Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“ MOTIVASI KERJA “
Dosen Pengajar : Ema Ambiapuri, S.pd.,M.pd.

Disusun Oleh :
Robiana Rahim 20210013
Yohana Lystia 20210012
Ummu Haniyah 20210007
Lady Gloria 20210008

AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN ARIYANTI


2022/2023
1
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Kajian Teori ............................................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Moral Kerja ....................................................................................................... 5
2.1.2 Pengertian Motivasi Kerja ................................................................................................... 6
2.2 Dasar-Dasar Pokok Motivasi Kerja .......................................................................................... 7
2.3 Teori-Teori Motivasi Kerja....................................................................................................... 7
2.4 Bentuk-Bentuk Motivasi ....................................................................................................... 10
2.5 Sumber-Sumber Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja .................................................. 10
2.6 Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan Dan Motivasi Kerja ............................................... 11
2.7 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja............................................................................ 12
2.8 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja ....................................................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 14
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………15

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
presentasi Manajemen Sumber Daya Manusia yang akan dilaksanakan kelak.

Kami berharap nantinya makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca, sebagai media informasi
dan juga sumber referensi bagi siapapun yang membutuhkannya. Kami sadari bahwa kami hanya
manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan khilaf, penyusunan makalah ini pun masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan.

Bandung , 22 November 2022

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam
menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala
sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan,
seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar
ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja
dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak
hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari
diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.

Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja
karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah
yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja.
Selanjutnya, hasil pengkajian itu penulis uraikan dalam makalah berjudul “Meningkatkan
Unjuk Kerja dengan Memberikan Motivasi Kerja yang Baik”.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian motivasi kerja?


2. Bagaimana kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja?
3. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja.


2. Untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Penulis maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya motivasi.
2. Penulis maupun pembaca dapat mengambil hikmah mengenai peran motivasi untuk
Diaplikasikan kedalam kegiatan kerja.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Moral Kerja
Yang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorang yang mempengaruhi
perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas
individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud
berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat
atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.

Proses manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif
dalam arti suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi terciptanya usaha
berpartisipasi secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok, guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam
kegiatan manajemen dan leadership pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM
yang terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Sebagian orang memandang bahwa minat / perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh


terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai
dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang
tinggi.
2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan moral
kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi
moral kerja.
3. Di samping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari pekerjaan
dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau
posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan
sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.
4. Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung
pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat
pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia mendertia,
berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.

5
5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang
baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat
mempertinggi moral kerja.

2.1.2 Pengertian Motivasi Kerja


Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.
Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu
pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah
mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan
tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).

Sementara menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti motif, penimbulan
motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dalam kamus administrasi, Drs. The Liang Gie
CS, memberikan perumusan akan motivating atau pendorong kegiatan sebagai berikut:
“pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan insprasi, semangat dan
dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan.
Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar
mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari ornag-orang
tersebut.

Di bawah ini tercantum beberapa definisi atau pengertian motivasi kerja dari sejumlah penulis
sebagai berikut:

1. George R. Terry berpendapat “motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”.
2. Dr. Sondan P. Siagian, MPA berpendapat bahwa: “Motivasi kerja merupakan
keseluruhan proses pemberian motiv berkerja para bawahan sedemikian rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis.
3. Wahjosumadjo menyatakan, “motivasi kerja merupakan suatu prsoses psikologis
yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan yang
terjadi pada diri seseorang.
4. G. Terry mengemukakan bahwa “Motivasi diartikan sebagai mengusahakan supaya
seseorang dapat menyelesaikan mempekerjaan dengan semangat karena ia ingin
melaksanakannya”.
5. M. Manullang memberikan pengertian motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang

6
lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian
dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang karyawan agar mereka
bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang
tersebut.

2.2 Dasar-Dasar Pokok Motivasi Kerja


Pada dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan sehingga
berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan. Sumber motivasi ada tiga faktor, yaitu:

1. Kemungkinana untuk berkembang.


2. Jenis pekerjaan ,dan
3. Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka
bekerja.

Di samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja
karyawan, yakni: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif.
Lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang
adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, pekerjaan
yang menarik menantang, kelompok dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan, kejelasan
akan standar keberhasilan, output yang diharapkan serta, bangga terhadap pekerjaan dan
perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan.

Pada dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan
ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus
mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi. Sebagai
contohnya, beberapa karyawan secara regular menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
berbicara atau mendiskusikan sesuatu di kantor, yang sebenarnya hanya untuk memuaskan
kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suatu usaha yang bagus, namun tidak produktif
dapat mewujudkan hasil kerja atau target kerja.

2.3 Teori-Teori Motivasi Kerja


Berikut ada beberapa teori menurut para ahli :

1. Teori A. H. Maslow

Teori motivasi yang sangat terkenal adalah toeri kebutuan yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow. Menurut Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan,
yaitu: kebutuhan secara fisiologis, rasa aman, social, penghargan dan aktualisasi diri.

• Aktualisasi diri

7
Kebutuhan untuk menggunakan , skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap Sesuatu.

• Penghargaan diri

Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain.

• Kepemilikan sosial

Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi,


berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.

• Rasa aman

Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan
lingkungan hidup.

• Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, seksual, sebagai


kebutuhan terendah.

2. Teori David Mc Clelland

David Mc Clelland direktur pusat penelitian kepribadian di universitas Harvard


menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam organisasi tentang
motivasi mereka. Mc Clelland theory of needs memfokuskan kepada tiga hal, yaitu:

• Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for a chievement); kemampuan untuk


mencapai hubungan kepada standar perusaahaan yang telah ditentukan juga perjuangan
karyawan untuk menuju keberhasilan.
• Kebutuhan dalam kekuasaan/otoritas kerja (need for power), kebutuhan untuk membuat
orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana dalam tugasnya masing-
masing.
• Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation); hasrat untuk bersahabat dan mengenal
lebik dekat rekan kerja dalam organisasi.

3. Toeri Douglas Mc Gregor

Dogles Mc Gregor mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang manusia negative
dengan tanda X dan positif dengan tanda Y. yaitu:

• Teori X adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya tidak
mau bekerjasama.

8
• Teori Y adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya
energik, berorientasi kepada perkembangan motivasi diri sendri dan tertarik untuk
menjadi produktif.

Perbedaan teori X dan teori Y:

Teori X Teori Y
• Orang – orang malas • Orang – orang energetic
• Orang – orang kurang berambisi • Orang – orang ambisius dan mencari
dan tidak mengakui tanggung jawab tanggung jawab
• Orang – orang yang berpusat pada • Orang – orang dapat tidak mementingkan
dirinya diri sendiri
• Orang – orang tidak mau berubah • Orang – orang ingin berkontribusi pada
• Orang – orang mudah tertipu dan pertumbuhan dan mau berubah
tidak terlalu pintar • Orang – orang pintar

4. Toeri Frederick Herzberg


Menurut teori Herzberg, faktor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai,
yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja baik terjadi dari:

• Achievement (keberhasilan pelaksanaan)


Agar seorang bawahan dapat berhasil dalam pekerjaannya, maka pemimpin harus
mempelajari bawahannya dan pekerjaannya dengan memberikan kesempatan agar
bawahan dapat berusaha mencapai hasil. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat
pada para pegawainya sehingga pegawai telah berhasil mengerjakan pekerjaannya,
pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.

• Recognition (pengakuan)
Pengakuan terhadap keberhasilan pegawai dapat dilakukan berbagai cara, yaitu:
a. Memberi surat penghargaan
b. Memberi hadiah berupa uang tunai
c. Memberi medali, surat penghargaan, dan hadiah uang tunai.
d. Memberi kenaikan gaji dan promosi

• The work it self (pekerjaan itu sendiri)


Pemimpin membuat usaha-usaha yang riil dan meyakinkan, sehingga pegawai mengerti
akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindarkan kebosanan

9
dalam pekerjaan pegawai serta mengusahakan agar pegawai sudah tepat dalam
pekerjaannya.

• Responsibilities (tanggung jawab)


Agar responsibilities benar-benar menjadi motivator bagi pegawai, pemimpin harus
menghindari supervise yang ketat, dengan memberikan pegawai bekerja sendiri
sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi.

• Advancement (pengembangan)
Agar faktor ini benar-benar berfungsi sebagai motivator maka pemimpin dapat
memulainya dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab.
Selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang pegawai yang siap untuk
mengembangkan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau
latihan lanjutan.

2.4 Bentuk-Bentuk Motivasi


Motivasi mempunya dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi Positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu , misalanya dengan memberikan promosi,
memberikan insentif atau tambahan penghasilan, menciptakan kondisi tempat kerja yang baik
agar mereka merasa aman dalam bekerja, dan sebagainya.

2. Motivasi Negatif
Motivasi negativ merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa.
Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran seolah-olah mereka akan
kehilangan jabatan, diturunkan pangkat , dipotong gajinya dan sebagainya.

2.5 Sumber-Sumber Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja


Kepuasan Kerja adalah perasaan senang/puas karena pekerjaan yang
dilakukannya.Kepuasan kerja ini berkaitan dengan motivasi kerja. Bagaimana hubungan
antara kepuasan kerja dan kinerja ? Perbaikan kondisi kerja yang menaikkan peluasan pekerja
cenderung meningkatkan produktivitas (kinerja). Tetapi hubungan itu tidak begitu kuat. (
korelasinya rata-rata hanya 0,14). Pekerjaan yang untuk mengerjakannya memerlukan
pengetahuan dan keterampilan dirasa bernilai oleh yang mengerjakan, akan menghasilkan
kepuasan. Sebaliknya jenis pekerjaan yang hanya memerlu-kan pengetahuan dan
keterampilan yang dinilai rendah tidak akan menghasilkan kepuasan tetapi justru akan
menghasilkan ketidak puasan.

10
Ketidak puasan kerja berakibat menurunnya motivasi kerja. Sumber-sumber ketidak-
puasan antara lain : Kebosanan, penugasan yang tidak sesuai, adanya gangguan-gangguan
selama kerja, kekurangan fasilitas kerja dan lain sebagainya. Sumber-sumber kepuasan kerja
antara lain :

1) Mengetahui dirinya telah berhasil dalam kerjanya;


2) Merasa senang telah dapat menggunakan pengeta-huan/keterampilannya.
3) Mendapatkan pengembangan keterampilan pribadi secara mental dan fisik.
4) Kegiatan itu sendiri.
5) Perkawanan dan kebersamaan.
6) Kesempatan mempengaruhi orang lain.
7) Penghargaan (respect) dari orang lain.
8) Waktu untuk bepergian dan liburan.
9) Keamanan dalam penghasilan dan kedudukan.

2.6 Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan Dan Motivasi Kerja


1. Reinforcement atau teori modifikasi prilaku

Menyatakan bahwa prilaku dapat didorong atau dikurangi memberikan secara berturut-turut
imbalan dan hukuman.

2. Manajemen berdasarkan sasaran (MBO/Management by objective)

Serangkain prosedur yang mencangkup manajer dan bawahannya dalam menetapkan tujuan
dan mengevaluasi kemajuan.

3. Manajemen partisipatif dan pemberdayaan.

Metode meningkatkan kepuasan kerja dengan cara memberi kesempatan kepada karyawan
untuk memberi suara dalam manajemen pekerjaan perusahaan.

4. Persaingan, partisipasi dan kebanggaan

Pada umumnya, setiap orang sering bersaing secara sehat dan jujur. Sikap dasar ini bisa di
manfaatkan oleh para pemimpin dengan memberikan motivasi persaingan yang sehat dalam
menjalankan tugasnya. Pemberian hadiah untuk yang menang merupakan bentuk motivasi
postif. Dengan dijalankannya partisipasi ini bisa di peroleh manfaat, seperti bisa dibuatnya
keputusan yang lebih baik karena banyak sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih
besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan. Kebanggan disini
sebagai alat motivasi dengan persaingan dan pemberian penghargaan.

11
2.7 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja
Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja
(performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan
peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali
kemampuan kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus menjadi:

Unjuk Kerja = f. Motivasi Kerja X Kemampuan X Peluang

Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun
kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang sarjana
komputer bekerja dalam perusahaan konsultasi dalam bidang teknologi informasi sebagai
tenaga ahli (peluang ada, dan punya kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja,
hubungan antar tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat”
kerjanya menurun dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya
besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak
diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun
karena keahliannya dalam bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga
tidak akan tinggi.

2.8 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja


A. Memotivasi Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil

Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivasi, antara lain:

a) Mengucapkan salam lebih dahulu.


b) Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya.
c) Memberikan pujian yang tulus dan memergoki orang mengerjakan yang benar.
d) Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah.
e) Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati.
f) Mengobarkan Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa Penting

B. Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:

a) Dengarkanlah mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian.


b) Jangan sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda, Anda mendengarkan
sambil menulis, menandatangani surat, atau mengangkat telepon.
c) Hargai pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif.
d) Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training.

12
C. Kritik yang Konstruktif untuk Bawahan

Beberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan yaitu sebagai berikut:

a) Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencari siapa yang bersalah atas hal itu
secara tepat.
b) Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah
kesempatan pada orang yang bersalah untuk mengetahui secara jelas kesalahannya.
c) Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang.
d) Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi.
e) Seharusnya kita memuji terlebih dahulu sebelum memberikan kritik.
f) Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan.
g) Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya.
h) Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya.
i) Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan.

D. Taktik Mengatasi Bawahan yang Tidak Loyal

Beberapa taktik mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain:

a) Beri keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh,
jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka.
b) Bertindaklah adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa
orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami.
c) Menjaga perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak
akan membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal
dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Kaitan motivasi kerja
dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja (performance)adalah hasil
interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan
kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang.

Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja ialah sebagai berikut.

1. Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil.


2. Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka merasa penting.
3. Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan.
4. Menggunakan taktik untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal
3.2 Saran

Demikian Materi yang dapat kami paparkan mengenai motivasi karyawan dan yang
berkaitan denganya, tentunya kami menyadari atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami
berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://arissusanti17blogger.blogspot.com/2017/04/makalah-motivasi-kerja.html

http://lib.unnes.ac.id/408/1/1102.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai