Anda di halaman 1dari 3

Susunan Kisah Elia-Elisa dan Sejarah Deuteronomistik

1. Pendahuluan
Pada poin ini, Kisah Elia dan Elisa masih menjadi kontroversi yang belum mencapai
keputusan mengenai masalah pembangunan, komposisi dan penyuntingan cerita-
cerita yang berkaitan dengan sejarah Deuteronomistik.
Pendapat umum mengungkapkan bahwa siklus narasi Pra-Deuteronomistik tentang
Elia-Elisa dintegrasikan oleh editor Deuteronomistik ke dalam komposisi
sejarahnya. Sehingga melalui artikel ini, bertujuan untuk memeriksa masalah dari
perspektif baru dan menyajikan model yang berbeda dengan menggambarkan
perkembangan Sejarah Deuteronomistik dalam 1 Raja-raja 16:29-2 Raja-raja 10:36.
Oleh karena itu terlebih dahulu memberikan gambaran singkat tentang model para
Deuteronomis. Sehingga secara keseluruhan kompleks narasi Elia-Elisa akan
memberikan penerangan baru pada pertumbuhan sejarah Deuteronomis.
2. Sejarah Deuteronomis
Pada poin ini ditemukan beberapa pandangan para ahli tentang sejarah
Deuteronomistik.
Tesis Martin Noth tentang Sejarah Deuteronomistik (Ulangan-Raja-raja) adalah
sebagai karya pengasingan soliter, dan telah berkembang menjadi arah yang
dimodifikasi. Model R Smend yang mendalilkan banyak pengeditan di pengasingan,
sedangkan tesis FM Cross yang menganggap komposisi pra pembuangan dan
penyuntingan Deuteronomistik dalam pengasingan, sama-sama eksklusif. Namun
berbeda dengan Noth, pendekatan-pendekatan ini tidak memahami karya ini
sebagai penulis tunggal tetapi sebagai sekelompok Deuteronomis. Teori Smend dan
Cross tidak memberikan penjelasan yang komprehensif untuk pengembangan
Sejarah Deuteronomistik yang cocok untuk menggantikan model Noth pada
prinsipnya. Dengan itulah alasan penulis lebih merujuk pada model Noth.
3. Kisah Kudeta Yehu dan Pernyataan Deuteronomistik pada raja-raja Israel.
Pada poin ini menguraikan dua tema utama Deuteronomis untuk era dari Ahab
hingga Yehu.
Tema yang pertama adalah pola nubuatan dan penggenapan firman Tuhan, yang
dimana menafsirkan tindakan Yehu selama revolusinya sebagai pelaksanaan
kehendak Tuhan, pemusnahan rumah Ahab, yang dinubuatkan oleh Elia setelah
Ahab membunuh Nabot. Para Deuteronomis bersaksi bahwa firman Yahweh yang
diucapkan oleh para nabi untuk menjawab perbuatan manusia, ada di balik
peristiwa sejarah. Tema kedua adalah pemujaan Baal di Kerajaan Utara, tema ini
sudah menjadi bagian dari kisah kudeta Yehu. Para Deuteronomis menggunakan
kemungkinan, yang diberikan dengan komponen pemujaan dari cerita tersebut,
untuk memisahkan era antara Ahab dan Yehu dari sejarah kerajaan Utara sebagai
era kerajaan yang unik.
4. Kisah Kebun Anggur Nabot dan Kematian Ahazia sebagai Bagian dari Sejarah
Deuteronomis.
Meskipun kisah kebun anggur Nabot sama sekali bukan kisah tentang penyembahan
Baal, kisah itu tertanam dengan baik dalam Sejarah Deuteronomistik.
Pada kisah kebun anggur Nabot, para Deuteronomis menjelaskan penyembahan
Baal Ahab dan bukan pembunuhannya terhadap Nabot yang membedakannya
secara negatif dari raja-raja lain di kerajaan Utara dan bahwa jatuhnya rumah itu
Ahab hanyalah sebagian hukuman atas pembunuhan Ahab terhadap Nabot, tetapi
terutama akibat dari dosa pemujaannya.
5. Kisah Elia-Elisa sebagai Penambahan Pasca-Deuteronomistik ke Kitab Raja-
Raja
Pada poin ini terdapat hal yang mengejutkan bahwa para Deuteronomis tampaknya
sama sekali tidak memperhatikan apa yang terjadi dalam 1 Raja-raja 17-19.
Sehingga ada perbedaan lebih lanjut antara 1 Raja-raja 17-19 dan gambaran sejarah
Deuteronomis.
Menurut pendapat umum bahwa 1 Raja-raja 17-19 adalah komposisi pra
Deuteronomis yang dimasukkan ke dalam sejarah Deuteronomis oleh para
Deuteronomis. Oleh karena itu, saran penyisipan Deuteronomistik dari 1 Raja-raja
17-19 yang berarti bahwa Deuteronomis menghancurkan skema sejarah mereka
yang jelas. Namun dilema ini mudah dipecahkan dengan asumsi penggabungan 1
Raja-raja 17-19 pasca Deuteronomistik ke dalam sejarah Deuteronomistik.
6. Penambahan Sejarah Deuteronomistik
Pada poin ini merujuk pada teks yang terlalu bervariasi dan kriteria tentang
susunan cerita yang sangat tidak dikenali sehingga tidak dapat di buat kesimpulan
tentang niat, waktu, dan latar belakang sosial editor. Maka dari itu penulis ingin
memperkenalkan model editorial yang tidak terlalu rumit.
Dengan langkah ini mengungkapkan pengertian baru yang diberikan kepada Sejarah
Deuteronomistik dengan setiap tahap pertumbuhan baru. Adapun diantaranya
adakah 1. Penyisipan Narasi tentang Perang Omride 2. Penambahan 1Raja-raja 17-
18 3. Sisipan 1 Raja-raja 19:1-18 dan kisah Elisa.

Pandangan Kelompok
Jadi perkembangan dari teks 1 Raja-raja 16:29-2 Raja-raja 10:36 berdasarkan
sejarah Deuteronomistik disusun secara berkesinambungan mulai dari kisah Elia
dan Elisa, cerita tentang kebun anggur Nabot, narasi tentang kematian Ahazia serta
kisah Yehu. Selanjutnya dimunculkan tema-tema baru, diperkenalkanlah tentang
kultus atau penyembahan terhadap Baal dan diikuti pasca pembuangan 1 Raja-raja
17-18 di tambahkan sampai 1 Raja-raja 19.

Anda mungkin juga menyukai