Anda di halaman 1dari 2

Nama : Apryan Alfito Rizqi

NIM : 21652011012
Mata Kuliah : Filsafat
Program studi/Fakultas : Ilmu Pemerintahan / FISIP
Semester :1

1. Filsafat idealisme memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu yang tidak penting, dan
hanya dapat diterima jika realitas tersebut dikaitkan dengan ide-ide, sedangkan empirisme
merupakan aliran filsafat yang memiliki pedoman bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman
sehingga panca indera merupakan sumber yang paling jelas dan pasti dibandingkan akal.

2. Secara garis besar kritisisme merupakan teori yang dihasilkan dari sintesis antara rasionalisme
dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah
memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme. Yang berarti kritisisme
mendobrak batasan batasan antara akal dan panca indera, yang bisa dilakukan dengan metode
membandingkan atau menggabungkan apa yang diterima oleh panca indera dengan hal yang
dipikirkan atau diolah oleh akal.

3. a. Objektif/bebas nilai. Dikotomi yang tegas antara fakta dan nilai mengharuskan subjek peneliti
mengambil jarak dari realitas dengan bersikap bebas nilai. Hanya melalui fakta-fakta yang
teramati dan terukur, maka pengetahuan kita tersusun dan menjadi cermin dari realitas
(korespondensi)
b. Fenomenalisme, tesis bahwa realitas terdiri dari impresi-impresi. Ilmu pengetahuan hanya
berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut. Substansi metafisis yang diandaikan
berada di belakang gejala-gejala penampakan ditolak (antimetafisika)
c. Nominalisme, bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas partikularlah yang nyata.
d. Reduksionisme, realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat diamati
e. Naturalisme, tesis tentang keteraturan peristiwa-peristiwa di alam semesta yang meniadakan
penjelasan supranatural (adikodrati). Alam semesta memiliki strukturnya sendiri dan
mengasalkan strukturnya sendiri
f. Mekanisme, tesis bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin (sistem-sistem mekanis). Alam semesta diibaratkan
sebagai giant clock work.

4. ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun
secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah. Sedangkan pengetahuan adalah informasi
akan suatu kejadian yang belum teruji kebenarannya.

5. Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat dengan nilai
dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak
lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.
Contoh kasus:

a. Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara empiris-analitis.
Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan menyajikan hasil penyelidikan untuk
kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu ini pula disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat
diturunkan pengetahuan-pengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini
menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau alamnya.

b. Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama, karena tidak
menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan memahami manusia sebagai
sesamanya, memperlancar hubungan sosial. Aspek kemasyarakatan yang dibicarakan adalah
hubungan sosial atau interaksi, sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini
adalah pemahaman makna.

c. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan mendewasakan
manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat dipentingkan disini. Aspek sosial yang
mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau
emansipasi manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan harus
di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari
nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi, sosial, keagamaan, lingkungan dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai