ORIENTASI PPPK
PROVINSI JAWA BARAT
2023
AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
Ada empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara yang patut kita junjung tinggi, yaitu:
1) Pancasila;
2) Undang-Undang Dasar 1945;
3) Bhineka Tunggal Ika;
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Selain itu ada 4 simbol kedaulatan dan kehormatan negara, yang patut kita junjung
tinggi sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Bendera Merah Putih;
2) Bahasa;
3) Lambang Negara;
4) Lagu kebangsaan Indonesia;
Manajemen Pemerintahan Negara
• Berfungsi untuk Melayani, Mengayomi dan Memberdayakan Masyarakat.
• Bertugas untuk melindungi segenap Bangsa dan Tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia.
• Memiliki Cita-cita untuk menjadi Negara Indonesia yang Merdeka, bersatu,
berdaulat,adil dan makmur
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai olehkecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia
dan Negara dari berbagai Ancaman. (Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara).
Hari Bela Negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa
Indonesia.Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskanbahwa
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui
pendidikan kewarganegaraan dengan PembinaanKesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
1. Cinta Tanah Air
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
2. Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku
c. Ikut serta dalam pemilihan umum
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
3. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
a. Paham nilai-nilai dalam
b. Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
a. Bersedia mengorbankan waktu,tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan negara
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.
5. Indikator Kemampuan Awal Bela Negara
a. Memiliki kecerdasan emosionaldan spiritual serta intelejensia
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoaatas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa
d. Gemar berolahraga Senantiasa menjaga kesehatannya
Implementasi Bela Negara
1. Nilai Dasar Bela Negara
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagaiideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dannegara; dan
e. Kemampuan awal Bela Negara.
2. Nilai-Nilai Dasar ASN
a. Memegang teguh ideologi Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah .
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerjapegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karier.
3. Fungsi ASN
a. pelaksana kebijakan publik
b. pelayan public
c. perekat dan pemersatu bangsa
Dapat berupa pengembangan kearifan yang berasal dari luar namun telah diadopsi
dan diadaptasi sehingga memiliki ciri baru yang membedakannya dengan
kearifan aslinya serta menunjukkan ciri-ciri lokal.
AGENDA 2
NILAI NILAI DASAR PNS
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan public yang berkualitas yaitu:
1. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang
berkualitas;
2. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
3. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
4. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti
pengaduan masyarakat;
5. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana
prasarana;dan
6. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelayanan publik.
2. BERORIENTASI PELAYANAN
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat rapih dengan perilaku
ramah melayani dengan senyum, sapa, salam. pelayanan cepat dan tepat waktu,
bermutu memberikan kemudahan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, (doing something better and better). Dalam rangka mencapai visi
reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital yang dinamis,
diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business as
usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan
cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi
pelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi
pemerintah dalam memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi
pelayanan public
1. PENGERTIAN AKUNTABEL
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan
Zonke, 2017). Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas dan integritas harus dilaksanakan oleh semua unsur pemerintah ketika
memberikan layanan kepada masyarakat Integritas merupakan unsur penting dalam
pemberantasan korupsi dan diartikan secara harfiah integritas adalah bersatunya
ucapan dan perbuatan. Akuntabilitas mempunyai mekanisme: akuntabilitas
kejujuran dan hukum, proses, program dan kebijakan
1. Mekanisme akuntabilitas birokrasi Indonesia: perencanaan strategis, kontrak
kinerja dan laporan kinerja
2. Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel: kepemimpinan transparansi,
integritas tanggung jawab, keadilan, kepercayaan kejelasan dan konsistensi.
3. Langkah yang harus dilakukan dalam menciptakan Framework akuntanbilitas
tentukan tujuan dan tanggung jawab, rencanakan apa yang akan dilakukan
implementasi dan monitoring,berikan evaluasi dan masukan.
4. Konflik kepentingan : Suatu keadaan seseorang pada posisi yg diberi
kewengangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari organisasi yang
memberi penugasan,sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional
dan pribadi yang berkesinambungan. ada dua tife konflik kepentingan yaitu
keungan dan non keungan
5. AKUNTABEL DALAM KONTEK ORGANISANI PEMERINTAH
Pengembangan Kompetensi
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan
peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai
dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
Perilaku Kompeten
Berkinerja yang BerAkhlak:
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
b. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
c. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
Meningkatkan kompetensi diri:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut
juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
c. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
d. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN
bekerja atau tempat lain.
e. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur
diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar
organisasi.
D. HARMONIS
Harmonis dapat diartikan sebagai setia sekata, keselarasan dan keserasian (KBBI),
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Selain itu harmonis mempunyai lawan kata yaitu disharmoni/ dis·har·mo·ni/n
yang mengandung arti kejanggalan; ketidakselarasan. Tentunya sebagai ASN perlu
menjaga keselarasan Ketika menjalankan tugas dan harus menghindari dan
mengantisipasi situasi dan kondisi agar situasi harmonis tercipta dan potensi disharmoni
dapat kita hindari. Adapun tantangan yang perlu dihadapi oleh ASN untuk menciptakan
suasana harmonis tidaklah mudah, karena beberapa faktor berikut:
a. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara
melakukan sesuatu, dan sebagainya.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat.
d. Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas atau lemah.
e. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat,
tindakan kontroversial, dan pertentangan (disharmonis)
g. Menguatnya etnosentrisme dalam masyarakatyaitu berupa perasaan kelompok
dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat
sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap
etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain
seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
h. Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu
kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik
dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Keadaan tersebut
dapat memicu terjadinya disharmonis.
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kondisi sebagai berikut.
a. Disharmonis antar suku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang
lain.
b. Disharmonis antaragama yaitu pertentangan antar kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama berbeda.
c. Disharmonis antar ras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain.
d. Disharmonis antar golongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat
atau golongan dalam masyarakat.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar
c. Memberikan kontribusi Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
E. LOYAL
Loyal adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana
tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal
terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada
pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari
pemerintahan itu sendiri. Loyal bisa juga diartikan dengan berdedikasi, hal ini diperlukan
untuk menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government). Bagi seorang
Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap
cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
F. ADAPTIF
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.
Perkembangan Teknologi
Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti
artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang
lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong
perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis.
G. KOLABORATIF
Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance) Selain diskursus tentang
definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu collaborative
governance. Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance
“sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance.
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan
fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup
kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan
keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies
Althea L Rehema M. White, 2012). Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala
aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Peran pentingnya harus
mampu klarifikatif, membangun transparansi dan menyusun strategi berkelanjutan untuk
evaluasi dan menyelesaikan ketidaksesuaian di antara pemangku kepentingan.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Ratner (2012) mengungkapkan terdapat mengungkapkan tiga tahapan yang dapat
dilakukan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu :
a. mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Mengenal Whole-of-Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan
pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada
kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat
diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik..
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
A. SMART ASN
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang
pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia
digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public
B. MANAJEMEN ASN
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan penduduk barang, warganegara administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan. Dalam UU disebutkan bahwa kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan kesatuan.