Tutor 15
Atika Rachmania Lilo 201310330311006
Ria Churin Ain 201310330311019
Rizkya Arini Soraya Fays 201310330311075
Marisa Fatkiya 201310330311104
Windy Kirtanti 201310330311126
Inge Amalia Suharto 201310330311136
Novi Puspita Sari 201310330311141
Arina Nuril Fauziyah 201310330311142
Dwi Wilyani 201310330311146
Inas Khoirunnisa 201310330311153
Nadia Farah Fadhila 201310330311161
Kadar Hb : kadar protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari
paru ke bagian tubuh lain. (Istadi, 2010)
Leukosit : sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
system kekebalan tubuh. (Devi Indriasari, 2009)
Trombosit : bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang terbentuk
cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. (Wiwik
Handayani, 2008)
Hitung jenis leukosit : perhitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan
proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. (Devi Indriasari,
2009)
Laju Endap Darah (LED) : laju mengendapnya eritrosit dalam tabung vertical. (Metha dan
Hoffbrand , 2012)
Hematokrit : persentase sel darah merah dalam darah, yang dihitung dengan
mengikutsertakan baik jumlah maupun ukuran sel-sel tersebut dan dinyatakan sebagai
persentase terhadap volume darah. (Mahmet Cengiz, Michael F. Roizen, 2009)
Mean Corpuscular Volume (MCV) : ukuran volume dalam mikrokubik untuk satu sel
darah merah. MCV paling sering digunakan sebagai penanda apakah sel berukuran
normal, kecil atau besar dan digunakan secara klinis untuk menentukan jenis anemia.
(Corwin, 2009)
Hct anemia
Pria 40 - 48% Polisitemia
Hematokrit Normal
Wanita 37 – 43 % Hemokonsentrasi
Hct
Dehidrasi
LED Polisitemia
Laju Endap Pria <10 mm/jam
Darah (LED) Normal Wanita <15 mm/jam Infeksi Bakteri
LED
Rhematoid Arthri
Anemia
Mean Corpuscular
Haemoglobin (MCH) X 10 pg Normal 26 - 32
Saudara X usia 20 tahun, merasakan lemah, mudah capai, tidak kuat olah raga dan
wajahnya terlihat pucat. Kemudian saudara X disarankan oleh dokter untuk melakukan
pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah lengkp itu sendiri meliputi kadar
Hemoglobin apabila seseorang kaar Hb-nya kurang dari nilai normal (pria :13-18 g/dl;
wanita: 12-16 g/dl), pemeriksaan jumlah leukosit 4000-10.000 sel/mm³, pada
pemeriksaan jumlah trombosit jika <100.000 dapat menyebabkan beberapa indikasi antar
lain petakia, ekimosis dan perdarahan abnormal dan apabila <20.000 menyebabkan
terjadinya hematemesia, hematuria dan melena. Pemeriksan hematokrit normalnya pria:
40%-48%; wanita: 37%-43%. Apabila hematokrit menurun dapat menyebakan anemia
dan apabila hematokrit meningkat menyebabkan polisitemia vera, dehidrasi dan
hemokonsentrasi. Pemeriksaan LED normalnya pria: <10 mm/jam; wanita: <15mm/jam.
Apbila LED menurun menyebabkan polisitemi vera, jika LED meningkat merupakan
tanda terjadinya infeksi oleh bakteri. Untuk nilai MCH merupakan kadar hemoglobin
dibagi jumlah eritrosit (juta) dikali sepuluh (pg), nomalnya 26-32. Untuk nilai MCV
merupakan nilai hematokrit dibagi dengan jumlah eritrosit (juta) dikali 10 (fl), normalnya
80-94. Kemudian, pada pemeriksaan hapusan darah kita dapat melihat sel darah secara
histologis.
Mahasiswa harus memahami tentang :
• Anatomi dan Histologi sel-sel darah
• Fisiologi sel-sel darah
• Pemeriksaan darah lengkap
• Proses Hematopoesis
Tinjauan Pustaka
Histologi Darah
Trombosit
Trombosit (thrombocytas) atau platelet bukanlah sel darah, namun merupakan unsur
bentukan darah yang paling kecil dan tidak berinti serta ditemukan di dalam darah semua
mamalia. Trombosit merupakan fragmen atau sisa sitoplasma megakariosit, sel terbesar
di sumsum tulang. Trombosit terbentuk melalui pelepasan sebagian sitoplasma atau
fragmen dari tepi megakariosit yang kemudian disalurkan ke dalam aliran darah. Seperti
eritrosit, trombosit melakukan fungsi utamanya di dalam pembuluh darah. Fungsi utama
trombosit adalah memantau secara terus menerus sistem vaskular dan mendeteksi setiap
kerusakan di lapisan endotel pembuluh darah bila lapisan endotel rusak.
Neutrofil
Leukosit yang memiliki granula sitoplasma dan inti berlobus adalah granulosit
polimorfonuklear, dengan neutrofil paling banyak ditemukan. Sitoplasma neutrofil
mengandung granula halus berwarna ungu atau merah muda yang sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya. Akibatnya, sitoplasma tampak jernih atau netral. Inti terdiri atas
beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus.
Eosinofil
Eosinofil dildentifikasi dalam sediaan apus darah dari sitoplasmanya, yang terisi oleh
granula eosinofilik (merah muda terang) besar. Inti eosinofil biasanya bilobus, namun
kadang-kadang ada lobus ketiga yang kecil. Eosinofil membentuk sekitar 2 sampai 4%
leukosit darah.
Basofil
Granula dalam basofil tidak sebanyak pada eosinofil . Namun, ukuran granula lebih
bervariasi, tidak terlalu padat, dan berwarna biru tua atau coklat. Meskipun inti tidak
berlobus dan terpulas basofilik pucat, inti biasanya terhalang oleh densitas dan jumlah
granula. Basofil membentuk kurang dari 1% leukosit darah dan itulah sebabnya paling
sulit ditemukan dan dikenali dalam sediaan apus darah.
Monosit
Monosit adalah leukosit agranular terbesar. Intinya bervariasi dari bulat atau lonjong
sampai berlekuk atau bentuk-tapal kuda dan berwarna lebih muda daripada inti limfosit.
Kromatin inti tersebar halus di dalam monosit , sitoplasmanya banyak dan sedikit
basofilik dengan sedikit granula halus.Monosit membentukkira-kira 3-8 % leukosit
darah.
Limfosit
Leukosit agranular sedikit atau tidak memiliki granula sitoplasma, dan memperlihatkan
inti bulat sampai bentuk-tapal kuda. Limfosit memiliki ukuran bervariasi dari sel yang
lebih kecil daripada eritrosit sampai dua kali besarnya. Untuk membandingkan ukuran
antara limfosit dan eritrosit, gambar sediaan apus darah manusia ini memperlihatkan
sebuah limfosit besar dan limfosit kecil dikelilingi oleh eritrosit berwarna merah. Pada
limfosit kecil, inti yang berwarna lebih gelap mengisi hampir seluruh sitoplasma, yang
terlihat berupa daerah basofilik yang tipis di sekitar inti. Sitoplasma limfosit biasanya
agranular, namun dapat mengandung beberapa granula. Pada limfosit besar ,
sitoplasma basofilik lebih banyak, dan inti lebih besar dan lebih pucat yang
mengandung satu atau dua nukleolus. Limfosit tersebut membentuk sekitar 20 sampai
30% leukosit darah. Kebanyakan limfosit dalam darah, sekitar 9 0%, adalah limfosit
kecil.
Eritrosit
Eritrosit matang dikhususkan untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida.
Kekhususan ini diakibatkan oleh adanya protein hemoglobin di dalam sitoplasmanya.
Molekul besi dalam hemoglobin mengikat molekul oksigen. Karena itu, kebanyakan
oksigen dalam darah diangkut dalam bentuk campuran oksihemoglobin, yang
menyebabkan warna darah arteri merah terang. Karbondioksida berdifusi dari sel dan
jaringan ke dalam pembuluh darah. Karbondioksida dibawa ke paru-paru dalam keadan
sebagian larut dalam darah dan sebagian terikat pada hemoglobin di eritrosit berupa
karbaminohemoglobin, yang menyebabkan darah vena berwarna kebiruan. Selama
diferensiasi dan pematangan di sumsum tulang, eritrosit menyintesis banyak
hemoglobin. Sebelum eritrosit dibebaskan ke dalam sirkulasi sistemik, intinya
dikeluarkan dari sitoplasma, dan eritrosit matang berbentuk bikonkaf. Bentuk ini
menyediakan luas permukaan yang lebih besar untuk mengangkut gas pernapasan.
Karena itu, eritrosit mamalia matang di dalam sirkulasi adalah cakram bikonkaf tidak
berinti yang dibungkus oleh membran dan mengandung hemoglobin dan beberapa
enzim. Rentang usia eritrosit sekitar 120 hari, sehingga sel yang sudah tua disingkirkan
dari darah dandifagositosis oleh makrotag di lirnpa, hati, dan sumsum tulang.
LEUKOSIT
Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah satuan pada sistem pertahanan imun tubuh.
Imunitas adalah kemampuan tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing yang
berpotensi merugikan . Leukosit dan turunan- turunannya, bersama dengan berbagai
protein plasma, membentuk sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang
mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang
asing bagi "diri normal". Secara spesifik, sistem imun :
(1) mempertahankan tubuh dari patogen penginvasi (mikroorganisme penyebab
penyakit misalnya bakteri dan virus);
(2) mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh; dan
(3) berfungsi sebagai 'petugas kebersihan' yang membersihkan sel-sel tua (misalnya
sel darah merah yang sudah uzur) dan sisa jaringan (misalnya jaringan yang
rusak akibat trauma atau penyakit). Yang terakhir ini esensial bagi
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Fisiologi
Darah
Darah merupakan cairan berwarna merah yang mengisi pembuluh darah dan terdiri dari 3%
sel -sel darah dan 5% cairan yang disebut plasma. Kadar darah normal adalah 8% berat
badan total. Volume rata-rata darah adalah 5,5 L pada pria dan 5 L pada wanita. Darah
memiliki pH 7,35-7,45.
Fungsi Darah
1. Transport (utama)
– Gas pernafasan : O2, CO2
– Nutrisi, hormon, elektrolit.
– Metabolit
2. Proteksi
– Kelompok leukosit, komplemen, antibodi
– Clotting (koagulasi)
3. Homeostasis
– Keseimbangan asam basa
– Pengaturan suhu → menghantarkan panas tubuh
Plasma
Plasma merupakan bagian darah yang tidak mengandung sel. Plasma memiliki ciri-ciri
berwarna kuning muda transparan karena pigmen bilirubin dan merupakan cairan yang terus-
menerus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori kapiler. Komposisi plsma
darah adalah 93% air, 7% protein (albumin, globulin, dan fibrinogen), gas, glukosa, laktat,
piruvat, lipid, asam amino, urea, asam urat, keratin, kreatinin, garam, ammonia, ion organic
(Na, K, Ca, Mg, dan lain-lain), enzim, vitamin, dan hormon.
Protein Plasma
Protein plasma merupakan semua protein yang mengisi plasma. Kadar protein plasma
adalah 7,3 gram protein / 100 ml plasma. Protein plasma memiliki fungsi untuk menjaga
tekanan osmotik koloid, sebagai buffer, mengandung factor-factor koagulasi untuk proses
hemostasis, dan memiliki immune globulin (Ab) yang penting di dalam proses mekanisme
kebal tubuh. Protein utama dalam plasma terdiri dari albumin yang berfungsi sebagai
osmotic koloid, globulin yang berfungsi untuk mengangkut Fe dalam bentuk transferrin, dan
fibrinogen yang berfungsi untuk koagulasi.
Eritrosit
Eritrosit merupakan bagian dari sel darah yang disebut dengan sel darah merah.
Eritrosit berfugsi untuk transport O2, mengatur transport CO2, dan sebagai buffer
darah.
AIR 62 – 72 %
95 % HEMOGLOBIN
Eritrosit PROTEIN
LIPID : - FOSFOLIPID
- CHOLESTEROL
BAHAN
VITAMIN
PADAT GLUKOSA
ENZIM :
- CHOLIN ESTERASE
5% - PHOSPHATASE
- CARBONIC ANHIDRASE
- PEPTIDASE
MINERAL
PO4 Mg
S Na
Cl K
Morfologi Eritrosit
• Bentuk : Cakram Bikonkaf
• Diameter : 7,5 – 8,7 µm
• Luas : 135 µ m2
• Jumlah : 4,8 – 5,4 juta /mm3
Jumlah di pengaruhi :
1. Sex (jenis kelamin)
pria : 5,4 juta / mm3 ± 300.000 / mm3
wanita : 4,8 juta / mm3 ± 300.000 / mm3
2. Umur
3. Tempat tinggal / ketinggiannya
Fe / Besi
Fe/besi memili fungsi sebagai komponen hemoglobin yang mengikat O2. Jumlah
total Fe dalam tubuh 4-5 gram, dimana 65% berupa hemoglobin. Kebutuhan Fe
20 mg / hari. Fe akan diabsorbsi 1-2 mg/hari di dalam duodenum dan dipengaruhi
depo Fe di dalam tubuh.
Metabolisme Fe
Eritrogenesis
Eritrogenesis merupakan proses pembentukan eritrosit. Eritrogenesis dilangsang oleh
eritropoietin (EPO). Eritrognenesis diregulasi oleh kemampuan fungsional dalam
mentransport O2.
Eritropoietin
Eritropoietin merupakan faktor utama perangsang eritrogenesis. Tempat produksi
eritropoietin adalah 80-90% di ginjal dan 10-20% di hepar. Eritropoietin
dirangsang oleh hipoksia, epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain.
Hipoxia
Menit s/d jam (max : 24 jam) – HIF1
Eritropoietin
Hambat
Sumsum tulang
Stem cells
Oksigenasi jaringan
Proeritroblast
dipercepat
Eritrosit baru
(retikulosit meningkat)
30 – 50%
Terdapat lima jenis leukosit :
Neutrofil adalah spesialis fagositik. Selain itu, para ilmuwan baru-baru ini
menemukan bahwa neutrofil mengeluarkan suatu jaringan serat ekstrasel yang dinamai
neutrofil.Serat-serat ini mengandung bahan kimia pemusnah bakteri, memungkinkan
menjerat lalu menghancurkan bakteri di luar sel. Karena itu, neutrofil dapat mematikan
bakteri baik secara intrasel dengan fagositosis maupun ekstrasel dengan yang
dikeluarkannya. Neutrofil hampir selalu merupakan pertahanan pertama pada invasi
bakteri dan, karena itu, sangat penring daiam respons peradangan. Selain itu, sel ini
melakukan pembersihan.
Monosit seperti neutrofil, diarahkan untuk menjadi fagosit profesional. Sel-sel ini
keluar dari sumsum tulang selagi masih imatur dan beredar dalam darah selama satu atau
dua hari sebelum akhirnya menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Di tempat
mereka yang baru, monosit terus berkembang dan sangat membesar, menjadi fagosit
jaringan besar yang dikenal sebagai makrofag.
Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil dalam darah
(eosinofilia) berkaitan dengan keadaan alergik (misalnya asma dan hay feuer) dan
dengan infestasi parasit internal (misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat menelan
parasit cacing yang ukurannya jauh lebih besar, Tetapi sel ini melekat ke cacing dan
mengeluarkan bahan-bahan yang mematikannya.
Basofil adalah leukosit yang paling sedikit. Sel ini tidak beredar dalam darah
tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. Basofil mensintesis dan menyimpan
histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat dibebaskan jika terdapat
rangsangan yang sesuai. Pelepasan histamin penting dalam reaksi alergik, sedangkan
heparin mempercepat pembersihan partikel lemak dari darah setelah kita makan
makanan berlemak. Heparin juga dapat mencegah pembekuan (koagulasi) sampei darah
yang diambil untuk analisis klinis dan digunakan secara luas sebagai obat antikoagulan.
Limfosit menghasilkan pertahanan imun terhadap sasaran yang telah diprogamkan
untuk mereka. Terdapat dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T. Limfosit B
menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah. Antibodi berikatan dan memberi
tanda untuk destruksi (melalui fagositosis atau cara lain) benda asing tertentu, misalnya
bakteri, yang menginduksi pembentukan antibodi itu. Limfosit T tidak menghasilkan
antibodi; sel-sel ini secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifik, suatu proses
yang dikenal sebagai respon imun yang diperantarai sel (seluler). Sel yang menjadi
sasaran limfosit T mencakup sel-sel tubuh yang telah dimasuki oleh virus dan sel kanker.
Limfosit memiliki rentang usia sekitar 100 sampai 300 hari.
Trombosit
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit. Megakariosit pecah menjadi
trombosit kecil. Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 -
300.000 per mikroliter. Hormon trornbopoietin, yang dihasilkan oleh hati,
meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing
megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit. Trombosit tetap berfungsi
rara-rata selama 10 hari, setelah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi dan
diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang. Membran sel
trombosit mengandung phospolipid dan dilapisi glikoprotein. Walaupun tidak
mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Di dalam sitoplasmanya terdapat faktor-
faktor aktif seperti :
1. molekul aktin, miosin dan trombostenin yang berupa protein kontraktil yang dapat
menyebabkan trombosit berkontraksi;
2. sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang mensintesis berbagai
enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium;
3. mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk ATP dan ADP
4. prostaglandin, merupakan hormon yang meningkatkan kontraksi
5. faktor stabilisasi fibrin yang ada hubungannya dengan pembekuan darah.
6. faktor pertumbuhan (growth factor), untuk memperbaiki dinding pembuluh yang
rusak.
Mekanisme Hemostasis
Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang
rusak. Hemostasis melibatkan tiga langkah utama:
(1)spasme vaskular
(2)pembentukan sumbat trombosit
(3)koagulasi darah (pembentukan bekuan darah). Tombosit berperan kunci dalam
hemostasis untuk membentuk sumbat trombosit.
Prinsip Pemeriksaan complete blood count (CBC) dengan mesin hitung sel otomatis
Prinsip:
1. Tahanan listrik / impedansi
2. Prinsip optik
Otomatis <1,0
Otomatis <1,0