Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

Dinamika Kependudukan di Indonesia untuk

Perencanaan Pembangunan
A. Faktor Dinamika dan Proyeksi Kependudukan
1. Dinamika Penduduk

Menurut UU RI No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
kependudukan, penduduk adalah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Warga Negara Indonesia adalah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan UU sebagai warga Negara Indonesia. Orang asing adalah orang yang bukan warga Negara Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia termasuk terbesar keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Jumlah yang banyak ini di sebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi pada tahun 1970-1980 an. Meskipun
upaya penurunan laju pertumbuhan penduduk sudah dilakukan, pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahunnya
masih cukup besar. Secara absolut, pertumbuhan penduduk Indonesia masih akan meningkat sekitar 3 sampai 4
juta jiwa per tahun. Pertambahan ini menyebabkan perubahan jumlah penduduk secara terus menerus.
Perubahan jumlah penduduk yang terjadi terus menerus tiap tahunnya di sebut dinamika penduduk.

Dinamika penduduk dapat dilihat dari besarnya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan dinamis faktor-faktor yang menambah jumlah penduduk dengan faktor-faktor yang
mengurangi jumlah penduduk. Faktor-faktor tersbeut merupakan faktor-faktor demografi. Faktor-faktor
demografi sendiri dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yakni faktor alami dan faktor nonalami.

Faktor Alami:

a. Angka Kelahiran (Natalitas)

Natalitas atau kelahiran merupakan factor dinamikan penduduk yang menambah jumlah penduduk.
Angka kelahiran merupakan angka yang menggambarkan jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah dalam
periode waktu tertentu. Kelahiran juga disebut dengan Natalitas atau Fertilitas. Istilah fertilitas atau kesuburan
dalam satu pengertian identik dengan natalitas atau kelahiran.

Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung (pronatalitas) dan faktor-faaktor


penghambat (antinatalitas). Beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas):

1. Pernikahan pada usia muda


2. Tingkat kesehatan
3. Asumsi bahwa banyak anak berarti banyak rezeki
4. Kebutuhan tenaga kerja, khususnya di daerah agraris/tradisional.
5. Kurangnya informasi tentang pentingnya program Keluarga Berencana
6. Keinginan memperoleh anak laki-laki sebagai penentu status dan penerus nama keluarga.
Sementara itu, beberapa faktor penghambat kelahiran (antinatalitas):
1. Pelaksanaan program Keluarga Berencana
2. Asumsi bahwa anak sebagai beban keluarga
3. Pembatasan tunjangan anak dari tempat bekerja orang tua.
4. Penundaan usia pernikahan.

Angka kelahiran dapat diklasifikasikan atas angka:

Angka Kelahiran Kasar (crude birth rate/CBR)

Angka kelahiran kasar (CBR) adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun per seribu penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. CBR memang tidak mengacu pada kelompok umur tertentu. Meskipun demikian,

1
CBR berguna untuk membandingkan masyarakat atau wilayah yang satu dengan yang lainnya. CBR dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

B
CBR= XK
P

Keterangan:

CBR : angka kelahiran kasar

B : jumlah bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu

P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K : konstanta, biasanya 1.000

Angka kelahiran dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok berikut.

a. Tinggi, apabila angka kelahiran kasar suatu daerah lebih dari 30 jiwa untuk setiap 1.000 orang penduduk.
b. Sedang, apabila angka kelahiran kasar suatu daerah berjumlah 20-30 jiwa untuk setiap 1.000 orang
penduduk.
c. Rendah, apabila angka kelahiran kasar suatu daerah kurang dari 20 jiwa untuk setiap 1.000 orang penduduk.

Angka Kelahiran Umum (general fertility rate/GFR)

Angka kelahiran umum (general fertility rate/GFR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir hidup dari setiap
seribu penduduk wanita yang berusia reproduktif (15-49 tahun atau 15-44 tahun) dalam periode waktu tertentu.
Hal yang membedakan perhitungan angka kelahiran umum dan angka kelahiran kasar adalah
pembagi/penyebutnya. Dalam angka kelahiran kasar, hal yang diperhitungkan adalah penduduk wanita.
Sementara itu, dalam angka kelahiran kasar, hal yang diperhitungkan adalah seluruh penduduk, baik laki-laki
maupun perempuan. Rumusnya sebagai berikut:

B
GF R= F ( 15−49)
×k
P

Keterangan:

GFR : angka kelahiran umum (general fertility rate)

B : jumlah bayi yang lahir hidup selama 1 tahun

PF (15-49) : jumlah penduduk wanita berusia reproduktif pada pertengahan tahun

K : konstanta, biasanya 1.000

Angka kelahiran menurut kelompok usia (age specific birth rate/ASBR)

Angka kelahiran menurut kelompok usia (age specific birth rate/ASBR) atau age specific fertility
rate/ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok pada suatu tahun tertentu per
1.000 wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama. Interval usia reproduksi yang biasa
digunakan dalam demografi adalah 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, dan 45-49 tahun. Tingkat akurasi
ASFR jauh lebih tinggi daripada GFR karena ASBR didasarkan pada keompok usia. Rumus yang digunakan
untuk menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia adalah sebagai berikut:

ASBR BX
X= ×k
PX

Keterangan:

ASBRX : angka kelahiran menurut kelompok umur x tahun

2
BX : jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu

PX : jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama

X : kelompok umur (x= 1 untuk wanita kelompok umur 15-19 tahun, x=2 untuk 20- 27
tahun…, x=7 55-49 tahun).

K : konstanta, biasanya 1.000

b. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian (mortalitas) menunjukkan jumlah kematian per seribu penduduk dalam periode tahun
tertentu. Mortalitas (kematian) dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung (promortalitas) dan faktor-faktor
penghambat (abtimortalitas). Beberapa faktor yang mendukung peningkatan angka kematian (promortalitas):

1. Rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan


2. Kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai
3. Kecelakaan lalu lintas
4. Bencana alam
5. Peperangan.

Adapun faktor-faktor penghambat peningkatan angka kematian (antimortalitas) antara lain:

1. Tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan


2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Lingkungan yang bersih dan teratur
4. Ajaran agama yang melarang bunuh diri

Angka kematian antara lain dapat di klasifikasikan atas:

Angka kematian kasar atau crude death rate (CDR)

Angka kematian kasar atau crude death rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian dari setiap seribu
orang penduduk pada periode tahun tertentu. Rumusnya sebagai berikut:

D
CDR= ×k
P

Keterangan:

CDR : angka kematian kasar

D : jumlah kematian dalam periode tahun tertentu

P ; jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu

K : konstanta, biasanya 1.000

Angka kematian kasar di kasifikasikan atas tiga kelompok berikut:

1. Tinggi, apabila angka kematian kasar suatu daerah lebih dari 20 jiwa untuk setiap 1.000 orang penduduk.
2. Sedang, apabila angka kematian kasar suatu daerah berjumlah 10-20 jiwa untuk setiap 1.000 orang
penduduk.
3. Rendah, apabila angka kematian kasar suatu daerah kurang dari 10 jiwa untuk setiap 1.000 orang penduduk.

Angka kematian menurut kelompok umur atau age specific death rate (ASDR)

3
Angka kematian menurut kelompok umur atau age specific death rate (ASDR) menunjukkan jumlah
penduduk yang meninggal dunia yang terjadi pada kelompok umur tertentu dari seribu penduduk kelompok
umur tersebut dalam periode tahun tertentu. Tingkat akurasi ASDR jauh lebi tinggi dari CDR karena ASDR
didasarkan pada kelompok umur tertentu. ASDR dapat di hitung dengan rumus berikut:

DX
ASDR X = ×k
PX

Keterangan:

ASDR : angka kematian menurut kelompok umur tertentu pada tahun tertentu

Dx : jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok umur x pada tahun tertentu

Px : jumlah penduduk pada kelompok umur x pada pertengahan tahun

x ; kelompok umur

k : Konstanta, biasanya 1.000

Angka kematian bayi (infant mortality rate)

Salah satu alat ukur kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi atau infant mortality rate (IMR).
Kematian bayi didefinisikan sebagai kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka (0-11 bulan) per 1.000
kelahiran hidup dalam tahun tertentu. Angka kematian bayi menggambarkan jumlah kematian bayi dari setiap
1.000 bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. Angka kematian bayi dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut:

D0
IMR= ×k
B

Keterangan:

IMR : angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu

D0 : jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun pada tahun tertentu

B : jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama

k : konstanta, biasanya 1.000

Angka kematian bayi digunakan secara lebih luas sebagai indicator kasar tentang hal-hal berikut:

1. Status kesehatan masyarakat


2. Kemiskinan dan status social ekonomi di suatu komunitas
3. Ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan dan teknologi medis.

Anda mungkin juga menyukai