Makalah Manusia Purba Di Indonesia140345
Makalah Manusia Purba Di Indonesia140345
Upload
Home
Explore
Login
Signup
Home
Explore
Search
Submit Search
Upload
Login
Signup
×
Search
Report
Irma Triyani Yahya
•
Oct. 24, 2014
•
50 likes
•
105,024 views
Ad
×
1 of 14
Ad
1 of 14
Ad
Report
Download Now
Download
Education
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas,
merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah
ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar
Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah
lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari
tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian
yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech
menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan
mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von
Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo
di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa
yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah
Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli
menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu
merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup
kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa
Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak
pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus
Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald
menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya
disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena
bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba
adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal
tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia
purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba
bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo
Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia
sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat
sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada
2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti
manusia purba dari Wajak.
Read more
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas,
merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah
ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar
Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah
lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari
tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian
yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech
menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan
mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von
Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo
di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa
yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah
Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli
menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu
merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup
kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa
Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak
pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus
Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald
menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya
disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena
bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba
adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal
tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia
purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba
bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo
Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia
sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat
sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada
2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti
manusia purba dari Wajak.
Read more
Education
Advertisement
Recommended
Advertisement
Recommended
Manusia purba di dunia (Manusia Purba di Eropa, Ciri fisik manusia purba di I...
Sindi Fantika
•
170.7k views
Jenis jenis-manusia-purba
just Aray
•
43.6k views
Ppt 1 praaksara
fakhriza99
•
20.9k views
Manusia purba di dunia (Manusia Purba di Eropa, Ciri fisik manusia purba di I...
Sindi Fantika
170.7k views
•
25 slides
2 sejarah (1)
rustiniefa
•
1.4k views
Homo Floresiensis
Stanley Natanael
•
20.6k views
Meganthropus paleojavanicus
Dimas Rayhan
•
7k views
Cover makalah
Putut Joko
•
9.6k views
Materi 1 pdf
SPADAIndonesia
•
2.8k views
Presentation 2
Namaku'Galeh-mshmudajaGak Ushnamap Anunyapnjngwkwk'slmknlyaboz
•
16.8k views
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
RestuBisnis
•
11 views
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Nofalia Pebriani
•
259 views
Materi 1 pdf
SPADAIndonesia
2.8k views
•
25 slides
Presentation 2
Namaku'Galeh-mshmudajaGak Ushnamap Anunyapnjngwkwk'slmknlyaboz
16.8k views
•
32 slides
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
RestuBisnis
11 views
•
22 slides
tata surya.pptx
NikoSuhendri
•
0 views
Sistem Koordinasi.pptx
AdityaPratama137891
•
0 views
Pelan Pengajaran.docx
EKueNa411KueNa
•
0 views
KERAJAAN KUTAI.pptx
MoonStruck6
•
0 views
Materi e-Xam.pdf
KrisnaWilantara1
•
0 views
AKSI NYATA.pdf
EtiErnawati5
•
0 views
5..pptx
IneMariane1
•
0 views
Data sampiling.pptx
marhadihadi2
•
0 views
peraturan sekolah.pdf
skpermatanggunongalo
•
0 views
PENCAPAIAN SEKOLAH.pptx
MohdAfiq794293
•
0 views
tata surya.pptx
NikoSuhendri
0 views
•
32 slides
Advertisement
Related Books
View all
Ebook
Hadis Asli Hadis Palsu
Muhammad Sholikhin
4/5
Ebook
Islam Kosmologi Baru dan Agama Baru
Ni'matul Masfufah
4/5
Ebook
Kearifan Jawa
Bambang Udoyono
2.5/5
Ebook
Keterikatan kuantum dan ketidaksadaran kolektif. Fisika dan metafisika alam semesta. Interpretasi
baru
Jusuf Sibareni
3/5
Ebook
Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda
Jakob Sumardjo
3.5/5
Ebook
Hermeneutika Sunda: Simbol-Simbol Babad Pakuan/Guru Gantangan
Jakob Sumardjo
3.5/5
Ebook
Parkinsons Treatment Indonesian Edition: 10 Secrets to a Happier Life 10 Rahasia Menggapai
Harapan dan Hidup Lebih Bahagia dengan Penyakit Parkinson
Michael S. Okun M.D.
4.5/5
Ebook
Kearifan Global
Bambang Udoyono
5/5
Ebook
Keterikatan kuantum dan sinkronisitas peristiwa
Bruno Del Medico
0/5
Ebook
Pengantar psikologi emosi: Dari Darwin hingga ilmu saraf, apa itu emosi dan bagaimana cara
kerjanya
Stefano Calicchio
0/5
Ebook
Buku Urantia: Mengungkapkan Misteri-misteri tentang Tuhan, Alam Semesta, Sejarah Dunia, Yesus,
dan Kita Sendiri
5/5
Ebook
Catatan (Seorang) Alien Yang Terdampar di Indonesia
Alie Xantara
4/5
Ebook
The Cryptosociety
Hartanto
0/5
Ebook
Tanaman Pepohonan Untuk Menjernihkan & Menetralisir Air Limbah Beracun Berbahaya Dari
Kawasan Perairan Laut Sungai Danau
Jannah Firdaus Mediapro
0/5
Ebook
Fizik kuantum dan sub-sedar kolektif. Fizik dan metafizik alam semesta. Tafsiran baru
Leong Mahzan
2.5/5
Ebook
Sekutu Umat Manusia - Buku Satu - ( AH1- Indonesian Edition)
Marshall Vian Summers
1/5
Ebook
Sejarah psikologi ilmiah: Dari kelahiran psikologi hingga neuropsikologi dan bidang aplikasi terkini
Stefano Calicchio
0/5
Ebook
Maimo Kumolintang Harmoni Semesta
Petrus Kaseke
0/5
Ebook
Buku Kosakata Bahasa Inggris: Pendekatan Berbasis Topik
Pinhok Languages
0/5
Ebook
Buku Kosakata Bahasa Islandia: Pendekatan Berbasis Topik
Pinhok Languages
0/5
1. 1.
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X AKUNTANSI 1
Oleh: Ketua : Irma Triyani Yahya Anggota : Risda Wulandari Putri : A. Adnan Adhyaksa : Siti Nur
Firda Sari : Devi Elvira Amir : Lina Andriani : Sri Rahayu SMK NEGERI 1 BULUKUMBA
2. 2.
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah
Indonesia di tahun ajaran 2014, dengan judul “ MANUSIA PURBA DI INDONESIA ”. Dengan
membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang Manusia Purba di
Indonesia. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini,
dapat memberi manfaat tersendiri bagi teman-teman sekalian. Bulukumba, 16 Oktober 2014
Tim Penyusun
3. 3.
DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………………………………………... i Daftar
Isi…………………………………………………………………………… ii BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………… 1 1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………. 1 1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………… 1 1.3 Tujuan
Penulisan……………………………………………………….. 1 BAB 2
PEMBAHASAN…………………………………………………………... 2 2.1 Pengertian Manusia
Purba……………………………………………... 2 2.2 Para Peneliti Manusia Purba di
Indonesia……………………………... 2 2.3 Kondisi Alam dan Jenis Manusia Purba di
Indonesia…………………. 4 2.4 Peta Temuan Manusia Purba…………………………………………... 8 BAB 3
PENUTUP…………………………………………………………………. 10 3.1
Kesimpulan…………………………………………………………….. 10 3.2
Saran………………………………………………………………….... 10 DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………… 11
4. 4.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia yang hidup pada zaman Praaksara
sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam
perkembangan terdiri dar i beberapa jenis. Penemuan-penemuan fosil ini banyak disumbang
oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim
yang cocok dihuni manusia kala itu. Penemuan-penemuan fosil sangat berguna bagi
perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala
itu. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini.
Indonesia banyak menyumbang fosil manusia-manusia purba. Dilihat dari hasil penemuan di
Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia
mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan
fosil- fosil yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-
19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Itu
sebabnya makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai pengertian
manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan homo sapiens serta kehidupannya pada masa
itu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1.2.1 Apa yang dimaksud
dengan manusia purba? 1.2.2 Siapa sajakah para ahli yang meneliti keberadaan manusia purba
di Indonesia? 1.2.3 Bagaimana kondisi alam dan jenis manusia purba di Indonesia? 1.3 Tujuan
Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut: 1.3.1
Untuk mengetahui pengertian manusia purba. 1.3.2 Untuk mengetahui para ahli yang meneliti
keberadaan manusia purba di Indonesia. 1.3.3 Untuk mengetahui kondisi alam dan jenis-jenis
manusia purba di Indonesia.
5. 5.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Manusia Purba Manusia purba diyakini sudah tinggal di
bumi ini sekitar 4 juta tahun yang lalu. Tetapi para ahli meyakini bahwa manusia ini sudah ada di
bumi sejak 2 juta tahun yang lalu. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman
praaksara atau prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Secara fisik,
cirri-ciri manusia purba mempunyai kemiripan dengan manusia modern sekarang (homo
sapiens) namun hal kecerdasannya masih rendah (volume otak < 1200 cc) dibandingkan
manusia modern. Mereka biasanya hidup secara berkelompok dan mengandalkan bahan
makanan dari alam sekitar, baik beerupa tumubuh-tumbuhan maupun binatang, karena belum
mengenal cara bercocok tanam. Kehidupannyapun mereka menggunakan alat-alat yang masih
sangat sederhana pula. Alat-alat yang mereka gunakan biasanya dari tulang-tulang binatang
dan batu. Para ahli dapat mendeskripsikan kehidupan manusia purba setelah menemukan fosil
atau artefak peninggalan manusia purba. Fosil adalah tulang-belulang manusia maupun hewan
dan tumbuhan yang telah membatu dalam waktu yang sangat lama. Sedang Artefak adalah
peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia untuk membantu memenuhi kehidupannya
yang terbuat dari batu, tulang, kayu, dan logam. Dengan ditemukannya fosil dan artefak tersebut
dapat disusun dan dirangkai perkiraan kehidupan manusia pada zaman lampau. Fosil- fosil
manusia hampir ditemukan di seluruh permukaan bumi. Melalui fosil dan artefak itu para ahli
dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui dan menentukan usia dan keberadaannya. 2.2
Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia Fosil- fosil manusia purba banyak ditemukan di bumi
Indonesia. Namun penemuan itu belum dapat memastikan secara keseluruhan kehidupan dan
keberadaan manusia purba di wilayah Indonesia. Para ahli hanya dapat membuat berbagai
macam perkiraan atau penafsiran sebagian kecil kehidupan manusia purba. Berikut ini yang
pernah meneliti keberadaan manusia purba di Indonesia.
6. 6.
a. Eugene Dubois dan BD. Van Reitschotten Ia mempunyai nama lengkap Marie Francois
Thomas Dubois, lahir pada 28 Januari 1858. Eugene Dubois adalah seorang dokter yang
berkebangsaan Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia
bertujuan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang manusia purba di indonesia
setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak manusia dari salah seorang teman yang bernama
BD. Van Reitchotten pada tahun 1889. BD. Van Reitchotten menemukan tengkorak di daerah
Wajak, pada saat ia melakukan penggalian marmer. Eugene Dubois berhasil menemukan fosil
tengkorak pada tahun 1890 di dekat Desa Trinil, Jawa Timur. Fosil itu diberi nama
Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak). Fosil tersebut diduga berusia
kurang lebih satu juta tahun. Penemuan ini ternyata telah menggemparkan dunia ilmu
pengetahuan di bidang paleontologi dan biologi. b. Ter Haar, Oppenoorth, dan GRH. Von
Koenigswald Ketiga peneliti mengadakan penelitian di daerah Ngandong (Kabupaten Blora).
Mereka berhasil menemukan empat belas fosil manusia purba. Fosil-fosil tersebut lebih dikenal
dengan Homo Soloensis, karena ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Sekitar
tahun 1936-1941, Von Koenigswald menemukan fosil rahang bawah yang berukuran sangat
besar, sehingga para ahli member nama Meganthropus Paleojavanicus (artinya manusia besar
yang berasal dari pulau Jawa) yang diduga sama dengan Homo Mojokertensis. c.
Tjokrohandoyo dan Duifjes Kedua tokoh ini berhasil menemukan dua fosil di Desa Perning
dekat Mojokerto dan Desa Sangiran di daerah Sragen-Surakarta. Penemuan itu menjadi sangat
penting karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih kurang
diperkirakan dua juta tahun yang lalu). Fosil yang ditemukan tersebut diberi nama Homo
Mojokertensis.
7. 7.
d. Prof. Dr. Teuku Jacob Ia lahir di Peurlak, Aceh Timur pada 6 Desember 1929. Setelah
Indonesia merdeka, penelitian itu dilakukan oleh Prof. Dr. Teuku Jacob, ia adalah ilmuwan yang
terus memperjuangkan penemuannya bahwa fosil di Flores bukan spesies baru, tetapi bagian
dari salah satu subspecies Homo Sapiens dengan ras Austromelanesid. Ia menolak anggapan
para ahli Barat bahwa manusia purba di kawasan Sangiran, Solo bertradisi mengayau
(memenggal kepala lalu memakan otak sesamanya). Prof. Dr. Teuku Jacob melakukan
penelitian di Desa Sangiran dan meluas sampai di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Penelitian ini berhasil menemukan 13 fosil, dan fosil terakhir ditemukan pada tahun 1973 di
Desa Sambung Macan dan Sragen. 2.3 Kondisi Alam dan Jenis Manusia Purba di Indonesia
Konon pada zaman es, wilayah kita terbagi menjadi dua bagian. Wilayah barat yang disebut
Paparan Sunda menjadi satu dengan Asia Tenggara kontinental. Paparan ini meliputi Jawa,
Kalimantan, serta Sumatra dan menjadi satu dengan daratan Asia Tenggara, sehingga
merupakan wilayah yang luas. Wilayah timur yang disebut Paparan Sahul menjadi satu dengan
Benua Australia. Wilayah yang terletak di antara Paparan Sunda dan Sahul itu meliputi
Kepulauan Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Kawasan ini kelak, oleh Wallacea disebut
penyaring bagi fauna (bahkan manusia) di kedua daratan. Karenanya, tipe fauna di kedua
daratan cenderung berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan dukungan iklim serta suhu yang
baik, evolusi tumbuhan dan hewan (termasuk Primates) bisa berlangsung. Pada masa itu,
manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil di berbagai daerah dengan mobilitas yang
cukup tinggi. Jalur Indonesia-kontinen Asia bisa mereka tempuh melalui rute darat, begitu pula
dengan Indonesia-Australia. Peralatan batu yang ditemukan di Sulawesi Selatan dan Nusa
Tenggara serta di Filipina, mungkin bisa digunakan untuk merunut kehidupan Pithecanthropus
yang tinggal di kawasan ini. Kemudahan komunikasi itu memungkinkan mereka untuk
mengadakan migrasi ke dalam dua arah yang berlawanan.
8. 8.
Perubahan mulai terjadi pada daratan dan kehidupan manusia, saat es mulai mencair. Karena
air laut menjadi lebih tinggi dan menutupi bagian-bagian rendah dari kedua paparan, maka
membentuk pulau-pulau baru yang saling terpisah. Dampaknya adalah kelompok-kelompok
manusia itu menjadi tercerai-berai dan hidup di dalam pulau-pulau yang saling berlainan.
Fenomena alam itu tidak hanya sekali terjadi, sehingga memungkinkan faktor-faktor evolusi
seperti seleksi alam, arus gen, dan efek perintis untuk bekerja. Hasilnya adalah populasi baru
yang mungkin sekali berbeda dengan induknya. Mungkin karena faktor hibridisasi yaitu
pembauran gen atau perjodohan antara dua golongan makhluk hidup. Mungkin pula karena
pigminasi yaitu proses pengerdilan individu sebagai akibat adanya seleksi alam dan
terbatasnya bahan makanan untuk populasi yang semakin bertambah. Proses inilah yang
antara lain mengakibatkan mengapa manusia purba yang ditmukan di kawasan Sangiran
berbeda dengan yang ditemukan di Flores pada tahun 2004. Latar belakang sejarah di atas
memunculkan kehidupan manusia di bumi Indonesia. Berdasarkan penemuan para ahli dapat
diketahui adanya beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia,
diantaranya: a. Meganthropus Paleojavanicus Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata;
Megan artinya besar, Anthropus artinya manusia, Paleo berarti tua, Javanicus yang artinya dari
Jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba
bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa
Tengah antara tahun 1936-1941 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald.
Hasil temuan tersebut berupa rahang bawah dan atas. Pada tahun 1952, Marks juga
menemukan fosil rahang bawah manusia Meganthropus yang lain pada lapisan Kabuh
(Pleistosen tengah) di Sangiran. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur
1-2 Juta tahun. Ciri-cirinya sebagai berikut: 1) Memiliki tulang pipi yang tebal. 2) Memiliki otot
kunyah yang kuat. 3) Memiliki perawakan yang tegap. 4) Memiliki tonjolan kening yang
menyolok. 5) Memiliki tonjolan belakang yang tajam. 6) Tidak memiliki dagu. 7) Memakan jenis
tumbuh-tumbuhan. 8) Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
9. 9.
b. Pithecanthropus Mojokertensis / Pithecanthropus Robustus Pithecanthropus
Mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil manusia purba ini ditemukan dan
diteliti oleh Tjokrohandoyo yang bekerja di bawah pimpinan ahli purbakala Duifjes pada tahun
1936 di daerah Kepuhlagen sebelah utara Perning, Mojokerto. Temuan tersebut berupa fosil
anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Pithecanthropus Mojokertensis diperkirakan hidup sekitar
2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Jenis Phitecanthropus mempunyai ciri-ciri antara lain
sebagai berikut: 1) Badan tegap, tetapi tidak seperti Meganthropus. 2) Tinggi badannya 165-180
cm. 3) Tidak mepunyai dagu. 4) Tulang tahang dan geraham kuat serta bagian kening menonjol.
5) Volume otak belum sempurna seperti jenis Homo, yaitu hanya berkisar 750 - 1.300 cc. 6)
Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk lonjong. 7) Alat pengunyah dan otot tengkuk sudah
mengecil. c. Pithecanthropus Erectus Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugene Dubois
pada tahun 1890 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Desa Trinil (Ngawi), Jawa Timur.
Hasil temuan fosil tersebut setelah diteliti dan direkonstruksi ternyata menunjukkan bentuk
kerangka manusia yang menyerupai kera, sehingga dinamakan Pithecanthropus Erectus yang
berarti manusia kera yang berjalan tegak. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah
juta tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian pada temuan fosil yang ada, dapat disimpulkan
bahwa Pithecanthropus Erectus mempunyai ciri-ciri antara lain: 1) Berjalan tegak. 2) Berbadan
tegap dengan alat pengunyah yang kuat. 3) Tinggi badan sekitar 165-170 cm dengan berat
badan ± 100 kg.
10. 10.
4) Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan. 5) Volume otaknya berada di
antara kera dan manusia. d. Homo Wajakensis Fosil manusia purba jenis Homo adalah jenis
manusia purba yang mendekati ciri-ciri manusia modern. Fosil ini ditemukan pada tahun 1889
oleh Eugene Dobois di desa Wajak (Tulung Agung) Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa
tulang tengkorak, rahang bawah, dan beberapa ruas tulang leher. Hidup antara 25.000-40.000
tahun yang lalu. Adapun jenis Homo Wajakensis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1)
Berbadan tegap. 2) Volume otak lebih besar daripada Pithecanthropus, yaitu berkisar 1.000-
2.000 cc dengan rata-rata 1.350-1.450 cc. 3) Alat pengunyah, rahang, gigi dan otot tengkuk
sudah mengecil. 4) Otak besar dan kecil sudah berkembang terutama kulit dan otaknya. 5)
Berjalan lebih tegak. 6) Tinggi badan 130-210 cm dengan berat badan 30-150 kg. 7) Muka tidak
terlalu menonjol ke depan. 8) Tulang tengkorak mulai membulat. 9) Berkemampuan membuat
alat-alat dari batu dan tulang meskipun masih sangat sederhana. e. Homo Soloensis Homo
Soloensis merupakan jenis fosil manusia praaksara yang ditemukan di lembah sungai
Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir. Oppenoorth pada tahun 1931–1934 di Desa Ngandong
kabupaten Blora. Setelah diteliti oleh Von Koenigswald, fosil tersebut diketahui bahwa ternyata
manusia purba jenis Homo Soloensis lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus
Erectus. Jenis manusia purba tersebut dinamakan Homo Soloensis atau manusia purba dari
Solo. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering. Homo Soloensis
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Otak kecilnya lebih kecil dari otak kecil Pithecanthropus
Erectus. 2) Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus. 3) Volume otaknya
berkisar 1.000-1.300 cc.
11. 11.
4) Tonjolan kening agak terputus di tengah. 5) Berbadan tegap dan tingginya sekitar 180
cm. f. Homo Sapiens Homo sapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman Holosen
(±40.000 tahun yang lalu), telah mengalami pengecilan pada bagian kepala dan tubuh yang lain,
sehingga fisiknya sudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Jenis Homo Sapiens
yang sampai sekarang masih ada adalah ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras
Mongoloid memiliki ciri berkulit kuning dan menyebar di Asia Tenggara. Ras Kaukasoid berkulit
putih berhidung mancung dan tubuhnya jangkung, hidupnya menyebar di Eropa dan Asia kecil
(Timur Tengah). Ras Negroid berkulit hitam, bibir tebal, berambut keriting, hidup menyebar di
Papua, Australia dan Afrika. Selain ketiga ras tersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya
terbatas yaitu ras Austromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di
Kepulauan Pasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia, sedangkan ras Kaukasoid atau
mungkin yang dimaksud adalah ras Indian yang terdapat di Benua Amerika dan sekarang
terdesak oleh orang kulit putih. Pada zaman Mesolitikum (zaman Batu Madya atau zaman
mengumpulkan makanan), Homo Sapiens di Indonesia sudah mengenal tempat tinggal yang
tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Mereka yang tinggal di tepi pantai membangun
rumah-rumah panggung, sementara yang di pedalaman tinggal di gua-gua. 2.4 Peta Temuan
Manusia Purba Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan
sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia.
Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan
penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah
12. 12.
Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan
sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih
baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R.
Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi
daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo
sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika
mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka
manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois.
Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa
Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo
Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan
fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira
600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo,
desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang
tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut
Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von
Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis
manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya.
Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus
Erectus.
13. 13.
BAB III PENUTUP 2.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut
manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu
zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya
fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia
Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan
Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis
manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah
memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya
mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo
Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia
purba dari Wajak. 2.2 Saran Demikianlah makalah ini kami susun dengan baik. Semoga dapat
bermanfaat bagi teman-teman. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka
kami mengharapkan saran dan kritik yang senantiasa bersifat membangun demi
menyempurnakan makalah ini.
14. 14.
DAFTAR PUSTAKA http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-
Hidup-pada-Masa- Praaksara.html http://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-
indonesia/ http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.html
http://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.html
http://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/
×
×
About
Support
Terms
Privacy
Copyright
Cookie Preferences
Do not sell or share my personal information
English
Current Language:
English
Español
Português
Français
Deutsch
Share Clipboard
Facebook
Twitter
LinkedIn
Link
Create a clipboard
You just clipped your first slide!
Clipping is a handy way to collect important slides you want to go back to later. Now customize the
name of a clipboard to store your clips.
Create a clipboard
Name*
Best of Slides
Description
Add a brief description so others
Visibility
Others can see my Clipboard
Cancel
Save
Hate ads?
Just for you: FREE 60-day trial to the world’s largest digital library.
The SlideShare family just got bigger. Enjoy access to millions of ebooks, audiobooks, magazines,
and more from Scribd.
50 likes
×
HatiraSaputri
Jan. 28, 2023
risqaawwaliyyahzhafi1
Nov. 23, 2022
AndikaIsmawanto
Oct. 07, 2022
SitiFatimah548246
Sep. 01, 2022
CintaAgustin
Aug. 29, 2022
Show More
Views
×
Total views
105,024
On SlideShare
0
From Embeds
0
Number of Embeds
43
Unlimited Downloading
Whitelist SlideShare
Continue without Whitelisting
Hate ads? Get SlideShare without ads
×
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.
Thank you!
View updated privacy policy
Accept and continue
We've encountered a problem, please try again.