Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah berjudul “KEBANGKITAN
NASIONAL” ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan tugas ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca semuanya.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat, diridhoi oleh Allah SWT dan dapat
menemani kami untuk meraih prestasi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A.      Latar Belakang................................................................................................................................3
B.       Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A.      Kebangkitan Nasional dan Kesadaran Kebangsaan.........................................................................4
B.       Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia........................................................5
C.      Munculnya Pergerakan di Indonesia...............................................................................................6
D.      Peristiwa Sumpah Pemuda.............................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
A.      Kesimpulan.....................................................................................................................................9
B.       Saran..............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional.
Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul
sekitar awal abad XX.
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam
negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern) seperti, Kemenangan Jepang atas Rusia.
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih)
menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu
ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika
pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar
sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang
terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Nasionalisme   atau   kesadaran   nasional   didefinisikan   sebagai   kesadaran
keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama - sama mencapai, mempertahankan, mengisi
kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan
penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.

B.       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan
sebagai berikut.
1.      Apa itu kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan ?
2.      Apa saja pengaruh imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia ?
3.      Apa penyebab munculnya pergerakan di Indonesia ?
4.      Bagaimana peristiwa Sumpah Pemuda pada era pergerakan ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Kebangkitan Nasional dan Kesadaran Kebangsaan


Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan,
Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa
ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan
ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis
yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1. Sutomo
2. Ir. Soekarno
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki
Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Asal usul Kebangkitan Nasional


Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische
Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan
mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan
nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan
berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya
berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang
menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik
eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang
memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan
Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih",
keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr.
Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.

Terbentuknya Kesadaran Nasional


Nasionalisme   atau   kesadaran   nasional   didefinisikan   sebagai   kesadaran
keanggotaan   suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, mengisi
kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan
penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.

4
B.       Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik, Sosial, Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme dan
Imperialisme Barat di Indonesia, sebagai berikut :
1. Perubahan dalam Bidang Politik
a. Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para Bupati
dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah
turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi alat kekuasaan
pemerintah kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi
sistem kepegawaian.
b. Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat
modern.
d. Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal
pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.Akibatnya
peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai
runtuh.
2. Perubahan dalam dalam Bidang Sosial
a. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh
yang terakhir kaum Pribumi.
b. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi
sanga sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan
digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di
pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan
tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami
kemerosotan.
3. Perubahan dalam Bidang Ekonomi
a. Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim.
b. Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c. Liberialisme ekonomi.
d. Eksploitasi ekonomi, monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan
nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syah bandar digantikan oleh
para pejabat Belanda.

Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai
penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara
dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi
pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya
kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga
dilakukan program transmigrasi.

5
Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda
membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan
tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi
barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.

C.      Munculnya Pergerakan di Indonesia


Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1. Faktor Ekstern
a)        Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional,
perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara
berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
b)        Fase tumbuhnya anti imperialisme tersebut berkembang bersamaan dengan atau
dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan
internasional serta mendapatkan pemahaman tentang ide-ide baru dalam kehidupan
bernegara yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme
melalui pendidikan formal dari negara-negara Barat.
c)        Paham-paham tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya
persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan warna kulit, asal usul
keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan
dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar
Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah
haji dan memiliki pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
d)       Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-
negara imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan
perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika
dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
e)        Munculnya rumusan damai mengenai penentuan nasib sendiri (self determination)
Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh
pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan
kemerdekaan.
f)         Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti
kapitalisme dan imperalisme telah mempengaruhi tumbuhnya ideologi perlawanan di
negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi
dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah memberikan
dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme
Barat.
g)        Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia
telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melakukan perlawanan
terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah
memberikan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa
dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional
yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi di India, Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta
Dr. Sun Yat Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis

6
Indonesia bahwa imperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan
cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada bangsa Indonesia
terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.

2.  Faktor Intern


a)        Penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira.
Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan manusia
Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk
Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan imperialisme Barat yang menerapkan
ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan (diskriminatif).
b)        Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa
mereka pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa lalu (Sriwijaya
dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri
sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan
kebanggaan dan harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
c)        Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar
negeri. Kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20
menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang
memperoleh pendidikan Barat berasal dari kalangan priyayi abangan yang memiliki status
bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priyayi dan santri yang secara sosial
ekonomi memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan
tertentu di luar negeri.
d)       Lahirnya kelompok terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang
sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi
agent of change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa
Indonesia yang terjajah tersebut tidak dapat diperbaiki melalui belas-kasihan penjajah seperti
Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri
dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi,
pendidikan, sosial, dan budaya.
e)        Menyebarnya paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme,
sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan
terpelajar.
f)         Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan
berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah kolonial
yang semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut
campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh
nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh kebebasan berbicara,
berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.

D.      Peristiwa Sumpah Pemuda


Ketika Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini dipandang
sebagai organisasi yang mampu menjadi wadah aspirasi para pemuda. Namun setelah
terselenggaranya Konggres Budi Utomo yang I, peranan para pemuda didalamnya justru
melemah, hal ini karena dalam kepengurusan Budi Utomo banyak didominasi oleh para pegawai
negri dan pensiunan.

7
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang bernama TRI KORO
DARMO,yang memiliki tujuan :
1.      menjalin persatuan diantara para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2.      memperluas pengetahuan umum bagi para anggotanya
3.      membangkitkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri  Koro Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa, Madura,
Sunda, Bali dan Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya berubah menjadi “Jong Java”.
Kelahiran Jong Java akhirnya disusul dengan kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di
daerah lainnya, antara lain  Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong Minahasa, Jong Ambon,
Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai terlihat adanya kecenderungan penyatuan organisasi organisasi
pemuda yang telah ada, disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan politik nasional,
hal ini disebabkan karena semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini ditandai
dengan lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat nasional dan langsung memasuki
gelanggang  politik, yaitu :
1.         Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang persatuan
dari seluruh organisasi pemuda untuk berjuang bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI
berfikir bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2.         Pemuda Indonesia (PI), yang bertujuan “memperkuat dan memperluas ide kesatuan
nasional Indonesia” PI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan
organisasi organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :


PERTAMA :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu,
Tanah Indonesia).
KEDOEA    :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA      :    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).

8
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Seakan-akan, nasionalisme menjadi harga mati. Jika tidak nasionalis, maka pasti akan
diidentikkan dengan konotasi yang buruk. Padahal kita perlu menelusuri, dalam tataran
prakteknya, seringkali orang-orang yang mempropagandakan nasionalisme itu kurang atau tidak
nasionalis. Sebagai contoh : berperilaku hedonis dan ke-barat-baratan, menjual aset-aset sumber
daya alam khususnya sumber energi dan pangan yang strategis kepada pihak asing namun justru
sibuk-sibuk mencari sumber daya alternatif ketika sumber daya alam tersebut sudah dirampok.
Lagipula, sistem nasionalisme dan nation-state dianggap dunia Barat sudah tidak terlalu relevan
lagi terbukti dengan adanya Uni Eropa yang berbentuk region-state.
Pahit getirnya perjuangan bangsa Indonesia jauh sebelum 1908 mencatat begitu banyak
kenangan berharga dan begitu banyak kenangan yang mengharukan, semua ini membangkitkan
kebanggaan pada kita semua selaku generasi penerus dan tempat kita bercermin, tentang apa
yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.

B.       Saran
Dari pembahasan mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan Indonesia,
kita semua selaku generasi penerus, hal ini dapat membuat kita bercermin tentang apa yang akan
kita perbuat pada masa yang akan datang.
Sebaiknya kita semua meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia demi
kemajuan bangsa, cintai produk Indonesia, dan menjadi pelajar berprestasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_Nasional_Indonesia
http://dokumen.tips/documents/bab-6-proses-terbentuknya-kesadaran-nasional-identitas-
indonesia-dan-an-pergerakan-kebangsaan-indonesia.html

10

Anda mungkin juga menyukai