Anda di halaman 1dari 6

SCRIPT PORSENI

Scane 1

Narator: “ 28 Oktober 1928. Dimana hari ikrar Sumpah Pemuda dilahirkan.
Lahirnya salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali
kesadaran kebangsaan. Sudah 76 tahun negara kita merdeka. 93 tahun Sumpah
Pemuda lahir. Apakah nilai-nilai perjuangan mereka ada dalam diri kita?
Rukun, saling menghargai, tolong-menolong. Jujur saja, kita hanya menikmati
hasil dari perjuangan para leluhur pahlawan tanpa mengamalkan semangat
juang mereka. (Menampilkan foto-foto peristiwa sumpah Pemuda sambil
Narator berbicara)

Scane 2
Menampilkan adengan Harry yang baru saja pulang dari sekolah, memasuki rumahnya.(membuka
pintu rumah)
Harry: “Selamat siang”
Ibu Martha sedang duduk diruang tamu sambal bermain HP
(Harry duduk disamping ibunya)
Ibu Martha: “Selamat siang anak gantengnya mama. Bagaimana hari pertama di SMA?” meletakkan
HPnya dimeja.
Harry: “Seru sekali. Tapi toh ma, sekelas ka sama Louis anaknya Bu Maria. Tidak pernah berubah itu
Louis ma, tetapji kayak dulu. Selalu cueki orang.”
Ibu Martha: “ Tidak apa-apa ji itu nak, kan mu tahu mi Louis itu bagaimana toh, tetap ditemani nak.
Kalaupun na cueki ki, jangan ki juga balas cuek nah”
Harry: “Jelas mi ma. Ke kamar ka pale dulu nah ma ” Harry berjalan memasuka kamarnya.

-Di kamar-
Seseorang mengirimkan pesan kepada Harry. Mendengar HPnya yang berbunyi, Harry meraih HPnya
dan membaca pesan tersebut.(berbaring dan mengambil hpnya. Setelah mengambil hp duduk
dikasur)
Harry: “ Pesan dari Louis? Deh tumben, Ketika Louis mengirim pesan, dunia sedang tidak baik-baik
saja” Seketika tawa Harry pecah menertawakan leluconnya.
Harry: “ Jam 5 sore di rumahku kerja tugas kelompok. Mumpung tidak ada orang tuaku. Ontime!”
sambil membaca pesan dari HPnya.
Harry: “Deh, selalu ja ontime kapang” sambal menghela nafas.

Scane 3
Louis berjalan menghampiri ayahnya yang tampak sibuk dengan berkas yang bertebaran diatas
mejanya. Pak Marthen sangat serius dengan kertas yang ia tulis. Sesekali ia mengecek HPnya jika
berbunyi dan mengangkat telfon. (dirumah Louis)
Tampak Louis ragu untuk menghampiri ayahnya.(mengetuk pintu kamar ayah)
Louis: “ Pa, sibuk ki? Bisa kita bantuka nanti kerja tugasku?” tanya Louis dengan ragu-ragu
Pak Marthen: “Apa lagi?! Tidak bisa kah mu kerja sendiri? Ada ji matamu lihat ini kukerja?! Sana ko
tanya mamamu!” Dengan nada tinggi
Tanpa menjawab ayahnya, Louis pergi dari tempat ayahnya sambal menutup telinganya.
Pak Marthen: “Begitu memang anak tidak sopan” langsung kembali menulis.(keluar dari kamar
ayah)

Louis berjalan kearah dapur berniat menghampiri ibunya yang sedang masak. Namun langkahnya
terhenti Ketika melihat ibunya mengangkat telfon. Ia pun mendengar percakapan ibunya dengan
orang yang berada di telfon tersebut.(mengintip mamanya yang sedang menelpon)
Ibu Maria: “Halo? Iya kenapa? Oh 50 dos? Jam berapa besok mau diambil? Oh iya. Iya, makasih”
(Louis Kembali berjalan menghampiri ibunya saat paggilan telah selesai)
Louis: “Ma, sibuk ki?” dengan ekspresi datar
Ibu Maria: “ Iya nak, banyak pesanan catering ini. Bisa ko belikan ki bahan di pasar?”
Louis: “Ma, mau ka kerja tugas. Kenapa bukan kak Lisa disuruh? Tidak adaji na kerja itu.”
Ibu Maria: “Jangan. Bikin konten ki kakakmu. Dapat uang juga itu, kau mo nah. Ku kasih ko uang”
Louis merasa selalu diabaikan oleh orang rumahnya. Mendengan ucapan ibunya, emosi Louis tak bisa
ia tahan lagi.(Louis merasa kecewa)
Louis: “Kenapa semua begini kah?! Semua orang di rumah sibuk sama urusannya. Tidak ada yang
pedulikan ka. Hal kecil pun selalu diabaikan. Kita ini tinggal sama-sama tapi pernah tidak saling
menegurki? Pernah tidak mama tanya bagaimana perkembanganku di sekolah? Tidak toh? Ini
dibilang keluarga? Saya tahu ji semua ada kesibukannya. Tapi tolong jangan saling mengabaikan ”
dengan nada yang keras dan ekspresi marah.
Mendengan suara Louis, Pak Marthen pun menghampiri istri dan anaknya di dapur.
Pak Marthen: “Kenapa ini?! Louis!! Kenapa tambah tidak sopan?” Pak Marthen tak kalah emosi
Melihat ayahnya sudah berada di dapur, Louis meninggalkan rumah dengan emosi yang berapi-api.
Pak Marthen: “Kenapa?” tanyanya pada istrinya.
Ibu Maria hanya diam dan melihat anaknya pergi dengan perasaan kecewa. Ia mengajak suaminya
duduk dan menceritakan kejadiannya. (ibu maria bercerita dan menggangguk paham)

Scane 4 (Di Jalan)


Sambil berjalan Louis mengirim pesan kepada Harry. (Menyorot layer HP saat sedang mengetik)
Harry: “ Jangan mi ke rumahku. Cari mi tempat lain”
Diwaktu yang bersamaan Harry melihat HPnya berbunyi. (didalam kamar)
Harry: “ Jangan mi ke rumahku. Cari mi tempat lain?” dengan ekspresi bingung
Harry: “Kenapa lagi ini anak?”
Harry membalas pesan Louis (sorot layer HP)
Harry: “Oke bro, di sekret PPGT mki kerja. Banyak anak-anak bisa diwawancarai itu” (pesan yang
diketik)
Harry tengah bersiap untuk menemui Louis di secret PPGT. (sore hari, harry menuju kekamar mandi)
Harry keluar dari kamarnya dan berpamitan dengan ibunya yang berada di depan tv.
Harry menghampiri ibunya dan menyalimnya.
Harry: “Ma, pergi ka dulu di gereja nah kerja tugas”
Ibu Martha: “Kenapa di gereja?”
Harry: “Ada anak-anak di secret bisa diwawancarai tentang tugasku”
Ibu Martha: “Oh iya, hati-hati di jalan nah”
Harry: “Oke mamaku sayang”
Harry berjalan keluar rumah menuju Gereja. Matanya menyipit melihat Louis sedang menunggu di
ujung Lorong gereja.
Harry: “Louis!!” teriaknya
Louis menengok ke sumber suara tanpa menjawab panggilan dari Harry.
Harry bergegas menghampiri Louis namun seketika Louis berjalan memasuki Lorong gereja lebih
dulu meninggalkan Harry. Harry menggelengkan kepalanya.
Harry: “Itulah Louis yang sesungguhnya”
Mereka berdua berjalan tanpa bersuara.
Setiba di gereja, ternyata ruang sekret kosong. Tak ada orang.
Louis: “Katanya banyak anak-anak yang bisa diwawancarai. Ini kosong ji”
Harry: “Tunggu mi. Datang ji itu”
Suasana menjadi hening. Masing-masing memainkan HPnya. Menyadari suasana canggung, Harry
meletakkan HPnya.
Harry: “Bro, kuperhatikan toh, selalu ko menjauh sama anak-anak. Tidak mauko gabung sama teman-
teman di sekolah sama di gereja”
Louis: “ Tidak ji. Percuma ji juga pasti bakal kalian abaikan orang”
Harry: “ Dehh astaga, tidak lah bro. Bisanya itu diabaikan. Atau ada pernah abaikan ko? Cerita mi”
Louis: “Bukan kalian iya. Tapi masa mau ka cerita ini masalahku”
Harry: “Tidak apa-apaji. Sempat bisa ka kasih saran. Kenapa memang ko?”
Louis: “Sebenarnya tidak suka ka cerita masalahku. Tapi menurutku tidak bisa ma tahan ki. Begini
sikapku karna berawal dari lingkungan keluarga ku. Selalu ka diabaikan sama mereka. Di rumahku itu
orang jalan masing-masing. Tidak pernah saling tanya. Terserah kita mau bikin apa. Memang orang
tuaku sibuk, tapi setidaknya ada sedikit perhatian ke anaknya. Makanya tadi bertengkarka”
Harry: “Astaga. Itu pale yang bikin ko selama ini cuek. Sebenarnya itu toh, bisa ji diselesaikan dengan
kepala dingin. Jelaskan baik-baik ke orang tuamu. Kalau memang mereka tetap tidak pedulikan ko,
cerita ke Tuhan. Berdoa. Sering ji ko berdoa kah? Pernah ji ko saat teduh?”
Louis: “Tidak pernah” sambil menunduk
Harry: “Aii bro, bagaimana bisa ko dapat penyelesaian kalau berdoa pun tidak pernah. Tuhan
tempatkan ko dilingkungan keluarga seperti itu ada maksudnya. Supaya bisa ko belajar dari situ untuk
tidak seperti mereka. Tuhan juga mau kau sendiri yang datang ke Dia ceritakan masalahmu.
Misalnya,datang ko ke rumahku ketuk pintu tapi tidak ada respon, mauko masuk itu?”
Louis: “Tidak”
Harry: “Begitu juga Tuhan. Ketika Ia sudah ketuk pintu hatimu, tapi kau tidak merespon, Tuhan diam
disitu. Bagaimana Tuhan mau masuk kalau tuan rumah tidak membukakan pintu hatinya?”
Mendengar perkataan Harry, Louis menjadi tersentuh.
Harry: “ Mulai sekarang, lepas mi itu cuek-cuek mu. Aktif mi ko juga di PPGT”
Louis: “Siap bro, selama ini salah caraku”
Harry: “Hahaha, biasa terjadi bro”
Beberapa anak PPGT masuk ke sekret dan saling menyapa.
Harry: “Louis, ayomi wawancarai ini anak-anak”
Anak PPGT 1: “Wawancarai ap aitu bro?”
Louis: “Inia da tugas kelompokku sama Harry disuruh wawancara orang pendapatnya tentang nilai-
nilai sumpah pemuda di era sekarang”
Anak PPGT 2: “Gass. Jago ja berkata-kata” dengan tawa candanya
Harry: “Selesai ini, siapkan ko perlengkapan mu bro. Besok upacara”
Louis: “Okemi”
Anak PPGT 1: “ Upacara apa besok?”
Louis: “ Sumpah Pemuda kak”
Anak PPGT 2: “ Deh begitumi kalau sudah terlalu tua. Tidak pernah mi ki ikut upacara jadi dilupa.
Hahahah”

Scene 5
Harry dan Louis beranjak dari sekret. Meninggalkan teman-temannya setelah berpamitan.
*Didepan Gereja*
Louis: “Pulang duluan mi ko nah. Mau ka singgah di rumahnya temanku dulu”
Harry: “ Ohoke pale bro. Duluan ma nah” Harry berjalan pulang dan meninggalkan Harry.
Tetapi Louis kembali masuk ke dalam ruang Gereja. Ia duduk paling depan memandang Salib. Ia
berdoa dan menangis.
Louis: “ Tuhan, saya tahu selama ini saya tak pernah mengingatMu. Saya melupakanMu. Saya tak
penah datang kepadaMu. Semua perbuatan dan tingkah laku saya, itu semua menyakiti hatiMu.
Tuhan, ampuni hamba, biarkan hamba mengubah segala perilaku buruk ini menjadi pribadi yang lebih
baik dan yang Engkau ingini.”
Setelah berdoa, Louis berjalan keluar Gereja. Menutup pintu Gereja dengan senyuman.
Di jalan, sesekali Louis tersenyum.
Ia membuka pintu rumahnya, ia mendapati keluarganya tengah duduk diruang tamu. Louis
memberikan senyuman di depan pintu dan menghampiri keluarganya. Ayah, Ibu, dan juga kakaknya
tersenyum ke arah Louis. Loius memeluk keluaganya secara bergantian.
Louis: “ Louis minta maaf, selama ini Louis selalu berperilaku buruk”
Pak Marthen: “Bpk minta maaf juga, selama ini Bapak tidak pernah ada buat Louis”
Ibu Maria: “ Mama juga minta maaf nak, selalu sibuk dan tidak pernah dengar Louis”
Kakak Louis: “Minta maaf ka juga adik ku”
Louis senyum dan memeluk keluarganya sekali lagi.

Narator: “ Tuhan tak pernah janji langit ini akan selalu biru. Kesedihan pasti
akan datang. Tapi dibalik kesedihan itu, Tuhan telah merencanakan sukacita
dikehidupan ini. Perjuangan Tuhan yang mati dikayu salib itu semua demi kita.
Begitu pun para pejuang di negeri ini. Mereka telah berjuang bahkan merelakan
nyawanya demi negara Indonesia. Sumpah Pemuda ini, marilah kita
memperingatinya dengan menerapkan nilai-nilai perjuangan. Marilah kita saling
menolong, kita saling memberi semangat. Sehingga perjuangan para pahlawan
kita tidak sia-sia.
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Nama Pemain
1. Louis(tidak sabar, pemarah) = Edwinds
2. Harry(suka menolong dan perhatian) = Iyan
3. Ibu Maria(pekerja keras) = kk lisa
4. Ibu Marta(suka menolong dan perhatian) = kk mely
5. Pak Marthen(emosi dan pekerja keras) = wawan
6. Dua orang anak PPGT = veron dan welly bodrex
7. Narator = kevin

Anda mungkin juga menyukai