Anda di halaman 1dari 23

ARSITEKTUR DAN ANGIN

SEJARAH ARSITEKTUR KONTEMPORER


KELAS E
Fernando Lukas (315190106)
Jastin Adrian (315190109)

Dosen Koordinator :
Alvin Hadiwono S.T. , M.Ars
Dosen Pembimbing :
Nafiah Solikhah S.T. , M.T.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
SEMESTER GANJIL 2020 / 2021
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jaman sekarang meman sudah ada teknologi yang sangat maju, adanya pendingin ruangan
dan filter udara membuat sebuah ruangan menjadi sejuk dan juga segar karena udara di saring
oleh filter udara.

Sebuah bangunan memperlukan sirkulasi udara agar ruangan menadi sejuk dan segar, jaman
sekarang sangatlah mudah untuk didapatkan hanya dengan meggunakan pendingin ruangan,
udara di dalam ruangan tersebut menjadi sejuk dengan angin berfreon yang di hebuskan oleh
pendinin ruangan.

Namun, bagaimana dengan jaman dulu sebelum adanya pendingin ruangan. Bahkan sebelum
adanya kipas angin, bangunan sudah ada terlebih dahulu menjadi perlindungan bagi manusia.
Jika tidak ada penyejuk ruangan atau pun kipas angin, kita seharusnya sudah tau dengan
sebuah fitur bangunan yang disebut dengan jendela yang berfungsi untuk membiarkan udara
dari luar ruangan untuk masuk kedalam ruangan,

Hanya dengan sebuah jendela apakah sudah cukup untuk memperbaiki sirkulasi udara dalam
ruangan yang tidak memiliki penyejuk ruangan pada jaman sekarang. Sebuah jendela tidaklah
cukup untuk memperbaiki sirkulasi udara yang ada di dalam ruangan tersebut. Akan
diperlukan minimal 2 jendela untuk jalur masuk danjalur keluar dari sirkulasi udara tersebut.

Selain jendela, bangunan – bangunan jaman sekarang juga ada yang menggunakan sistem
lainnya seperti kisi – kisi udara dimana angin bisa masuk namun air tidak bisa masuk, dan
masih banyak lagi sistem lainnya.

Memang sudah sejak lama arsitek memanfaatkan aliran udara yang ada untuk menyejukkan
ruangan yang ada di bangunan tersebut. Sirkulasi udara yang ada dibangunan membuat
bangunan tersebut menjadi terasa lebih segar dan lega.

System penghawaan alami juga tidak bisa selalu sama karena setap daerah bisa mendapatkan
efek yang berbeda dari tempat lain. Hal ini bisa dikarenakan suhu udara yang lebih tinggi
atau rendah, berbedanya iklim, dll.
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas bisa di simpulkan pertanyaan berikut:

- Apa itu angin / udara, bagaimana kegunaannya, jenis – jenisnya ?


- Sejak kapan penghawaan alami sudah ada ?
- Penghawaan alami zaman sekarang seperti apa ?
1.3 Tujuan

Dengan rumusan masalah yang ada di atas, bisa saya simpulkan, makalah ini dibuat dengan
tujuan:
- Menjelaskan ap aitu angin dan karakteristiknya,
- Memberi informasi tentang sejarah hubungan arsitektur dan angin, dan
- Menjelaskan bagaimana sistem penghawaan alami jaman sekarang ini ada di dunia.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
SEJARAH .............................................................................................................................................. 5
TEORI - TEORI DASAR DARI HUBUNGAN ARSITEKTUR DAN ANGIN ............................. 6
3.1 ANGIN ......................................................................................................................................... 6
3.2 ARSITEKTUR DAN ANGIN .................................................................................................... 8
3.3 PENATAAN RUANG LUAR .................................................................................................. 10
3.4 PENATAAN RUANG DALAM ............................................................................................... 13
3.5 SIRKULASI UDARA ............................................................................................................... 15
3.6 FUNGSI PENGHAWAAN ALAMI ........................................................................................ 18
3.7 MATERIAL YANG MEMBAWA HAWA SEJUK .............................................................. 18
CONTOH BANGUNGAN .............................................................................................................. 20
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 21
SUMBER PUSTAKA ......................................................................................................................... 22
SEJARAH

Berdasarkan artikel yang dibuat oleh Shervin Abdolhamidi (10 Oktober 2018)seorang
reporter untuk BBC Indonesia, di Iran terdapat banyak struktur bangunan seperti pada
gambar di bawah ini yang berfungsi sebagai ventilasi udara untuk menyejukkan rumah -
rumah yang terletak di bawahnya. Di Iran struktur bangunan seperti ini sudah ada pada abad
ke-14. Tempat lain seperti di reruntuhan kuil api Persia yang sudah ada sejak 4000 SM,
ditemukan struktur berbentuk seperti cerobong asap yang tidak ada bekas abu sama sekali
dan diduga struktur ini digunakan sebagai ventilasi udara.

Menurut Dr Abdel Moniem El-Shorbagy, asisten profesor arsitektur dan desain di


Universitas Effat di Jeddah, Arab Saudi, penangkap angin ditemukan di seluruh Timur
Tengah, Pakistan dan India. Misalnya seperti penangkap angin empat sisi dari istana dinasti
Abbasid dari abad ke-8 di Ukhaidir, Irak, yang menunjukkan dampak arsitektur tradisional
Persia di wilayah ini. Satu teori menunjukkan bahwa penangkap angin diadopsi dan
menyebar ke daerah-daerah ini setelah penaklukan Arab terhadap Iran pada abad ke-7.

Contoh struktur seperti cerobong asap, tetapi sebenarnya adalah ventilasi


atau struktur penangkap angin.

Bekas mansion era Qajari yang diubah menjadi kafe, dan masih terlihat
struktur pengangkap angin.
TEORI - TEORI DASAR DARI HUBUNGAN ARSITEKTUR DAN ANGIN

3.1 ANGIN

Menurut Admin dari website teropong.id angin adalah aliran udara dalam jumlah yang
besar yang timbul akibat adanya rotasi bumi, perbedaan suhu dan perbedaan tekanan udara
antara dua tempat dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif. Atau bisa juga disebut
sebagai perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lainnya secara horizontal atau
hampir horizontal.

Karakteristik angin adalah sebagai berikut :

• Kerapatan angin adalah 1.225 kg/m3

• Kekuatan angin sebanding dengan kecepatannya

• Angin bergerak dari daerah dengan tekanan maksimum ke tekanan minimum.

• Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat lain dari waktu ke waktu dan
ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin dan
resistensi medan yang dilaluinya.

• Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas

• Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin dan
gesekan terhadap benda yang dilewatinya.

• Arah pergerakan angin tidaklah selalu sama dan bisa berubah - ubah.

Fungsi dari angin adalah :

• Mempercepat pendinginan dari benda yang panas

• Mengontrol kincir angin atau menjalankan pembangkit listrik tenaga angin

• Memindahkan uap air yang sudah ter evaporasi dari laut ke daratan dan mengalami
kondensasi yang selanjutnya menjadi hujan.

• Dalam klimatologi angin berguna sebagai 1, pemindah panas matahari sehingga merata
di dataran tinggi maupun dataran rendah. 2, sebagai pengantar uap air yang ter
evaporasi ke daratan sehingga menjadi hujan , kabut, ataupun embun.

Angin bisa terbentuk apabila udara yang terdapat di bumi dipanaskan oleh adanya sinar
matahari, maka udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga akan
naik menuju ke atmosfer. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya
berkurang. Udara dingin (tekanan tinggi) di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan
rendah (suhu panas) tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah
udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Pergerakan akibat arus bolak-balik angin dari darat
menuju ke atmosfer dan sebaliknya oleh sinar matahari inilah yang menyebabkan terbentuknya
angin. Sumber energi utamanya diperoleh dari perbedaan pemanasan dan pendinginan yang
terjadi pada lintang-lintang rendah dan tinggi. Sumber energy inilah yang membentuk angin
dan mempertahankan kecepatan terhadap rintangan yang timbul akibat adanya gesekan dengan
permukaan.

Faktor terjadinya angin adalah :

• Tekanan udara

• Posisi pengamat, semakin dekat dengan garis khatulistiwa maka angin semakin
kencang.

• Ketinggian tempat

• Waktu

Faktor terjadinya perubahan arah angin adalah :

• Perputaran bumi yang selalu terjadi

• Perbedaan suhu daratan dan perairan yang biasa disebut dengan angin darat dan angin
laut.

Macam - macam angin :

• Angin lokal

• Angin jatuh, angin yang bergerak ke atas gunung lalu turun saat sudah mencapai
puncak dan angin yang turun tersebut disebut angin jatuh.

• Angin Siklon dan AntiSiklon, angin siklon adalah angin yang bergerak memutar
memusat seperti angin puting beliung, dan angin antisiklon adalah angin yang
bergerak memutar namun ke arah keluar bukan memusat.

• Angin Periodik

• Angin Laut dan Angin Darat, angin yang berpengaruh dengan suhu daratan dan
lautan. Angin laut terjadi pada siang hari, karena suhu di daratan lebih panas
maka tekanan udara di laut lebih tinggi sehingga, angin berhembus dari arah
laut ke daratan. Angin Darat terjadi pada malam hari, karena suhu di laut lebih
tinggi maka tekanan udara di daratan lebih tinggi sehingga, angin berhembus
dari darat ke laut.

• Angin Lembah dan Angin Gunung, yang berpengaruh dengan suhu antara
lembah dan puncak gunung. Angin lembah terjadi saat siang hari dimana suruh
di lembah lebih hangat dan suhu di puncak lebih dingin sehingga udara naik ke
puncak. Angin puncak terjadi saat malam hari dimana suhu udara di lembah
lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara di puncak gunung sehingga angin
bergerak dari puncak ke lembah.

• Angin Monsun / Musim, angin yang berhembus secara periodik (biasa selama tiga
bulan atau lebih)

• Angin Monsun Asia, terjadi karena suhu udara di bagian asia lebih tinggi
sehingga udara mengalir dari Asia ke Australia dan biasa selama terjadinya
angin asia Indonesia mengalami musim penghujan. Angin ini dikenal dengan
nama angin barat.

• Angin Monsun Australia, terjadi karena suhu udara di bagian Australia lebih
tinggi sehingga udara mengalir dari Australia ke Asia dan biasa selama
terjadinya angin australia, Indonesia mengalami musim kemarau. Angin ini
dikenal dengan nama angin timur.

• Angin Tetap

• Angin Passat, merupakan angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari dua yaitu Angin
Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara
bertiup di belahan bumi Selatan.

• Angin Barat

• Angin Timur

• Angin Puting Beliung, biasa digambarkan dengan bentuk angin siklon yang
berada di laut yang biasa terjadi selama musim pancaroba atau di masa
pergantian musim.

3.2 ARSITEKTUR DAN ANGIN

Berdasarkan penelitian Ir. I Nyoman Sudiarta Penghawaan alami atau ventilasi alami
adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan
yang terbuka.Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan.
Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat
memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan. Angin digunakan sebagai penghawaan alami
atau ventilasi alami sejak lama, dimana jaman sekarang kebanyakan bangunan menggunakan
air conditioning sebagai sumber utama penghawaan ruangan.

Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan


menganalisis datangnya arah angin. Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim
makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro mengalir dari arah
Tenggara ke Barat Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-
bentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan
massa bangunan yang dibuat berselang seling hingga aliran angin dapat lebih lancar tanpa
tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan lingkungan sekitar bangunan
adalah rancangan tangkapan angin dengan massa bangunan yang menyudut hingga
mengarahkan angin lebih keras.

Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari
lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami
dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan
rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Jika
dalam satu bangunan terdapat ruang panas di bagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah
yang diteduhi pohon atau didinginkan dengan kolam, 4 maka perlu diatur ruang-ruang
diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan suhu
tersebut. Ruang-ruang antara ini selayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan partisi yang
tidak memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin.

Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh karenanya perlu
rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu menangkap arah angin
tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping jendela akan dengan mudah
menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam satu
ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan agar terjadi ventilasi
silang (cross ventilation).

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan luar
yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir berpotensi
menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan. Untuk mengantisipasi
selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu
sekaligus pendingin suhu. Rumput dan tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika
terjadi penyiraman pada dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah.

Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan sistem penghawaan alami adalah
sebagai berikut ini.

a) Pencahayaan, yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat,
terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena
berhubungan dengan pembukaan.

b) Kelembaban, yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.

c) Luas Bukaan. Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian


udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang
angin, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.

Hal-hal yang biasanya juga diperhatikan dalam mengoptimalkan pengkondisian


penghawaan adalah seperti dibawah ini:
1. Orientasi Bangunan
Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam
rumah. Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat. Apabila
tidak bisa dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap radiasi panas
matahari, terutama matahari sore di arah barat. Barrier bisa berupa tanaman atau
vegetasi, atau elemen bangunan berupa sun shading. Sun shading berupa
elemen vertikal (sirip) atau elemen horizontal (topi-topi/overhang).
2. Perbanyak bukaan
Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak sebesar
15% dari luas lantai bangunan.
3. Atur letak bukaan
Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan.
Tidak akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah satu sisi
bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah bila tidak ada
lubang yang lain untuk jalan keluar udara. Jadi, harus dihindari memanfaatkan
seluruh kavling hingga ke belakang. Sisakan sedikit bagian kavling di belakang
rumah yang terbuka hingga ke atas, supaya terjadi ventilasi silang. Dalam satu
ruangan pun, sebaiknya, jendela/bukaan tidak berada pada sisi yang sama.
Misalkan suatu bidang dinding mempunyai jendela di sisi sebelah kiri,
sebaiknya bidang dinding yang berseberangan mempunyai jendela di sisi kanan.
Dengan konfigurasi seperti ini, diharapkan seluruh bagian rumah/ ruangan akan
tersentuh oleh aliran udara.

3.3 PENATAAN RUANG LUAR

Penataan ruang luar menurut Deni Maulana di artikel berjudul “Memanfaatkan Potensi
Angin ke Dalam Rumah” adalah penataan ruang yang berada selain di dalam rumah, dalam hal
ini berupa taman. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penataan taman adalah
mengetahui arah angin dominan yang ada di sekitar rumah. Tanaman yang berada disekitar
rumah dapat ditata sebagai pembelok angin maupun sebagai pereduksi angin. Tanaman sebagai
pembelok angin dibutuhkan apabila angin ingin diarahkan ke luar atau ke dalam rumah
sedangkan taman sebagai pereduksi angin dibutuhkan untuk melindungi ruang dari angin yang
terlalu kuat.

Jenis tanaman dengan kerapatan daun dan batang tinggi dibutuhkan sebagai pereduksi
dan pengarah angin ke arah atas dan samping sedangkan pepohonan dengan bentuk kanopi
(peneduh) yang tinggi dibutuhkan untuk mengalirkan angin ke arah bawah. Pemberian jarak
antar tanaman yang tepat dapat memaksimalkan aliran angin ke dalam rumah.

Peletakan tanaman untuk daerah beriklim tropis seperti di kota Pontianak sebaiknya
juga memperhatikan arah orientasi matahari yaitu arah Timur-Barat. Hal ini bertujuan agar
tanaman dapat berfungsi sebagai peneduh rumah sekaligus membuat rumah menjadi lebih
dingin. Penataan tanaman sebaiknya tidak hanya dilakukan pada satu sisi rumah saja namun
harus ditata pada semua sisi agar penghawaan di dalam dan di sekitar rumah menjadi lebih
optimal.

Contoh pertama seperti gambar di atas yaitu dengan pohon yang disusun secara demikian
sehingga
angin terpusat ke arah rumah dan volume udara yang masuk menjadi lebih banyak.

Di gambar kedua adalah contoh yang salah dengan pohon yang tepat di depan bukaan dari
bangunan,
membuat udara yang masuk berkurang volumenya sehingga kemampuan udara untuk
menghilangkan panas di dalam bangunan menjadi berkurang.

Yang ketiga adalah contoh yang benar jika ingin meletakkan tanaman di depan bukaan
bangunan, dengan dedaunan yang tinggi tidak menghambat geraknya udara ke bangunan,
sehingga sirkulasi udara dalam bangunan menjadi lebih baik lagi.
Menurut Dwita Hadi Rahmi kontributor dari artikel yang dipublikasikan oleh arsitektur
lingkungan pengudaraan/penghawaan alami bisa dikatakan dengan poin - poin ini ;

• Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak gedung yang
paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-bukaan
menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.

• Letak gedung tegak lurus terhadap arah angin

• Bangunan sebaiknya berbentuk persegi panjang, hal ini menguntungkan dalam


penerapan ventilasi silang
• Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu
• Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara
• Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal
• Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin
• Hindari penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini menyebabkan
perputaran angin terlalu cepat
• Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini menyebabkan
angin yang masuk langsung keluar begitu saja
• Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur tidak boleh
menghadap ke barat
• Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin, sehingga
udara dapat terus bersirkulasi
• Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti perlengkapan
interior dari kayu, pagar dan dinding tanaman.
• Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergerak lebih bebas
• Memakai bentuk atap miring (pelana sederhana) yang dapat mengeliminasi suhu di
bawah ruang bawah atap
• Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dijauhkan sedikit dari
rumah
• Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci)
harus direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi.
• Membuat teras pada bangunan/rumah, berfungsi sebagai area peralihan antara ruang
luar (halaman) dengan ruang dalam (bangunan) yang dapat menciptakan iklim mikro,
baik di dalam bangunan ataupun di sekitarnya.
• Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang di dalamnya
semakin sejuk

Dwita Hadi Rahmi juga menyatakan beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di
dalam bangunan yaitu ;

- Penataan ruang yang tepat


- Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang mengandung bahan kimia
sedikit
- Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan perabot akibat
kelembaban tinggi
- Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau
- Membatasi merokok di dalam ruangan
- Memakai konsep secondary skin pada fasad untuk meredam panas matahari.
- Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan
- Menggunakan Insulator panas di bawah material atap
- Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan

3.4 PENATAAN RUANG DALAM

Penataan ruang dalam dibutuhkan agar udara dapat mengalir dengan lancar ke seluruh
ruang dan membuang panas yang ada di dalam rumah. Penataan ruang tersebut meliputi
perletakan bukaan yang salah satunya berupa penggunaan dinding “bernafas” dan perletakan
ruang-ruang di dalam rumah. Dinding “bernafas” merupakan dinding yang memiliki suatu
sistem sirkulasi udara agar penghuninya merasa nyaman dan tidak merasa kepanasan.
Penggunaan dinding ini berupa penggunaan dinding kayu, bambu maupun rotan seperti yang
terdapat pada bangunan tradisional di Indonesia. Sistem aliran udara pada dinding ini berupa
pemberian jarak antar dinding kayu dan peletakannya bersusun secara miring sehingga udara
dapat mengalir masuk ke dalam rumah dengan baik, namun tidak mengurangi privacy ruang di
dalamnya. Penggunaan dinding dari bambu atau rotan yang dianyam membentuk jaring-jaring
memiliki kekurangan dari sisi privacy karena posisi celah yang tegak lurus dengan dinding,
namun sirkulasi udara ke dalam bangunan menjadi lebih lancar.

Konsep sistem aliran angin pada dinding tersebut juga diterapkan untuk material lain
seperti bata, batako, dan fiber. Sistem aliran udara pada dinding “bernafas” saat ini juga
diterapkan pada bukaan lain seperti ventilasi, jendela dan pintu jalusi. Hal yang perlu diingat
dalam mengalirkan angin di dalam ruang adalah aliran udara yang masuk harus mengenai tubuh
manusia agar panas dari tubuh manusia dapat dilepaskan secara cepat. Oleh karena itu, posisi
bilah jendela dan pintu jalusi yang dibuat sebaiknya miring ke atas dan dibuat sampai ke bawah
agar aliran angin mengenai tubuh manusia.

Lokasi penempatan dan ukuran bukaan dapat mempengaruhi kecepatan angin yang melalui
ruangan di dalamnya. Penempatan bukaan pada dua sisi yang berlawanan (ventilasi silang)
merupakan penempatan yang sangat efektif karena udara mengalir dari sisi yang satu ke sisi
yang lainnya. Ukuran bukaan angin masuk yang lebih kecil dari ukuran bukaan angin yang
keluar akan mempercepat kecepatan angin yang melalui ruang di dalamnya. Biasa bukaan tidak
terletak saling berdekatan karena bisa membuat aliran udara menjadi terlalu cepat dan
penghawaan tidak maksimal, dan juga hindari peletakan bukaan berhadapan secara langsung
karena aliran udara akan langsung lewat dan penghawaan tidak terjadi dengan benar.

Perletakan ruang-ruang di dalam rumah diusahakan memiliki konsep penataan ruang yang
terbuka dan saling terhubung agar sirkulasi udara di dalam rumah menjadi lancar. Perletakan
ruang ini dirancang dengan memperhatikan perletakan ruang luar, apakah saling berhubungan
atau tidak. Harmonisasi perletakan ruang luar dan ruang dalam dibutuhkan untuk memudahkan
penentuan perletakan bukaan pada dinding bangunan sehingga aliran udara dalam rumah
menjadi lebih maksimal. Ruangan yang besar biasa bersamaan dengan bukaan yang lebih besar
agar sirkulasi bisa berjalan dengan baik.

Dua konsep penataan di atas bukanlah harga mati yang harus diterapkan secara bersamaan
agar rumah bisa memanfaatkan potensi angin. Kenyataannya, saat ini dengan kondisi lahan
yang serba terbatas tidak gampang untuk menemukan rumah atau lahan yang bisa memenuhi
beberapa kriteria di atas sehingga mau tidak mau salah satu dari dua konsep penataan di atas
dapat dioptimalkan penataannya. Rumah yang memiliki luas lahan terbatas dapat
mengoptimalkan penataan ruang dalam dengan tetap memperhatikan arah angin utama yang
masuk melalui penggunaan dinding “bernafas”, perletakan bukaan dengan ventilasi silang,
penataan ruang yang terbuka dan saling terhubung dan posisi area lembab dan basah terhadap
terhadap posisi penyinaran matahari.

Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dijauhkan sedikit dari
rumah.Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci)
harus direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi. Membuat teras pada
bangunan/rumah, berfungsi sebagai daerah peralihan antara ruang luar (halaman) dengan ruang
dalam (bangunan) yang dapat menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan ataupun di
sekitarnya. Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang di
dalamnya semakin sejuk.
Dengan denah rumah yang seperti ini, sirkulasi udara di dalam rumah menjadi lebih nyaman
karena pergerakan udara yang masuk dari depan dan belakang rumah dengan taman yang
yang cukup luas membuat udara yang masuk juga cukup banyak untuk menyapu bersih seisi
rumah dengan udara baru. Bahkan dengan adanya jendela di kamar tidur yang menghadap ke
arah taman membuat udara bisa masuk dengan bebas ke dalam kamar tidur.

3.5 SIRKULASI UDARA

Pengendalian aliran angin dan optimalisasi pemanfaatannya terhadap bangunan:

1. Konfigurasi bentuk bangunan


2. Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas
Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30 cm di atas permukaan lantai,
hasil yang diperoleh lebih maksimal dibanding peletakan bukaan tepat di atas
lantai.

Bisa dilihat dengan penempatan ventilasi yang berbeda tinggi, sirkulasi udara di dalam
bangunan lebih banyak karena harus berpindah ketinggian dari bawah ke atas atau
sebaliknya. Bisa dibuat dengan jendela di posisi lebih tinggi, jendela di bagian atap rumah,
bisa juga bukaan lainnya di lantai yang berbeda.

3. Wind tunnel
Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat digunakan
pada ruang-ruang terbuka. angin yang dialirkan ke area yang sempit dari tempat
terbuka yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih
besar sehingga hembusan angin diharapkan menjangkau ke daerah yang lebih
jauh.
Dari gambar yang ada bisa dinyatakan bahwa angin bergerak sesuai dengan bentuk tempat
dia berada atau jalur yang ada, jika hanya jalur lurus maka angin akan melewatinya lurus
saja, namun dengan gambar yang kedua bisa dilihat bahwa dengan adanya pohon dan
susunan rumah yang bisa dibilang tidak rapi, malah membuat angin lebih bergerak ke segala
arah sehingga sirkulasi udara di kompleks bangunan tersebut lebih baik lagi.

4. Penghawaan silang
Penghawaan silang ialah penghawaan dalam ruangan melalui dua
lubang penghawaan yang saling berhadapan. Lubang pertama untuk masuknya
udara sedangkan kedua untuk udara keluar. Penggunaan ventilasi silang tidak
sepenuhnya tergantung pada jumlah pergantian udara di dalam ruangan,
namun lebih tergantung pada kecepatan angin. Kriteria untuk kondisi ventilasi
yang baik ditentukan oleh tipe pemakaian ruang dan iklim setempat. Untuk
mencapai distribusi aliran udara yang baik, maka sebaiknya sudut angin
datang adalah 45o – 60o terhadap bidang dinding muka. Elemen penangkap
angin, misalnya sirip vertikal dapat membantu mempercepat aliran angin ke
dalam ruangan. Hal ini disebabkan adanya benturan angin yang secara
aerodinamika dapat menghasilkan kecepatan tambahan.
3.6 FUNGSI PENGHAWAAN ALAMI

Fungsi penghawaan alami menurut Bondan Prihastomo, S.T, M.SC, seorang blogger
arsitektur adalah

• Menjaga kelembaban dalam rumah,


Dengan adanya aliran udara didalam rumah, akan mengurangi tingkat
kelembaban. Kelembaban yang berlebih dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur di
dalam rumah. Selain itu, dengan kelembaban yang tinggi, asupan udara dalam
pernapasan penghuni rumah juga menjadi kurang baik sehingga dapat mengganggu
kesehatan.
• Mendapatkan suhu udara rumah yang nyaman,
Suhu udara dalam rumah dapat naik akibat dari kondisi fisik bangunan maupun
aktivitas dari penghuni. Paparan sinar matahari pada siang hari, aktivitas memasak,
computer, merokok, dan lain-lain merupakan penyebab dari naiknya suhu udara di
dalam rumah. Tanpa adanya perencanaan penghawaan yang tepat, kenaikan suhu udara
tersebut dapat mengakibatkan kenyamanan menjadi terganggu.
• Menghemat energy,
Dengan penghawaan alami, penghuni lebih hemat energy karena tidak perlu
memakai sistem penghawaan buatan. Penghawaan buatan seperti air conditioner,
exhaust fan, kipas angin, dan sistem penghawaan buatan lainnya saat ini masih dominan
menggunakan energy listrik yang cukup besar.
• Mendapatkan udara segar dari luar.
Dengan sistem penghawaan yang benar, udara segar dari luar rumah dapat
masuk dan menggantikan polusi udara dalam rumah. Polusi udara dalam rumah dapat
berupa asap rokok, asap kompor, udara dengan bakteri/virus ketika salah satu penghuni
sakit, aroma wewangian, karbondioksida, dll. Sedangkan udara segar dari luar berupa
oksigen dapat berasal dari vegetasi yang berada di sekitar rumah.

3.7 MATERIAL YANG MEMBAWA HAWA SEJUK

Menurut Salsabila Alisa beberapa bahan berikut bisa membantu menyejukkan rumah

1. Keramik

Keramik adalah pilihan favorit kebanyakan orang untuk dijadikan


penutup lantai. Keramik terbuat dari tanah liat yang dipanaskan. Bahannya
mempunyai struktur yang rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beban elektron bebas pada keramik membuat keramik menjadi
konduktor panas yang buruk. Dengan kata lain, bahan keramik tidak
meneruskan panas yang diterimanya.

2. Marmer

Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter khas dan


berkelas. Marmer adalah jenis batuan kristalin kasar yang berasal dari batu
gamping atau disebut dolomit. Material marmer membuatnya kuat, juga terasa
dingin. Marmer mempunyai corak dan warna yang berbeda-beda.

3. Granit

Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat sehingga memiliki


kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air atau kotoran. Granit yang
kokoh juga memiliki sifat dingin. Saat ini telah tersedia granit buatan dengan
motif yang beraneka ragam dengan harga yang lebih murah.

4. Tegel

Tegel adalah jenis lantai yang terbuat dari campuran pasir dan semen
yang dihias dengan pewarnaan. Lantai dengan bahan tegel lebih dingin
daripada keramik. Lantai tegel banyak digunakan di daerah pedesaan atau
pada bangunan lama sehingga mampu menimbulkan kesan tradisional dan
antik. Motifnya yang klasik juga membuat tampilan ruang menjadi unik.

5. Teraso

Hampir sama dengan tegel, lantai teraso terbuat dari semen dan pasir
yang bagian atasnya dilapisi campuran pecahan batuan. Teraso memiliki corak
dan tekstur sesuai dengan bahan campuran yang digunakan. Warnanya
biasanya putih bercorak karena pecahan-pecahan marmer di dalamnya.

6. Kayu

Pelapis kayu membuat tampilan rumah lebih natural dan hangat.


Namun, ini bukan berarti lantai kayu mengeluarkan panas. Kelebihan dari
lantai kayu adalah adanya efek isolasi. Maksudnya, jika udara dingin, lantai
kayu tetap, dan bila cuaca panas, lantai ini tetap sejuk.
CONTOH BANGUNGAN

Untuk contoh bisa dilihat dari susunan ruangan yang ada di bangunandi atas, bisa
dilihat bahwa bangunan di atas di desain agar udara bisa masuk dengan bebas dan sirkulasi
udara bisa terjadi dengan lancar sehingga tidak diperlukan banyak sekali pendingin ruangan
untuk menyejukkan seisi rumah tersebut.

Dengan komposisi ruangan dimana bagian depan rumah terbuka dan ada ruangan
terbuka di tengah bangunan dimana udara bisa lewat, membuat angin bisa bergerak
menyejukkan ruangan dengan bergerak dari depan bangunan ke belakang bangunan atau
dari belakang bangunan ke depan bangunan.

Dengan ruang tamu berada di depan dan kemudian ada ruang terbuka di ruang
keluarga membuat angin bisa bergerak dan keluar ke belakang rumah melewati taman yang
ada di sebelh ruang keluarga, Juga dengan lantai 2 dimana teras depan kamar bisa dibuka
untuk memaksimalkan udara yang masuk kedalam rumah agar lebih sejuk dan tidak panas,
udara yang masuk melewati teras lantai 2 akan bergerak menuju ke lantai 1 dan keluar
melalui taman yang terletak di belakang rumah, hal ini menyebabkan udara lebih banyak
bergerak di dalam rumah dan memaksimalkan sirkulasi udara yang ada.

Tidak hanya di lantai 2 di bagian bawah atap


dimana tidak ada ruangan juga dimanfaatkan untuk
sirkulasi udara agar panas matahari yang terserap
oleh atap bisa cepat dibawa oleh udara yang
melewati rongga atap yang sengaja dibuat.
KESIMPULAN

Hubungan antara arsitektur dengan angin sangatlah berguna di bangunan -


bangunan yang ada sekarang maupun jaman dulu. Angin sudah digunakan sebagai
penghawaan alami sejak lama sehingga pemanfaatan udara yang ada sangat besar karena
dengan udara bisa membuat udara dalam ruangan dingin jika sirkulasi udara dibuat dengan
baik meskipun dengan suhu udara yang sangat panas di luar bangunan.

Dengan banyaknya cara membuat penghawaan alami ini bekerja di dalam suatu
rumah, membuat arsitektur jaman sekarang banyak memanfaatkan kegunaan angin di
daerah yang masih bisa digunakan karena polusi udara yang masih rendah sehingga udara
masih bersih untuk menyejukkan udara di dalam suatu bangunan tersebut.

Bahan - bahan bangunan jaman sekarang juga sudah banyak yang memanfaatkan
kegunaan dari penghawaan alami sehingga bahan yang ingin digunakan akan sangat
mudah untuk dicari dan dighunakan agar suatubangunan bisa menjadi suatu bangunan
yang cocok dengan situasi sirkulasi udara yang ada di banguan tersebut.
SUMBER PUSTAKA

Ir.I Nyoman Sudiarta,


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/388f852d9cd6abb771d88d6ac1f5f63
8.pdf

Sherven Abdolhamidi, https://www.bbc.com/indonesia/vert-tra-45808529

Rahmansyah Alfian, https://id.scribd.com/doc/305887717/Aliran-Angin-Dalam-Bangunan

Dwita Hadi Rahmi, https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-


penghawaan-dan-pencahayaan-pada-bangunan/

Admin, https://teropong.id/forum/2017/10/16/pengertian-angin-karakteristik-fungsi-proses-
terbentuknya-faktor-jenis-angin-dan-skala-kecepatan-angin/

Sabrina Alisa, https://idea.grid.id/read/09699465/6-material-lantai-yang-menyejukkan-ruang-


dalam-rumah?page=all/

Jeffrey Ellis, Aronim(1953) Climate and architecture ,New York.

Bondan Prihastomo, S.T, M.SC, https://bondanprihastomo.wordpress.com/seputar-arsitektur-


interior/arsitek-jogja-pentingnya-perencanaan-penghawaan-di-dalam-rumah/

Gambar, https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/233-sirkulasi-udara-dalam-rumah

Anda mungkin juga menyukai