kompleksitas pesan
yang ingin disampaikan kepada para anggotanya.

3. Komunikasi administrasi mendatar (horizontal communication)


Komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah
komunikasi lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian bagian
yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi, tujuan komunikasi
horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan

8
memberi kan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar.

Komunikasi mendatar dilakukan antara para pejabat dalam


organisasi yang mempunyai kedudukan sederajat. Komunikasi mendatar
dapat dilakukan dengan review dan mengadakan rapat kerja. Kurang
perhatian dalam pelaksanaan komunikasi mendatar akan menimbulkan
masalah. Dengan kelancaran dalam komunikasi mendatar, akan terjamin
koordinasi yang baik dalam organisasi. Koordinasi diperlukan untuk
mencegah tendensi-tendensi yang berupa gerak pemisah, saling
bertabrakan, maupun kekosongan perhatian mengenai suatu hal diantara
pejabat organisasi.
Komunikasi horizontal menjadi penting artinya manakala setiap
bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat tingkat
ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing bagian
dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian
lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim dipakai. Ada
beberapa tujuan tertentu dari komunikasi horizontal diantarnya adalah:

1) Mengkoordinasikan tugas-tugas.

2) Saling memberikan informasi untuk perencanaan dan aktifitas-


aktifitas.

3) Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang


berada dalam tingkat yang sama.

4) Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian


organisasi dan antara bagian dengan bagian yang lainnya.

5) Menjamin pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau


anggota unit organisasi tentang perubahan itu.

6) Mengembangkan sokongan interpersonal dari temannya.

9
Kontak interpersonal dalam komunikasi horizontal yang mungkin
terjadi dapat berupa rapat-rapat komite, interaksi informal pada waktu jam
istirahat, percakapan telepon, memo dan nota, serta aktivitas sosial.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

komunikasi administrasi adalah proses penyampaian berita/ informasi


secara timbal balik untuk menciptakan kerja sama diantara anggota organisasi
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Macam
macam komunikasi administrasi dibedakan menjadi: Komunikasi ke bawah
(downward communicatio), Komunikasi ke bawah (downward
communication), Komunikasi administrasi mendatar (horizontal
communication), dimana macam macam komunikasi administrasi merupakan
cara menyampaikan pesan bisa dari atas kepada bawahnya, bawah kepada
atasannya maupun dalam posisi sejajar yaitu memiliki kedudukan yang setara
atau sama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kaja.2021. Komunikasi Administrasi. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha

Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutarto. 1991.Dasar-dasar Komunikasi Administrasi. Yogyakarta: Duta Wacana


University Press.

Yuwono, S. 1985. Ikhtisar Komunikasi Administrasi. Yogyakarta:


Penerbit Liberty.

12

Anda mungkin juga menyukai