Anda di halaman 1dari 3

2.6.

1 Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya yang dilakukan pada orang yang
mempunyai risiko agar tidak terkena PPOK. Pencegahan yang dapat di lakukan
meliputi : 1
1. Berhenti merokok. Merokok adalah penyebab utama dari bronkitis dan emfisema,
duet penyakit yang menjadi penyebab PPOK.Risiko merokok juga berlaku bagi
perokok pasif. Menurut organisasi kesehatan dunia(WHO) 10% dari kematian terkait
rokok diakibatkan oleh asap rokok.1
2. Memakai Masker. Memakai alat pelindung diri contohnya penggunaan peralatan
perlindungan respirasi (masker) untuk melindungi pernapasan dari asap rokok, asap
kendaraan, debu dan polusi udara.1
3. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan
pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gizi seimbang didasarkan pada prinsip 4 pilar yaitu
mengkonsumsi pangan beraneka ragam, membiasakan perilaku hidup bersih dan
sehat, mempertahankan dan memantau berat badan normal dan melakukan aktivitas
fisik, serta menjaga kebersihan.1
4. Berolahraga secara rutin1
5. Beristirahat yang cukup1

2.6.2 Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah orang yang telah
sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan komplikasi.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara
dini dan
pengobatan secara cepat dan tepat
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah orang yang
telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan
komplikasi.Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit
secara dini yaitu dengan melakukan pemeriksaan fisik secara rutin dan pengobatan secara
cepat dan tepat.1
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk mencegah orang yang telah sakit
agar
sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindari komplikasi.
Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mengobati penderita dan mengurangi akibat-
akibat
yang lebih serius dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan
2.6.3 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yang dilakukan pada penderita adalah untuk mencegah
kecacatan/kematian, mencegah proses penyakit lanjut dan rehabilitasi. Rehabilitasi yang
dapat dilakukan dapat berupa rehabilitasi fisik, sosial dan psikologi. Tujuan pencegahan
tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.Pencegahan
tertier meliputi:1
a. Rehabilitasi Psikis.
Rehabilitasi psikis bertujuan memberikan motivasi pada penderita
untuk dapatmenerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak dapat
disembuhkan bahkan akanmengalami kecemasan, takut dan depresi terutama
saat eksaserbasi. Rehabilitasi psikis juga bertujuan mengurangi bahkan
menghilangkan perasaaan tersebut.1
b. Rehabilitasi Fisik
Penderita PPOK akan mengalami penurunan kemampuan aktivitas fisik serta
diikutioleh gangguan pergerakan yang mengakibatkan kondisi inaktif dan berakhir
dengankeadaan yang tidak terkondisi. Tujuan rehabilitasi fisik yang utama
adalahmemutuskan rantai tersebut sehingga penderita tetap aktif.1
c. Rehabilitasi Pekerjaan
Rehabilitasi pekerjaan dilakukan untuk menyelaraskan pekerjaan yang
dapatdilakukan penderita sesuai dengan gejala dan fungsi paru penderita.
Diusahakan menghindari pekerjaan yang memiliki risiko terjadi perburukan penyakit.1

2.6.5 Edukasi pasien PPOK:2


1. Edukasi ditujukan untuk mencegah penyakit bertambah berat dengan cara
menggunakan obat-obatan yang tersedia dengan tepat, menyesuaikan keterbatasan
aktivitas serta mencegah eksaserbasi.2  
2. Pengurangan parjalanan faktor risiko2  
3. Berhenti merokok 2 
4. Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat, dapat diberikan dalam
porsi kecil tetapi sering.2
5. Rehabilitasi 2 
1. Latihan bernapas dengan pursed lip breathing  
2. Latihan ekspektorasi  
3. Latihan otot pernapasan dan ekstremitas  
4. Terapi oksigen jangka panjang  

2.6.4 Manfaat konsumsi vitamin & mineral bagi penderita PPOK

1. Vitamin

a) Vitamin C (asam askorbat), merupakan vitamin yang larut dalam air yang berfungsi
sebagai antioksidan untuk menurunkan reaksi radikal bebas. Vitamin C juga mampu
mengurangi gejala pada pasien PPOK secara signifikan dan meningkatkan fungsi sel
imun serta menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan yang merupakan salah satu
penyebab eksaserbasi akut pada PPOK.6 Contoh bahan makanan yang kaya vitamin C
adalah buah dan sayur seperti jeruk, apel, mangga, brokoli, dan tomat.3

b) Vitamin A (beta karoten) merupakan antioksidan tidak larut air yang berpotensi
menjaga integritas membran sel terhadap serangan radikal bebas. Beta karoten
merupakan zat di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A dan berfungsi sebagai
antioksidan. Memiliki fungsi sebagai scavenger radikal bebas, beta karoten memiliki
efek perlindungan pada fungsi paru-paru. Sumber bahan makanan tinggi vitamin A
diantaranya adalah ubi jalar kuning, kacang panjang, bayam merah, mangga, minyak
kelapa sawit, dan labu kuning.3

c) Vitamin E. Vitamin E terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai
antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama
membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Vitamin E sangat efektif dan
cepat bereaksi dengan beberapa radikal bebas dan menghentikannya sebelum merusak
membran sel. Resiko kematian pada PPOK menurun berkaitan dengan asupan vitamin
E. Sumber utama makanan yang mengandung vitamin E adalah lemak dan minyak,
sayuran, produk unggas dan daging. Minyak biji sayuran dan kacang-kacangan
merupakan sumber vitamin E yang tinggi.3,4

2. Mineral
Mineral yang penting dikonsumsi pada orang beresiko PPOK adalah magnesium dan
kalsium. Peran mineral, seperti magnesium dan kalsium adalah pada kontraksi otot dan
relaksasi mungkin penting untuk pasien PPOK. Asupan sebaiknya diberikan setara
dengan Dietary Reference Intakes (DRI). Patologi PPOK menunjukkan gangguan
inflamasi kronis yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran udara di paru-paru,
sedangkan kalsium diketahui memiliki kemampuan mengembalikan aspek respon
bawaan. Kalsium juga memiliki peran dalam proses pergerakan otot pernapasan
sebagai kompensasi untuk hambatan aliran udara.Bahan makanan yang merupakan
sumber kalsium antara lain produk susu, sayuran, dan ikan. Seperti halnya kalsium,
magnesium sulfat juga menyebabkan peningkatan kekuatan otot pernafasan dan
penurunan hiperinflasi paru-paru. Bahan makanan yang mengandung magnesium antara
lain biji-bijian dan kacang-kacangan.4

Sumber :

1. Susanto A. Problems of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Among


Workers. Jurnal Respirologi Indonesia. 2021;41(1):64-73.
2. Kemenkes RI. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer.
Edisi II. Mentri Kesehat Republik Indonesia.2014.h.150. 
3. The Potensi Vitamin C untuk Mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronik. JPPP.
Published online November 28, 2019. doi:10.37287/jppp.v3i1.243
4. R.Ahmad FF, Santoso A, Qanitha A. Korelasi antara Kadar Kalsium Serum
dengan Fungsi Paru pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK). JIKM. Published online February 28, 2020:53-59.
doi:10.33221/jikm.v9i01.488

Anda mungkin juga menyukai