Anda di halaman 1dari 4

RESUME TAFSIR

TENTANG SURAT AL-KAFH (18:29)

KELOMPOK 5
SABITA AULIA (2101040038)
RISDAYANTI (2101040042)
ABDUL MUTHALIB (2101040046)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2022
SURAT AL-KAFH AYAT 29

َّ َّٰ ‫شا ٓ َء فَ ْل َي ْكفُ ْر ۚ ِإنَّا ٓ أ َ ْعتَدْنَا ِلل‬


‫ظ ِل ِمينَ نَارا‬ َ ‫شا ٓ َء فَ ْليُؤْ ِمن َو َمن‬
َ ‫َوقُ ِل ْٱل َح ُّق ِمن َّر ِب ُك ْم ۖ فَ َمن‬
‫س‬َ ْ‫وا ِب َمآءٍ َك ْٱل ُم ْه ِل َي ْش ِوى ْٱل ُو ُجو َه ۚ ِبئ‬ ۟ ُ ‫وا يُغَاث‬
۟ ُ ‫س َرا ِدقُ َها ۚ َو ِإن َي ْست َ ِغيث‬ َ ‫أ َ َحا‬
ُ ‫ط ِب ِه ْم‬
‫ت ُم ْرتَفَق‬ ْ ‫سا ٓ َء‬
َ ‫اب َو‬ ُ ‫ش َر‬َّ ‫ٱل‬
Terjemahan:
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika
mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih
yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek.

TAFSIR IBNU KATSIR:


Dan katakanlah, "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang
ingin (beriman), silakan ia beriman; dan barang siapa yang ingin (kafir), silakan ia kafir."
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk
dan tempat istirahat yang paling jelek.
Allah ‫ﷻ‬, berfirman kepada Rasul-Nya, "Hai Muhammad, katakanlah kepada manusia,
bahwa apa yang engkau sampaikan kepada mereka dari Tuhan mereka adalah kebenaran yang
tiada kebimbangan serta tiada keraguan padanya." Maka barangsiapa yang ingin (beriman),
silahkan ia beriman; dan barangsiapa yang ingin (kafir), silahkan ia kafir. (Al-Kahfi: 29)
Kalimat ini mengandung ancaman dan peringatan yang keras. Karena itulah dalam firman
berikutnya disebutkan: "Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu." (Al-
Kahfi: 29) Maksudnya Kami mengincar mereka. Yang dimaksud dengan orang-orang yang
zalim adalah orang-orang yang ingkar kepada Allah, Rasul-Nya dan Kitab-Nya. "Neraka yang
gejolaknya mengepung mereka." (Al-Kahfi: 29) Yang dimaksud dengan suradiquha ialah
tembok-tembok neraka. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan
ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami
Diraj, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri, dari Rasulullah ‫ ﷺ‬yang bersabda:
"Sesungguhnya pembatas-pembatas neraka itu ada empat tembok, ketebalan masing-
masingnya sama dengan sejauh perjalanan empat puluh tahun."
Hadits ini diketengahkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Bab "Sifatun Nar" (gambaran
neraka); dan oleh Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya, melalui hadits Diraj Abus Samah dengan
sanad yang sama. Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: "Yang gejolaknya mengepung mereka." (Al-Kahfi: 29) Yaitu
tembok yang berupa api yang mengepung mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Nasr dan Al-
Abbas ibnu Muhammad; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Asim,
dari Abdullah ibnu Umayyah, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Huyay ibnu Ya'la
dari Safwan ibnu Ya'la, dari Ya' la ibnu Umayyah yang mengatakan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: "Jahanam itu tiada ubahnya dengan lautan." Ketika ditanyakan kepada beliau,
"Mengapa demikian?" Rasulullah ‫ ﷺ‬membaca firman-Nya: "Yang gejolaknya mengepung
mereka." (Al-Kahfi: 29) Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "Demi Allah, aku tidak akan
memasukinya selama-lamanya; atau selama aku hidup, tiada sepercik pun darinya yang
mengenaiku."
Firman Allah ‫ﷻ‬: "Dan jika mereka minta minum, mereka akan diberi minum dengan
air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka." (Al-Kahfi: 29) hingga akhir ayat.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa muhl artinya air yang kental seperti minyak goreng yang
mendidih. Mujahid mengatakan, muhl adalah seperti darah dan nanah. Ikrimah mengatakan
bahwa muhl artinya sesuatu yang panasnya tak terperikan. Yang lain mengatakan bahwa muhl
artinya sesuatu yang dilebur dengan api. Qatadah mengatakan bahwa Ibnu Mas'ud melebur
sesuatu dari emas di dalam sebuah tungku kecil; setelah mencair dan berbuih ia mengatakan,
"Inilah yang lebih mirip dengan muhl." Ad-Dahhak mengatakan bahwa air neraka Jahannam
itu hitam, neraka Jahannam itu sendiri hitam, dan para penduduknya hitam pula.
Semua pendapat yang telah disebutkan di atas tidak bertentangan satu sama lain, karena
sesungguhnya pengertian muhl mencakup semua sifat buruk itu, yakni hitam, busuk, kasar dan
panas. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: "Yang menghanguskan muka." (Al-Kahfi:
29) Yakni karena panasnya. Jika orang kafir hendak meminumnya dan mendekatkannya ke
mukanya, maka muhl membakarnya hingga kulit wajahnya rontok ke dalamnya, seperti yang
disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut sanadnya yang telah
disebutkan sebelum ini tentang tembok neraka, melalui Abu Sa'id Al-Khudri, dari Rasulullah
‫ ﷺ‬yang bersabda, "Air seperti muhl," yakni seperti minyak yang mendidih; jika didekatkan ke
muka peminumnya, maka rontoklah kulit mukanya, terjatuh ke dalamnya. Hal yang sama telah
diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi di dalam Bab "Gambaran Neraka", bagian dari kitab
Jami'-nya melalui hadits Rasyidin ibnu Sa'd, dari Amr ibnul Haris, dari Diraj dengan sanad
yang sama.
Kemudian Imam At-Tirmidzi mengatakan, kami tidak mengenal hadis ini kecuali
melalui riwayat Rasyidin. Dan Imam At-Tirmidzi pernah membicarakan tentang predikatnya
dalam periwayatan hadis dalam masalah hafalannya. Imam Ahmad telah meriwayatkannya
seperti yang telah disebutkan di atas melalui Hasan Al-Asy-yab, dari Ibnu Lahi'ah, dari Diraj.
Abdullah ibnu Mubarak, dari Baqiyyah ibnul Walid, telah meriwayatkan dari Safwan ibnu
Amr, dari Abdullah ibnu Bisyr, dari Abu Umamah, dari Nabi ‫ ﷺ‬sehubungan dengan firman-
Nya: "Dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu." (Ibrahim:
16-17) Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Minuman itu disuguhkan kepadanya, maka ia menolaknya; dan
apabila didekatkan minuman itu kepadanya, terpangganglah mukanya dan berguguran lah kulit
kepalanya. Apabila dia meminumnya, maka berantakanlah semua isi perutnya." Allah ‫ﷻ‬
berfirman: "Dan jika mereka meminta minum, mereka akan diberi minum dengan air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk." (Al-
Kahfi: 29) Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa apabila penduduk neraka merasa lapar, mereka
minta makan, lalu diberikan makanan dari buah zaqqum dan mereka memakannya, maka
berguguranlah kulit muka mereka. Seandainya seseorang bertemu dengan mereka, dia pasti
akan mengenal mereka karena bau hangus dari kulit muka mereka yang terbakar.
Kemudian ditimpakan kepada mereka rasa haus, lalu mereka minta minum, maka
diberilah minuman seperti besi yang dilebur, yaitu minuman yang panasnya tidak terperikan.
Apabila minuman itu didekatkan ke mulut mereka, maka dengan serta merta terpangganglah
daging muka mereka karena sangat panasnya, sehingga jatuh berguguran. Karena itulah
sesudah menggambarkan minuman ini dengan gambaran yang buruk lagi tercela, Allah
berfirman: "Itulah seburuk-buruk minuman." (Al -Kahfi: 29) Yakni itulah minuman yang
paling buruk. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
"Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya."
(Muhammad: 15) Dan firman Allah ‫ ﷻ‬: "Diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat
panas." (Al-Ghasyiyah: 5) Maksudnya, panasnya tak terperikan. Seperti yang disebutkan dalam
ayat lainnya melalui firman-Nya: Dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya. (Ar-
Rahman: 44) Adapun firman Allah ‫ ﷻ‬: "Dan tempat istirahat yang paling buruk." (Al-Kahfi:
29) Yakni seburuk-buruknya tempat tinggal, tempat berbaring, tempat berkumpul, dan tempat
istirahat adalah neraka. Sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
"Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." (Al-
Furqan: 66)

Anda mungkin juga menyukai