Anda di halaman 1dari 10

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2019

Kabupaten Bantul

1. Keselarasan dengan Teori Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan penyediaan barang/jasa yang bertujuan


untuk melayani masyarakat sebagai warga negara. Barang/jasa yang disediakan
pemerintah disesuaikan dengan kepentingan publik serta menggunakan asas-asas
demokratis dimana masyarakat (citizens) dinomor satukan serta dilibatkan dalam
menentukan pelayanan publik yang mereka butuhkan. Artinya bahwa, masyarakat
turut serta dilibatkan dalam kegiatan penyediaan barang/jasa yang bertujuan untuk
melayani masyarakat. 1
Dinas Kependudukan dan Pentatan Sipil, pada dasarnya merupakan suatu
Dinas yang bertugas melayani masyarakat dalam bentuk pelayanan administratif.
Sebagaimana tercantum pada Permendagri Nomor 18 Tahun 2010, pasal 1 ayat 1,
bahwa pejabat pencatatn sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa
penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang pengangakatannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peristiwa pentingyang
dimaksudkan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena
membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda
Penduduk, dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya yang meliputi pindah
datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.
Semua hal tersebut merupakan pelayanan administratif. Pelayanan ini tentu jenis
pelayanan yang paling dirasakan oleh masyarakat, karena adanya interaksi antara
masyarakat dengan pemerintah. Sehingga setiap pengambilan keputusannya
diperlukan adanya keterlibatan masyarakat sebagai bentuk demokrasi, sebagaimana
definisi pelayanan publik itu sendiri.
Pada Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bantul, Dinas ini dinilai sudah menyadari bahwa masyarakat juga menjadi salah satu

1
Saggaf,S. Mario Said, M. Widiawati., Membangun Daya Saing Pelayanan Publik di Negara
Berkembang. Hlm 41
faktor yang mempengaruhi pelayanan publik. Hal ini terlihat dari pernyataan
mengenai faktor tantangan organisasi yang menyebutkannya sebagai berikut:2

Perkembangan kehidupan masyarakat saat ini banyak memberikan penekanan perubahan


pelayanan publik. Kemajuan kehidupan masyarakat secara tidak langsung berimplikasi
terhadap permintaan kualitas pelayanan yang diinginkan. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas pelayanan pubik menjadi sebuah hal yang harus dilakukan;

Pada bagian tersebut, Disdukcapil Bantul, telah menjadikan permintaan


kualitas pelayanan yang datang dari masyarakat sebagai salah satu faktor dalam
pembuatan Rencana Kerjanya. Hal ini sesuai dengan teori New Public Service yang
menyatakan bahwa bukan hanya pemerintah yang menjadi penyelanggara
pelayanan publik namun juga melibatkan keterlibatan masyarakat sebagai warga
negara (citizens) agar terjalin hubungan yang dinamis antara penyelenggara layanan
publik dan pengguna layanan publik.3
Secara karakteristik, Rencana Kerja Disdukcapil Bantul telah menunjukkan
karakteristik dari pelayanan publik yang dijelaskan oleh Janet V.Denhart dan Robert
B. Denhart, sebagai berikut: 4
• Serve Citizens, Not Customers
New Public Service memandang publik sebagai “citizen” atau warga
negara yang mempunyai hak dan kewajiban publik yang sama. Tidak
hanya sebagai customer yang dilihat dari kemampuannya membeli atau
membayar produk atau jasa. Citizen adalah penerima dan pengguna
pelayanan publik yang disediakan pemerintah dan sekaligus juga subyek
dari berbagai kewajiban publik seperti mematuhi peraturan perundang-
undangan, membayar pajak, membela Negara, dan sebagainya.
New Public Service melihat publik sebagai warga negara yang
mempunyai hak dan kewajiban dalam komunitas yang lebih luas. Adanya

2
Rancangan Rencana Kerja 2019 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bantul. (https://disdukcapil.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2018/08/RENJA
%20DUKCAPIL.pdf)
3
Saggaf,S. Mario Said, M. Widiawati., Membangun Daya Saing Pelayanan Publik di Negara
Berkembang. Hlm 41
4
Ibid. Hlm 42
unsur paksaan dalam mematuhi kewajiban publik menjadikan relasi
Negara dan publik tidak bersifat sukarela. Karena itu, abdi negara tidak
hanya responsif terhadap “customer”, tapi juga fokus pada pemenuhan
hak -hak publik serta upaya membangun hubungan kepercayaan (trust)
dan kolaborasi dengan warga negara.5
Pada Rencana Kerja Disdukcapil, terlihat dari misi nya terdapat hal
yang bersifat memaksa, akan tetapi juga memandang masyarakat sebagai
‘citizen’ yang harus dilayani. Misi Disdukcapil yang pertama adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat di Bidang Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, artinya ada paksaan terhadap
masyarakat untuk mau dan bersedia untuk mendaftarkan dirinya secara
adminstratif pada Negara, untuk data pemerintah. Karena pada dasarnya,
pencatatan sipil demikian bukanlah sepenuhnya kebutuhan masyarakat,
akan tetapi merupakan kebutuhan pemerintah untuk mengetahui jumlah
masyarakatnya, kondisi masyarakatnya, yang berdampak pada
pengambilan keputusan pemerintahan. Pada misi ini pula, terlihat bahwa
ada hak yang bisa didapatkan dari pemerintah yang menilai masyarakat
sebagai ‘citizen’, bukan sebagai ‘customer’, yaitu dari upayanya untuk
meningkatkan pengelolaan/ penataan tertib adminstrasi kependudukan
yang akurat, serta meningkatkan pelayanan dengan optimal kepada
masyarakat (mudah, transparan, dan pasti).

• Seek The Public Interest


New Public Service berpandangan aparatur Negara bukan aktor utama
dalam merumuskan apa yang menjadi kepentingan publik. Administrator
negara mempunyai peran membantu warga negara mengartikulasikan
kepentingan publik. Warga negara diberi suatu pilihan di setiap tahapan
proses kepemerintahan , bukan hanya dilibatkan pada saat pemilihan
umum. Administrator publik berkewajiban memfasilitasi forum bagi

5
Saggaf,S. Mario Said, M. Widiawati., Membangun Daya Saing Pelayanan Publik di Negara
Berkembang. Hlm 41
terjadinya dialog publik. Argumen ini berpengaruh terhadap peran dan
tanggungjawab administrasi publik yang tidak hanya berorientasi pada
pencapaian tujuan-tujuan ekonomis tapi juga nilai-nilai yang menjadi
manifestasi kepentingan publik seperti kejujuran ,keadilan, kemanusiaan,
dan sebagainya.
Rencana Kerja Disdukcapil, menunjukkan bahwa adanya Musrembang
Kecamatan pada tahun 2017, guna peningkatan kualitas pelayanan yang
dilaksanakan pada tanggal 9 – 21 Februari 2017. Meskipun tidak adanya
usulan yang datang dari Musrembang tersebut, akan tetapi hal ini
menunjukkan bahwa Disdukcapil Bantul memfasilitasi forum untuk
terjadinya dialog pembahasan kebutuhan masyarakat terhadap
Disdukcapil.
• Value Citizenship Over Intrepreneurship
New Public Service memandang keterlibatan citizen dalam proses
administrasi dan pemerintahan lebih penting ketimbang pemerintahan
yang digerakkan oleh semangat wirausaha. New Public Service
berargumen kepentingan publik akan lebih baik bila dirumuskan dan
dikembangkan oleh aparatur Negara bersama-sama dengan warga negara
yang punya komitmen untuk memberi sumbangan berarti pada
kehidupan bersama daripada oleh manajer berjiwa wirausaha yang
bertindak seolah uang dan kekayaan publik itu milik mereka.
Komitmen dari disdukcapil untuk turut meningkatkan pelayanan,
dengan adanya dorongan dari masyarakat, bukan lah dari suatu keinginan
dari mencari keuntungan, terlihat dari faktor tantangan organisasi, yang
menyebutkan bahwa “Perkembangan kehidupan masyarakat saat ini
banyak memberikan penekanan perubahan pelayanan public”, yang
artinya adalah masyarakat sebagai salah satu faktor utama peningkatan
pelayanan ini, bukan karena keinginan mencari keuntungan semata.
• Think Strategically, Art Democratically
Ide utama prinsip ini adalah bahwa kebijakan dan program untuk
menjawab kebutuhan publik akan dapat efektif dan responsif apabila
dikelola melalui usaha kolektif dan proses kolaboratif. Prinsip ini
berkaitan dengan bagaimana administrasi publik menerjemahkan atau
mengimplementasikan kebijakan publik sebagai manifestasi dari
kepentingan publik.
Implementasi kebijakan menjadi salah satu hal yang diperlukan
sebagai bentuk nyata dari rencana-rencana pemerintah. Renja
Disdukcapil menunjukkan adanya implementasi kebijakan yang
disampaikan pada evaluasi pelaksanaan Renja SKPD, dimana ada
penjelasan mengenai capaian terkait kesesuaian Kebijakan dengan
implementasi seperti ketersidaan data NTCR (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk).
Kemudian ada pula Peningkatan Kebijakan Mutu Publik dalam bidang
SDM yang dilaksanakan melalui pelaksanan Bimtek, dan ketersediaan
Ribbon KTP Elektronik. Selain itu pula adanya realisasi dari Implementasi
Kebijakan terkait sosialisasi, ekspo, dan siaran radio.
• Recognize That Accountabillity is not Simple
Menurut New Public Service , efisiensi, efektivitas dan kepuasan
customer penting, tapi administrasi publik juga harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya dari sisi etika, prinsip demokrasi ,
dan kepentingan publik. Administrator publik bukan wirausaha atas
bisnisnya sendiri dimana konsekuensi ataupun kegagalan akibat
keputusan yang diambilnya akan ditanggungnya sendiri. Resiko atas
kegagalan suatu implementasi kebijakan publik akan ditanggung semua
warga masyarakat. Karena itu akuntabilitas administrasi publik bersifat
komplek dan multifacet atau banyak dimensi seperti
pertanggungjawaban profesional, legal, politis dan demokratis.
Jika menengok pada telaahan terhadap kebijakan nasional,
Disdukcapil yang mengacu pada UU nomor 23 Tahun 2006 menunjukkan
bahwa Disdukcapil berusaha untuk bersikap professional, mengikuti tata
aturan yang berlaku mengenai Administrasi Kependudukan. Kemudian
pada Disdukcapil, dijelaskan bahwa Disdukcapil memiliki prinsip memiliki
tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab, untuk
memberi pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Adanya kesadaran
dari Disdukcapil bahwa seluruh kegiatannya dibawah awasan masyarakat,
dan Disdukcapil harus menjalankan tugasnya secara professional dan
bertanggung jawab atas segala keputusannya.
• Serve Rather Than Steer
Kepemimpinan sektor publik berlandaskan pada nilai disebut ‘moral
atau transformational leadership’, bukan ‘transactional leadership’.
Kepemimpinan transaksional digerakkan atas dasar motif timbal balik
atau saling menguntungkan antara pimpinan dan pengikut, atasan dan
bawahan. Kepemimpinan moral atau transformasional adalah
kepemimpinan yang mampu menjadi aspirasi dan keteladanan moral baik
bagi pimpinan, bawahan, maupun publik secara keseluruhan.
Jelas jika Disdukcapil memiliki keinginan untuk meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat dengan memberikan target terhadap
setiap tugasnya. Karena hal tersebut, Disdukcapil mencantumkan bahwa
perlunya ada kebijakan yang mengatur peningkatan akuntabilitas kinerja
personil untuk melayani masyarakat. Para pekerja pada Disdukcapil
dituntut untuk menjadi pribadi yang akuntabel sehingga masyarakat
dapat mempercayainya.
• Value People, Not Just Productivity
New Public Service tidak melihat manusia sebagai pemalas atau hanya
mementingkan dirinya sendiri. Perilaku manusia juga didorong oleh faktor
martabat manusia (human dignity), rasa memiliki dan dimiliki
(belongingness), perhatian pada orang lain, pelayanan, dan kepentingan
publik. Karena itu ukuran kinerja pegawai tidak semata parameter
ekonomi tapi juga nilai-nilai kejujuran, kesetaraan, responsivitas,
pemberdayaan, dan sebagainya.
Para pegawai, dituntut untuk turut serta menjunjung nilai kejujuran,
kesetaraan, responsivitas, yang mana terlihat dari kebijakan yang akan
diterapkan pada Renja 2019 ini. Para pegawai dituntut untuk bisa
mengoptimalkan pelayanan, dengan meberikan pelayanan yang
terjangkau, mudah, transparan, akuntabel, serta adanya kepastian waktu.
Serta dituntut pula untuk memiliki pengelolaan Informasi dan Pengaduan
Masyarakat yang responsif.
Melihat dari pemaparan teori mengenai pelayanan publik, pada Rencana
Kerja Disdukcapil 2019 ini telah ada keselarasan. Sehingga dapat kami simpulkan
bahwa dalam pelaksanaan pelayanan publik Disdukcapil telah mengacu pada teori
pelayanan publik.

2. Keselarasan dengan Permendagri no. 28 Tahun 2017


Pada suatu Rencana Kerja, sebagaimana telah dijabarkan pada Permendagri no. 28
Tahun 2017 Pasal 129, haruslah mencangkup :
a. pendahuluan;
b. hasil evaluasi Renja Perangkat Daerah tahun lalu;
c. tujuan dan sasaran Perangkat Daerah;
d. rencana kerja dan pendanaan Perangkat Daerah; dan
e. penutup.
Hal ini telah sesuai dengan Renja yang dibuat oleh Disdukcapil yang
kemudian dirangkum menjadi 4 Bab. Pada Bab I, sebagai pendahuluan, Disdukcapil
memberikan gambaran umum penyusunan dokumen RENJA yang mencakup latar
belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, sistematika penulisan.
Kemudian pada Bab II, diuraikan tentang Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Lalu dan Capaian Renstra Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, Isu-isu penting Penyelenggaraaan Tugas dan Fungsi, Review
terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja, Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan
Masyarakat. Sedangkan pada Bab III, dijelaskan mengenai kondisi Telaahan terhadap
Kebijakan Nasional, Tujuan dan sasaran Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, serta Program dan Kegiatan. Penjelasan mengenai Kebijakan
Nasional ini guna menunjukkan keselarasan antara kebijakan yang dibuat oleh
Disdukcapil dengan Peraturan Pemerintah Pusat, maupun Daerah serta Rencana
Kerja dari Pemerintah Pusat maupun Daerah. Dan pada Bab IV sebagai penutup,
memuat penjelasan tentang catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik
dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak
sesuai dengan kebutuhan. Kaidah-kaidah pelaksanaan. Dimana ini sebagaimana
dimaksudkan sebagai rencana kerja dan pendanaannya. Kemudian sebagai
penutupnya, pada lembar terakhir dicantumkan tempat dan tanggal dokumen, nama
SKPD dan nama dan tanda tangan kepala SKPD, serta cap pemerintah daerah yang
bersangkutan.
Dalam dasar penyusunan KUA-PPAS Renja ini, sebagaimana dijelaskan pada
Pasal 219, setiap Renja haruslah mengacu pada RKPD yang berlaku pada daerah
tersebut pada tahun tersebut. Pada Renja Disdukcapil, dijelaskan pada Bab 2, bahwa
Renja ini mengacu pada RKPD yang juga mengacu pada RPJMD yang memuat tiga
hal, yaitu :
1. Rancangan kerangka ekonomi daerah
2. Program prioritas pembangunan daerah dan
3. Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju,
Karenanya, setiap implementasinya akan menyesuaikan putusan dari RPJMD
yang berlaku. Bisa dilihat pada Tabel 3 pada Renja Disdukcapil yang memperlilhatkan
perbandingan antara rancangan awal RKPD beserta hasil analisis kebutuhan yang
telah disesuaikan.
Pada Pasal 302, dijelaskan bahwa pada Renja, harus mencakup program dan
kegiatan, indikator kinerja dan kelompok sasaran, lokasi, serta dana indikatif.
Program dan kegiatan, kelompok sasaran, dan dana Indikatif secara jelas dijelaskan
pada Renja Disdukcapil ini pada Bab 3. Pada Bab tersebut, Disdukcapil secara
mendetil menjelaskan mengenai bagaimana program dengan sasarannya adalah
masyarakat kabupaten Bantul, dapat berjalan dengan baik, dan dijabarkan kembali
berapa kira-kira dana yang dibutuhkan oleh Disdukcapil, yang dijelaskan melalui
tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2019 dan Prakiraan Maju
Tahun 2020 Kabupaten Bantul.
Setelah sudah lengkap semua konten dari Renja ini, Renja Disdukcapil ini
harus ditandatangani oleh Bupati. Sebagaimana diterangkan pada Pasal 270 ayat 3,
bahwa segala perumusan kebijakan dilaporkan oleh Bupati terhadap BAPPEDA,
sehingga setiap Renja menjadi tanggung jawab dari Bupati sebagai pemerintah
daerah setempat. Karenanyalah Renja ini ditanda tangani oleh Bupati Bantul Drs. H
Suharsono, serta sebagai pemangku jabatan pada Disdukcapil, Bambang Purwadi
Nugroho,SH,MH (Kepala Disdukcapil Bantul).
3. Simpulan
Simpulan terhadap Rencana Kerja dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bantul ini adalah, Renja ini telah sesuai dengan teori pelayanan publik,
serta telah sesuai dengan Permendagri nomor 28 Tahun 2017. Karena, Disdukcapil
telah menerapkan teori Pelayanan Publik saat ini, yang mengutamakan kepentingan
publik guna meningkatkan pelayanan. Serta ini diterapkan oleh Disdukcapil, dengan
menerapkannya pada Renja yang menyesuaikan dengan Permendagri yang berlaku,
sebagai bentuk tanggung jawab, professional, dan akuntabilitasnya terhadap
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Saggaf,S. Mario Said, M. Widiawati. 2018. Membangun Daya Saing Pelayanan Publik di
Negara Berkembang. Makassar: Sah Media.

Peraturan Kementerian Dalam Negeri nomor 28 Tahun 2017

Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2010

Rancangan Rencana Kerja 2019 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bantul.(https://disdukcapil.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2018/08/RENJA
%20DUKCAPIL.pdf)

Anda mungkin juga menyukai